Blog

  • Kisah Dewasa Nyata Tergoda Oleh Janda Kembang

    Kisah Dewasa Nyata Tergoda Oleh Janda Kembang

    Kisah Hot Dewasa Terbaru, Koleksi Kisah Mesum Pelajar, Kisah Seks Amoy Cantik, Cerita Mesum Terlangka, Cerita Sex Terkini, Cerita Abg Binal Ngentot, Mengungkap Cerita Ngentot Terselubung, Tante Girang Bisyar, Mahasiswi Sange Nakal, Seputar Sex Terhits, Birahi Tinggi Remaja, ABG IGO Bispak Horny, Sex Pemerkosaan Terganas, Sex Sedarah Terhits, Skandal Mesum Tante Girang, Kisah Pesta Sex Remaja, Foto Syur Hot, Foto Bugil Terbagus, Tips Seksual Terlengkap dan Terpercaya.
     
    Tempatnya Kisah Dewasa Nyata Terbaru 2018 Tergoda Oleh Janda Kembang

    Janda kembang, cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita bokep, cerita porno, cerita xxx, cerita sange, cerita birahi, cerita ngentot, cerita bf, cerita seks terbaru 2024

    Cerita Sex Asli 2018 Telah belasan tahun berpraktek aku di kawasan kumuh ibu kota, tepatnya di kawasan Pelabuhan Rakyat di Jakarta Barat. Pasienku lumayan banyak, namun rata-rata dari kelas menengah ke bawah. Jadi sekalipun telah belasan tahun aku berpraktek dengan jumlah pasien lumayan, aku tetap saja tidak berani membina rumah tangga, sebab aku benar-benar ingin membahagiakan isteriku, bila aku memilikinya kelak, dan kebahagiaan dapat dengan mudah dicapai bila kantongku tebal, simpananku banyak di bank dan rumahku besar.

    Namun aku tidak pernah mengeluh akan keadaanku ini. Aku tidak ingin membanding-bandingkan diriku pada Dr. Susilo yang ahli bedah, atau Dr. Hartoyo yang spesialis kandungan, sekalipun mereka dulu waktu masih sama-sama kuliah di fakultas kedokteran sering aku bantu dalam menghadapi ujian. Mereka adalah bintang kedokteran yang sangat cemerlang di bumi pertiwi, bukan hanya ketenaran nama, juga kekayaan yang tampak dari Baby Benz, Toyota Land Cruiser, Pondok Indah, Permata Hijau, Bukit Sentul dll.

    Cerita sex, cerita sex 2018, cerita sex terbaru 2018, cerita sex igo, cerita sex selingkuh, cerita sex sedarah, cerita sex perkosaan, cerita sex perawan, cerita sex 2018 terupdate, cerita dewasa igo, cerita ngentot terlengkap.

    Dengan pekerjaanku yang melayani masyarakat kelas bawah, yang sangat memerlukan pelayanan kesehatan yang terjangkau, aku memperoleh kepuasan secara batiniah, karena aku dapat melayani sesama dengan baik. Namun, dibalik itu, aku pun memperoleh kepuasan yang amat sangat di bidang non materi lainnya.

    Suatu malam hari, aku diminta mengunjungi pasien yang katanya sedang sakit parah di rumahnya. Seperti biasa, aku mengunjunginya setelah aku menutup praktek pada sekitar setengah sepuluh malam. Ternyata sakitnya sebenarnya tidaklah parah bila ditinjau dari kacamata kedokteran, hanya flu berat disertai kurang darah, jadi dengan suntikan dan obat yang biasa aku sediakan bagi mereka yang kesusahan memperoleh obat malam malam, si ibu dapat di ringankan penyakitnya.

    Saat aku mau meninggalkan rumah si ibu, ternyata tanggul di tepi sungai jebol, dan air bah menerjang, hingga mobil kijang bututku serta merta terbenam sampai setinggi kurang lebih 50 senti dan mematikan mesin yang sempat hidup sebentar. Air di mana-mana, dan aku pun membantu keluarga si ibu untuk mengungsi ke atas, karena kebetulan rumah petaknya terdiri dari 2 lantai dan di lantai atas ada kamar kecil satu-satunya tempat anak gadis si ibu tinggal.

    Karena tidak ada kemungkinan untuk pulang, maka si Ibu menawarkan aku untuk menginap sampai air surut. Di kamar yang sempit itu, si ibu segera tertidur dengan pulasnya, dan tinggallah aku berduaan dengan anak si ibu, yang ternyata dalam sinar remang-remang, tampak manis sekali, maklum, umurnya aku perkirakan baru sekitar awal dua puluhan.

    “Pak dokter, maaf ya, kami tidak dapat menyuguhkan apa apa, agaknya semua perabotan dapur terendam di bawah”, katanya dengan suara yang begitu merdu, sekalipun di luar terdengar hamparan hujan masih mendayu dayu.
    “Oh, enggak apa-apa kok Dik”, sahutku.

    Dan untuk melewati waktu, aku banyak bertanya padanya, yang ternyata bernama Sri.
    Ternyata Sri adalah janda tanpa anak, yang suaminya meninggal karena kecelakaan di laut 2 tahun yang lalu. Karena hanya berdua saja dengan ibunya yang sakit-sakitan, maka Sri tetap menjanda. Sri sekarang bekerja pada pabrik konveksi pakaian anak-anak, namun perusahaan tempatnya bekerja pun terkena dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan.

    Saat aku melirik ke jam tanganku, ternyata jam telah menunjukkan setengah dua dini hari, dan aku lihat Sri mulai terkantuk-kantuk, maka aku sarankan dia untuk tidur saja, dan karena sempitnya kamar ini, aku terpaksa duduk di samping Sri yang mulai merebahkan diri.
    Tampak rambut Sri yang panjang terburai di atas bantal. Dadanya yang membusung tampak bergerak naik turun dengan teraturnya mengiringi nafasnya. Ketika Sri berbalik badan dalam tidurnya, belahan bajunya agak tersingkap, sehingga dapat kulihat buah dadanya yang montok dengan belahan yang sangat dalam. Pinggangnya yang ramping lebih menonjolkan busungan buah dadanya yang tampak sangat menantang. Aku coba merebahkan diri di sampingnya dan ternyata Sri tetap lelap dalam tidurnya.

    Pikiranku menerawang, teringat aku akan Wati, yang juga mempunyai buah dada montok, yang pernah aku tiduri malam minggu yang lalu, saat aku melepaskan lelah di panti pijat tradisional yang terdapat banyak di kawasan aku berpraktek. Tapi Wati ternyata hanya nikmat di pandang, karena permainan seksnya jauh di bawah harapanku. Waktu itu aku hampir-hampir tidak dapat pulang berjalan tegak, karena burungku masih tetap keras dan mengacung setelah ‘selesai’ bergumul dengan Wati. Maklum, aku tidak terpuaskan secara seksual, dan kini, telah seminggu berlalu, dan aku masih memendam berahi di antara selangkanganku.

    Aku mencoba meraba buah dada Sri yang begitu menantang, ternyata dia tidak memakai beha di bawah bajunya. Teraba puting susunya yang mungil. dan ketika aku mencoba melepaskan bajunya, ternyata dengan mudah dapat kulakukan tanpa membuat Sri terbangun. Aku dekatkan bibirku ke putingnya yang sebelah kanan, ternyata Sri tetap tertidur.

    Aku mulai merasakan kemaluanku mulai membesar dan agak menegang, jadi aku teruskan permainan bibirku ke puting susu Sri yang sebelah kiri, dan aku mulai meremas buah dada Sri yang montok itu. Terasa Sri bergerak di bawah himpitanku, dan tampak dia terbangun, namun aku segera menyambar bibirnya, agar dia tidak menjerit. Aku lumatkan bibirku ke bibirnya, sambil menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Terasa sekali Sri yang semula agak tegang, mulai rileks, dan agaknya dia menikmati juga permainan bibir dan lidahku, yang disertai dengan remasan gemas pada ke dua buah dadanya.

    Setalah aku yakin Sri tidak akan berteriak, aku alihkan bibirku ke arah bawah, sambil tanganku mencoba menyibakkan roknya agar tanganku dapat meraba kulit pahanya. Ternyata Sri sangat bekerja sama, dia gerakkan bokongnya sehingga dengan mudah malah aku dapat menurunkan roknya sekaligus dengan celana dalamnya, dan saat itu kilat di luar membuat sekilas tampak pangkal paha Sri yang mulus, dengan bulu kemaluan yang tumbuh lebat di antara pangkal pahanya itu.

    Kujulurkan lidahku, kususupi rambut lebat yang tumbuh sampai di tepi bibir besar kemaluannya. Di tengah atas, ternyata clitoris Sri sudah mulai mengeras, dan aku jilati sepuas hatiku sampai terasa Sri agak menggerakkan bokongnya, pasti dia menahan gejolak berahinya yang mulai terusik oleh jilatan lidahku itu.

    Sri membiarkan aku bermain dengan bibirnya, dan terasa tangannya mulai membuka kancing kemejaku, lalu melepaskan ikat pinggangku dan mencoba melepaskan celanaku. Agaknya Sri mendapat sedikit kesulitan karena celanaku terasa sempit karena kemaluanku yang makin membesar dan makin menegang.

    Sambil tetap menjilati kemaluannya, aku membantu Sri melepaskan celana panjang dan celana dalamku sekaligus, sehingga kini kami telah bertelanjang bulat, berbaring bersama di lantai kamar, sedangkan ibunya masih nyenyak di atas tempat tidur.

    Mata Sri tampak agak terbelalak saat dia memandang ke arah bawah perutku, yang penuh ditumbuhi oleh rambut kemaluanku yang subur, dan batang kemaluanku yang telah membesar penuh dan dalam keadaan tegang, menjulang dengan kepala kemaluanku yang membesar pada ujungnya dan tampak merah berkilat.

    Kutarik kepala Sri agar mendekat ke kemaluanku, dan kusodorkan kepala kemaluanku ke arah bibirnya yang mungil. Ternyata Sri tidak canggung membuka mulutnya dan mengulum kepala kemaluanku dengan lembutnya. Tangan kanannya mengelus batang kemaluanku sedangkan tangan kirinya meremas buah kemaluanku. Aku memajukan bokongku dan batang kemaluanku makin dalam memasuki mulut Sri. Kedua tanganku sibuk meremas buah dadanya, lalu bokongnya dan juga kemaluannya. Aku mainkan jariku di clitoris Sri, yang membuatnya menggelinjang, saat aku rasakan kemaluan Sri mulai membasah, aku tahu, saatnya sudah dekat.

    Kulepaskan kemaluanku dari kuluman bibir Sri, dan kudorong Sri hingga telentang. Rambut panjangnya kembali terburai di atas bantal. Sri mulai sedikit merenggangkan kedua pahanya, sehingga aku mudah menempatkan diri di atas badannya, dengan dada menekan kedua buah dadanya yang montok, dengan bibir yang melumat bibirnya, dan bagian bawah tubuhku berada di antara kedua pahanya yang makin dilebarkan. Aku turunkan bokongku, dan terasa kepala kemaluanku menyentuh bulu kemaluan Sri, lalu aku geserkan agak ke bawah dan kini terasa kepala kemaluanku berada diantara kedua bibir besarnya dan mulai menyentuh mulut kemaluannya.

    Kemudian aku dorongkan batang kemaluanku perlahan-lahan menyusuri liang sanggama Sri. Terasa agak seret majunya, karena Sri telah menjanda dua tahun, dan agaknya belum merasakan batang kemaluan laki-laki sejak itu. Dengan sabar aku majukan terus batang kemaluanku sampai akhirnya tertahan oleh dasar kemaluan Sri. Ternyata kemaluanku cukup besar dan panjang bagi Sri, namun ini hanya sebentar saja, karena segera terasa Sri mulai sedikit menggerakkan bokongnya sehingga aku dapat mendorong batang kemaluanku sampai habis, menghunjam ke dalam liang kemaluan Sri. Baca Juga: Kisah Sex Nyata Aku Dibayar Tante Anis Part I

    Aku membiarkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluan Sri sekitar 20 detik, baru setelah itu aku mulai menariknya perlahan-lahan, sampai kira-kira setengahnya, lalu aku dorongkan dengan lebih cepat sampai habis. Gerakan bokongku ternyata membangkitkan berahi Sri yang juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju dan mundur, kadangkala ke arah kiri dan kanan dan sesekali bergerak memutar, yang membuat kepala dan batang kemaluanku terasa di remas-remas oleh liang kemaluan Sri yang makin membasah.

    Tidak terasa, Sri terdengar mendasah dasah, terbaur dengan dengusan nafasku yang ditimpali dengan hawa nafsu yang makin membubung. Untuk kali pertama aku menyetubuhi Sri, aku belum ingin melakukan gaya yang barangkali akan membuatnya kaget, jadi aku teruskan gerakan bokongku mengikuti irama bersetubuh yang tradisional, namun ini juga membuahkan hasil kenikmatan yang amat sangat. Sekitar 40 menit kemudian, disertai dengan jeritan kecil Sri, aku hunjamkan seluruh batang kemaluanku dalam dalam, kutekan dasar kemaluan Sri dan seketika kemudian, terasa kepala kemaluanku menggangguk-angguk di dalam kesempitan liang kemaluan Sri dan memancarkan air maniku yang telah tertahan lebih dari satu minggu.

    Terasa badan Sri melamas, dan aku biarkan berat badanku tergolek di atas buah dadanya yang montok. Batang kemaluanku mulai melemas, namun masih cukup besar, dan kubiarkan tergoler dalam jepitan liang kemaluannya. Terasa ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal pahaku. Sambil memeluk tubuh Sri yang berkeringat, aku bisikan ke telinganya, “Sri, terima kasih, terima kasih..”

    Koleksi Cerita Dewasa Sex ABG Perawan, Cerita Dewasa Sex SMA, Cerita Dewasa Sex Gangbang, Cerita Dewasa Sex SPG, Cerita Dewasa Sex ABG Bispak, Cerita Dewasa Sex Model, Cerita Dewasa Sex Suster, Cerita Dewasa Sex Janda Binal, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi Bispak   

  • Kisah Dewasa Nyata Bercinta Dengan Ibu Mertua

    Kisah Dewasa Nyata Bercinta Dengan Ibu Mertua

    Kisah Hot Dewasa Terbaru, Koleksi Kisah Mesum Pelajar, Kisah Seks Amoy Cantik, Cerita Mesum Terlangka, Cerita Sex Terkini, Cerita Abg Binal Ngentot, Mengungkap Cerita Ngentot Terselubung, Tante Girang Bisyar, Mahasiswi Sange Nakal, Seputar Sex Terhits, Birahi Tinggi Remaja, ABG IGO Bispak Horny, Sex Pemerkosaan Terganas, Sex Sedarah Terhits, Skandal Mesum Tante Girang, Kisah Pesta Sex Remaja, Foto Syur Hot, Foto Bugil Terbagus, Tips Seksual Terlengkap dan Terpercaya.

    Tempatnya Kisah Dewasa Nyata Bercinta Dengan Ibu Mertua Binal Terbaru 2018

    cerita sex, cerita sex sedarah, cerita sex terbaru, cerita sex terlengkap, cerita sex mertua, cerita sex ngentot sama mertua
    Kisah Dewasa Nyata Bercinta Dengan Ibu Mertua

    Cerita Sex Asli 2018 Waktu itu sekitar,, gua masih inget banget desember 2015, baru 2 tahun yang lalu,ibu mertua gua garap juga, ibu mertua gua belum terlalu tua umurnya aja sekitar 40 tahun beda sekitar 7 tahun sama gua yang emang beda umur gua sama istri gua 12 tahun, mukanya gak jauh beda sama istri gua, bahkan lebih kelihatan cantik dan body nya juga lebih ingin banget gua grepe, tinggi sekitar 168cm, kalau di taksir susu nya kayaknya sekitar 36D (kalau diliat dari luar), lekukan2 nya memang masih pada tempat2 yang pas.

    buat yang belum tau gua, Gua sendiri umur gua saat itu 33 tinggi badan 177 cm, untuk urusan body dan muka standart aja gua kebetulan bisnis jual beli online apa aja yang gua anggep bisa menguntungkan kalo gua anggep menguntungkan dan gua udah paham barangnya langsung sikat
    tapi ada juga yang harus gua pelajari barang dagangan sampe gua kadang harus keluar kota bahkan sampe luar negri

    Cerita sex, cerita sex 2018, cerita sex terbaru 2018, cerita sex igo, cerita sex selingkuh, cerita sex sedarah, cerita sex perkosaan, cerita sex perawan, cerita sex 2018 terupdate, cerita dewasa igo, cerita ngentot terlengkap.

    saat ini gua tinggal di jakarta selatan bersama istri gua yang cantik *sexy *dan mampu bikin gua orgasme berkali kali keluarga istri gua dulunya juga tinggal di jakarta tapi semenjak ayah mertua gua meninggal, ibu mertua memilih pulang kampung

    *cerita*nya berawal saat gua harus mengecek dan mempelajari barang dagangan gua dari satu kota ke kota lain, karna gua emang type orang yang suka adventure gua memilih nyopir sendiri ke surabaya, 3 hari gua di surabaya gua pun on the way balik ke jakarta dan sesuai pesan istri gua guapun mampir nengok ibu mertua di semarang, katanya sekalian juga mumpung liwat
    dari surabaya siang sampe semarang jam 7 malem gua bingung kenapa nih rumah mertua berantakan, akhirnya pas gua pencet bel ibu mertua gua buka pintu dan kaget sama kagetnya gua pas liat ibu mertua gua *sexy *banget pake lingier dalam hati gua bini gua kalah *sex*ynya, sementara ibu mertua gua kaget gua kok bisa ada di semarang
    akhirnya setelah cap cip cus ternyata rumah mertua lagi proses renovasi katanya modelnya udah ketinggalan jaman dan ibu pengen bikin mini market di depan lagian jugakan ibu sekarang sendiri jadi gak butuh kamar banyak

    “mandi udah makan juga udah kamu biasanya ngopi ben ibu bikinkan ya”
    “cocok bu” gua terus memandangi ibu mertua gua dari belakang soalnya itu cd kebayang di dalem lingiernya yg*sex*y bikin si otong bergetar dan menggeliat
    Mertua dateng bawa kopi dan duduk di sofa yang sama ama gua tapi di ujung dan gua di ujung satunya
    “bu aku nginep di sini ya besok pagi pagi aku langsung berangkat pulang jakarta”
    “ya iya lah nginep mosok mau langsung pulang, tapi nanti kamu tidur sekamar sama ibu gak papa ya, soalnya kamar yang lain udah terlanjur di bongkar”
    “aku tidur di sofa sini aja gak papa kok bu..!”
    “ibu tu udah tau kamu, kamu gak bisa tidur di sofa, udah gak papa lagian juga tidur sama ibu mertua kan sama aja ibu sendiri kenapa mesti malu”
    Dalam hati pas itu seneng banget, tapi pura2 akhirnya gua iyain deh tuh ide, dan di hati gua awas nanti loe bu gua bikin ketagihan

    “ibu tuh masih muda, cantik dan *sexy *kenapa ibu gak nikah lagi aja sih..?
    “enggak lah ben ibu gak mau menghianati ayahmu..!”
    Gua gak mau membantah kalo alesannya udah hal itu karna kesetiaan itu gak bisa di bayar pake apapun
    “ya udah ya ben ibu tidur duluan nanti kalo kamu dah ngantuk kamu tidur aja di kasur sama ibu gak usah malu ya”
    “I iya bu..”
    Setelah satu jam perkiraan gua pasti ibu mertua gua udah pules, gua masuk kamar mertua gua dan ternyata beneran udah pulas, guapun buka celana dan Cuma pake cd, karna emang kebiasaan gua kalo tidur gak pake celana dan Cuma sempak doang, ikutan masuk selimut, pada waktu itu ibu mertua gua posisinya membelakangi gua

    “dah ngantuk ben..?” ternyata mertua gua ngerasain kehadiran gua
    “iya bu..!”
    Diapun balik lagi tidur sementara gua mengatur siasat gimana caranya gua bisa me*nikmat*i *ibu mertua* gua yang *sex*y ini
    “ibu gak ada guling ya..?
    “gulingnya di kamar sebelah di masukin kardus ben, kamu peluk ibu aja ga papa, ibu dah ngantuk banget”
    Te tettttttttt ini yang gua cari2 (dalam hati gua jingkrak jingkrak)
    “maaf ya bu aku peluk..” dia hanya mengangguk
    Gua belum berani menempelkan otong ke belahan pantatnya soalnya si otong udang tegang banget, setelah 15 menit gua nempelin juga tuh otong ke belahan pantatnya yg nonggeng sambil gua gesek2 terus

    “ben….. ini kok ada yang keras begini? “ternyata dia kebangun gara2 otong gua
    “ Ini keras begini gara2 ibu ben..?” sambil dia nyentuh2 penis gua buat mastiin kalo beneran keras
    Dengan malu2 gua jawab
    “iya bu, tapi jangan marah yah….. soalnya dah seminggu gak dapet jatah bu, jangan marah yah, aku janji gak macem2 Cuma nempelin aja”
    “ibu nga marah, tapi masa sih kamu napsu sama ibu? ibukan udah tua ben? Udah kendor semua, banyak keriput, masa sih kamu bisa napsu sama ibu”
    Dengan malu2 gua jawab “iya bu, kan tadi benny udah bilang kalo udah seminggu gak di keluarin ya gini nih bu”
    “ben ben…… kamu bener2 napsu gede? Ya udah tapi beneran ya gak boleh begituin ibu”
    “iya bu aku janji……. Cuma gesek2 aja” gua terus menggesekkan otong gua ke belahan pantatnya meskipun masih ketutupan lingier sempat gua dan cd ibu mertua gua, sambil gua raba2 toketnya dan belum berani ngremes setelah 15 menit gua mencoba nego karna gua juga ngerasain nafas mertua gua sedikit meningkat

    “bu boleh gak aku gesekin langsung kena kulit ibu biar cepet keluar..? pleash ya bu tolongin”
    “nggak ibu gak mau buka cd ibu..!, nanti kamu kebablasan..!”
    “gak usah di buka bu, Cuma di singkap dikit aja dari bawah bu..”gua diam2 udah melorotin sempak gua sampe lepas, terus gua singkap sedikit cdnya dan gua gesekin langsung kebelahan pantatnya
    Terasa lebih hangat kulit ketemu kulit
    “okhh bu enakk bu…!” gua mendesah memancing birahi ibu mertua gua, sambil sesekali sengaja gua menggesek lebih bawah biar kesenggol lubang memeknya yg udah rada2 lembab
    “masih lama ben..? kalo masih lama di jepit paha ibu aja biar cepet” gua gak komentar langsung menurutinya dan ternyata saat di jepit lebih enak dan terasa agak basah karna ada pelumas dari memek mertua

    “bu sakit bu kena kain cd ibu..buka aja deh bu”dia tidak protes saat gua melepas cdnya karna nafasnya semakin memburu, dan tetap pada posisi miring sekarang terasa banget konti gua bergesekan sama bibir memek mertua gua yang udah basah
    “okhhh bu basah jadi enak banget bu..! ibu enak juga kan..?
    “he ekhhh ben ibu jadi ikutan bas..sahhh juga tuh..”dia akhirnya ngaku dan gua mulai mengatur posisi miring gua biar bisa masukin konti gua ke mexinya dan akhirnya
    “okhhhh ben kok di masukin ekhhhhh..!”
    “tapi enakkan bu..? memek ibu legit banget okhhh..”
    “kok gede banget sih ben?” padahal penis gua sih cuma 17cm panjang n 3.5cm lebarnya
    “masa sih bu? Kata ning biasa aja kok… Mungkin terlalu lama ibu gak ngerasain” kata gua, mertua gua cuma mendesisi sambil matanya melotot mulut nya kebuka udah kaya kepedesan

    “sori ya bu masuk, soalnya dah ngebet banget” kata gua
    “nga pa2 kok ben, barang kamu ini bukan cuma panjang tapi gede juga yah, pasti ning seneng banget punya suami kamu??” katanya sambil mulai menggoyang konti gua pelan2
    “ibu tadi kasian sama kamu, udah keras begini gak tersalurkan, Biar lemes lagi katanya Cuma di gesekin malah di masukin”
    “aaaahhhhhhhh enak banget…….beeennnn” dia terus nyerocos ke enakan
    gua juga keenakan ngerasain mexinya yang legit, setelah 10 menit makin ganas maennya…….. penis gua kayak di isep2, di emut2
    “bennnn…….. iya bennnnn…… aduh pinter deh kamu, yang kenceng remes tete ibu juga nga pa2” ternyata ibu mertua gua yang selama ini santun banget, aslinya kalo udah napsu juga binal banget
    “iya bu…… aduh enak banget memek ibu ngisepin ****** saya” tangan gua skrg udah terus ngeremes toketnya yang ukuran 36D

    “aahhhhh beennnnnnn…… iyaaa bennnnnn…… enak banget genjot terus ben……. ibu udah nga pernah ada yang nyentuh memek ibu ssssshhhhhhh aaahhhhh……. Terus bennnn”
    Kayaknya memang mertua gua ini udah 6 tahun nga pernah ada yang nyentuh deh padahal dia cakep, kaya n pengusaha gitu…….. langsung gua ganti posisi telentang dan mertua gua yang udah pasrah nurutin semua kemauan gua langsung naik dan memasukkan konti gua ke mexinya dan bergoyang.

    Pas mau copotin dasternya dia nolak “jangan ben, ibu malu……. ibu kan udah tua, badan nya ibu udah kendor n keriputan semua……” tapi ujung2nya juga nurut sambil gua ciumin leher n kuping dia gua bukain dasternya dari atas, kali mertua udah bugil total sambil bergoyang di atas gua
    Sampe akhirnya “akhhhh ben gila enak banget ibu keluar ben okhhhhhhh…” mertua gua udah dapet akhirnya gua cabut konti gua dan gua rebahin di kasur, sambil nunggu sisa2 ke*nikmat*an yang di rasain sekarang gua mulai pindah ke toket nya yang memang gede tapi udah gua remes2 sambil gua jilat2in n isep2in pentil nya. dia langsung jambak2 rambut gua halus2…….
    “iya……. Aarrrrgghhhhhh……… enaknya……..” saking gemesnya pentil gua gigit2 maen2 “aawwwwww…….. sakit ben….. jangan terlalu keras yah…… boleh tapi jangan keras2” protes ibu mertua, sekitar 7 menit gua maen di gunung kembar yang akhirnya makin lama remesan, isepan n gigitan gua makin keras dan mertua juga udah nga bisa ngomong apa2 lagi, yang keluar cuma “ssssshhhhhhssssss……. Beennnn……. Iyaaaa……. Aaaahhhh……. Terus ben……. Masukin lagi dong ben ibu pengen ngerasain lagi”

    Gua kagak langsung maen tancep lagi tapi gua lanjutin ke paha dalam nya mertua, gua elus2……. Gua cium2….. gua jilat2……. Gua gigit2 sambil nyupangin…… gantian kiri kanan, mertua gua kayaknya udah kelojotan gua maen di daerah bawah…… dia cuma bisa
    “mmmppphhhhh……. Ssshsss……. Iya ben…… ahhhhhhh……” sambil ngelus2 kepala gua. Makin deket gua maen nya sama memek dia, makin kayak cacing kepanasan dia, badan nya menggeliat melulu, kepala nya bolak balik kiri kanan terus2an sama tangan nya neken2 kepala gua supaya posisi pas di tengah memeknya (soalnya gua memang sengaja bikin dia ketagihan dan bakal nagih napsu ke gua, dengan maenin bagian samping nya dulu, sambil nyerempet2 dikit hehehe)
    “bennnnnnn iihhhhhhhh……. Sssshhsssss aaahhhhhhhhh kamu jahat dehhh……. Nyiksain ibu yah??? Mmmmmmmm ahhhhhhhhhh” skrg ini memek nya mertua udah basah bener2 basah sampe banjir agak netes2 keluar dikit. Soalnya tadi juga dia udah orgasme duluan,
    Dengan Tiba2 mulut gua langsung gua arahin ke memek dia, langsung gua jilatin bagian tengah nya “AAAAAAHHHHHHHH……… BENNNYYYYYY…….. SSSSHSSSSS……. MMMMPPPHHHHH……. IYA BENNNN…….. TERUS…….. SSHSHHHHHSSSS……. ENAK BANGET……” tangan dia langsung neken muka gua sedalem mungkin ke memek dia, sampe rada susah nafas n basah deh muka gua…….

    mertua gua makin menggila aja “AAAAAHHHHHH IYA BENNN……. IBU BELOM PERNAH DI BEGINIIN…… SSSSSHHHHH…..MMMMPPPPHHHH……. KAMU PINTER BANGET SIHHHHH???? AAHHHHHHH…….” Denger mertu makin gila, gua juga makin kenceng aja, jilatin nya, sampe pas gua sedot2 memek nya kenceng, mertu tiba2 neken memek nya ke kepala gua kenceng banget “AAAHHHHHHH BENNNNN!!!! IBU NYAMPEEEEEE….. LAGGIIIIIIIIHHH!!!!! AAAAHHHHHHHH GILAAA…..”
    Pinggul nya naek setinggi bahu gua tapi kepala gua di teken sama dia sambil ngejambak rambut gua……. Memeknya mertua gua langsung nyemprotin cairan kayak kalo kita coly dan nembak muka gua dipake buat ngelap sama dia naek turun memeknya dia……..

    Belom sempet ambil nafas, gua tetep sedot2in memeknya n pindah ke clit nya….. dia langsung kaya kena setrum pinggul nya naek lagi n langsung teriak2…… “BENNNNNN……. STOPPPPP…… GELIIIII…….. IBU BARU NYAMPE…… ISTIRAHAT DULU YAHHHHH…..” gua tetep cuek n jilat2in terus, baru sebentar gua mulai sedot2 clit nya…… ibu mertua kayaknya bener2 nga kuat n nyampe lagi…… “AAAARRRRGHHHHHHH…….. BEENNNNYYYY…… EDAAANNNN….. IBU NYAMPE LAGIIII……… AARRGGHHHHH……MMMMMPPPHHHHH……. SSSHHHSSSS…….. BEEENNNNNNNNN AMPUNNNNNNN…….. “ muka gua yang udah basah lagi2 di teken2 sampe nga bisa nafas n di naek turunin memek dia, tapi mulut gua tetep kekeh nyedot n gigit pelan clit dia…….. sampe akhirnya gua stop n pinggul dia masih naek tinggi n neken kepala gua ke memek dia……. Nga lama dia langsung ambruk gak punya tenaga

    Gua ikutan rebah di sampingnya kita ciuman sambil bersilat lidah, mertua gua juga jilat2in muka gua yang basah sama cairan dari memek dia “makasih yah ben……. Ibu udah lama nga pernah ngerasain yang beginian lagi, apalagi dijilatin sampe nyampe 2 kali berturut2 begitu. Sampe lemes banget nih ibu” gua cium di bibir sambil bilang kalo dia itu masih cantik banget n gua seneng banget udah bisa bikin dia sampe nyampe n dengan senang hati ngelanjutin lagi. Mertua gua cuma senyum n kiss balik
    “hmmmmmmm……. Nakal yah kamu ben?? Kasian banget ning punya suami nakal gini”
    “ihh ibu udah dapet 3 kali juga masih bilang aku nakal”
    “iya nakal ibu mertua di entotin juga, tapi kamu masih kuat begitu yah? Ehhhhhhh……. Bahaya nih bisa bisa ibu pingsan nih ngelayanin kamu?” gua Cuma ternsenyum aja
    “sini ibu gak mau kalah..!” sambil ciuman dashyat, jilatan2 leher, tangan mertua mulai ngocokin ****** gua.

    Serangan balik dari mertua gua imbangin gua juga mulai ciumin toket dia soalnya udah keliatan kalo napsu nya udah mulai kepancing dari rintihan2 kecil nya, pentilnya juga udah mulai keras sambil gua pelintir2, maenin kaya nyari frekuensi radio “mmmmmmm…… ahhhhhhhh enak ben……. ARRRGHHHHH…….. jangan terlalu keras donk gigit nya” pas gua mulai gigitin pentilnya sebelah nya. Ngeliat mertua udah mulai kaya cacing kepanasan lagi, ****** gua juga mulai keras gara2 kocokan dia.
    “hhhmmmmmmmm bennyyyyy kamu nakal banget yahhh??? Ahhhhhhhhhh enaknya bennnnn…….. ibu udah basah lagi nih…… kamu pinter yah…… sssshhhssssss……. Ben ibu minta yg kaya tadi lagi yah?”

    “yang mana bu?” jawab gua “yang tadi kamu bikin ibu kelojotan 2 kali itu loh” sambil tetep jilat2in pentilnya, tangan ngelus2 paha n remes toket sebelahnya
    “udah lupa bu, coba di bilangin yang jelas mau di apain sama saya?” sengaja gua pancing, pengen denger mertua yang biasa nya santun jadi ngomong jorok “mmmmmm……. Iiihhhh kamu jahat n nakal yah……. Aahhhhhhhh……. Iya benny…… ibu mau kamu ciumin….. jilatin…. Isepin….. n gigitin memek ibu……..”

    napsu di ubun2 denger mertua ngomong jorok, langsung gua kabulin permintaan dia “AAARRRRGGHHHHHHHH…….. MMMMPPPPPPFFFFFFF………. AAAHHAAAHHHAHHHH…….. IYA BENNNNNN……. .GILLAAAA…… TERUSSSSSSSS” sekarang gua variasi gua obok2, keluar masukin jari gua di memek mertua yg udah basah sambil nyedot2 n gigit halus clit dia

    “terus mau di apain lagi bu?”
    “aaaahhhhh…… aahhhhhh….. ahhhhhhh masukin ben…… ibu udah nga tahan” sengaja pengen aja mertua ngomong jorok lagi gua tanya (padahal sih ngerti lahhhhh)
    “masukin apa bu? Harus yg jelas ngomong nya kalo engga nanti saya brenti nih” goda gua……
    “aaaaahhhhhhhh ahhhhhhhh enak nya bennnn…….. kamu suka dengerin ibu minta yang engga2 ke kamu yah??? Mmmmmmmm…… aaaahhhhhh……. Iyaaa…… masukin ****** kamu ke memek ibu ben!!! entotin memek ibu ben……!!! Masukin bennn……..!!! please……. ibu udah nga tahannnnn” pinta *mertua *gua yang sekaragn udah jadi binal

    pelan2 ciuman gua mulai naek dari clit ke paha dulu…… ke perut….. mampir di gunung kembar favorit gua…… ke leher n belakang kuping……. ****** gua skrg udah di depan memeknya yang udah basah banget “mmmmppppffffff……. Ahhhhhhhhh….. ibu nga tahan ben…….” Rupanya *mertua *gua ini udah kesetanan nagih di setubuhin lagi, tangannya langsung megang ****** gua, di arahin ke depan lobang memek n langsung di tuntun masuk pelan2…….. “AAAAAHHHHHHHH……… ENAKNYA BENNNNN… GEDE BANGET ****** KAMU……..” tangan *mertua *gua dilepas n pelan2 ****** gua masuk ke lubang surga dia yang anget, basah, licin tapi sangat nyengkrem udah masuk setengah jalan, langsung gua teken keras2 sampe mentok sedalem2nya ke memeknya “AAAAAAAGGGGHHHHHHHHHH………… PELAN2 BENNNN…… SAKITTT………” mata dia kebuka lebar n langsung gigit bibirnya sendiri (*seks*i banget nih pas gigit bibir nya lagi napsu)

    geliat *mertua *tetep ke enakan meskipun dia teriak karna teriak keenakan, ****** gua tetep gua mentokin sampe ujung sambil gua goyangin pinggul gua dikit2 “HMMMMMMMMM………. SSSSSHHHHSSSS……… enak banget sih ****** kamu ben??? Gede begitu….. sampe2 memek ibu penuh tuhhhhhh” *mertua *gua maenin tangan nya di kepala gua sambil cium2 leher gua………

    mulai deh gua genjot pelan2 memek *mertua *gua……. Di atas tubuhnya, gua mulai maju mundurin pinggul gua mulai nya pelan2 n nga terlalu jauh nyabut nya “aaaahhhhh…… mmmmmmmmmm…….. iya benn……. Mmmpppffff……. Aaaggghhhhh…….” Kita tetep di posisi n speed ini kira2 5 menit, *mertua *udah mulai ke enakan lagi tangan nya narik tangan gua ke toket dia minta di remes2……. “aaaaahhhhhhhhh aaaaahhhhhhhh sshssssshhhsssssss mmmmmmmmmm iya bennnnnn oooohhhhhhhhh enaknya ****** kamu……. Aaaahhhhhhhhhhh terus bennnnnnn ibu udah mau sampe…….”

    Denger aba2 dia langsung gua genjot kenceng2 n sekali2 gua cabut nya jauh2 ampir keluar n gua tancepin lagi ke memek *mertua *sedalem2 n sekuat2 nya…….. makin lama makin kenceng……. “AAAAAAHHHHHHH……. IYA BENNN…… OOOOHHHHH TERUSSS BENNN……… AAAUUUWWWWWW…….. AAAHHHH……. MMMMPPPPFFFTTTTT…… GILLAAAAAAA……. BENNNNNN……. *IBU *UDAH MAU SAMPE LAGIIII…… TERUS BENNNNNNN!!!!! YG KENCENG N KERAS BENNNNN…… AAHHHHHHHH” 2 menit kemudian*mertua *gua nyampe lagi…….. bibir nya di gigit keras2, punggung nya di angkat melengkung, tangan nya neken pantat gua ke memek dia sedalem2nya, matanya cuma keliatan putih nya doank sambil melenguh kenceng banget……. “BENNNNNNNYYYYY…….. IBUUUU SAMPEEEEEE…….. AAAAGGGGHHHHHH……. ENAKNYAAAAAA…… AAAHHHHHHH AMPUN BENNNNN……… OOOOHHHHHH…… MMMMPPPPPFFFTTT…….”

    mertua masih *nikmat*in kepuasan dia, ****** gua yg masih kenceng n tanggung, langsung badan dia gua balik n gua suruh nungging……. “bennn?? *ibu *mau kamu apain lagi?? *Ibu *nga kuat deh…… *ibu *masih lemes barusan nyampe gara2 ****** kamu tuh” nga gua gubris…… ****** gua arahin ke memeknya langsung mulai gua genjot lagi…… langsung speed medium, mertua gua ternyata langsung ke enakan juga pas toket dia gua remes2 dari belakang sambil gua genjot…… : ) “aaaaaahhhhhhh bennnnnn……. Jahat deh kamu *ibu*lemes nih…… mmmmmmmm……. Aahhhhhhh…….. iya bennn…… aaaaahhhh……..”

    Denger mertua cuma setengah protes doank gua tetep jalanin terus aja…….. sambil gua sodok dalem2 memek nya, toket gua remes2, gua jilatin n cupangin leher n pundak dia…… sekali2 gua tampar pantat nya PLOKKK…….. PLOKKKKK……. “aaaaawww aaaaahhhhh……. Ssssshhhhssss…….. aaaawwwwww aaaaahhhhhhhh mmpppffftttt….. iya bennnn…….. terus bennnn……. Enak……. Oooohhhhhh ya ampun….. enaknya….”
    “apa nya yg di terusin buu?? Ayo kasih tau yang jelasssss……. PLOOKKKKK” gua tanya n gua tampar lagi pantat mertua gua, udah 3 menit nih di doggy, mertua jawab nya setengah teriak “aaaaaaauuuuwwww…….. aaaarrrggghhhh……… iya benn…… ssshhhssssssss ngentotin memek ibu..….!!! Sssshssssss….. aaaaahhhhhhh ngetotin pake ****** kamu yg gedeeeee!!! Aaaaaaahhhhhhhh”

    mertua gua udah mulai keliatan tanda2 mau nyampe lagi kalo udha ngomong nya binal n nga di pikir2 lagi, langsung aja gua genjot speed tinggi……. Ceplak ceplok ceplak ceplok suara ****** gua nge hantem memeknya yang udah basah banget sampe bulu jembut gua basah total…….. speednya gua naekin lagi soalnya gua juga udah mulai ngerasa mau nyampe juga……. Di kamar skrg cuma suaranya ibu mertua teriak2 ke enakan, plus gua tampar2 pantatnya yg bulet n suara ****** gua keluar masuk memek basah…… “AAAAAGGGHHHHH BEENNNNNNN CEPLAK CEPLOK CEPLAK CEPLOK…. MMMMMMMMMMMMM AAAAWWWWWW PLOKKK……. BBBEEEENNN……

    mertu gua noleh ke samping pala nya dongak ke atas sambil gigit bibir
    “BEENNNN……… AAAHHHHHHH IBU MAU NYAMPE LAGIIII…….. AAAAAHHHHHH BENNNNYYYYYYY TERUSSSS………”
    Ngeliat pemandangan yang luar biasa, mertuaku noleh ke samping dengan muka nya skrg super sensual, kulit badan nya yg mulus…….. punggung nya melengkung…… tangan nya remes2 toket sendiri……. Mata terpenjam bibir di gigit sambil mendesah saat terbuka. Gua sendiri juga udah mau sampe n mulai nge genjot memeknya sedalem2, sekeras2 n sekenceng2 nya……… “IBUUUU SAMPE BEEEEEENNNNN…….. AAAAAARRRRGGHHHHHHHH GILLLAAAA……… IBUUU NYAMPEEEEE….. OOOOOHHHHHHHHH……… SSSSSHHHSSSSS…….. MMMMPPPPFFTTTTT…… AAAAHHHHHHHHHHH”

    “benny juga mau udahhhh mau sampe”gua dorong tuh ****** ke memek mertua sedalem2 nya yang udah basah……. Nga peduli dia udah nyampe soalnya gua juga tinggal dikit lagi……..
    “AAAAHHHHH BHUUU……. BENNY UDAH MAU NGECROT…..”
    “AAAHHHHHHHH BEEEENNNNNNNN…….. GILLLAAAAA…… ADUH IBU MAU NYAMPE LAGI BEEENNNN……. AAAAAHHHHHH SSSHSSSS….. MMMMPPFFFTTTTTT BUSYETTTTTT BEEENNN……… IBU NYAMPEEEEE LAGIIIIIII……!!!!!” Baca Juga: Kisah Sex Nyata Bercinta Di kamar Tante Ninik

    Akhirnya gua nyampe barengan ibu mertua gua kali ini
    “AAARRRGHHHHHHH BENNY SAMPE BHUUUUUU” “AAARRRRRGHHHHHHHH IYA BEEENNNNN……. OOOHHHHHH SSSHSSSSSSSSSSSS” pejuh gua nyembur ke dalem memek mertua gua pas gua dorong sampe mentok…….. posisi dari doggy saat itu kaki mertua gua udah nga kuat n ambruk di posisi tengkurep, ****** gua masuk di dalem memek dia, sambil gua ciumin leher dia “aaaaaaahhhhhhhh bennnnnnn enak nyaaaaaaaa……. Mmmmmmppppffffffff……. Sssshhhhhsssssss……… gila deh kamu……. ibu barusan nyampe 3 kali sekaligus lohhhhhhh…… ssshsssssssss…….. enaknyaaaa…….”

    Gua cabut ****** dari memek ibu mertua gua n kita baringan samping2an sambil cium2an
    “bennn kamu hebat banget….. kalo ibu jadi ketagihan nanti gimana nih……?”
    “makanya ibu tinggal sama kami aja di Jakarta yah?”
    “gimana nanti aja deh sekarang ibu cakep banget..!”
    “abis memek ibu enak banget sih…… anget….. kayak nyedot nyedot gitu ” mertua gua cuma kesipu2 aja sambil manja2an n ngejawab

    akhirnya gua menginap 3 hari di semarang setelah menelpon istri gua bilang kalau ibu sedang merenovasi rumahnya dan gua pengen bantuin dia dulu di semarang, padahal sebenarnya 3 hari itu gua puas puasin ibu*mertua *gua yang *sexy *tiap malamnya selalu gua buat terkapar bagaikan tak meiliki sumsum tulang.

    Koleksi Cerita Dewasa Sex ABG Perawan, Cerita Dewasa Sex SMA, Cerita Dewasa Sex Gangbang, Cerita Dewasa Sex SPG, Cerita Dewasa Sex ABG Bispak, Cerita Dewasa Sex Model, Cerita Dewasa Sex Suster, Cerita Dewasa Sex Janda Binal, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi Bispak   

  • Kisah Dewasa Nyata Ngentot Sama Tante Ning

    Kisah Dewasa Nyata Ngentot Sama Tante Ning

    Kisah Hot Dewasa Terbaru, Koleksi Kisah Mesum Pelajar, Kisah Seks Amoy Cantik, Cerita Mesum Terlangka, Cerita Sex Terkini, Cerita Abg Binal Ngentot, Mengungkap Cerita Ngentot Terselubung, Tante Girang Bisyar, Mahasiswi Sange Nakal, Seputar Sex Terhits, Birahi Tinggi Remaja, ABG IGO Bispak Horny, Sex Pemerkosaan Terganas, Sex Sedarah Terhits, Skandal Mesum Tante Girang, Kisah Pesta Sex Remaja, Foto Syur Hot, Foto Bugil Terbagus, Tips Seksual Terlengkap dan Terpercaya.
     
    Tempatnya Kisah Dewasa Nyata 2018 Ngentot Sama Tante Ning

    Cerita Sex Asli 2018 Sebelum aku menikah, pengalaman seksualku cukup banyak, sebagian besar pasti berisiko tinggi seperti itu. Antara lain: dengan dosen, dengan teman adikku, dengan pacar teman, dengan adik pacar, dan masih banyak lagi. Semua itu mungkin dipengaruhi oleh pengalaman pertamaku, perjakaku direnggut oleh perempuan yang masih terhitung tanteku sendiri, sepupu jauh ibuku.

    Itu terjadi ketika aku berumur 17 tahun, kelas 2 SMU. Sudah lama sekali, tapi kesannya yang mendalam membuat aku tidak akan pernah bisa lupa. Aku bahkan bisa mengingatnya dengan detil, dan kenangan itu selalu membuat aku terangsang.

    Cerita sex, cerita sex 2018, cerita sex terbaru 2018, cerita sex igo, cerita sex selingkuh, cerita sex sedarah, cerita sex perkosaan, cerita sex perawan, cerita sex 2018 terupdate, cerita dewasa igo, cerita ngentot terlengkap.

    Aku memanggilnya Tante Ning. Orangnya baik, supel dan enak diajak ngobrol. Wajahnya sih relatif, tapi menurutku lumayan manis. Yang jelas, kulitnya putih mulus dan body-nya mantap. Waktu itu umurnya sekitar 25 sampai 30 tahun, punya satu anak laki-laki yang masih kecil.
    Keluarga Tante Ning tinggal di Surabaya. Dia sendiri tinggal di Jakarta selama satu tahun untuk mengikuti suatu pendidikan. Selama di Jakarta, dia tinggal di rumah kami. Kebetulan rumah kami cukup besar, dan ada satu kamar kosong yang memang disediakan untuk tamu.

    Sebenarnya Tante Ning itu bukan type perempuan yang nakal. Setahuku dia termasuk perempuan baik-baik, dan rumah tangganya pun kelihatan rukun-rukun saja. Tapi yang jelas dia kesepian selama tinggal di Jakarta. Dia butuh sex. Kebetulan di sini boleh dibilang cuma aku cowok yang dekat dengan dia. Jadi, kukira wajar kalau akhirnya affair itu terjadi. Lagipula, kukira Tante Ning memang termasuk perempuan yang besar nafsu sex -nya.

    Sejak peristiwa yang pertama, kami seperti ketagihan. Kami ML kapan saja, setiap ada kesempatan. Di kamar, di dapur, di kamar mandi, di hotel, di mana saja. Demi menyalurkan nafsuku yang seakan tak pernah surut pada Tante Ning, aku bahkan jadi sering bolos ataupun kabur dari sekolah, dan tanteku yang manis dan sexy itu selalu siap meladeniku.
    Akibatnya, tahun itu aku tidak naik kelas. Semua orang kaget, hanya Tante Ning yang maklum. Dia bilang, walaupun aku tidak naik kelas, tapi aku “lulus” sebagai laki-laki. Harus kuakui, Tante Ning adalah guruku yang terbaik dalam hal yang satu itu.
    Untungnya affair itu tidak berlanjut sampai ketahuan orang. Begitu Tante Ning kembali ke Surabaya, boleh dibilang hubungan kami berakhir, walaupun di awal-awal sesekali kami masih melakukannya (kalau Tante Ning datang ke Jakarta).

    Aku lupa, Tante Ning mengikuti pendidikan apa di Jakarta. Dia kursus sore hari dan pulangnya sudah agak malam, sekitar jam 8. Oleh karena itu, aku mendapat tugas menjemput naik motor. Awalnya sebel juga jadi “tukang ojek” begitu. Untung cuma 2 kali seminggu. Tapi, lama-lama aku malah senang.

    Kami cepat sekali menjadi akrab. Tante Ning tidak canggung-canggung lagi memeluk pinggangku bila kami berboncengan naik motor. Sesekali aku dapat merasakan tonjolan buah dadanya yang menekan empuk punggungku. Itu makanya aku jadi senang. Waktu itu terus terang aku belum punya pacar, jadi bersentuhan dengan perempuan adalah pengalaman yang sangat menyenangkan bagiku.
    Hari itu aku berulang tahun yang ke 17. Pagi-pagi sebelum berangkat sekolah, orang tua dan adikku memberi selamat. Cuma Tante Ning yang tidak. Aku jadi sebel. Apakah aku betul-betul cuma dianggap sebagai “tukang ojek” selama ini? Tapi ternyata dia memilih cara lain. Ketika aku sedang membereskan tas sekolahku di dalam kamar, Tante Ning masuk. Kukira dia mau memberi ucapan selamat, tapi ternyata tidak juga. Dia bilang, seharusnya sweet seventeen dirayakan secara khusus. “Nggak ada uang,” jawabku asal-asalan. Tante Ning mengusap pipiku.

    “Nanti sore kita rayain berdua,” katanya, suaranya pelan sekali. “Tante mau kasih kado spesial buat kamu.”
    Aku jadi deg-degan. Di sekolah, pikiranku ngelantur tidak karuan, ulanganku jadi jeblok banget. Aku penasaran, apa betul Tante Ning mau memberi kado spesial. Entah kenapa, aku mulai membayangkan yang bukan-bukan.
    Karena tidak sabar, ketika jam istirahat aku ke telepon umum di seberang jalan. (Waktu itu belum ada HP). Di rumah cuma ada Tante Ning dan si Mbok. Aku hampir-hampir tidak bisa ngomong waktu denger suara Tante Ning yang merdu. Dengan lugu, akhirnya aku berterus terang bahwa aku penasaran. Kata Tante Ning,

    “Selama ini kamu baik sekali sama Tante. Jadi, kamu boleh minta apa pun yang kamu mau.” “Kalau Tante sendiri mau kasih apa?” tanyaku. “Ya nanti dong!” “Nggak sabaran nih!” “Pulang aja sekarang kalau nggak sabar. Bisa kabur, kan?” “Tapi nanti aku ada ulangan!” “Ya udah, terserah kamu!”
    Aku jadi tambah penasaran. Obrolan di telepon membuat pikiranku bertambah jorok. Entah bagaimana, feeling-ku mengatakan bahwa Tante Ning “naksir” aku. Maka, tanpa berpikir panjang lagi, aku langsung pulang saat itu juga. Kukebut motorku.

    Tante Ning tersenyum ketika membukakan pintu. “Si Mbok baruuuuu aja ke pasar!” katanya tanpa kutanya, seperti memberi isyarat bahwa situasi rumah benar-benar aman untuk kami. Aku jadi tambah deg-degan. Pikiran jorokku bertambah. Lebih-lebih saat itu Tante Ning mengenakan daster yang potongannya rada sexy.

    “Kadonya mana?” tanyaku tidak sabar. “Nanti dulu dong!” jawab Tante Ning. Lalu aku disuruh menunggu di ruang duduk keluarga, sementara dia masuk ke kamar. Aku duduk di sofa sambil membuka sepatu. Tidak lama, Tante Ning keluar kamar, tapi aku tidak melihat dia membawa kado. Sambil memandangi dia berjalan ke arahku, aku berpikir, “Ngapain dia tadi masuk kamar?” Aku menemukan jawabannya beberapa saat kemudian, ketika kelihatan olehku kedua puting susunya membayang di balik daster. Rupanya di kamar tadi dia cuma membuka BH. Lalu, mana kadonya?
    “Merem dong!” kata Tante Ning sambil duduk di sebelahku. Aku menurut, kupejamkan mataku. Jantungku semakin bergemuruh. Kurasakan kelelakianku mulai bangkit, anuku mulai mengeras. Lebih-lebih ketika kurasakan nafas Tante Ning dekat sekali dengan mukaku. Aku ingin membuka mata, tetapi takut. Maka aku terus memejamkan mata rapat-rapat, sampai kurasakan Tante Ning mengecup pipiku. Lembut sekali. Kiri dan kanan.

    “Itu kadonya?” tanyaku memberanikan diri beberapa saat kemudian. Tante Ning tersenyum. “Itu kado spesial dari Tante,” katanya lembut. “Tapi kalau kamu mau yang lain, kamu boleh minta. Apapun yang kamu mau….” “Aa…aa…aku… tidak berani…” jawabku terbata-bata. “Padahal kamu kepingin sesuatu?” dia mendesak sambil merapatkan body-nya. Aku semakin deg-degan. Tonjolan toketnya yang montok menekan lembut lenganku. Aku tidak berani membalas tatapan matanya. “Bilang dong…” suara Tante Ning semakin lembut. Wajahnya semakin dekat, aku jadi semakin tidak berani mengangkat wajah. Sampai tiba-tiba kulihat tangannya merayap… meraba selangkanganku!
    Aku terkejut, bercampur malu karena ketahuan saat itu aku sudah “ngaceng”. Aku tidak tahu bagaimana ekspresi Tante Ning waktu itu, karena aku tetap belum berani melihat wajahnya, tetapi yang jelas dia malah memijit-mijit tonjolan batang kemaluanku yang tentu saja jadi semakin keras.
    “Tante… aku…” Aku semakin tidak enak hati, sementara nafsuku semakin tinggi. “Vaaan, kamu udah gede sekarang….,” bisik Tante Ning. “Udah 17 tahun, udah dewasa…” “Maksud Tante, aku boleh….” “Kamu boleh apapun yang kamu mau, Sayang!”

    Berkata begitu, Tante Ning menerkam mulutku dengan bibirnya. Aku sejenak terkejut dengan serbuan ganas mulut Tante Ning yang kian binal melumat-lumat mulutku, mendesak-desaknya ke dalam dengan buas. Sementara jemari kedua tangannya menggerayangi seluruh bagian kulit tubuhku, terutama pada bagian punggung, dada, dan selangkanganku. Tidak karuan lagi, aku jadi terangsang. Kini aku berani membalas ciuman buas Tante Ning. Nampaknya Tante Ning tidak mau mengalah, dia bahkan tambah liar lagi. Kini mulut Tante Ning merayap turun ke bawah, menyusuri leher dan dadaku. Kemeja seragamku entah kapan dibukanya, tahu-tahu sudah teronggok di lantai. Beberapa cupangan yang meninggalkan warna merah menghiasi leher dan dadaku. Lalu dengan liar Tante Ning membawaku turun ke karpet, dibukanya celana panjang abu-abuku, demikian pula celana dalamku dilucutinya dengan gerakan tergesa-gesa. Aku menjadi telanjang bulat.

    “Oohhh…. Ivaaan…., Tante nggak nyangka, punyamu bagus juga….” seru bergairah Tante Ning sambil memasukkan batang kejantananku ke dalam mulutnya, dan mulailah dia mengulum-ngulum, sesekali dibarengi dengan menyedot-nyedot. Sementara tangan kanannya mengocok-ngocok batang kejantananku, sedang jemari tangan kirinya meremas-remas buah kemaluanku. Aku hanya mengerang-erang merasakan sensasi yang nikmat tiada taranya.

    Pada satu kesempatan, aku berhasil mencopot daster Tante Ning, sehingga dia tinggal mengenakan celana dalam saja. Aku sangat terkejut saat melihat ukuran buah dadanya. Luar biasa besarnya. Bulat, montok, masih sangat kencang walaupun dia sudah beranak satu. Nafsuku jadi semakin tidak terkendali. Tanpa malu-malu, aku merintih-rintih sembari mengatakan bahwa aku merasa enak luar biasa. Sampai akhirnya kulihat Tante Ning menurunkan celana dalamnya sendiri. Dia bugil di hadapanku! Aku sempat berpikir waras, kami tidak boleh melakukan semua ini! Tapi waktu itu Tante Ning sudah menduduki kedua pahaku yang mengangkang. Kemaluannya yang berbulu rimbun tepat menempel di batang kemaluanku. Aku menelentang pasrah.
    “A..a..aku… tttakut, Tante…,” kataku ketika kurasakan Tante Ning mulai menyusup-nyusupkan batang penisku ke dalam lubang vaginanya yang basah. Tante Ning tidak peduli, kurasakan ujung batang penisku sudah masuk. Tapi bagaimanapun Tante Ning mengalami kesulitan karena aku masih setengah hati.

    Tante Ning menciumi mukaku. Bibirku dilumatnya kembali, lalu lidahnya menjulur-julur menjilat-jilat. Sementara itu, tangan kanannya terus berusaha menjejal-jejalkan batang penisku ke dalam lubang surgawi miliknya.
    “Ivan, please..,” desahnya di telingaku. “Kamu udah gede, kamu udah boleh, Van…”
    Entah bagaimana, nafsuku kembali berkobar. Batang kemaluanku yang tadinya mulai agak kendor karena aku ketakutan, kini kembali menegang keras. Tante Ning kegirangan, mukaku diciuminya dengan gemas. Pinggulnya bergerak-gerak sementara tangan kirinya terus menuntun batang kemaluanku memasuki vaginanya. Uhhh, nikmat luar biasa. Aku menggigit bibir. Sleeeppp… terasa batang kemaluanku melesak semakin dalam. Inci demi inci, sampai akhirnya masuk semua. Tante Ning merintih pelan menyebut namaku, “Ivvvaaaannnn…..”

    Tanteku yang manis itu mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya. Maju, mundur, kiri, kanan, berputar-putar. Nikmatnya sungguh tidak terkatakan. Batang penisku serasa disedot dan dipelintir-pelintir. Aku belum pernah merasakan surga dunia senikmat itu, maka aku tidak tahan. Baru beberapa goyangan, tanpa dapat kucegah sedetikpun, aku “muncrat”. Air maniku menyembur-nyembur entar berapa kali, menyirami vagina Tante Ning yang kurasakan berkedut-kedut. Itulah untuk pertama kalinya aku mencapai orgasme yang sesungguhnya, setelah sekian lama aku hanya dapat merasakannya dengan “ngocok” di kamar mandi.

    Aku tidak tahu bagaimana perasaan Tante Ning waktu itu. Aku juga belum mengerti bahwa waktu itu dia sangat kecewa karena birahinya tidak mencapai puncak. Yang jelas, kami sama-sama terdiam untuk beberapa saat. Perasaanku tidak karuan. Menyesal, takut, malu, campur aduk jadi satu.
    Tiba-tiba Tante Ning menangis sesenggukan. Aku jadi semakin tidak enak hati. Dengan sok gentle, aku memeluk tubuhnya yang telanjang dari belakang. Aku meminta maaf dan berusaha membujuk. Tapi kata Tante Ning, dia justru malu telah menjerumuskan aku.

    “Tapi aku nggak nyesel kok, Tante…,” kataku. Tante Ning memalingkan mukanya menatapku. “Betul?” tanyanya. Aku mengangguk. Entah kenapa, tahu-tahu “anu”ku berdiri lagi. Kulihat muka Tante Ning memerah, dia pasti dapat merasakan karena batang penisku yang menegang itu menempel rapat pada pantatnya. Dia lalu membalikkan tubuhnya dan kami berpelukan. Entah siapa yang memulai, kami lalu berciuman bibir. Nafsuku berkobar-kobar lagi.

    Tante Ning mengajakku masuk ke kamar. Dengan tubuh bugil, kami berangkulan menuju kamar Tante Ning di belakang. Tiba di sana, Tante Ning rebah duluan di atas ranjang. Aku menyusul. Dua-tiga kali Tante Ning masih bertanya lagi, apakah betul aku tidak menyesal dan tidak menganggapnya sebagai perempuan murahan. Lalu kami berciuman bibir, lama dan penuh nafsu. Kurasakan batang kemaluanku sudah luar biasa keras, aku siap untuk meniduri tanteku sekali lagi. Tapi kata Tante Ning, kali ini aku harus sabar. Aku harus bisa membuat Tante Ning mencapai puncak kenikmatan seperti yang tadi kualami. Maka, dia mengajariku segala macam teknik merangsang birahi perempuan.

    Dimulai dari berciuman. Dia mengajariku cara-cara memainkan mulut dan lidah. Setelah kuikuti, ternyata memang lebih enak. Lalu dia menyuruhku menciumi lehernya. Aku berhasil membuat sebuah cupangan, tapi Tante Ning lekas-lekas mengingatkan bahwa cupangan di leher akan mudah ketahuan orang. Maka, dia minta aku mencupang toketnya. Tanpa diminta pun, aku akan dengan senang hati melakukan itu. Toketnya itu luar biasa bagus. Putih, besar, bulat, kencang dan padat. Aku mencium dan meremas-remas seperti tanpa rasa puas. Dan aku jadi tambah bernafsu karena perbuatanku itu membuat Tante Ning menggelepar-gelepar keenakan. Dia bahkan jadi seperti tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Mulutnya mulai mengeluarkan kata-kata jorok, di tengah-tengah desahan dan rintihannya.

    Aku sebenarnya sudah sangat tidak sabar, ingin segera memasukkan senjataku lagi ke dalam lubang surgawi Tante Ning. Tapi Tante Ning belum memberi isyarat untuk itu. Dia malah memintaku mencumbui selangkangannya dulu.
    “Sini, Sayang…, ciumin ini Tante …,” pintanya sambil berbaring telentang dan membuka kedua belah pahanya lebar-lebar.

    Tanpa membuang waktu lagi, aku terus menyerudukkan mulutku pada celah vagina Tante Ning yang merekah minta diterkam. Benar-benat lezat. Vagina Tante Ning mulai kulumat-lumat tanpa karuan lagi, sedangkan lidahku menjilat-jilat deras seluruh bagian liang vaginanya yang telah dibanjiri lendir. Berulangkali kugelitik kelentitnya dengan ujung lidah sambil kukenyot dalam-dalam. Rambut kemaluan Tante Ning lebat dan rindang. Cupangan merah pun kucap pada seluruh bagian daging vagina Tante Ning yang menggairahkan ini. Tante Ning hanya menggerinjal-gerinjal kegelian dan sangat senang sekali nampaknya. Kulirik tadi, Tante Ning terus-menerus melakukan remasan pada buah dadanya sendiri sambil sesekali memelintir puting-putingnya. Berulang kali mulutnya mendesah-desah dan menjerit kecil saat mulutku menciumi mulut vaginanya dan menarik-narik daging kelentitnya.

    “Ooohhhhh, Ivvvaaannn…, enak banget, Sayaaang… Teruuss…., teruuuuussssss….. Please…, yaaaahhhhhh ”
    Beberapa menit kemudian, aku merayap lembut menuju perut Tante Ning, dan terus merapat di seluruh bagian buah dadanya. Dengan ganas aku menyedot-nyedot puting payudaranya yang kini mengeras dan membengkak. Kembali kubuat beberapa cupangan di buah dadanya. Berulang kali jemariku memilin-milin gemas puting-puting susu Tante Ning secara bergantian, kiri dan kanan. Aku kini benar-benar tidak tahan lagi untuk menyetubuhi Tanteku. Tanpa menunggu komando dari Tante Ning, aku membimbing masuk batang kemaluanku pada liang vaginanya.

    Tapi Tante Ning masih sempat mengubah posisi. Seperti yang pertama, kembali dia berada di atas. Ternyata itu memang disengaja oleh Tante Ning karena posisi begitu lebih menguntungkan aku. Aku jadi lebih tahan, sebaliknya Tante Ning akan cepat mencapai orgasme.

    Benar saja. Tante Ning langsung menggenjot cepat karena rupanya dia sudah sangat keenakan dan hampir mencapai puncak. Aku menelentang saja sembari meremas-remas toket montoknya yang bergelantungan terkontal-kantil. Sesekali aku mengangkat pantat mengikuti komando Tante Ning. Tidak begitu lama, Tante Ning mengajakku segera membalik posisi. Baca Juga: Kisah Sex Nyata Ngentot Sama Calon Ibu Mertua

    “Ooouhkk.. yeaaah… ayoo.. ayooo… genjot Vaaannn..!” teriak Tante Ning saat merasakan batang kejantananku mulai menikam-nikam liar vaginanya. Dalam posisi di atas, gerakanku lebih leluasa. Aku semakin meningkatkan irama keluar masuk batang kemaluanku. Tante Ning hanya berpegangan pada kedua tanganku yang terus meremas-remas sepasang buah dadanya. Kedua kakinya mengangkang lebar, pinggulnya terangkat-angkat seirama dengan hunjaman batang kemaluanku.
    “Blesep… sleeep… blesep..!” suara senggama yang sangat indah mengiringi dengan alunan lembut. Tante Ning mendesah, mengerang, dan merintih-rintih.

    “Aaaarghh…, enak sekali, Ivaaannnn….., Tante suka kontol kamuhhh… Terus, Sayaaang…, teruuuussssss….., ssssshhhhhh….., aaaaarrggghhhhh….”
    Aku semakin bersemangat, kusodok-sodokkan batang penisku semakin kuat dan cepat. Itulah nikmat bersetubuh yang pertama kali kurasakan. Aku masih belum bisa bertahan lama saking enaknya. Hanya beberapa menit, puncak klimaks itu kucapai dengan sangat sempurna, “Creeet… crooot… creeet..!”

    Pada saat hampir bersamaan, tubuh Tante Ning mengejang, pinggulnya terangkat tinggi-tinggi.
    “Oooorrrrgghh.. sssssshhhhh… aaarrrgghhhh..,” seru Tante Ning menggelepar-gelepar ketika menggapai puncak kenikmatannya. “Tanteeehhh.…….” “Oooohhhh, Ivaann…. Teken terus, Vaan, Tante masih enak…, teken terus, yaahhh…” “Ivan kayak mimpi, Tante….,” bisikku polos. “Hm-mm, Tante juga, mimpi di surga… Peluk Tante, Sayang…”

    Selanjutnya, dengan batang kemaluan yang masih tetap menancap erat pada vagina Tante Ning, aku jatuh tertidur. Tante Ning juga. Kami baru terbangun ketika si Mbok pulang dari pasar.

    Koleksi Cerita Dewasa Sex ABG Perawan, Cerita Dewasa Sex SMA, Cerita Dewasa Sex Gangbang, Cerita Dewasa Sex SPG, Cerita Dewasa Sex ABG Bispak, Cerita Dewasa Sex Model, Cerita Dewasa Sex Suster, Cerita Dewasa Sex Janda Binal, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi Bispak  

  • Kisah Dewasa Nyata Mbak Limah Janda Haus Sex

    Kisah Dewasa Nyata Mbak Limah Janda Haus Sex

    Kisah Hot Dewasa Terbaru, Koleksi Kisah Mesum Pelajar, Kisah Seks Amoy Cantik, Cerita Mesum Terlangka, Cerita Sex Terkini, Cerita Abg Binal Ngentot, Mengungkap Cerita Ngentot Terselubung, Tante Girang Bisyar, Mahasiswi Sange Nakal, Seputar Sex Terhits, Birahi Tinggi Remaja, ABG IGO Bispak Horny, Sex Pemerkosaan Terganas, Sex Sedarah Terhits, Skandal Mesum Tante Girang, Kisah Pesta Sex Remaja, Foto Syur Hot, Foto Bugil Terbagus, Tips Seksual Terlengkap dan Terpercaya.
     
    Tempatnya Kisah Dewasa Nyata Mbak Limah Janda Haus Sex Terbaru 2018
    Janda haus sex, cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita bokep, cerita porno, cerita xxx, cerita sange, cerita birahi, cerita ngentot, cerita bf, cerita seks terbaru 2024

    Cerita Sex Asli 2018 Rintik-rintik hujan mulai turun semakin lebat. Mbak Limah yang bekerja di rumah abangku ini bergegas ke halaman belakang untuk mengambil jemuran. Kemudian, “Den Mad!”, teriaknya keras dari belakang rumah. Aku berlari menuju arah suaranya dan melihat Mbak Limah terduduk di tepi jemuran. Kain jemuran berhamburan di sekitarnya.

    “Den Mad, tolong Mbak Limah bawakan kain ini masuk”, pintanya sambil menyeringai mungkin menahan sakit.
    “Mbak tadi tergelincir”, sambungnya.
    Aku hanya mengangguk sambil mengambil kain yang berserakan lalu sebelah tanganku coba membantu Mbak Limah berdiri.
    “Sebentar Mbak. Saya bawa masuk dulu kain ini”, kataku sembari membantunya memegang kain yang berada di tangan Mbak Limah.

    Cerita sex, cerita sex 2018, cerita sex terbaru 2018, cerita sex igo, cerita sex selingkuh, cerita sex sedarah, cerita sex perkosaan, cerita sex perawan, cerita sex 2018 terupdate, cerita dewasa igo, cerita ngentot terlengkap.

    Aku bergegas masuk ke dalam rumah. Kain jemuran kuletakkan di atas kasur, di kamar Mbak Limah. Ketika aku menghampiri Mbak Limah lagi, dia sudah separuh berdiri dan mencoba berjalan terhuyung-huyung. Hujan semakin lebat seakan dicurahkan semuanya dari langit.
    Aku menuntun Mbak Limah masuk ke kamarnya dan mendudukkan di kursi. Dadaku berdetak kencang ketika tanganku tersentuh buah dada Mbak Limah. Terasa kenyal sehingga membuat darah mudaku tersirap naik. Kuakui walau dalam umur awal 30-an ini Mbak Limah tidak kalah menariknya jika dibandingkan dengan kakak iparku yang berusia 25 tahun. Kulitnya kuning langsat dengan potongan badannya yang masih menarik perhatian lelaki. Tidak heran, pernah Mbak Limah kepergok oleh abangku bermesraan dengan laki-laki lain.

    “Tolong ambilkan Mbak handuk”, pinta Mbak Limah ketika aku masih termangu-mangu.
    Aku menuju ke lemari pakaian lalu mengeluarkan handuk dan kuberikan kepadanya.
    “Terima kasih Den Mad”, katanya dan aku cuma mengangguk-angguk saja.
    Kasihan Mbak Limah, dia adalah wanita yang paling lemah lembut. Suaranya halus dan lembut. Bibirnya senantiasa terukir senyum, walaupun dia tidak tersenyum. Rajin dan tidak pernah sombong atau membantah. Dianggapnya rumah abangku seperti rumah keluarganya sendiri. Tak pernah ada yang menyuruhnya karena dia tahu tanggung jawabnya.

    Kadang-kadang saya memberinya sedikit uang, bila saya datang ke sana. Bukan karena apa, sebab dia mempunyai sifat yang bisa membuat orang sayang kepadanya. Abangku tidak pernah memarahinya. Gajinya setiap bulan disimpan di bank. Pakaiannya dibelikan oleh kakak iparku hampir setiap bulan. Memang dia cantik, dan tak tahu apa sebabnya hingga suaminya menceraikannya. Kabarnya dia benci karena suaminya main serong. Hampir 6 tahun lebih dia menjanda setelah menikah hanya 3 bulan. Sekarang dia baru berusia 33 tahun, masih muda.

    Kalau masalah kecantikan, memang kulitnya putih. Dia keturunan Cina. Rambutnya mengurai lurus hingga ke pinggang. Dibandingkan dengan kakak iparku, masing-masing ada kelebihannya. Kelebihan Mbak Limah ialah sikapnya kepada semua orang. Budi bahasanya halus dan sopan.
    Mbak Limah berdiri lalu mencoba berjalan menuju ke kamar mandi. Melihat keadaannya masih terhuyung-huyung, dengan cepat kupegang tangannya untuk membantu. Sebelah tanganku memegang pinggang Mbak Limah. Kutuntun menuju ke pintu kamar mandi. Terasa sayang untuk kulepaskan peganganku, sebelah lagi tanganku melekat di pinggangnya.

    Mbak Limah menghadap ke diriku saat kutatap wajahnya. Mata kami saling bertatapan. Kulihat Mbak Limah sepertinya senang dan menyukai apa yang kulakukan. Tanganku jadi lebih berani mengusap-usap lengannya lalu ke dadanya. Kuusap dadanya yang kenyal menegang dengan puting yang mulai mengeras. Kudekatkan mulutku untuk mencium pipinya. Dia berpaling menyamping, lalu kutarik lagi pipinya. Mulut kamipun bertemu. Aku mencium bibirnya. Inilah pertama kalinya aku melakukannya kepada seorang wanita.

    Erangan halus keluar dari mulut Mbak Limah. Ketika kedua tanganku meremas punggungnya dan lidahku mulai menjalari leher Mbak Limah. Ini semua akibat film BF dari CD-Rom yang sering kutonton dari rumah teman.
    Mbak Limah bersandar ke dinding, tetapi tidak meronta. Sementara tanganku menyusup masuk ke dalam bajunya, mulut dan lidahnya kukecup. Kuhisap dan kugelitik langit-langit mulutnya. Kancing BH-nya kulepaskan. Tanganku bergerak bebas mengusap buah dadanya. Putingnya kupegang dengan lembut. Kami sama-sama hanyut dibuai kenikmatan walaupun kami masih berdiri bersandar di dinding.

    Kami terangsang tak karuan. Nafas kami semakin memburu. Aku merasa tubuh Mbak Limah menyandar ke dadaku. Dia sepertinya pasrah. Baju daster Mbak Limah kubuka. Di dalam cahaya remang dan hujan lebat itu, kutatap wajahnya. Matanya terpejam. Daging kenyal yang selama ini terbungkus rapi menghiasi dadanya kuremas perlahan-lahan.
    Bibirku mengecup puting buah dadanya secara perlahan. Kuhisap puting yang mengeras itu hingga memerah. Mbak Limah semakin gelisah dan nafasnya sudah tidak teratur lagi. Tangannya liar menarik-narik rambutku, sedangkan aku tenggelam di celah buah dadanya yang membusung. Mulutnya mendesah-desah, “Ssshh…, sshh!”.
    Puting payudaranya yang merekah itu kujilat berulangkali sambil kugigit perlahan-lahan. Kulepaskan ikatan kain di pinggangnya. Lidahku kini bermain di pusar Mbak Limah, sambil tanganku mulai mengusap-usap pahanya. Ketika kulepaskan ikatan kainnya, tangan Mbak Limah semakin kuat menarik rambutku.

    “Den Maddd…, Den Mad”, suara Mbak Limah memanggilku perlahan. Aku terus melakukan usapanku. Nafasnya terengah-engah ketika celana dalamnya kutarik ke bawah. Tanganku mulai menyentuh daerah kemaluannya. Rambut halus di sekitar kemaluannya kuusap-usap perlahan.
    Ketika lidahku baru menyentuh kemaluannya, Mbak Limah menarikku berdiri. Pandangan matanya terlihat sayu bagai menyatakan sesuatu. Pandangannya ditujukan ke tempat tidurnya. Aku segera mengerti maksud Mbak Limah seraya menuntun Mbak Limah menuju tempat tidur. Bau kemaluannya merangsang sekali. Dengan satu bau khas yang sukar diceritakan.
    “Den Maddd…”, bisiknya perlahan di telingaku. Aku terdiam sambil mengikuti apa yang kuinginkan. Mbak Limah sepertinya membiarkan saja. Kami benar-benar tenggelam. Mbak Limah kini kutelanjangkan.

    Tubuhnya berbaring telentang sambil kakinya menyentuh lantai. Seluruh tubuhnya cukup menggiurkan. Mukanya berpaling ke sebelah kiri. Matanya terpejam. Tangannya mendekap kain sprei. Buah dadanya membusung seperti minta disentuh.
    Puting susunya terlihat berair karena liur hisapanku tadi. Perutnya mulus dan pusarnya cukup indah. Kulihat tidak ada lipatan dan lemak seperti perut wanita yang telah melahirkan. Memang Mbak Limah tidak memiliki anak karena dia bercerai setelah menikah 3 bulan. Kakinya merapat. Karena itu aku tidak dapat melihat seluruh kemaluannya. Cuma sekumpulan rambut yang lebat halus menghiasi bagian bawah.
    Kemudian, tanganku terus membuka kancing bajuku satu-persatu. ritsluiting jeans-ku kuturunkan. Aku telanjang bulat di hadapan Mbak Limah. Penisku berdiri tegang melihat kecantikan sosok tubuh Mbak Limah. Buah dada yang membusung dihiasi puting kecil dan daerah di bulatan putingnya kemerah-merahan. Indah sekali kupandang di celah pahanya. Mbak Limah telentang kaku. Tidak bergerak. Cuma nafasnya saja turun naik.

    Lalu akupun duduk di pinggir kasur sambil mendekap tubuh Mbak Limah. Sungguh lembut tubuh mungil Mbak Limah. Kupeluk dengan gemas sambil kulumat mesra bibir ranumnya. Tanganku meraba seluruh tubuhnya. Sambil memegang puting susunya, kuremas-remas buah dada yang kenyal itu. Kuusap-usap dan kuremas-remas. Nafsuku terangsang semakin hebat. Penisku menyentuh pinggang Mbak Limah. Kudekatkan penisku ke tangan Mbak Limah. Digenggamnya penisku erat-erat lalu diusap-usapnya.

    Memang Mbak Limah tahu apa yang harus dilakukan. Maklumlah dia pernah menikah. Dibandingkan denganku, aku cuma tahu teori dengan melihat film BF, itu saja. Tanganku terus mengusap perutnya hingga ke celah selangkangannya. Terasa berlendir basah di kemaluannya.
    Aku beralih dengan posisi 69. Rupanya Mbak Limah mengerti keinginanku. Lalu dipegangnya penisku yang sudah tegang dan dimasukkannya ke dalam mulutnya. Mataku terpejam-pejam ketika lidah Mbak Limah melumat kepala penisku dengan lembut. Penisku dikulum sampai ke pangkalnya. Sukar untuk dibayangkan betapa nikmatnya diriku. Bibir Mbak Limah terasa menarik-narik batang penisku. Tidak tahan diperlakukan begitu aku lalu mengerang menahan nikmat.

    Kubuka lebar-lebar paha Mbak Limah sambil mencari liang vaginanya. Kusibakkan vaginanya yang telah basah itu. Kujulurkan lidahku sambil memegang clitorisnya. Mbak Limah mendesah. Kujilat-jilat dengan lidahku. Kulumat dengan mulutku. Liang kemaluan Mbak Limah semakin memerah. Bau kemaluannya semakin kuat. Aku jadi semakin terangsang. Seketika kulihat air berwarna putih keluar dari lubang vaginanya. Tentu Mbak Limah sudah cukup terangsang, pikirku.

    Aku kembali pada posisi semula. Tubuh kami berhadapan. Tangannya menarik tubuhku untuk rebah bersama. Buah dadanya tertindih oleh dadaku. Mbak Limah memperbaiki posisinya ketika tanganku mencoba mengusap-usap pangkal pahanya. Kedua Kaki Mbak Limah mulai membuka sedikit ketika jariku menyentuh kemaluannya. Lidahku mulai turun ke dadanya. Putingnya kuhisap sedikit kasar. Punggung Mbak Limah terangkat-angkat ketika lidahku mengitari perutnya.
    Akhirnya jilatanku sampai ke celah pahanya. Mbak Limah semakin membuka pahanya ketika aku menjilat clitorisnya, kulihat Mbak Limah sudah tidak bergerak lagi. Kakinya kadang-kadang menjepit kepalaku sedangkan lidahku sibuk mencari tempat-tempat yang bisa mendatangkan kenikmatan baginya.

    Erangan Mbak Limah semakin kuat dan nafasnya pun yang terus mendesah. Rambutku di tarik-tariknya dengan mata terpejam menahan kenikmatan. Aku bertanya, “Gimana Mbak rasanya?”, suaraku lembut dan sedikit manja. Dia tidak menjawab. Dia hanya membuka matanya sedikit sambil menarik napas panjang. Aku mengerti. Itu bertanda dia setuju. Tanpa disuruh, aku mengarahkan penisku ke arah lubang vaginanya yang kini telah terbuka lebar. Lendir dan liurku telah banjir di gerbang vaginanya.
    Kugesek-gesekan kepala penisku di cairan yang membanjir itu. Perlahan-lahan kutekan ke dalam. Tekanan penisku memang agak sedikit susah. Terasa sempit. Kulihat Mbak Limah menggelinjang seperti kesakitan.
    “Pelan-pelan Den Madd!”, Mbak Limah berbicara dengan nafas sesak. Aku sekarang mengerti. Kemaluan Mbak Limah sudah sempit lagi setelah 6 tahun tidak disetubuhi, walaupun dia sudah tidak perawan lagi. Memang aku belum berpengalaman kerena ini merupakan pertama kalinya aku menyetubuhi seorang wanita walau umurku sudah matang.

    Kutekan lagi. Kumasukkan penisku perlahan-lahan. Kutekan punggungku ke depan. sangat hati-hati. Terasa memang sempit. Lalu Mbak Limah memegang lenganku erat-erat. Mulutnya meringis seperti orang sedang menggigit tulang. Hanya sebagian penisku yang masuk. Kubiarkan sebentar penisku berhenti, terdiam. Mbak Limah juga terdiam. Tenang.
    Sementara itu, kupeluk tubuh Mbak Limah dengan gemas sambil memainkan buah dadanya, menjilat, mengusap dan menggigit-gigit lembut. Mulutnya kukecup sambil lidahnya kumainkan. Kami memang sudah sangat bernafsu dan terangsang.

    Lalu kemudian aku bertanya dengan suara lembut, “Mau diteruskan…?”. Mbak Limah membuka matanya. Di bibirnya terlihat senyum manis yang menggairahkan.
    Kutekan penisku ke dalam. Kemudian kutarik ke belakang perlahan-lahan. Kuhentakkan perlahan-lahan. Memang sempit kemaluan Mbak Limah, mencengkram seluruh batang penisku. Penisku terasa seperti tersedot di dalam vagina Mbak Limah. Kami makin terangsang!
    Penisku mulai memasuki kemaluan Mbak Limah lebih lancar. Terasa hangatnya sungguh menggairahkan. Mata Mbak Limah terbuka menatapku dengan pandangan yang sayu ketika penisku mulai kukeluar-masukkan. Bibirnya dicibirkan rapat-rapat seperti tidak sabar menunggu tindakanku selanjutnya.

    Sedikit demi sedikit penisku masuk sampai ke pangkalnya. Mbak Limah mendesah dan mengerang seiring dengan keluar-masuknya penisku di kemaluannya. Kadang-kadang punggung Mbak Limah terangkat-angkat menyambut penisku yang sudah melekat di kemaluannya.
    Berpuluh-puluh kali kumaju-mundurkan penisku seiring dengan nafas kami yang tidak teratur lagi. Suatu ketika aku merasakan badan Mbak Limah mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Tangannya memeluk erat-erat pinggangku. Punggungnya terangkat tinggi dan satu keluhan berat keluar dari mulutnya secara pelan. Denyutan di kemaluannya terasa kuat seakan melumatkan penisku yang tertanam di dalamnya.

    Goyanganku semakin kuat. Kasur Mbak Limah bergoyang mengeluarkan bunyi berdecit-decit. Leher Mbak Limah kurengkuh erat sambil badanku rapat menindih badannya. Ketika itu seolah-olah aku merasakan ada denyutan yang menandakan air maniku akan keluar. Denyutan yang semakin keras membuat penisku semakin menegang keras. Mbak Limah mengimbanginya dengan menggoyangkan pinggulnya.

    Goyanganku semakin kencang. Kemaluan Mbak Limah semakin keras menjepit penisku. Kurangkul tubuhnya kuat-kuat. Dia diam saja. Bersandar pada tubuhku, Mbak Limah lunglai seperti tidak bertenaga. Kugoyang terus hingga tubuh Mbak Limah seperti terguncang-guncang. Dia membiarkan saja perlakuanku itu. Nafasnya semakin kencang.

    Dalam keadaan sangat menggairahkan, akhirnya aku sampai ke puncak. Air maniku muncrat ke dalam kemaluan Mbak Limah. Bergetar badanku saat maniku muncrat. Mbak Limah mengait pahaku dengan kakinya. Matanya terbuka lebar memandangku. Mukanya serius. Bibir dan giginya dicibirkan. Nafasnya terengah-engah. Dia mengerang agak kuat.
    Waktu aku memuntahkan lahar maniku, tusukanku dengan kuat menghunjam masuk ke dalam. Kulihat Mbak Limah menggelepar-gelepar. Dadanya terangkat dan kepalanya mendongak ke belakang. Aku lupa segala-galanya. Untuk beberapa saat kami merasakan kenikmatan itu. Beberapa tusukan tadi memang membuat kami sampai ke puncak bersama-sama. Memang hebat. Sungguh puas.

    Memang inilah pertama kalinya aku melakukan senggama. Mbak Limah lah wanita pertama yang mendapatkan air perjakaku. Walaupun dia seorang janda, bagiku dia adalah wanita yang sangat cantik. Waktu kami melakukan senggama tadi, kami berkhayal entah kemana. Mbak Limah memang hebat dalam permainannya. Sebagai seorang yang tidak pernah merasakan kenikmatan persetubuhan, bagiku Mbak Limah betul-betul memberiku surga dunia.

    Aku terbaring lemas di sisi Mbak Limah. Mataku terpejam rapat seolah tidak ada tenaga untuk membukanya. Dalam hati aku puas karena dapat mengimbangi permainan ranjang Mbak Limah. Kulihat Mbak Limah tertidur di sebelahku. Kejadian yang tidak pernah kuimpikan, terjadi tanpa dapat dielakkan. Mbak Limah juga telentang dengan mata tertutup seperti kelelahan, mungkin lelah setelah dapat menghilangkan keinginan batinnya sejak menjanda 6 tahun yang lalu.
    Kami masih berpelukan. Kemudian Mbak Limah terasa seperti mengusap mukaku. Kubuka mataku. Dia tersenyum. Aku tersenyum. Seolah-olah kami tidak merasa aneh berpelukan tanpa sehelai benang pun di tubuh kami. Dia mencium bibirku.

    Dia berbisik ketelingaku, “Terima kasih ya Den Mad. Mbak…” Belum sempat dia menghabiskan kata-katanya, aku bertanya,
    “Mbak puas…?”. Dia tersenyum dan mengangguk. “Dua kali!”, jawabnya ringkas.
    “Den Mad kamu memang hebat, penismu juga besar! Panjang!”, katanya.
    Sementara itu ia mengocokkan batang penisku. Suaranya membangkitkan gairahku.
    “Mbak suka?”, tanyaku. Dia tersenyum. Dia mengangguk tanda suka. Saat itu juga tanganku memegang buah dadanya.
    Tangannya mengocok terus penisku. Penisku tegang lagi. Kami jadi terangsang lagi.
    “Mbak mau lagi?”, tanyaku dengan suara manja. Dia tersenyum manis.

    Apa yang kuimpikan kini benar-benar menjadi kenyataan. Perlahan-lahan kubuka selimutnya. Kulihat kaki Mbak Limah sudah mengejang. Sedikit demi sedikit terus kutarik selimutnya ke bawah. Segunduk daging mulai terlihat. Ufff…, detak jantungku kembali berdegup kencang. Kunikmati kembali tubuh Mbak Limah tanpa perlawanan. Gundukan bukit kecil yang bersih, dengan bulu-bulu tipis yang mulai tumbuh di sekelilingnya, tampak berkilat di depanku.

    Kurentangkan kedua kakinya hingga terlihat sebuah celah kecil di balik gundukan bukit Mbak Limah. Kedua belahan bibir mungil kemaluannya kubuka. Melalui celah itu kulihat semua rahasia di dalamnya. Aku menelan air liurku sendiri sambil melihat kenikmatan yang telah menanti. Kudekatkan kepalaku untuk meneliti pemandangan yang lebih jelas. Memang indah membangkitkan birahi. Tak mampu aku menahan ledakan birahi yang menghambat nafasku. Segera kudekatkan mulutku sambil mengecup bibir kemaluan Mbak Limah dengan bibir dan lidahku.
    Rakus sekali lidahku menjilati setiap bagian kemaluan Mbak Limah. Terasa seperti tak ingin aku menyia-nyiakan kesempatan yang dihidangkannya. Setiap kali lidahku menekan keras ke bagian daging kecil yang menonjol di mulut vaginanya, Mbak Limah mendesis dan mendesah keenakan. Lidah dan bibirku menjilat dan mengecup perlahan. Beberapa kali kulihat Mbak Limah mengejangkan kakinya.

    Aku sangat menikmati bau khas dari liang kemaluan Mbak Limah yang memenuhi relung hidungku. Membuat lidahku bergerak semakin menggila. Kutekan lidahku ke lubang kemaluan Mbak Limah yang kini sedikit terbuka. Rasanya ingin kumasukkan lebih dalam lagi, tapi tidak bisa. Mungkin karena lidahku kurang keras. Tetapi, kelunakan lidahku itu membuat Mbak Limah beberapa kali mengerang karena nikmat.

    Dalam keadaan sudah terangsang, kutarik tubuh Mbak Limah ke posisi menungging. Ia menuruti permintaanku dan bertanya dengan nada manja.
    “Den Mad mau diapakan badan Mbak?”, bisiknya.
    Aku rasa dia tak pernah diperlakukan seperti ini oleh suaminya dulu. Aku diam saja. Kuatur posisinya. Tangannya meremas sprei hingga kusut. Air mani Mbak Limah sudah membasahi kemaluannya. Kubuka pintu kemaluannya. Kulihat dan perhatikan dengan seksama. Memang aku tidak pernah melihat kemaluan wanita serapat itu. Kucium kemaluan Mbak Limah. Bau anyir dan bau air maniku bercampur dengan bau asli vagina Mbak Limah yang merangsang. Bau vagina seorang wanita!

    Jelas semua! Bulu kemaluan Mbak Limah yang lembab dan melekat berserakan di sekitar vaginanya. Kusibakkan sedikit untuk memberi ruang. Kumasukkan jari telunjukku ke dalam lubang vaginanya. Kumain-mainkan di dalamnya. Kulihat Mbak Limah menggoyang punggungnya. Kucium dan kugigit daging kenyal punggungnya yang putih bersih itu. Kemudan kurangkul pinggangnya. Kumasukkan penisku ke liang vaginanya. Pinggang Mbak Limah seperti terhentak.

    Perlahan-lahan kutusukkan penisku yang besar panjang ke lubang vaginanya dengan posisi “doggy-style”. Tusukanku semakin kencang. Nafsu syahwatku kembali sangat terangsang. Kali ini berkali-kali aku mendorong dan menarik penisku. Hentakanku memang kasar dan ganas. Kuraih pinggang Mbak Limah. Kemudian beralih ke buah dadanya. Kuremas-remas semauku, bebas. Rambutnya acak-acakan.

    Lama juga Mbak Limah menahan lampiasan nafsuku kali ini. Hampir setengah jam. Maklumlah ini adalah kedua kalinya. Tusukanku memang hebat. Kadang cepat, kadang pelan. Kudorong-dorong tubuh Mbak Limah. Dia melenguh. Dengusan dari hidungnya memanjang. Berkali-kali. Seperti orang terengah-engah kecapaian. “Ehh.. ek, Ekh, Ekh.”
    Akirnya aku merasakan air maniku hampir muntah lagi. Waktu itu kurangkul kedua bahu Mbak Limah sambil menusukkan penisku ke dalam. Tenggelam semuanya hingga ke pangkalnya. Waktu itulah kumuntahkan spermaku. Kutarik lagi, dan kuhunjamkan lagi ke dalam. Tiga empat kali kugoyang seperti itu. Mbak Limah terlihat pasrah mengikuti hentakanku.

    Kemudian kupeluk tubuhnya walaupun penisku masih tertancap di dalam kemaluannya. Kuelus-elus buah dadanya. Kudekati mukanya. Kami berciuman. Begitu lama hingga terasa penisku kembali normal. Mbak Limah sepertinya kelelahan. Keringat bercucuran di dahi kami. Kami telentang miring sambil berpelukan. Mbak Limah terlihat lemas lalu tertidur. Baca Juga: Kisah Sex Nyata Ibu Vivin Tante Girang

    Melihat Mbak Limah begitu, dan hujan masih belum reda, birahiku bangkit kembali. Kurangkul tubuh Mbak Limah dan aku bermain sekali lagi. Kali ini Mbak Limah menyerah. Dia tidak menolak. Kumainkan kemaluannya sampai puas. Bau di kamar ini adalah bau air mani kami. Bunyi tempat tidur pun berdecit-cit. “Ahh… aaghh.”

    Sesudah itu perlahan-lahan aku berdiri dan memakai kembali pakaianku. Aku keluar dari kamar Mbak Limah menuju ke ruang depan. Sewaktu aku keluar, barulah aku sadar pintu kamar Mbak Limah tidak tertutup rapat.

    Rupa-rupanya kakak iparku sudah pulang. Mendadak aku pucat kalau-kalau kejadian tadi disaksikan oleh kakak iparku. Aku keluar sambil mencoba berlagak seperti tidak terjadi apa-apa. Kemudian aku duduk di sofa. Sebentar kemudian kakak iparku datang membawa minuman. Kulihat mukanya biasa saja. Kuyakinkan diriku bahwa kakak iparku tidak tahu apa yang telah terjadi tadi antara aku dengan Mbak Limah.

    Aku bertanya, “Abang tidak pulang sama Mbak?”
    “Tidak. Dia ke Singapore 4 hari!”, jawabnya. Dia tersenyum.
    “Minumlah!”, dia mempersilakanku.
    Kemudian dia berjalan menuju ke kamarnya. Aku duduk dan menonton film “Airforce One”.
    “Mbak sebentar lagi mau pergi, ambil mobil di sana. Nanti malam tolong kamu tidur di sini ya, sekilan jaga rumah!”, katanya pendek.

    Memang bagitulah biasanya. Kalau abangku tidak ada, aku yang jadi sopir kakak iparku untuk membawa Mercedez-nya ke mana-mana. Malam itu aku tidak pulang ke flatku. Tidur di rumah abangku! Memang ada kamar khusus untukku di rumahnya yang cukup besar itu. Tapi yang lebih spesial lagi bagiku adalah tidur dalam pelukan Mbak Limah.

    Koleksi Cerita Dewasa Sex ABG Perawan, Cerita Dewasa Sex SMA, Cerita Dewasa Sex Gangbang, Cerita Dewasa Sex SPG, Cerita Dewasa Sex ABG Bispak, Cerita Dewasa Sex Model, Cerita Dewasa Sex Suster, Cerita Dewasa Sex Janda Binal, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi Bispak  

  • Kisah Sex Nyata Aku Dibayar Tante Anis Part II

    Kisah Sex Nyata Aku Dibayar Tante Anis Part II

    Kisah Hot Dewasa Terbaru, Koleksi Kisah Mesum Pelajar, Kisah Seks Amoy Cantik, Cerita Mesum Terlangka, Cerita Sex Terkini, Cerita Abg Binal Ngentot, Mengungkap Cerita Ngentot Terselubung, Tante Girang Bisyar, Mahasiswi Sange Nakal, Seputar Sex Terhits, Birahi Tinggi Remaja, ABG IGO Bispak Horny, Sex Pemerkosaan Terganas, Sex Sedarah Terhits, Skandal Mesum Tante Girang, Kisah Pesta Sex Remaja, Foto Syur Hot, Foto Bugil Terbagus, Tips Seksual Terlengkap dan Terpercaya.

    Tempatnya Kisah Sex Nyata Terbaru 2018 Aku Dibayar Tante Anis Part II

    cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita bokep, cerita porno, cerita xxx, cerita sange, cerita birahi, cerita ngentot, cerita bf, cerita seks terbaru 2024

    Cerita Sex Asli 2018 Setelah merasakan persetubuhan yang ganas dengan Tante Anis, persetubuhan dengan Dewi terasa begitu lembut dan indah. Kontras sekali bedanya, namun kedua-duanya sama-sama memiliki kenikmatannya yang khas sehingga sulit untuk mengatakan mana yang lebih enak.

    Kubelai rambut Dewi dan kucumbu bibirnya dengan hangat, kami sungguh menikmati persetubuhan yang indah ini. Sesekali aku melepaskan diri dan meminta Dewi untuk bergantian di posisi atas. Diapun melakukannya dengan lembut namun penuh energi, digerak-gerakkannya pinggulnya maju mundur dengan berirama dan penuh tenaga sementara aku meremas-remas buah dadanya yang indah.

    Cerita sex, cerita sex 2018, cerita sex terbaru 2018, cerita sex igo, cerita sex selingkuh, cerita sex sedarah, cerita sex perkosaan, cerita sex perawan, cerita sex 2018 terupdate, cerita dewasa igo, cerita ngentot terlengkap.

    Aku rasakan dinding-dinding vaginanya begitu kuat mencengkeram penisku sehingga membuatku makin terangsang. Sementara itu gerakan pinggul Dewi makin cepat dan desahannya makin kuat serta tidak beraturan. Dewi mulai sulit mengontrol gerakannya sendiri….

    “Oohh… mmhh….mmhh… uuhh..” tampaknya Dewi mulai dekat menuju orgasme.
    “Ahh… Doni… mmhh… Dewi di bawah aja ya… Dewi takut keluar duluan…..”
    “Nggak apa-apa sayang, keluarin aja….”
    “Enggak ah… Dewi mau keluar barengan sama Doni….” Akhirnya Dewi kembali berbaring disebelahku. Aku langsung mengambil posisi diantara selangkangan Dewi dan kembali membenamkan penisku ke dalam vaginanya. Di posisi ini tampaknya Dewi lebih bisa mengatur nafsunya sehingga desahannya kembali teratur seirama dorongan penisku. Kami kembali bercumbu dengan hangat sambil tanganku meremas-remas buah dadanya dan pinggulku turun-naik sehingga kedua tubuh kamipun mulai dibasahi oleh peluh.

    Sekarang giliranku mulai merasakan dorongan kenikmatan orgasme mulai menjalari seluruh tubuhku. Rasanya tidak lama lagi pertahananku akan bobol. Gerakanku makin kuat dan Dewi juga merasakannya sehingga diapun mulai agak mengganas. Aku mulai melepaskan bibirku dari bibirnya dan mulai mengatur posisi agar bisa menancapkan penisku dengan maksimal ke dalam vagina Dewi. Rasanya tidak lama lagi kami berdua akan sampai ke puncak kenikmatan….

    “Dewi… aku udah mau keluar sayaang…. mmh…. sshh… sshh… mmhh…” aku mencoba sekuat tenaga mengontrol orgasmeku agar bisa bertahan sedikit lagi.
    “Dewi juga mau keluar sayang… adduhh… penis kamu tambah besar… Dewi nggak tahan lagi… mmhh… aaah……mmhh…” Gerakan kami berdua makin cepat dan makin ganas, akhirnya….
    “Aahh…. Donii….. mmhh…. aahh…. Dewi nggak tahan lagi sayang… aahh… aahh…!”
    “Dewiii…. aduuh….. Donii keluaar………… aahh…!” Tubuh kami menggelinjang dan bergetar hebat dalam sebuah orgasme bersama yang indah, akhirnya kami berpelukan lemas. Setelah beberapa saat kami berpelukan, aku kembali mencumbu Dewi dengan lembut.

    Kemudian aku merebahkan diriku di sampingnya, kami diam dan saling berpandangan. “Wow… keren…. hebat….” tiba-tiba kudengar Tante Anis bertepuk tangan memberi “applaus” untuk persetubuhan kami yang cukup lama dan menggairahkan. Kami berdua cuma tersenyum saja, sudah terlalu lelah untuk berkomentar.

    Mungkin lebih dari setengah jam aku dan Dewi saling bergumul sebelum akhirnya kami tenggelam dalam kenikmatan orgasme. Tampak Dewi tergolek kelelahan disampingku, dia hanya sebentar menoleh tersenyum penuh arti ke Tante Anis lalu kembali memejamkan matanya. Sementara itu sisa-sisa spermaku tampak mulai menetes dari celah vagina Dewi meskipun tidak sebanyak Tante Anis. Akupun hanya bisa terbaring lemas, penisku tampak tak berdaya. Tiba-tiba aku merasa sangat haus dan lapar. Aku bangkit lalu mengambil sekaleng bir dan menyantap sebungkus roti untuk mengembalikan tenagaku yang nyaris terkuras habis oleh dua wanita bersuami ini.

    “Nanti kalau sudah siap, giliran tante lagi ya… melihat kalian ML tante jadi kepengen lagi lho…. Doni masih kuat khan…?”
    “Ok tante,…. Doni masih kuat kok… liat nih… sebentar juga bangun lagi…” kataku menanggapi tantangan Tante Anis. Kutunjukkan pada Tante Anis penisku yang perlahan-lahan mulai agak membesar. Melihat aku mulai segar lagi Tante Anis merebahkan aku ke tempat tidur di samping Dewi yang masih tergolek kelelahan. Tanpa merasa perlu membersihkan penisku dari sisa-sisa persetubuhanku dengan Dewi, Tante Anis langsung mengulum dan mengkocok-kocok penisku hingga perlahan-lahan kembali mengeras dengan sempurna.

    Begitu melihat penisku kembali berdiri sempurna langsung Tante Anis mengambil posisi jongkok dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Seperti sebelumnya, dengan ganas Tante Anis menggerak-gerakkan pinggulnya sambil mulutnya terus berdesah-desah merasakan nikmat. Dewi yang terbaring disampingku lalu membuka mata dan menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan kami,

    “Ah.. keterlaluan deh Teh Anis ini, si Doni belum sempat istirahat udah diembat lagi…. nggak kasian sama anak orang…” Tante Anis cuma tertawa kecil dan meneruskan goyangan mautnya. Tak berapa lama kemudian Tante Anis melepaskan penisku dari vaginanya dan meminta aku untuk berganti posisi, dia ingin ditusuk dari arah belakang.

    “Doni… tante kepengen kamu masukin dari belakang ya…?” Tante Anis lalu mengambil posisi menungging di sebelah Dewi sambil tangannya meraba-raba payudara Dewi sambil sesekali lidahnya menjilati putingnya. Sementara itu aku langsung memasukkan penisku lagi ke dalam vagina Tante Anis yang sudah merah merekah dari belakang. Merasakan apa yang dilakukan Tante Anis pada mulanya Dewi tampak risih, mungkin dia belum pernah dengan sesama wanita, tapi lama kelamaan dia membiarkan Tante Anis melakukan aksinya bahkan tampaknya Dewi mulai menikmati ulah tangan dan lidah Tante Anis.
    Aku juga tidak tinggal diam, sambil penisku keluar masuk di vagina Tante Anis tanganku mulai meraba vagina Dewi sehingga membuatnya makin terangsang. Kemudian Dewi membuka kedua pahanya lebih lebar agar jari-jari tanganku lebih leluasa masuk ke dalam vaginanya. Sementara itu pinggul Tante Anis mulai bergerak tak teratur dan desahannya makin keras.

    “Aaah… mmhh… mmhh…. mmhh….” Aku tahu sebentar lagi Tante Anis akan mencapai orgasmenya yang keempat. Kupercepat gerakanku dan Tante Anispun makin tak terkontrol.
    “Donii…. aahh…. tusuk yang kuat sayaang…. iya… yang kuat sayang… teruss… teruss… tusuk yang dalam…. tusuk sampai ujung sayang… aahh… tantee keluar lagii……… aaghh…” Tante Anis mengejang keras dan menyentakkan pantatnya ke arahku sehingga penisku masuk makin dalam. Kutarik paha Tante Anis ke arahku dengan maksud supaya dia makin merasakan kenikmatan orgasmenya. Setelah beberapa saat akhirnya Tante Anis terkulai lemas dan peniskupun terlepas dari vaginanya. Melihat penisku masih berdiri tegang, Dewi langsung mengerti apa yang harus dilakukannya. Dia mengambil alih posisi Tante Anis dengan menungging di depanku. Dengan perlahan kubuka belahan vagina Dewi dan kumasukkan penisku ke dalamnya. Dewipun mendesah menahan nikmat saat penisku meluncur ke dalam vaginanya yang hangat dan basah.

    Sementara penisku di dalam vaginanya, kedua tanganku mulai meraba-raba buah dadanya yang indah. Dewi tampak sangat menikmatinya sehingga pinggulnya mulai bergerak-gerak. Setelah beberapa menit berlalu, Dewi tampak mulai kelelahan dengan posisi “doggy-style”. Dewi memintaku untuk melepaskan penis dan diapun kembali menelentangkan dirinya pasrah dengan kedua pahanya terbuka lebar-lebar seolah mengundangku untuk segera membenamkan penisku kembali. Dan akupun menanggapi undangannya dengan senang hati. Tanpa banyak basa-basi langsung kumasukkan penisku ke dalam liang vagina Dewi yang belum sempat dibersihkan dari lendir sisa-sisa persetubuhan kami sebelumnya. Dewi sendiri sekarang sudah mulai berani mengungkapkan gejolak nafsunya terang-terangan, dia mulai berani menggerakkan pinggulnya dengan ganas dan mendesah-desah dengan kuat. Rasanya Dewi yang sekarang tidak kalah ganas dengan Tante Anis.

    Ini sungguh kejutan bagiku, aku tidak siap menghadapi keganasan Dewi yang nyaris tiba-tiba. Hal itu membuat aku nyaris kehilangan kontrol dan hampir mencapai orgasme. Tapi aku tidak ingin mengalaminya sendiri, aku ingin Dewi juga bisa merasakannya padahal saat itu kurasakan kondisi Dewi masih stabil dan belum mendekati orgasme. Sekuat tenaga aku berusaha mengontrol nafasku untuk menghambat datangnya orgasme. Tapi rasanya tidak banyak membantu, goyangan Dewi yang ganas membuat orgasmeku terasa makin mendekat. Akhirnya kuputuskan untuk meremas buah dada dan mempermainkan klitorisnya supaya Dewi juga cepat terangsang. Ternyata cara ini efektif, dalam waktu singkat gerakan pinggul Dewi menjadi makin kuat dan mulai tidak beraturan, desahan dan lenguhannya juga semakin keras. Aku tahu Dewi juga sudah kehilangan kontrol dan mulai mendekati puncak orgasme…. “Dewi sudah mau keluar ya…….?” tanyaku.

    “Hhmm… iya sayang… adduhh… sebentar lagi Dewi keluar…. barengan ya sayang….sepertinya penis Doni juga udah makin besar… mmhh… enak banget….. vagina Dewi terasa penuh…. mmhh…. aahh….. fuck me honey….fuck me hard… aahh…. aahh….” Begitu kurasakan Dewi hampir mencapai orgasme langsung kupercepat gerakanku, kulepaskan tanganku dari klitoris dan buah dadanya sambil mencari posisi yang nyaman untuk melakukan tusukan akhir yang dalam dan nikmat. Dan akhirnya…

    “Dewi…. aku nggak tahan lagi… keluarin bareng sekarang yukk……”
    “Iya sayang…. Dewi juga…. aahh… adduhh…. tusuk yang kuat sayang… fuck me…… yess… aahh…uuhh… Dewi keluar lagi….aahh…… aagh…!!”
    “Oohh…. Dewi…. mmhh Doni juga keluaarr…… aagh…!” Akhirnya kami kembali orgasme bersamaan.
    Orgasme kali ini sungguh-sungguh menguras energiku, aku tidak tahu apakah aku masih sanggup kalau Tante Anis minta lagi. Tapi kulihat Tante Anis juga sudah kelelahan setelah empat kali orgasme hebat yang dialaminya sehingga kami akhirnya memutuskan untuk beristirahat saja. Kami bertiga tidur saling bepelukan tanpa busana dan hanya ditutupi selimut. Pagi itu aku terbangun, sayup-sayup kudengar suara adzan subuh. Tapi aku merasakan ada sesuatu yang aneh. Ah… ternyata Tante Anis sudah bangun lebih dulu dan dia sedang asyik mengulum penisku. “Aduh… tante… pagi-pagi udah sarapan pisang…” kataku sambil tertawa.

    “Hmm.. sorry ya Don,… tante tadi bangun duluan terus tante nggak tahan liat penis kamu. Tante langsung ngebayangin kayaknya enak banget kalau subuh-subuh gini ML lagi dengan Doni… nggak apa-apa khan…?” Kulihat penisku sudah berdiri tegak akibat ulah Tante Anis. Tampaknya Tante Anis sudah sangat bernafsu, nafasnya memburu tak teratur dan pandangan matanya menunjukkan dirinya sedang berada pada puncak birahinya.

    Sementara itu Dewi tampak masih tergeletak pulas disampingku.
    “Doni sayang… tante pengen ngerasain penis kamu lagi yaa…. soalnya sebentar lagi khan kita pisah… jadi sekarang tante pengen ML lagi dengan Doni… mau khan…?”
    “Masukin aja tante… Doni juga suka ML dengan tante….pokoknya hari ini Doni mau ML sampai kita bener-bener udah nggak kuat lagi…. tante mau khan?”
    “Hm…. dengan senang hati sayang….. ssttt… jangan keras-keras nanti si Dewi bangun. Kasihan dia masih kecapaian semalam gara-gara ML dengan kamu.” Ah… kali ini aku akan memberikan sesuatu yang lain untuk Tante Anis. Aku akan membuatnya mengalami orgasme berkali-kali tanpa sempat istirahat. Aku rasa ini tidak terlau sulit karena tampaknya Tante Anis tipe wanita yang sangat sensitif dan mudah mengalami orgasme. Lagi pula karena semalam aku sudah tiga kali orgasme, aku yakin bisa bertahan lebih lama lagi sekarang. Kubiarkan Tante Anis menaiki diriku dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya.

    Seperti biasa dia mulai menaik-turunkan pinggulnya sehingga penisku meluncur keluar-masuk vaginanya. Dengan sengaja kusentakkan pinggulku untuk menandingi gerakannya sehingga membuatnya makin terangsang. Benar saja tidak sampai lima menit Tante Anis mulai kehilangan kontrol dan melenguh kuat, ia mengalami orgasmenya yang kelima. “Aahh… Doni…. tante keluar…. mmhh… adduuhh… aahh… aahh.. aaghh…!!”
    Aku tidak memberi Tante Anis kesempatan beristirahat. Setelah tubuhnya melemas aku langsung membaringkan Tante Anis dan membuka pahanya, tanpa basa-basi aku langsung menancapkan penisku ke dalam vaginanya. Dan kali ini aku menusukkan penisku dengan kuat dan cepat. Benar saja, Tante Anis tampak kaget dan tidak siap dengan serangan tiba-tiba ini. Tidak sampai tiga menit kemudian tubuhnya mulai bergetar hebat.

    “Adduhh… Doni… tante jadi pengen keluar lagi…. aahh… aahh… aahh…” Kurasakan badan Tante Anis mengejang dan kemudian lemas, ini orgasmenya yang keenam. Sementara itu penisku masih keras dan besar di dalam vaginanya. Tanpa memberinya kesempatan istirahat aku kembali menggerak-gerakkan penisku dengan kuat dan ganas.
    Tante Anis yang belum sempat istirahat untuk memulihkan tenaganya, kembali tergetar oleh rangsangan orgasme yang ketujuh.

    “Donni….. kamu nakal…. nanti tante bisa keluar lagi… aduuhh… mhh… aahh… mmhh…. Doni….. tante mau keluar lagii….. aduuhh… aahh….. dorong yang keras sayang… iya… tusuk yang dalam sayang… iya gitu… terus… terus…. jangan berhenti… aahh… aahh… enak sekali sayang… mmhh… tante keluar lagiii… aahh” Kembali aku tidak memberinya kesempatan istirahat, kali ini kuangkat kedua kakinya dan pantatnya kuganjal dengan bantal sehingga penisku masuk semakin dalam hingga menyentuh ujung vaginanya.
    Kutusukkan penisku ke dalam vagina Tante Anis berulang-ulang dengan cepat dan kuat. Hanya berselang satu atau dua menit dari orgasme sebelumnya kembali tubuh Tante Anis bergetar hebat untuk mengalami orgasmenya yang ke delapan.

    “Aahh… Donnii…. uughh…. masukin yang dalam sayang…. masukin sampai ujung…. aahh…. enak banget….. aaahh… gimana nih…. tante bisa keluar lagi…. mmhh…. aahh… aduuhh… tante keluar lagi sayang… aahh.. aahh…..” kali ini tubuhnya menggelinjang cukup lama, pinggulnya berkedut-kedut tidak beraturan, matanya terpejam rapat-rapat dan giginya terkatup menahan kenikmatan yang luar biasa…. Begitu selesai orgasme yang ke delapan, kembali aku meneruskan tusukan penisku.
    Kali ini tante Anis sudah mulai merasa tidak kuat lagi, matanya memelas memintaku untuk berhenti.
    “Udah dong sayang… tante capek banget…. vagina tante mulai perih sayang jangan cepet-cepet dong… sakit… udah sayang… tante istirahat dulu… sebentar aja… nanti kita lanjutin lagi… kasih kesempatan tante istirahat dulu sayang…” katanya sambil mencoba menahanku. Tapi aku tidak peduli, memang gerakanku kuperlambat supaya Tante Anis tidak merasa sakit tapi aku tetap menusukkan penisku ke dalam vaginanya.

    Aku sendiri sekarang mulai terangsang berat melihat pandangan sayu tanpa daya seorang wanita yang haus kenikmatan seperti Tante Anis. Setelah beberapa saat tampaknya Tante Anis mulai kehilangan rasa sakitnya dan berubah menjadi rasa nikmat kembali, dia mulai menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti gerakanku. Sekarang aku ubah sedikit posisiku, hanya kaki kiri Tante Anis yang kuangkat sementara kaki kanannya tergeletak di kasur dan kaki kiriku kuletakkan diatas paha kanannya. Kelihatan Tante Anis menikmati sekali posisi ini, dia mulai bergairah lagi dan gerakan pinggulnya mengganas kembali.

    Tak lama kemudian iapun mengalami orgasmenya yang kesembilan… “Ahh…oohh…Doni….kamu pinter banget sih… aahh… anak nakal…. tusuk tante yang kuat sayang… aahh … aahh… tante keluar lagi…. aahh….. aahh aahh..!,” teriakannya kali begitu keras dan panjang sehingga Dewi yang tertidur kelelahan akhirnya terbangun juga. Aku menekan penisku dalam-dalam di vagina Tante Anis sambil menunggunya kembali siap.
    “Udah sayang… tante udah capek… tante nggak kuat lagi sayang…. udah ya sayang… vagina tante udah kebas…… please… tante udah nggak sanggup lagi……”
    “Hmm… Doni masih pengen terus tante… soalnya sebentar lagi kita pisah… Doni mau menikmati tubuh Tante Anis hari ini sampai sepuas-puasnya…” kataku sambil memulai lagi tusukan penisku.
    “Ayo dong sayang….. udah dulu… kapan-kapan kita khan bisa ketemu lagi…. tante janji deh…. tapi sekarang udah dulu tante capek banget… tenaga tante udah abis….”
    “Yang ini terakhir tante… Doni juga udah mau keluar kok… boleh yaa…” kataku sambil mengecup bibirnya.

    Tante Anis terdiam dan berusaha menikmati permainan penisku yang terus mengganas nyaris tanpa henti. Sementara itu aku sudah merasakan diriku mulai mendekati orgasme juga, penisku terasa membesar dan memenuhi vagina Tante Anis. Tampaknya Tante Anis juga merasakan hal yang sama, iapun segera terangsang berat serta mulai mendesah-desah untuk orgasmenya yang kesepuluh.
    “Ahh… Doni…. keluarin punya kamu sekarang sayaang… tusuk tante yang kuat… tante juga udah mau keluar sekarang……. aaaahhh..!!” “Ayo tante kita barengan… ini yang terakhir…. aahh Doni keluarr… aaggh…!”

    “Aahh…… mmhh… tante juga keluar lagii….. adduhh maakk…enak bangeett…… aaghh…!” Akhirnya kali itu persetubuhan kami benar-benar terhenti dan kamipun berpelukan lemas. Kukecup bibir Tante Anis dan perlahan-lahan kulepaskan penisku dari dalam vaginanya. Kulihat vagina tante Anis sudah sangat merah dan Tante Anis sendiri masih memejamkan matanya kehabisan energi. Hanya sedikit saja sisa lelehan spermaku yang keluar dari vagina Tante Anis, rupanya aku sudah mulai kehabisan cadangan sperma.

    Tiba-tiba keheningan kami dipecahkan oleh suara Dewi,
    “Hey… kalian ML kok nggak ngajak-ngajak Dewi sih… emangnya kalian kira aku nggak pengen yaa….”
    “Sudah berapa lama sih kalian main… kok kayaknya seru banget… Anis sampai basah penuh keringat gitu…,” lanjut Dewi lagi. Tante Anis hanya menoleh sejenak lalu memberi kode dengan jarinya bahwa ia mengalami 6 kali orgasme pagi itu.
    “Enam kali…?? Ah gila juga… bener-bener teteh maniak ML….. Dewi baru tau….” kata Dewi melotot memandangi Tante Anis seolah tidak percaya.

    “Swear… enggak juga Wi…. aku baru kali ini kok ML segila ini, gak tau nih siapa yang gila, si Doni apa gue….” kata Tante Anis membela diri sambil masih terengah-engah kelelahan.
    “Dewi juga pengen dong sayang…. nggak usah enam kali kayak Teh Anis tapi Dewi pengen ML lagi pagi ini sebelum kita pisah… ya sayang….. please… aku pengen dapet kenang-kenangan yang spesial dari kamu. Ok, honey…..” Tapi tampaknya Dewi menyadari kondisiku yang masih lelah kehabisan tenaga.

    “Kalau Doni masih cape, pakai tangan atau lidah juga gak masalah kok….. dari tadi aku liat Teh Anis ML dengan kamu kok kayaknya seru banget, Dewi jadi konak kepengen ngerasain juga. Please honey… jilatin punyaku seperti kemarin malam…. Dewi suka kok… jilatin terus sampai Dewi puas… pokoknya jangan berhenti sebelum aku puas yaaa…… please honey… eat my pussy…. please…” Dewi yang beberapa jam sebelumnya masih malu-malu dan pura-pura tidak mau ikutan kini terlihat mulai berani merayuku dengan genit, di bukanya pahanya dan kedua tangannya menarik bibir vaginanya ke samping sehingga lubang vaginanya yang mungil tampak jelas.

    Mau tidak mau akupun kembali terangsang dan mulai melupakan kelelahanku. Aku ingin membuat Dewi mengalami orgasme berkali-kali tanpa istirahat seperti Tante Anis. Karena penisku masih lemas, kali ini aku memulainya dengan lidahku dulu. Kubaringkan Dewi di atas ranjang dan pantatnya kualasi dengan dua buah bantal supaya lidahku bisa menjangkau vaginanya dengan mudah.
    “Nah… gitu sayang… jilatin vagina Dewi… hmmh… enak banget…. Dewi belum pernah orgasme pakai oral… sekarang Dewi pengen ngerasain… ayoo sayang… bikin aku terbang melayang ke bulan…. c’mon honey… lick my pussy…. mmhh… yesss… I like it… yess… make me cum honey…” Kujilati bibir dan liang vaginanya lalu kupermainkan klitoris Dewi dengan bibir dan lidahku sementara itu jari-jari tanganku masuk ke dalam liang vaginanya.

    Tampaknya Dewi sangat menikmati ini, pinggulnya bergoyang-goyang perlahan serta suaranya mendesah-desah sexy sekali. Setelah beberapa menit akhirnya kuputuskan untuk meningkatkan rangsangan dengan jalan menghisap klitorisnya dengan kuat dan menjilatinya dengan cepat sehingga tubuh Dewi mulai bergetar tak beraturan. Sementara itu jari-jariku terus masuk semakin dalam sampai menyentuh g-spotnya. Ini membuat Dewi menjadi makin tak mampu mengontrol dirinya lagi, pinggulnya bergetar keras hingga akhirnya dia mengalami orgasmenya yang ketiga.

    “Mmhh Doni… adduhh… Dewi nggak tahan lagi adduuhh… terus isep yang kuat… c’mon honey…. mmhh… yess…. I’m cumming…. I’m cumming…… aduh enak bangeett…. aahh… oohh…. oohh…!!” tubuh Dewi mengejang keras, giginya terkatup rapat, matanya terpejam dan tangannya mencengkeram kasur dengan kuat. Tapi aku tidak menghentikan permainanku, klitoris dan g-spotnya terus aku rangsang sampai akhirnya setelah hampir semenit berlalu tubuh Dewi yang menggelinjang mulai terkulai lemas kehabisan tenaga. Aku ingin Dewi merasakan orgasme yang terus-menerus tanpa henti seperti Tante Anis. Dewi masih tergolek lemas di tengah tempat tidur, sementara itu penisku sudah mulai menegang kembali setelah mendapatkan cukup waktu beristirahat.
    Dewi yang belum sadar akan apa yang terjadi tiba-tiba kaget karena aku memasukkan penis ke dalam vaginanya yang masih berdenyut-denyut akibat orgasmenya yang terakhir.

    “Aduhh… Doni sayang… kamu ganas banget sih…. Dewi masih capek nih…. istirahat dulu yaa…. please honey…” Aku tersenyum dan menggelengkan kepala perlahan sambil terus menancapkan penisku ke dalam vaginanya. Akhirnya tidak berapa lama kemudian Dewi mulai terangsang juga, dia mulai menikmati sodokan penisku dan mulai menggerak-gerakkan pinggulnya dengan ganas. Setelah beberapa menit berlalu akhirnya pertahanan Dewi mulai bobol. Ia mulai kehilangan kendali dan tubuhnya bergetar-getar merasakan orgasmenya yang ke-empat.

    “Donni….. mmhh… gimana nih… Dewi bisa keluar lagi sayang……. aduhh… aahh… keluar lagi deh… aahh….. mmhh…. aahh…!” kedua tangan Dewi mencengkeram punggungku sementara itu kakinya menjepit kuat pinggulku. Aku membiarkan penisku tertancap dalam-dalam di vagina Dewi dan membiarkan dia menikmati orgasmenya. Begitu cengkeraman Dewi mulai melunak aku mulai lagi melanjutkan goyangan penisku di dalam vaginanya. Dewi tampaknya kaget setengah mati dan benar-benar tidak siap mendapat serangan beruntun ini.

    “Doni… udah dulu dong sayaang… Dewi masih capek….. Dewi lemes banget sayang…. please…. gimme a break, honey….” Tapi sama seperti dengan Tante Anis sebelumnya, aku tidak ambil peduli. Aku terus menusukkan penisku ke dalam vaginanya, makin lama makin cepat… sampai akhirnya Dewi mulai terangsang lagi untuk yang kesekian kalinya dan kembali ikut bergerak aktif.
    “Doni… gantian ya… Dewi pengen di atas….” Aku lalu merebahkan diriku dan membiarikan Dewi menaiki tubuhku sambil membenamkan penisku ke dalam vaginanya. Kali ini Dewi benar-benar sudah belajar banyak dari Tante Anis, gerakannya mulai ganas dan liar. Desahan-desahan kenikmatannya benar-benar membangkitkan nafsu. Akhirnya Dewi mulai mengalami puncak kenikmatan orgasmenya yang kelima, gerakannya makin liar terutama saat membenamkan penisku ke dalam vaginanya dan desahannya berubah menjadi jerit kenikmatan.

    “Donii…. aahh… Dewi udah nggak tahan…uuhh… mmhh …..Dewi keluar lagi…. mmhh… yess…. I’m cumming… aahh… aahh……!!” Akhirnya pinggul Dewi menghujam keras ke bawah membuat penisku terbenam sampai ke ujung vaginanya berbarengan dengan rasa nikmat luar biasa yang menjalari tubuhnya. Dan Dewipun terkulai lemas di atas tubuhku.

    Kelihatan Dewi sudah begitu lemas setelah orgasmenya yang kelima, tapi sudah kepalang tanggung. Aku sudah terangsang berat dan belum orgasme. Kubaringkan Dewi yang masih memejamkan mata, lalu perlahan-lahan kubuka pahanya dan kuarahkan penisku ke liang kenikmatannya. “Aduh… jangan sayang… uuh… sakit sayang… vagina Dewi udah mulai ngilu…. berhenti dulu yaaa… istirahat sebentar aja… nanti boleh lagi….” Dewi mencoba menolakku, tapi tubuhnya yang sudah lemah tidak kuasa menahan masuknya penisku ke dalam vaginanya. Akhirnya ia tergolek pasrah di bawah berat tubuhku yang menindihnya. Aku tidak ingin menyakiti Dewi, sebaliknya aku ingin memberinya kenikmatan. Maka aku menggerak-gerakkan pinggulku dengan hati-hati supaya penisku bergerak dengan lembut di dalam vaginanya yang sudah over-sensitif. Kalau Dewi terlihat kesakitan aku berhenti sebentar, setelah itu aku lanjutkan lagi dengan gerakan yang lembut. Sesekali kucumbu bibirnya, lalu kujilati leher dan telinganya agar nafsunya bangkit kembali sehingga akhirnya perlahan tapi pasti libido Dewi mulai naik kembali.

    Ia mulai bisa merasakan kenikmatan yang diberikan penisku. Matanya mulai terpejam merasakan nikmat dan dari mulutnya yang mungil kembali keluar desahan-desahannya yang khas dan sexy. Beberapa saat kemudian tampaknya Dewi benar-benar sudah pulih, rasa sakitnya sudah tergantikan sepenuhnya dengan rasa nikmat. Ia mulai menggerakkan pinggulnya dengan ganas sehingga akupun harus mempercepat tusukan penisku untuk mengimbanginya. Aku merasakan Dewi sebentar lagi akan mencapai orgasme, dan begitu juga aku.

    “Doni sayang… Dewi mau keluar lagi….. adduhh… adduhh… enak banget… mmhh… c’mon honey… fuck me harder…. yess…. aahh… masukin yang dalam sayang… adduuh… mmhh…. adduhh… Dewi keluar lagii…. mhh… aahh… I’m cumming…. aahh!”
    “Ayo Dewi…. kita barengan yaa sayang……. mmhh… aahh…!!” Akhirnya aku menumpahkan sisa persediaan spermaku yang terakhir ke dalam vagina Dewi, sementara tubuh Dewi menggelinjang hebat menahan nikmat orgasmenya yang keenam.

    Kali ini aku benar-benar sudah kehabisan tenaga, seandainya Tante Anis masih mau ML rasanya aku akan menyerah saja. Untunglah kami bertiga sudah benar-benar kelelahan sehingga tidak ada satupun dari kami yang berani meminta lagi. Tanpa sadar hari sudah terang dan waktu menunjukkan jam 7 pagi, setelah beristirahat sejenak kamipun akhirnya mandi bersama dan bersiap-siap meninggalkan hotel. Di perjalanan pulang masing-masing kami mulai berkomentar tentang perasaan nikmat yang kami alami…

    “Doni… kamu keterlaluan, tante sampai lemes dan kaki tante sampai sekarang masih gemeteran. Veggie tante juga rasanya masih kebas… belum pernah tante orgasme sampai sepuluh kali seperti kemarin… kayaknya jatah ML sebulan habis dalam semalem deh….”
    “Iya nih… Dewi juga sampai teler banget, tega banget sih kamu sayang… kayak besok kita nggak bisa ketemu lagi aja….! But anyway thanks ya… Dewi belum pernah ML senikmat ini… I feel great…. kapan-kapan Dewi mau ikutan lagi yaa…” Baca Juga: Kisah Sex Nyata Pembantu Genit dan Majikan

    “Aduh… Tante Anis dan Dewi juga nggak kira-kira ganasnya, Doni sendiri juga sudah kehabisan tenaga. Untung aja tante nggak minta nambah lagi, ML yang terakhir dengan Dewi tadi bikin Doni bener-bener udah nggak kuat lagi. Tapi ngomong-ngomong kapan kita bisa ketemu lagi tante… Terus terang ini pengalaman Doni yang pertama ML dengan dua cewek cantik sekaligus dan Doni kayaknya ketagihan pengen lagi… Doni nggak bisa lupain pengalaman ini.”

    “Itu gampang diatur… ini kartu nama tante, Dewi juga kerja di kantor yang sama. Nanti kapan-kapan kalau Doni pengen ketemu tinggal telpon aja, bisa kita atur waktunya. Yang jelas tante nggak mau ketemu sendirian dengan Doni, paling tidak tante akan ajak Dewi atau tambah cewek lain biar gantian Doni yang kita habisin sampe nggak bisa bangun…ha…ha…ha…”
    “Atau kalau tante mau ketemu tante bisa dateng ke kolam renang hari Jumat, Doni rutin berenang di sana setiap hari Jumat….” kataku memberi alternatif. Setelah mengantarkan aku ke kolam renang untuk mengambil motor kamipun berpisah.

    Tante Anis sempat berusaha menyelipkan beberapa lembar uang seratus-ribuan ke kantongku tapi aku menolaknya dengan halus. Aku tidak ingin mengganti petualangan yang bebas dan menyenangkan ini menjadi suatu profesi yang bisa mengganggu kuliah dan masa depanku. Setelah kejadian itu kami sempat beberapa kali mengadakan pertemuan dan mengulangi pesta seks, kadang di Ciater, kadang di Puncak, atau di Lembang lagi.

    Sekali waktu Tante Anis pernah mengajak seorang temannya lagi dan itu benar-benar membuatku kehabisan tenaga karena harus mengalami orgasme sampai delapan kali dalam semalam untuk melayani tiga orang wanita yang haus akan kenikmatan syahwat. Sayang sekali petualangan gila ini terpaksa harus berakhir setelah Tante Anis dan Dewi terlibat perselisihan akibat urusan kantor. Meskipun demikian pengalamanku bersama mereka masih terus kuingat sampai sekarang dan sering menjadi fantasi seksualku saat aku bercinta dengan istriku. Cerita dewasa sebelumnya Kisah Sex Nyata Aku Dibayar Tante Anis Part I

    Koleksi Cerita Dewasa Sex ABG Perawan, Cerita Dewasa Sex SMA, Cerita Dewasa Sex Gangbang, Cerita Dewasa Sex SPG, Cerita Dewasa Sex ABG Bispak, Cerita Dewasa Sex Model, Cerita Dewasa Sex Suster, Cerita Dewasa Sex Janda Binal, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi Bispak  

  • Kisah Sex Nyata Aku Dibayar Tante Anis Part I

    Kisah Sex Nyata Aku Dibayar Tante Anis Part I

    Kisah Hot Dewasa Terbaru, Koleksi Kisah Mesum Pelajar, Kisah Seks Amoy Cantik, Cerita Mesum Terlangka, Cerita Sex Terkini, Cerita Abg Binal Ngentot, Mengungkap Cerita Ngentot Terselubung, Tante Girang Bisyar, Mahasiswi Sange Nakal, Seputar Sex Terhits, Birahi Tinggi Remaja, ABG IGO Bispak Horny, Sex Pemerkosaan Terganas, Sex Sedarah Terhits, Skandal Mesum Tante Girang, Kisah Pesta Sex Remaja, Foto Syur Hot, Foto Bugil Terbagus, Tips Seksual Terlengkap dan Terpercaya.
     
     Tempatnya Kisah Sex Nyata Terbaru 2018 Aku Dibayar Tante Anis Part I

    Tante anis, cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita bokep, cerita porno, cerita xxx, cerita sange, cerita birahi, cerita ngentot, cerita bf, cerita seks terbaru 2024

    Cerita Sex Asli 2018 Berenang adalah salah satu olahraga rekreasi favoritku selama aku kuliah di Bandung. Tapi pada masa itu sebagai mahasiswa yang masih mengandalkan kiriman orang tua, aku harus berhemat dan tidak bisa sering-sering berenang. Paling-paling aku hanya berenang 2 atau 3 kali dalam sebulan. Kadang aku berenang bersama teman-teman kampus, tapi lebih sering berenang sendiri karena tidak banyak teman-temanku yang mau meluangkan waktu untuk berenang secara rutin. Aku sering berenang di daerah Setiabudi, di sana ada kolam air hangatnya sehingga aku bisa berenang sampai malam tanpa takut kedinginan oleh udara malam kota Bandung.

    Cerita sex, cerita sex 2018, cerita sex terbaru 2018, cerita sex igo, cerita sex selingkuh, cerita sex sedarah, cerita sex perkosaan, cerita sex perawan, cerita sex 2018 terupdate, cerita dewasa igo, cerita ngentot terlengkap.

    Hari Jumat itu aku seperti biasa berenang sendiri. Setelah melakukan gaya bebas bolak-balik beberapa kali aku beristirahat sambil tetap berendam di tepi kolam. Hari itu agak sepi, paling hanya 15 orang saja yang ada di kolam renang. Langit sudah mulai gelap dan lampu-lampu di sekitar kolam renang sudah mulai dinyalakan. Tapi aku masih ingin berlama-lama menikmati kolam renang, maklum besok hari Sabtu tidak ada kegiatan kuliah.

    Tidak berapa lama kulihat seorang wanita berrambut ikal yang berumur sekitar 40-an masuk ke area kolam renang. Meskipun sudah tidak muda lagi badannya terlihat sangat terawat dan sexy. Payudaranya tampak agak menggantung tapi masih cukup kencang dan menurutku tidak kalah dengan wanita-wanita yang lebih muda. Kulitnya putih dan wajahnya juga masih tampak cantik…ah.. rasanya aku kenal wanita itu… Kalau tidak salah dia Tante Anis, teman klub aerobik Tante Nita bekas ibu kosku di Dago yang pernah kuceritakan kisahnya beberapa waktu yang lalu. Pantas saja tubuhnya sexy…. Setelah meletakkan barang-barang bawaannya wanita itu mulai menceburkan diri ke kolam renang, tepat di seberangku. Lalu perlahan ia mulai berenang mengelilingi kolam renang. Saat ia berenang di depanku, kuberanikan memanggil namanya, “Tante Anis…” Wanita itu berhenti dan berbalik menatapku.

    “Hey… Doni ya… sama siapa berenang?” tanya Tante Anis sambil mencubit lenganku.
    “Biasa tante… sendirian aja, tante sama siapa?”
    “Oh, sama Dewi teman kantor tante… tapi kayaknya dia masih di kamar ganti tuh…soalnya tadi tasnya ketinggalan di mobil… nah itu dia baru datang, tante kenalin yaaa…”
    Tampak seorang wanita, terlihat masih muda dan lumayan manis mungkin umurnya sekitar 25-an, berjalan ke arah kolam renang. Rambutnya lurus melewati bahu, tubuhnya terkesan atletis dengan buah dada montok berisi seperti Pamela Anderson di film serial TV “Bay Watch”. Tante Anis lalu naik ke pinggir kolam dan bergegas menghampiri wanita tersebut. Tak lama kemudian kedua wanita itu kembali masuk ke kolam renang.

    “Wi.. ini kenalin… Doni, Don… ini kenalin..Dewi, teman kantor tante,” Sambil mengulurkan tangannya Dewi tersenyum dan menyebutkan namanya, senyumnya manis sekali. Akupun menyebutkan namaku sambil menikmati kehalusan tangannya. Setelah berbasa-basi sebentar Dewi berpamitan untuk berenang beberapa keliling, lalu aku dan Tante Anis mengikutinya. Sebenarnya aku sudah cukup lelah setelah berenang sebelumnya, tapi kebersamaan dengan Tante Anis dan Dewi kayaknya sayang kalau dilewatkan begitu saja hanya karena rasa capai yang tidak seberapa. Setelah berenang beberapa keliling kamipun akhirnya berhenti.
    “Doni.. kok udah lama tante nggak pernah lihat kamu jemput Tante Nita lagi?”
    “Lho… saya khan sudah nggak kos di tempat Tante Nita…”
    “Tapi tante dengar kamu masih suka ketemu dengan Tante Nita, iya khan..?” Tante Anis mulai menggodaku dengan senyumnya yang nakal. Aku tidak menjawab, hanya tertawa ringan.
    “Tante Nita suka cerita tentang kamu lho…hmm.. bikin kita-kita penasaran deh,” Tante Anis menggoda lagi, kini tangannya mencubit perutku.
    “Aduh… sakit tante…,” kataku pura-pura kesakitan. Dewi yang tidak tahu arah pembicaraan kami tampak agak bingung.

    Tante Anis merapatkan badannya ke sampingku dan melingkarkan tangannya di pinggangku.
    “Dewi, kamu kenal dengan Nita teman aerobikku khan..? Doni ini dulu kos di tempat Nita dan semenjak itu si Nita bisa jadi betah banget di rumah kalau Doni lagi nggak kuliah, nggak tau ngapain aja dia dengan si Doni ini,” Tante Anis tertawa genit sambil melirikku. Dewi hanya tersenyum-senyum saja memandangku.
    “Ah… ati-ati Teh Anis… mahasiswa sekarang memang nakal-nakal….!!”
    Udara malam makin dingin, tapi suasana kami justru mulai menghangat. Aku merasa kegenitan Tante Anis sedang menantikan tanggapanku. Aku mulai memberanikan diri memegang dan meremas-remas pantat Tante Anis dengan lembut. Jantungku berdegup-degup menanti reaksi Tante Anis… syukurlah dia diam saja dan membiarkan tanganku terus beraksi. Hanya aku dan Tante Anis yang tahu persis apa yang kami lakukan. Suasana kolam renang tidak begitu terang dan kami berendam sebatas leher sehingga apapun yang diperbuat tangan-tangan kami di bawah air tidak akan terlihat siapapun. Meskipun demikian Dewi kelihatannya mengerti apa yang terjadi, tapi dia pura-pura tidak tahu dan dengan sengaja berenang menjauhi kami.

    Melihat kegenitannya mendapat tanggapanku dan tidak ada lagi orang lain di dekat kami, Tante Anis semakin berani. Tangannya mulai dengan sengaja menyentuh penisku yang mulai menegang. Melihat aku tidak menolak perlakuannya Tante Anis mulai berani meremas-remas penisku sehingga membuatnya mengeras. Tante Anis tersenyum nakal.
    “Oh, ini rupanya yang bikin Tante Nita lupa sama suaminya.” Aku tidak mau ketinggalan, kuraba dan kuremas-remas kedua buah dada Tante Anis sehingga membuatnya memekik perlahan. Kami saling meraba dan berpandang-pandangan penuh nafsu. Perlahan-lahan kuarahkan tangan kananku ke selangkangan Tante Anis dan kurasakan gundukan yang lembut dan hangat di antara kedua pahanya. Mulut Tante Anis sedikit terbuka, nafasnya mulai terasa berat dan matanya mulai sayu, tampaknya dia mulai terangsang.
    “Ssstop Doni… jangan disini… kita ke hotel aja… mau?” kata Tante Anis setengah berbisik dengan nafas mulai berat menahan birahi. Aku mengangguk setuju.
    “Tapi Dewi gimana tante…. masak ditinggal?”
    “Tenang aja, itu urusan tante… kamu naik dulu… tante mau bicara sama Dewi.”
    Aku bergegas naik dan mengambil handuk serta sabun untuk mandi. Saat aku kembali ke kolam renang tampak Dewi dan Tante Anis sudah duduk di kursi sambil mengenakan handuk.
    “Doni, keberatan nggak kalau Dewi ikutan acara kita?” tanya Tante Anis sambil mengedipkan sebelah mata kepadaku.

    “Terserah Dewi aja, Doni sih nggak keberatan tante…” kataku. “Iiih… emangnya acara apaan sih…?” tanya Dewi, entah dia cuma pura-pura atau memang tidak tahu aku tidak peduli, yang jelas malam ini aku akan menikmati tubuh Tante Anis yang sexy. Belum terbayang bagiku bagaimana kalau nanti Dewi ikut bergabung, aku belum pernah ML dengan lebih dari satu wanita sekaligus.
    Kutitipkan motorku di kantor Satpam, kebetulan karena sudah sering berenang di situ aku jadi kenal dengan mereka. Kami bertiga lalu meluncur pergi ke arah Lembang dengan mobil Tante Anis. Tidak berapa lama kemudian kami sampai di Lembang dan Tante Anis lalu mengajak kami untuk makan malam di sebuah rumah makan. Setelah selesai makan Tante Anis membeli beberapa kaleng bir, softdrink dan makanan kecil, “Untuk bekal sampai pagi cukup nggak…” tanya Tante Anis sambil tersenyum nakal. Aku mengangguk setuju sementara Dewi masih pura-pura tidak tahu apa yang terjadi.
    Akhirnya kami meluncur ke sebuah hotel kecil yang cukup bagus di sekitar Lembang, lokasinya enak dan aman untuk berselingkuh karena mobil bisa langsung parkir di garasi yang tersedia di sebelah kamar. Mungkin hotel itu sejak semula sudah dirancang untuk tempat perselingkuhan, entahlah…..
    “Eh.. seperti yang aku bilang tadi…. kalau kalian mau ML aku nggak ikutan yaa… aku cuma nunggu kalian di mobil aja.”

    “Aduh Dewi… kami nggak tega ninggalin kamu di mobil. Kita bakalan di sini sampai pagi lho, ikutan aja deh ke kamar. Kalau nggak mau ikutan kami ML juga nggak apa-apa, that’s your choice honey… kamu bisa nunggu di ruang tamu sambil minum bir. Atau kalau perlu bisa kami pesankan “extra-bed”. Gimana..?” tanya Tante Anis. Dewi akhirnya mengangguk setuju.
    “OK aku di ruang tamunya aja… tapi kalian jangan ribut ya…. nanti aku nggak bisa tidur.”
    Aku pikir Dewi ini cuma pura-pura saja tidak mau ikut ML, kalau dia benar-benar tidak mau ikutan kenapa dia tadi tidak minta diantar pulang saja. Itu jauh lebih baik dari pada tidur di mobil ataupun di kamar sementara kami asyik bercinta sampai pagi. Aku rasa Dewi ini sebenarnya mau tapi malu karena baru kenal denganku beberapa jam yang lalu, jadi kupikir bagus juga kalau aku sengaja memancing-mancing dan mengambil inisiatif supaya dia mau ikut. Setidaknya dengan cara itu dia tidak harus merasa malu kalau “terpaksa” ikut bergabung. Hmm… kalau Dewi mau ikutan, ini bakal menjadi pengalaman pertamaku ML dengan dua wanita sekaligus.
    Kamar hotel yang dipesan Tante Anis cukup besar, sebenarnya hanya satu ruangan tapi antara tempat tidur dan ruang tamu dipisahkan oleh tirai pembatas. Dengan kondisi seperti itu apapun yang terjadi di tempat tidur pasti akan terdengar di ruang tamu. Dewi merebahkan dirinya di kursi sofa.
    “Selamat ML yaa… aku mau disini aja menikmati bir dan tidur nyenyak.”

    Sampai di kamar Tante Anis mematikan lampu kamar dan hanya menyisakan lampu tidur yang nyalanya remang-remang saja sementara aku langsung merebahkan diri di tempat tidur. Tante Anis lalu mengikuti dan berbaring di sebelahku. Tanpa menunggu komando aku langsung memeluk dan mencumbu Tante Anis, bibir kami saling memagut dan lidah kami saling melilit penuh nafsu. Tangan-tangan kamipun mulai saling meraba dan meremas daerah sensitif masing-masing. Kuselipkan tanganku ke balik bajunya, oh… rupanya Tante Anis sudah tidak mengenakan BH lagi sehingga tanganku dengan mudah langsung meremas payudaranya. Sementara itu tangan Tante Anis dengan ganas berusaha masuk ke celana dalamku untuk meremas penisku yang sudah menegang sejak tadi. Setelah beberapa saat kami bergumul dan saling meremas dengan panas, aku mulai melepaskan t-shirt dan celana jeansku sementara Tante Anis juga mulai melepas pakaiannya satu per satu.

    Akhirnya kami berdua berbaring di atas tempat tidur tanpa sehelai busanapun.
    “Tante Anis… tante sexy sekali…,” kataku memuji sambil meraba payudara dan putingnya. Sengaja aku berbicara tanpa berbisik supaya Dewi bisa ikut mendengar.
    “Ah… kamu bisa aja,” tampak wajah Tante Anis memerah, mungkin merasa bangga mendapat pujian dari anak muda. Tante Anis juga tampaknya mengerti maksudku sehingga diapun tidak berusaha mengecilkan suaranya.
    “Tante, Doni mau menikmati tubuh Tante Anis malam ini sepuas-puasnya… lampunya Doni nyalain aja yaa…”
    “Iihh… tante malu ah… khan udah nggak muda lagi…”
    “Tapi tante masih sexy banget lho… swear deh…. Doni betul-betul terangsang.”
    “Terserah Doni kalau gitu… emangnya Doni mau liat apa sih kok pake nyalain lampu segala…”
    “Doni mau menikmati tubuh Tante Anis yang sexy ini sampai puas, Doni mau menikmati buah dada tante yang indah, Doni mau menikmati seluruh bagian vagina tante yang tertutup bulu-bulu lebat itu, Doni mau liat klitoris tante, Doni pengen liat semua bagian dalam vagina tante. Boleh khan…?” kataku merayu sambil menyalakan lampu kamar.

    “Tentu boleh aja sayang…., malam ini tante jadi milik kamu. Doni boleh liat apapun yang Doni mau, boleh pegang apapun… pokoknya boleh ngapain aja… sesuka kamu sayang….. Tapi sebaliknya Doni juga jadi milik tante malam ini yaa…. Sekarang tante mau pegang dan isep pisangnya Doni…gimana?” tanya Tante Anis sambil mendorongku ke tempat tidur.
    Mulailah Tante Anis menjilati dan mengulum penisku. Rupanya Tante Anis cukup ahli dalam ber-oral, diremasnya buah pelirku sementara penisku dimasukkan ke dalam mulutnya untuk dihisap.
    “Hmm dasar anak muda, penisnya keras banget kalau berdiri… tante udah lama nggak ngerasain penis yang keras seperti ini. Tante nggak sabar pengen ngerasain ini di dalam punya tante….” kata Tante Anis sambil terus menjilati kepala penisku. Dimasukkannya kembali penisku ke dalam mulutnya dan sesekali lidahnya menjilati lubang penisku, wow… rasanya membuat tubuhku bergetar menahan nikmat.

    “Oohh… tante… enak banget tante….mmhh… isep terus tante…,” aku sengaja mengekspresikan setiap rasa nikmat yang kurasakan dengan harapan supaya Dewi terpancing untuk ikut bergabung.
    Aku memutar posisiku sedikit supaya tanganku bisa meraba dan meremas payudara Tante Anis sementara dia tetap mengulum penisku. Dengan lembut kuremas payudaranya dan kupilin-pilin pentilnya. Ini membuat Tante Anis makin bernafsu dan bersemangat mengulum penisku. “Mmhh….mmhh…..” Tante Anis mulai mendesah-desah menahan nikmat. Seranganku kulanjutkan lagi, kali ini tanganku mulai mengarah ke vaginanya. Kurasakan bulu-bulu kemaluannya yang lebat agak basah oleh lendir yang licin. Jari tanganku mulai menyibak bulu-bulu vagina Tante Anis dan masuk ke dalam belahan bibir vaginanya. Akhirnya dengan perlahan kumasukkan jari tengahku ke dalam lubangnya yang basah oleh lendir. Kugosok-gosokkan jariku dengan lembut ke dalam dinding-dinding vagina Tante Anis sementara ibu jariku mempermainkan klitorisnya sehingga Tante Anis menggelinjang keenakan.

    “Ah… Doni…. mhh…. masukin sekarang sayang… tante udah kepengen ngerasain penis Doni di dalam vagina tante,” katanya sambil melepaskan penisku dari mulutnya.
    Tante Anis lalu merebahkan dirinya di tempat tidur sambil membuka kedua pahanya untuk mempersilahkan penisku masuk. Tapi aku tidak ingin langsung memainkan partai puncak, aku harus menyimpan tenaga karena bukan tidak mungkin akan ada partai tambahan dengan Dewi. “Sabar dulu ya tante… Doni pengen banget jilat vagina tante…Doni nggak tahan liat vagina tante terbuka seperti itu… boleh….?” “Terserah Doni sayaang…. tante udah kepengen banget sampai puncak….” Pantat Tante Anis kuganjal dengan bantal sehingga aku tidak perlu terlalu membungkuk untuk menikmati vaginanya. Perlahan kubuka bibir vaginanya yang sedikit menggelambir dengan kedua jempolku, terlihat bagian dalam vagina Tante Anis begitu merah dan merangsang. Lubangnya masih terlihat lumayan sempit meskipun sudah punya dua anak, sementara klitorisnya tampak menyembul bulat di bagian atas bibir vaginanya.

    Tidak tahan melihat pemandangan yang begitu membangkitkan birahi akhirnya aku membenamkan lidahku ke dalam liang vaginanya. Dengan penuh nafsu kujilati seluruh bagian vagina Tante Anis, mulai dari klitoris, bibir vagina, hingga lubang vaginanya tidak luput dari sapuan lidahku yang ganas. Tante Anis meremas rambutku dan terus mendesah menahan nikmat.
    “Oohh… oohh… mmhh… Doni…. mmhh… adduhh….” Suara Tante Anis makin membuatku bersemangat, aku terus menjilati seluruh bagian vaginanya seperti seorang bocah sedang menikmati es krim coklat yang begitu nikmat. Jari-jariku mulai ikut ambil bagian untuk masuk ke dalam liang vagina Tante Anis, sementara itu bibirku mengulum klitorisnya dan lidahku terus menjilati serta mempermainkannya dengan penuh nafsu.

    “Aaahh… Donii… tante nggak tahan Don…. adduuh…” desahannya makin tak terkendali dan tangannya mulai meremas rambutku dengan keras sementara itu otot-otot kedua kakinya mulai menegang. Tampaknya tidak berapa lama lagi Tante Anis akan mengalami orgasme.
    Sementara itu samar-samar kulihat bayangan di ruang tamu mulai bergerak, ah… rupanya Dewi mulai terpancing untuk melihat apa yang kami lakukan di atas tempat tidur.
    “Doni… Doni… mmhh… tante nggak tahan lagi… tante udah mau keluar…. mmhh…. ahh…aahh…,” akhirnya seluruh tubuh Tante Anis menegang selama beberapa saat dan kemudian terkulai lemas. Kulitnya yang putih tampak berubah agak memerah, Tante Anis mengalami orgasmenya yang pertama malam itu. Dia tergolek lemas dengan mata terpejam dan mulut terbuka sementara itu vaginanya yang merah seperti daging mentah tampak masih berdenyut-denyut mengeluarkan sisa-sisa kenikmatan. Tante Anis perlahan-lahan mulai pulih kesadarannya setelah beberapa saat terbuai oleh kenikmatan orgasme.

    “Doni… enak sekali orgasmenya… mmhh… tante sampe lemes…. rasanya belum apa-apa tulang-tulang tante rontok semua….”
    Aku hanya tersenyum. “Gimana tante… udah siap lagi….,” tanyaku menggoda.
    “Bentar lagi ya Don… badan tante masih lemes…. dan lagi rasa enaknya masih belum hilang….”
    Sementara itu kulihat Dewi sudah berdiri di samping tirai pembatas ruangan, ikut menikmati apa yang kami lakukan.
    “Dewi, kalau mau gabung kesini aja… nggak apa-apa kok,” kataku memancing-mancing.
    “Iih… enggak ah, aku cuma pengen ngeliat kalian ML aja kok, soalnya suaranya seru banget sih… sampe Dewi nggak bisa tidur.”
    “Iya Dewi… sini aja lah…, ngapain kamu berdiri di situ… duduk aja di dekat tempat tidur biar bisa liat lebih jelas kalau emang mau liat kita ML,” Tante Anis ikut menimpali. Dewi kelihatan masih malu-malu, aku lalu berdiri menghampirinya dan menariknya ke sisi tempat tidur.
    “Tapi kalian nggak apa-apa kalau Dewi ikutan ngeliat di sini…?” tanyanya sambil duduk di kursi.
    “Ah nggak apa-apa Wi, malah kami lebih senang lagi kalau kamu juga mau ikutan ML dengan kami, iya khan Don…… Ikutan ajalah sekalian, aku nggak akan bilang sama suamimu asal kamu juga nggak cerita ke suamiku,” kata Tante Anis sambil melirikku dan aku mengangguk mengiyakan. Wajah Dewi tampak merah, “Ah.. Dewi cuma mau liat kalian aja dulu….” Betul dugaanku, sebenarnya Dewi mau ikut bergabung hanya saja ia masih malu-malu. Yang dibutuhkannya cuma sebuah alasan yang pas.

    Sementara itu Tante Anis tampaknya sudah pulih sepenuhnya, tangannya mulai meraih penisku dan menuntunnya ke arah liang hangat di selangkangannya.
    “Ayo sayang… kita lanjutin lagi…. sekarang punya kamu harus dimasukkin ke sini ya…tante dari tadi pengen ngerasain punya kamu…” Aku hanya tersenyum, sementara itu aku mulai menjilati payudara Tante Anis dan mempermainkan putingnya diantara kedua bibirku. Tubuh Tante Anis mulai menggeliat-geliat kembali.
    “Ah… Doni… tante jadi konak lagi… punya kamu masukin ya…. sekarang sayang… sekarang… tante udah kepengen banget ngerasain penismu yang keras ini…” Tante Anis terus merengek-rengek meminta aku memasukkan penis ke vaginanya sementara itu tangannya terus meremas-remas penisku sehingga membuatnya makin mengeras. Akhirnya perlahan-lahan kubuka paha Tante Anis sehingga bibir vaginanya membelah dan menampakkan liangnya yang bisa mengundang nafsu birahi setiap lelaki.

    Dengan perlahan-lahan kutuntun penisku menuju lubang vagina Tante Anis yang sudah siap menanti sejak tadi, dan… blesss… dengan sekali sentakan ringan penisku masuk ke dalam vaginanya. “Aahh…” teriak Tante Anis sambil menaikkan pinggulnya untuk menyambut penisku. Rupanya Tante Anis sudah sangat terangsang dan bernafsu sehingga sekalipun dia berada di posisi bawah justru dia yang lebih aktif menggerak-gerakkan pinggulnya. Aku tidak mau kalah ganas dengan tante berumur 40-an ini, kugerakkan pinggulku turun naik dengan sentakan-sentakan yang kuat sehingga penisku terasa masuk ke dalam dengan mantap.
    “Aduhh.. Doni… penismu sampai ke ujung… enak banget….mmhh… terus sayang… tusuk yang kuat sayang… tante suka…. mmhh… mmhh…. mmhh… mmhh …mmhh ..” Tante Anis terus mendesah berulang-ulang seirama dengan tusukan penisku. Suara kecipak beradunya penisku dengan vagina Tante Anis dan suara derit ranjang yang bergoyang menyertai desah persetubuhan kami yang ganas. Aku rasa dengan cara seperti ini Tante Anis tidak akan bertahan lama.

    Beberapa saat kemudian Tante Anis minta ganti posisi, dia ingin berada di atas. Akhirnya aku berbaring pasrah sementara Tante Anis memposisikan dirinya berjongkok di atasku. Tangannya meraih penisku dan membimbingnya menuju liang vaginanya yang basah kuyup oleh lendirnya sendiri. Begitu penisku masuk, Tante Anis lalu mulai menggerak-gerakkan pinggulnya dengan ganas. Gerakannnya makin lama makin cepat dan desahannya makin keras, “Mhh… mmhh.. mmhh….” aku belum pernah merasakan goyangan pinggul seorang wanita seganas Tante Anis. Saking keras dan semangatnya goyangan Tante Anis, beberapa kali penisku sempat terlepas dari cengkeraman vaginanya tapi Tante Anis dengan sigap memasukkan kembali. Dan akhirnya tidak sampai tiga menit Tante Anis di posisi atas iapun mulai mengalami orgasme yang kedua kali….
    “Aduh… tante mau keluar lagi sayang… aduuh… mmhh… mmhh… mmhh… aahh!” Tante Anis menjerit keras berbarengan dengan orgasmenya yang kedua. Kedua tangannya mencengkeram erat dadaku dan kepalanya mendongak ke atas sementara itu vaginanya menelan habis penisku sampai aku bisa merasakan ujungnya.

    Baru kali ini kurasakan orgasme seorang wanita yang begitu ganas dan intens. Seganas-ganasnya Tante Nita, rasanya masih kalah ganas dibandingkan Tante Anis. Tidak berapa lama kemudian Tante Anis terkulai lemas di dadaku. Aku melirik ke arah Dewi, kulihat dia mulai terangsang hebat melihat “live-show” di depan matanya… Duduknya serba gelisah dan tangannya meremas-remas ujung bajunya. Aku sendiri sebenarnya belum orgasme, tapi rasanya juga tidak lama lagi. Permainan liar Tante Anis mau tidak mau membuatku makin dekat menuju puncak orgasme juga. Kalau aku sekarang mengajak Dewi untuk ML pasti aku tidak akan sanggup bertahan lama, jadi kuputuskan untuk menyelesaikan ronde pertamaku dengan Tante Anis saja. Setelah Tante Anis mulai pulih dari orgasmenya, aku balikkan tubuhnya sehingga dia kembali dalam posisi terlentang. Tanpa basa-basi langsung aku menancapkan penisku ke dalam vaginanya.

    “Doni… tante masih lemes… sabar sayang…. sebentar lagi…. mmhh… mmhh…” Tante Anis mencoba mendorongku. Tapi tenaganya tidak cukup kuat, lagi pula hanya berselang beberapa detik kemudian tampaknya Tante Anis sudah mulai terangsang lagi. Apalagi setelah telinga dan lehernya kujilati dengan lidahku. Maklum kaum wanita dalam hal persetubuhan sebenarnya jauh lebih hebat dari pria, mereka bisa mengalami orgasme berkali-kali dalam waktu yang singkat kalau mendapatkan rangsangan yang tepat.

    Aku terus menusukkan penisku berulang-ulang ke dalam vagina Tante Anis.
    “Doni… kamu nakal sekali… mmhh… mmhh …. dasar anak muda….. mmhh… adduuh sayang… nanti tante bisa keluar lagi…. mmhh… Doni… aduuhh…mmhh… tante jadi konak lagi… aahh… kamu ganas sekali….” kurasakan pinggul Tante Anis yang semula diam pasrah kini mulai mengikuti gerakan pinggulku. Setiap kali aku menusukkan penisku, pinggul Tante Anis menyentak ke atas sehingga penisku masuk semakin dalam. Gerakannya yang kembali ganas membuat ketahananku hampir jebol. Perlahan-lahan kuatur posisiku agar bisa menusukkan penis sedalam-dalamnya.

    “Tante… udah mau keluar belum…..?”
    “Mmhh… iya sayang…. tante udah mau keluar lagi…. mmhh …mmhh…”
    “Sekarang kita barengan ya… Doni juga udah mau keluar….” “Hmmhh……. keluarin aja sayang… keluarin semuanya di dalam…. tante siap menampung…. tante udah nggak tahan sayaang.. … tusuk tante yang kuat……. mmhh…. uuh… rasanya penis kamu makin besar….. dorong yang kuat sayang….. iya… seperti itu sayang… iya… masukin yang dalam…mmhh… adduuh… tante keluar lagi…. aahh…aagh….!!”
    “Tante… mmhh… aduuh… Doni udah nggak tahan lagii….. aahh…aahh..aagghh…!!” Akhirnya sebuah semburan sperma yang dahsyat ke dalam vagina Tante Anis menyertai kenikmatan orgasmeku. Sementara itu tubuh Tante Anis juga kembali menegang dan berkedut-kedut menahan nikmat orgasmenya yang ketiga malam itu. Tidak lama kemudian tubuh kami saling berpelukan dengan lemas, kami tidak bergerak ataupun berkata-kata untuk beberapa saat karena rasa nikmat orgasme yang bersamaan tadi seolah meluluhkan semua kekuatan dan keinginan kami selama beberapa saat.

    Aku dan Tante Anis hanya ingin diam berpelukkan dan saling menikmati hangatnya tubuh masing-masing, sementara penisku yang terasa makin melemah masih tertancap di dalam vagina Tante Anis…. Tidak berapa lama kemudian aku membaringkan tubuhku di samping Tante Anis. Penisku tergolek lemah kelelahan, basah kuyup oleh campuran lendir vagina Tante Anis dan spermaku sendiri. Sementara itu dari celah vagina Tante Anis lelehan sisa spermaku yang berwarna putih kental tampak mengalir keluar bercampur dengan lendir Tante Anis. Aku yakin spermaku banyak sekali yang masuk ke vaginanya karena sudah hampir dua minggu aku belum mengeluarkannya. Tante Anis memiringkan badannya dan mengelus-elus penisku.

    “Gila kamu Doni….. belum-belum tante udah keluar tiga kali… kayaknya tante nggak bakalan kuat nih kalau ML sampai pagi….”
    “Ah nggak apa-apa tante… khan ada Dewi, dia bisa gantiin tante kalau tante udah capek… iya nggak,” kami tertawa cekikikan melirik Dewi yang dari tadi tampak duduk gelisah menahan gejolak nafsu.
    “Iya Dewi, ayo kamu ikutan sini dong… bantuin aku ngerjain Doni… aku nggak bakalan kuat kalau sendiri,” kata Tante Anis ikut memanaskan suasana.
    “Ah… kayaknya aku nggak perlu bantuin Teh Anis…, tuh liat… Doni punya udah lemes… kelihatannya dia juga udah bakal nggak kuat lagi main dengan Dewi….,” kata Dewi yang mulai menanggapi ajakan kami dengan setengah menantang.
    “Tapi kalau punyaku bisa berdiri lagi Dewi mau ikutan nggak…?” pancingku.
    “Boleh aja… tapi buktiin dong kalau Doni punya masih sanggup berdiri lagi seperti tadi,” kata Dewi. Tampaknya Dewi sudah mendapatkan alasan yang pas untuk ikut bergabung.

    “Ok… aku akan buktikan kalau sebentar lagi punyaku akan bangun dan keras seperti tadi tapi syaratnya harus Dewi yang bangunin yaa…” kataku tersenyum.
    “Iya… tapi dibersihin dulu dong… Dewi nggak mau bekas Teh Anis… he… he.. he…” Aku lalu bangkit ke kamar mandi untuk membersihkan penisku dari sisa-sisa cairan hasil persetubuhan dengan Tante Anis. Saat keluar dari kamar mandi tampak Dewi sudah duduk di tepi tempat tidur. Sementara itu Tante Anis gantian duduk tanpa busana di kursi sambil menenggak sekaleng bir hitam dan menghisap rokok.
    “Ayo sini anak muda…. kita buktikan apa kamu masih sanggup bertempur lagi…” kata Dewi sambil tersenyum nakal. Setelah mendapat alasan yang pas, Dewi yang sebelumnya tampak malu-malu mulai menampakkan nafsu sex yang tidak kalah dengan Tante Anis. Aku lalu membaringkan tubuhku di tempat tidur.

    Tanpa banyak basa-basi lagi Dewi langsung mengelus-elus penisku yang masih terkulai lemas akibat kelelahan setelah bertempur hebat dengan Tante Anis. Diremas-remasnya biji pelirku dan kemudian Dewi mulai menjilat-jilat batang penisku. Aku mulai merasakan kenikmatan lidah Dewi dan remasan lembut tangannya, akibatnya penisku perlahan-lahan mulai menunjukkan tanda kehidupan. Dewi mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya, dikulumnya kepala penisku dan dikocok-kocoknya batang penisku dengan tangannya. Tentu saja tidak berapa lama kemudian penisku mengeras kembali. Merasakan penisku kembali membesar dan mengeras, Dewi semakin bernafsu menghisap dan menjilatinya. Perlahan-lahan kulepaskan mulutnya dari penisku.
    “Nah, sudah terbukti bisa bangun lagi khan… sekarang giliran Dewi memenuhi janji untuk ikut bergabung… gimana?” Dewi cuma tersenyum sambil dengan sukarela melepaskan pakaiannya satu per satu dan berbaring di sisiku. Karena sejak awal aku sudah tertarik dengan payudara Dewi yang montok seperti punya Pamela Anderson, aku langsung meremas payudaranya dengan lembut dan mempermainkan putingnya dengan lidahku. Dewi yang sebenarnya dari tadi sudah terangsang mulai mendesah-desah keenakan. Berbeda dengan Tante Anis, meskipun sudah 3 tahun menikah Dewi belum memiliki anak jadi puting susunya masih mungil dan berwarna terang seperti puting susu gadis perawan. Baca Juga: Kisah Sex Nyata Memperkosa Cewek Berhijab

    Setelah puas menjilati dan meremas buah dadanya, aku mulai menjelajahi bagian bawah. Perlahan-lahan kujilati bagian perut Dewi dan kemudian akhirnya sampai ke daerah “Segitiga Bermuda”. Bulu kemaluan Dewi tidak selebat Tante Anis sehingga belahan vaginanya sudah tampak jelas tanpa harus menyibakkan bulu-bulunya. Setelah puas menjilati daerah lipatan paha dan daerah bagian atas bulu vagina Dewi, aku membuka bibir vaginanya dan terlihatlah liang vagina yang berwarna merah muda dan sangat indah. Ingin rasanya segera membenamkan penisku ke dalamnya. Mungkin karena belum memiliki anak, kedua bibir vaginanya masih tampak kencang dan tidak menggelambir seperti punya Tante Anis. 

    Secara refleks jari-jari tanganku langsung masuk menggerayangi lubang vaginanya dan membuatnya melenguh keras, “Oohh……..” Langsung lidahku menjilati bibir vagina dan klitorisnya dengan lembut. Setiap kali lidahku menjilati klitorisnya, pinggul Dewi bergerak maju seolah tidak menginginkan lidahku terlepas dari klitorisnya. Setelah kurasa cukup, akhirnya kulepaskan lidahku dari bagian vaginanya dan aku mulai membuka kedua pahanya. Aku benar-benar sudah tidak sabar ingin segera merasakan kenikmatan vagina seorang Dewi.

    Dengan lembut kubelai lembut rambutnya, dari matanya kulihat Dewipun sudah tidak sabar ingin menerima penisku. Tapi dia bukan Tante Anis yang secara ekspresif dan terang-terangan mengumbar nafsunya dengan ganas. Dewi hanya menatapku penuh harap sambil nafasnya berdesah-desah tak teratur. Kuposisikan diriku diantara kedua pahanya, lalu perlahan-lahan kubuka bibir vaginanya dan kuarahkan penisku ke liang vagina yang tampak masih sempit. 

    Kuletakkan kepala penisku tepat di depan lubang vaginanya. Lalu dengan lembut tapi pasti kugerakkan pinggulku ke depan sehingga penisku masuk ke dalam vaginanya. Gila….nih cewek… vaginanya masih sempit sekali, benar-benar seperti seorang perawan. Untung saja Dewi sudah cukup terangsang sehingga penisku tidak begitu kesulitan menembus liang vaginanya yang sempit dan basah. Dewi tampak menggigit bibir bawahnya dan tangannya meremas pinggangku. Aku sempat berpikir mungkin Dewi merasa kesakitan akibat perbuatanku, gerakanku kuhentikan sejenak.

    “Sakit sayang…?” tanyaku. Dewi menggeleng perlahan.
    “Enak sayang….?” kataku lagi. Dewi hanya mengangguk sambil tersenyum. Sedikit demi sedikit kupercepat gerakanku, vagina Dewi terasa makin basah dan gerakan penisku terasa mulai lancar.

    Koleksi Cerita Dewasa Sex ABG Perawan, Cerita Dewasa Sex SMA, Cerita Dewasa Sex Gangbang, Cerita Dewasa Sex SPG, Cerita Dewasa Sex ABG Bispak, Cerita Dewasa Sex Model, Cerita Dewasa Sex Suster, Cerita Dewasa Sex Janda Binal, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi Bispak  

  • Kisah Sex Nyata Bercinta Di kamar Tante Ninik

    Kisah Sex Nyata Bercinta Di kamar Tante Ninik

    Kisah Hot Dewasa Terbaru, Koleksi Kisah Mesum Pelajar, Kisah Seks Amoy Cantik, Cerita Mesum Terlangka, Cerita Sex Terkini, Cerita Abg Binal Ngentot, Mengungkap Cerita Ngentot Terselubung, Tante Girang Bisyar, Mahasiswi Sange Nakal, Seputar Sex Terhits, Birahi Tinggi Remaja, ABG IGO Bispak Horny, Sex Pemerkosaan Terganas, Sex Sedarah Terhits, Skandal Mesum Tante Girang, Kisah Pesta Sex Remaja, Foto Syur Hot, Foto Bugil Terbagus, Tips Seksual Terlengkap dan Terpercaya.
     
     Tempatnya Kisah Sex Nyata Terbaru 2018 Bercinta Di kamar Tante Ninik

    Tante ninik, cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita bokep, cerita porno, cerita xxx, cerita sange, cerita birahi, cerita ngentot, cerita bf, cerita seks terbaru 2024
    Cerita Sex Asli 2018 Kriing..” jam di meja memaksa aku untuk memicingkan mata. “Wah gawat, telat nih” dengan tergesa-gesa aku bangun lalu lari ke kamar mandi.

    Pagi itu aku ada janji untuk menjaga rumah tanteku. Oh ya, tanteku ini orangnya cantik dengan wajah seperti artis sinetron, namanya Ninik. Tinggi badan 168, payudara 34, dan tubuh yang langsing. Sejak kembali dari Malang, aku sering main ke rumahnya. Hal ini aku lakukan atas permintaan tante Ninik, karena suaminya sering ditugaskan ke luar pulau. Oh ya, tante Ninik mempunyai dua anak perempuan Dini dan Fifi.

    Cerita sex, cerita sex 2018, cerita sex terbaru 2018, cerita sex igo, cerita sex selingkuh, cerita sex sedarah, cerita sex perkosaan, cerita sex perawan, cerita sex 2018 terupdate, cerita dewasa igo, cerita ngentot terlengkap.

    Dini sudah kelas 2 SMA dengan tubuh yang langsing, payudara 36B, dan tinggi 165. Sedangkan Fifi mempunyai tubuh agak bongsor untuk gadis SMP kelas 3, tinggi 168 dan payudara 36. Setiap aku berada di rumah tante Fifi aku merasa seperti berada di sebuah harem. Tiga wanita cantik dan seksi yang suka memakai baju-baju transparan kalau di rumah. Kali ini aku akan ceritakan pengalamanku dengan tante Ninik di kamarnya ketika suaminya sedang tugas dinas luar pulau untuk 5 hari.

    Hari Senin pagi, aku memacu motorku ke rumah tante Ninik. Setelah perjalanan 15 menit, aku sampai di rumahnya. Langsung aku parkir motor di teras rumah. Sepertinya Dini dan Fifi masih belum berangkat sekolah, begitu juga tante Ninik belum berangkat kerja.

    “Met pagi semua” aku ucapkan sapaan seperti biasanya.
    “Pagi, Mas Firman. Lho kok masih kusut wajahnya, pasti baru bangun ya?” Fifi membalas sapaanku.
    “Iya nih kesiangan” aku jawab sekenanya sambil masuk ke ruang keluarga.
    “Fir, kamu antar Dini dan Fifi ke sekolah ya. Tante belum mandi nih. Kunci mobil ada di tempat biasanya tuh.” Dari dapur tante menyuruh aku.
    “OK Tante” jawabku singkat.
    “Ayo duo cewek paling manja sedunia.” celetukku sambil masuk ke mobil. Iya lho, Dini dan Fifi memang cewek yang manja, kalau pergi selalu minta diantar.
    “Daag Mas Firman, nanti pulangnya dijemput ya.” Lalu Dini menghilang dibalik pagar sekolahan.
    Selesai sudah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah tante Ninik.

    Setelah parkir mobil aku langsung menuju meja makan, lalu mengambil porsi tukang dan melahapnya. Tante Ninik masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras. Lalu hening agak lama, setelah lebih kurang lima menit tidak terdengar gemericik air aku mulai curiga dan aku hentikan makanku. Setelah menaruh piring di dapur. Aku menuju ke pintu kamar mandi, sasaranku adalah lubang kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. Aku matikan lampu ruang tempatku berdiri, lalu aku mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci. Di depanku terpampang pemandangan alam yang indah sekali, tubuh mulus dan putih tante Ninik tanpa ada sehelai benang yang menutupi terlihat agak mengkilat akibat efek cahaya yang mengenai air di kulitnya. Ternyata tante Ninik sedang masturbasi, tangan kanannya dengan lembut digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri mengelus-elus payudaranya bergantian kiri dan kanan.

    Terdengar suara desahan lirih, “Hmm, ohh, arhh”.

    Kulihat tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke vagina. Rupanya tante Ninik ini sudah mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya. Aku langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan televisi. Aku tepis pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek tante Ninik, membuatku tergila-gila. Aku jadi membayangkan tante Ninik berhubungan badan denganku.

    “Lho Fir, kamu lagi apa tuh kok tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin siapa? Nanti aku bilang ke ibu kamu lho.” Tiba-tiba suara tante Ninik mengagetkan aku.
    “Kamu ini pagi-pagi sudah begitu. Mbok ya nanti malam saja, kan enak ada lawannya.” Celetuk tante Ninik sambil masuk kamar.

    Aku agak kaget juga dia ngomong seperti itu. Tapi aku menganggap itu cuma sekedar guyonan. Setelah tante Ninik berangkat kerja, aku sendirian di rumahnya yang sepi ini. Karena masih ngantuk aku ganti celanaku dengan sarung lalu masuk kamar tante dan langsung tidur.

    “Hmm.. geli ah” Aku terbangun dan terkejut, karena tante Ninik sudah berbaring di sebelahku sambil tangannya memegang Mr. P dari luar sarung.
    “Waduh, maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun.” Kata tante sambil dengan pelan melepaskan pegangannya yang telah membuat Mr. P menegang 90%.
    “Tante minta ijin ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok, dengan alasan sakit. Setelah ambil obat dari apotik, tante pulang.” Begitu alasan tante ketika aku tanya kenapa dia tidak masuk kerja.
    “Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur tante, dan sarung kamu tersingkap sehingga celana dalam kamu terlihat. Tante jadi terangsang dan pingin pegang punya kamu. Hmm, gedhe juga ya Mr. P mu” Tante terus saja nyerocos untuk menjelaskan kelakuannya.
    “Sudahlah tante, gak pa pa kok. Lagian Firman tahu kok kalau tante tadi pagi masturbasi di kamar mandi” celetukku sekenanya.
    “Lho, jadi kamu..” Tante kaget dengan mimik setengah marah.
    “Iya, tadi Firman ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?” agak takut juga aku kalau dia marah.

    Tante diam saja dan suasana jadi hening selama lebih kurang 10 menit. Sepertinya ada gejolak di hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia melepas blaser dan mengurai rambutnya. Diikuti dengan lepasnya baju tipis putih, sehingga sekarang terpampang tubuh tante yang toples sedang membelakangiku. Aku tetap terpaku di tempat tidur, sambil memegang tonjolan Mr. P di sarungku. Bra warna hitam juga terlepas, lalu tante berbalik menghadap aku. Aku jadi salah tingkah.

    “Aku tahu kamu sudah lama pingin menyentuh ini..” dengan lembut tante berkata sambil memegang kedua bukit kembarnya.
    “Emm.., nggak kok tante. Maafin Firman ya.” Aku semakin salah tingkah.
    “Lho kok jadi munafik gitu, sejak kapan?” tanya tanteku dengan mimik keheranan.
    “Maksud Firman, nggak salahkan kalau Firman pingin pegang ini..!” Sambil aku tarik bahu tante ke tempat tidur, sehingga tante terjatuh di atas tubuhku.

    Langsung aku kecup payudaranya bergantian kiri dan kanan.

    “Eh, nakal juga kamu ya.. ihh geli Fir.” tante Ninik merengek perlahan.
    “Hmm..shh” tante semakin keras mendesah ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkangannya.

    Rok yang menjadi penghalang, dengan cepatnya aku buka dan sekarang tinggal CD yang menutupi gundukan lembab. Sekarang posisi kami berbalik, aku berada di atas tubuh tante Ninik. Tangan kiriku semakin berani meraba gundukan yang aku rasakan semakin lembab. Ciuman tetap kami lakukan dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh. Sampai akhirnya tangan tante masuk ke sela-sela celana dan berhenti di tonjolan yang keras.

    “Hmm, boleh juga nih. Sepertinya lebih besar dari punyanya om kamu deh.” tante mengagumi Mr. P yang belum pernah dilihatnya.
    “Ya sudah dibuka saja tante.” pintaku.

    Lalu tante melepas celanaku, dan ketika tinggal CD yang menempel, tante terbelalak dan tersenyum.

    “Wah, rupanya tante punya Mr. P lain yang lebih gedhe.” Gila tante Ninik ini, padahal Mr. P-ku belum besar maksimal karena terhalang CD.

    Aksi meremas dan menjilat terus kami lakukan sampai akhirnya tanpa aku sadari, ada hembusan nafas diselangkanganku. Dan aktifitas tante terhenti. Rupanya dia sudah berhasil melepas CD ku, dan sekarang sedang terperangah melihat Mr. P yang berdiri dengan bebas dan menunjukkan ukuran sebenarnya.

    “Tante.. ngapain berhenti?” aku beranikan diri bertanya ke tante, dan rupanya ini mengagetkannya.
    “Eh.. anu.. ini lho, punya kamu kok bisa segitu ya..?” agak tergagap juga tante merespon pertanyaanku.
    “Gak panjang banget, tapi gemuknya itu lho.. bikin tante merinding” sambil tersenyum dia ngoceh lagi.

    Tante masih terkesima dengan Mr. P-ku yang mempunyai panjang 14 cm dengan diameter 4 cm.

    “Emangnya punya om gak segini? ya sudah tante boleh ngelakuin apa aja sama Mr. P ku.” Aku ingin agar tante memulai ini secepatnya.
    “Hmm, iya deh.” Lalu tante mulai menjilat ujung Mr. P.

    Ada sensasi enak dan nikmat ketika lidah tante mulai beraksi naik turun dari ujung sampai pangkal Mr. P

    “Ahh.. enak tante, terusin hh.” aku mulai meracau.

    Lalu aku tarik kepala tante Ninik sampai sejajar dengan kepalaku, kami berciuman lagi dengan ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang pertama tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini berusaha untuk melepas CD tante Ninik. Akhirnya sambil menggigit-gigit kecil puting susunya, aku berhasil melepas penutup satu-satunya itu. Tiba-tiba, tante merubah posisi dengan duduk di atas dadaku. Sehingga terpampang jelas vaginanya yang tertutup rapat dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk segitiga.

    “Ayo Fir, gantian kamu boleh melakukan apa saja terhadap ini.” Sambil tangan tante mengusap vaginanya.
    “OK tante” aku langsung mengiyakan dan mulai mengecup vagina tante yang bersih.
    “Shh.. ohh” tante mulai melenguh pelan ketika aku sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.
    “Hh.. mm.. enak Fir, terus Fir.. yaa.. shh” tante mulai berbicara tidak teratur.

    Semakin dalam lidahku menelusuri liang vagina tante. Semakain kacau pula omongan tante Ninik. “Ahh..Fir..shh..Firr aku mau keluar.” tante mengerang dengan keras.

    “Ahh..” erangan tante keras sekali, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang.

    Rupanya tante sudah mencapai puncak. Aku terus menghisap dengan kuat vaginanya, dan tante masih berkutat dengan perasaan enaknya.

    “Hmm..kamu pintar Fir. Gak rugi tante punya keponakan seperti kamu. Kamu bisa jadi pemuas tante nih, kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?” dengan manja tante memeluk tubuhku.
    “Ehh, gimana ya tante..” aku ngomgong sambil melirik ke Mr. P ku sendiri.
    “Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya” tante sadar kalau Mr. P ku masih berdiri tegak dan belum puas.

    Dipegangnya Mr. P ku sambil bibirnya mengecup dada dan perutku. Lalu dengan lembut tante mulai mengocok Mr. P. Setelah lebih kurang 15 menit tante berhenti mengocok.

    “Fir, kok kamu belum keluar juga. Wah selain besar ternyata kuat juga ya.” tante heran karena belum ada tanda-tanda mau keluar sesuatu dari Mr.Pku.

    Tante bergeser dan terlentang dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Aku tanggap dengan bahasa tubuh tante Ninik, lalu turun dari tempat tidur. Aku jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih mulus. Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha. Dengan tiba-tiba aku benamkan kepalaku di vaginanya dan mulai menyedot. Tante menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menahan rasa nikmat yang aku berikan. Setelah vagina tante basah, tante melebarkan kedua pahanya. Aku berdiri sambil memegang kedua pahanya. Aku gesek-gesekkan ujung Mr. P ke vaginanya dari atas ke bawah dengan pelan. PErlakuanku ini membuat tante semakin bergerak dan meracau tidak karuan.

    “Tante siap ya, aku mau masukin Mr. P” aku memberi peringatan ke tante.
    “Cepetan Fir, ayo.. tante sudah gak tahan nih.” tante langsung memohon agar aku secepatnya memasukkan Mr. P.

    Dengan pelan aku dorong Mr. P ke arah dalam vagina tante Ninik, ujung kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi hingga separuh Mr. P sekarang sudah tertancap di vaginanya. Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati moment yang sangat enak. Pembaca cobalah lakukan ini dan rasakan sensasinya. Pasti Anda dan pasangan akan merasakan sebuah kenikmatan yang baru.

    “Fir, kok rasanya nikmat banget.. kamu pintar ahh.. shh” tante berbicara sambil merasa keenakan.
    “Ahh.. shh mm, tante ini cara Firman agar tante juga merasa enak” Aku membalas omongan tante.

    Lalu dengan hentakan lembut aku mendorong semua sisa Mr. P ke dalam vagina tante.

    “Ahh..” kami berdua melenguh.

    Kubiarkan sebentar tanpa ada gerakan, tetapi tante rupanya sudah tidak tahan. Perlahan dan semakin kencang dia menggoyangkan pinggul dan pantatnya dengan gerakan memutar. Aku juga mengimbanginya dengan sodokan ke depan. Vagina tante Ninik ini masih kencang, pada saat aku menarik Mr. P bibir vaginanya ikut tertarik.

    “Plok.. plok.. plokk” suara benturan pahaku dengan paha tante Ninik semakin menambah rangsangan.
    Sepuluh menit lebih kami melakukan gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante mengerang keras “Ahh.. Fir tante nyampai lagi” Baca Juga: Kisah Sex Nyata Mujurnya Tukang Isi Ulang Air

    Pinggulnya dirapatkan ke pahaku, kali ini tubuhnya bergerak ke depan dan merangkul tubuhku. Aku kecup kedua payudaranya. dengan Mr. P masih menancap dan dijepit Vagina yang berkedut dengan keras. Dengan posisi memangku tante Ninik, kami melanjutkan aksi. Lima belas menit kemudian aku mulai merasakan ada desakan panas di Mr. P.

    “Tante, aku mau keluar nih, di mana?” aku bertanya ke tante.
    “Di dalam aja Fir, tante juga mau lagi nih” sahut tante sambil tubuhnya digerakkan naik turun.

    Urutan vaginanya yang rapat dan ciuman-ciumannya akhirnya pertahananku mulai bobol.

    “Arghh.. tante aku nyampai”.
    “Aku juga Fir.. ahh” tante juga meracau.

    Aku terus semprotkan cairan hangat ke vagina tante. setelah delapan semprotan tante dan aku bergulingan di kasur. Sambil berpelukan kami berciuman dengan mesra.

    “Fir, kamu hebat.” puji tante Ninik.
    “Tante juga, vagina tante rapet sekali” aku balas memujinya.
    “Fir, kamu mau kan nemani tante selama om pergi” pinta tante.
    “Mau tante, tapi apa tante gak takut hamil lagi kalau aku selalu keluarkan di dalam?” aku balik bertanya.
    “Gak apa-apa Fir, tante masih ikut KB. Jangan kuatir ya sayang” Tante membalas sambil tangannya mengelus dadaku.

    Akhirnya kami berpagutan sekali lagi dan berpelukan erat sekali. Rasanya seperti tidak mau melepas perasaan nikmat yang barusan kami raih. Lalu kami mandi bersama, dan sempat melakukannya sekali lagi di kamar mandi.

    Koleksi Cerita Dewasa Sex ABG Perawan, Cerita Dewasa Sex SMA, Cerita Dewasa Sex Gangbang, Cerita Dewasa Sex SPG, Cerita Dewasa Sex ABG Bispak, Cerita Dewasa Sex Model, Cerita Dewasa Sex Suster, Cerita Dewasa Sex Janda Binal, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi Bispak  

  • Kisah Sex Nyata Ngentot Sama Calon Ibu Mertua

    Kisah Sex Nyata Ngentot Sama Calon Ibu Mertua

    Kisah Hot Dewasa Terbaru, Koleksi Kisah Mesum Pelajar, Kisah Seks Amoy Cantik, Cerita Mesum Terlangka, Cerita Sex Terkini, Cerita Abg Binal Ngentot, Mengungkap Cerita Ngentot Terselubung, Tante Girang Bisyar, Mahasiswi Sange Nakal, Seputar Sex Terhits, Birahi Tinggi Remaja, ABG IGO Bispak Horny, Sex Pemerkosaan Terganas, Sex Sedarah Terhits, Skandal Mesum Tante Girang, Kisah Pesta Sex Remaja, Foto Syur Hot, Foto Bugil Terbagus, Tips Seksual Terlengkap dan Terpercaya.

    Kumpulan Kisah Sex Nyata Terbaru 2018 Ngentot Sama Calon Ibu Mertua
    Ibu mertua, cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita bokep, cerita porno, cerita xxx, cerita sange, cerita birahi, cerita ngentot, cerita bf, cerita seks terbaru 2024

    Cerita Sex Asli 2018 Nama Beny tetep gua pake sebagai nama gua. Cerita ini asli kisah gua sama ibu pacar gua waktu dulu masih pacaran, waktu itu sekitar 7 tahun yang lalu, ibu pacar gua panggil aja namanya tante S, memang sih udah tua, umurnya aja sekitar 45 tapi mukanya masih kelihatan cantik dan body nya juga montok, tinggi sekitar 168cm, kalau di taksir susu nya kayaknya sekitar 34D (kalau diliat dari luar), lekukan2 nya memang masih pada tempat2 yang pas. Tapi namanya sudah berumur kerutan dimuka dan perutnya memang tidak rata lagi.

    Gua sendiri umur gua saat itu 25 tinggi badan 177 cm, untuk urusan body dan muka standar2 aja. Gua saat itu masih kuliah di betawi di kampus yang terkenal buat anak anak orang berduit di daerah LA (lenteg agung) dan gua saat itu kost di daerah Jakarta selatan

    Cerita sex, cerita sex 2018, cerita sex terbaru 2018, cerita sex igo, cerita sex selingkuh, cerita sex sedarah, cerita sex perkosaan, cerita sex perawan, cerita sex 2018 terupdate, cerita dewasa igo, cerita ngentot terlengkap.

    Cerita bermula saat gua punya pacar namanya inge dia berkulit putih satu kampus sama gua tapi baru smester 5 ukuran toket 34b tinggi 167, kita pacaran sejak dia semester 3 dan semua keluarga sudah tau termasuk maminya dan kakaknya inge (dika) dan menyetujui bahkan kami sudah berecana menikah tapi tuhan berkehendak lain

    Cerita nya memang dari dulu kalau ketemu sama tante S saat gua wakuncar (red=waktu kunjung pacar) gua memang diam2 selalu curi2 pandang, apalagi kalau pas dipeluk sambil cium pipi kiri n kanan, rasanya pas susunya nempel kok langsung jadi nafsu banget. Mungkin gara2 gua keseringan liat film hot mom and my friend kali ya (Kegiatan peluk dan cipika cipiki udah rutin kebiasaan pacarku dan tante S soalnya dia memang ada darah scotlandia)

    Cerita Dewasa – Pas satu malem lagi di kos ng’gak ada kerjaan, jadi iseng gua mau ke rumah inge pacar gua, dan di jalan sambil nyetir pas gua nelpon mau kabarin lagi jalan ke situ, tiba2 yang angkat telpon kok suaranya beda, padahal itukan hpnya inge. Terus gua tanya ini siapa kok hp inge sama situ. Yang jawab bilang “ohhhhhh tadi berangkat keluar kota nengok neneknya” dalam hati gua udah ngomel2, kenapa nggak bilang tapi pas gua inget inget ia ya dia pernah bilang tapi gua lupa sama sekali, padahal gua udah setengah jalan. Tiba2 ditanya “ini benny yah?? Ada perlu apa ben?? Ini tante hpnya inge ketinggalan di rumah”

    Kaget dicampur seneng langsung jawab “engga pa2 tante, tadinya mau kesitu, ini juga lagi dijalan, tapi kok tante nggak ikut? tapi ya udah deh besok2 kalo inge dah balik aku kesana, sekaraang aku balik dulu”, “tante tadi ada urusaan di kantor rencananya besok tante nyusul, tapi kamu kasian banget udah dijalan malah tanggung harus balik lagi, udah dateng sini aja temenin tante ngobrol?” kata tante S.

    Mulut nyengir sampe ke ujung pipi, tapi masih pura2 nggak enak dulu “Mmmmmmm nga pa2 nih tante? Nga ganggu tante kalo saya ke rumah?” dalem hati sih berharap2 si tante nga jawab suruh balik hehehehe.
    Untung nya si tante jawab “engga donk ben……. Pokoknya kamu dateng aja yah, tante tungguin nanti kalo udah deket rumah telpon lagi biar tante keluar bukain pintu” Dalem hati udah kesenengan dapet waktu berduaan aja sama si tante yang cakep ini, tapi tetep jawab dengan sopan “iya tante, nanti saya kabarin

    Pas udah mau sampe deket rumah, nga tau kenapa sengaja iseng nga kabarin si tante kalo gua sebentar lagi sampe. Di depan rumah gua sambil mencetin bel bingung juga kok gelap yah? Nungguin agak lama juga nga ada yang bukain pintu. Akhirnya gua telpon juga deh, tante s langsung jawab “udah mau sampe yah ben?” langsung aja gua jawab kalo gua udah di depan pintu. Tante s agak kaget “loh?? Kok nga telpon dulu?? Ya udah tunggu sebentar yah, tante mau ganti baju dulu ini tadi baru habis mandi” mulut gua langsung kebuka lebar sambil kesenengan, dengan sabar gua tunggu rasanya lama banget padahal sih nga nyampe 5 menit.

    Dari dalem tante s buka pintu, keliatan bentuk tubuhnya yang montok (tapi nga gendut loh) n beneran dia cuma pake daster terusan tidur yang bahan nya biasa aja tapi panjangnya Cuma sampe di atas lutut, sambil gua perhatiin pinggul nya goyang kanan n kiri jalan bukain pintu. Begitu dibuka tante langsung dengan hangat meluk gua n cipika cipiki, pas sambil jalan masuk dia nyubit lengan gua, ngomel2 dikit kenapa gua nga telpon kalo udah mau sampe. Gua cuma senyum2 aja sambil bilang kalo lupa, di cubit lagi sama si tante sambil bilang “kamu mau minum apa?” dalam hati sih pengen langsung nunjuk susunya yang montok, hehehehee tapi cuma bales air putih aja cukup. Tante s terus pergi ke dapur n gua mulai liat2 siaran tv di canel parabola apa yang mau kira kira menarik.

    Tiba2 tante s nyeletuk dari belakang gua “emang kamu nggak di kabarin inge ben? Nih air nya diminum yah”
    “iya tante makasih……. Di kasih tau tapi lupa banget tan…… tante sendirian nih jagain rumah? Nga serem?” bales gua…….
    “ada sama kakak ipar mu kok, cuma dia keluar sama temen nya, nanti lewat jam 12 baru balik dari concert katanya, tapi biasa sih pasti udah hampir pagi deh. Serem juga sih ben, tapi gimana lagi donk? Kan sekarang baru jam 7…… kamu temenin tante aja gimana? Sambil nonton sama tante yah lagian juga di kost mu pasti gak ada canel parbola, cuma jangan sedih yah biasa nya pacar kamu cakep n muda, skrg malah disuruh nonton bareng sama yang udah tua2 kaya tante begini hihihihii” jawab si tante

    Makin seneng aja, langsung gua jawab ok sambil tambah2 kata pemanis “ahhhh tante bisa aja, tante kan masih cakep gitu, yang muda2 aja kalah kok” , “dasar kamu pinter ngomong sama cewe yah? Udah pilih film belom?” tanya tante s sambil duduk di sofa n kaki nya di angkat di atas sofa, jadi dasternya agak ke angkat sedikit n paha nya keliatan.

    akhirnya gua nemuin film yang ok dan baru, gua duduk di sebelah dia agak deket tapi nga berani nempel, takut di omelin kalo mau macem2. Memang kalo udah nasib nggak akan kabur, tante s duduk nya nempel ke gua n tangan nya megang tangan gua di atas paha sambil nanya “film nya bagus nggak? Dari pertanyaannya gwa tau dia nggak suka film itu “Tentang apa sih kok tante nggak paham? Dll…..” awalnya secara detail gwa jelasin sampai bla bla bla tapi sekitar setengah main gua udah nga konsen n jawabnya juga udah secukupnya aja. Soalnya BH n bagian atas susu nya jadi deket banget sama gua, n gua juga udah nga konsen sama film nya soalnya ada pemandangan yg lebih menarik, tante s angkat tangan gua n mindahin ke belakang dia, jadi posisi nya skrg kepala si tante di dada gua……. Tambah napsu lagi nih, cukup nengok bawah dikit aja tuh susunya udah siap nyembul keluar. Tiba2 ada adegan yg ngagetin n dia nya lompat, pas balik tangan nya kena penis gua yang dari tadi udah tegang liat susunya

    Tante s langsung balik ngeliatin gua “ben….. ini kok keras begini? Kan ini film action?” gua nya cuma kebingungan nga tau mau jawab apa, belom kepikir mau ngomong apa tante s tanya lagi “kamu dari tadi ngeliatin tante yah? Ini keras begini gara2 tante?” sambil dia nyentuh2 penis gua buat mastiin kalo beneran keras

    Dengan malu2 gua jawab “iya tante, tapi jangan marah yah….. soalnya dari tadi keliatan terus susu nya tante jadi nya napsu juga tante, jangan marah yah?” “tante nga marah, tapi masa sih kamu napsu sama tante? Tante kan udah tua ben? Udah kendor semua, banyak keriput, masa sih kamu bisa napsu sama tante” tanya tante s sambil megang susu nya sendiri.
    Dengan malu2 gua jawab “iya tante, kan tadi benny udah bilang kalo menurut saya tante lebih cakep dari yang muda2 kok”

    Tante s cuma tersipu2 malu tapi keliatan kalo dia juga seneng ada yang bilang dia masih cakep (maklum udah lama menjanda dari umur 30), sambil nyubit paha gua dia nga percaya kalo gua napsu sama dia “ben…… kamu bener2 napsu sama tante? Tante mau liat barang kamu boleh nga? Udah lama banget tante nga ngeliat ato megang yang begituan” gua kaget dan kayak nggak percaya tapi gua cuma bisa bilang “boleh tante…….”

    Akhirnya tante s pelan2 bukain celana gua n mulai megang2 penis gua dari luar CD, dia agak kebingungan “kok gede banget sih ben?” padahal penis gua sih cuma 16cm panjang n 3.5cm lebarnya “masa sih tan? Kata inge biasa aja kok… Mungkin terlalu napsu kali ngeliat yang cakep2” kata gua, tante s cuma tersipu2 malu sambil ngebukain CD gua n matanya melotot mulut nya kebuka udah kaya anak kecil lagi dapet hadiah begitu liat penis gua langsung yang udah keras banget langsung mental kena muka dia sedikit

    “sori tante, udah keras banget soalnya” kata gua
    “nga pa2 kok ben, barang kamu ini bukan cuma panjang tapi gede juga yah, pasti inge seneng banget punya suami kamu??” kata tante s sambil ngocok penis gua pelan2 “kasian deh kalo udah keras begini gak tersalurkan, tante bantuin yah? Biar lemes lagi” belom sempet gua jawab apa2, kayaknya tante s udah lama banget nga pernah ngeliat penis yg keras ternyata napsu nya udah ke ubun2 n langsung mulai cium kepala penis gua “aaaahhhhhhhh tanteeeee……… enak banget…….”

    Begitu ngeliat gua keenakan tante s juga makin ganas maennya…….. penis gua di isep2, di emut2, di jilat2 n di cium2 sambil tangan nya ikutan maenin batang gua juga. Nga mau kalah dan nga takut2 lagi akhirnya gua coption BH dia n mulai remes2 toket nya tante s yang ternyata udah kendor, “bennnn…….. iya bennnnn…… pinter deh kamu, yang kenceng remes tete tante juga nga pa2” ternyata tante s yang selama ini santun banget, aslinya kalo udah napsu juga binal banget “iya tante…… aduh tante enak banget isepin kontol saya” tangan gua skrg udah lari ke CD dia dan pegang2 sedikit ternyata udah basah di bagian memeknya.

    Baru mulai dielus2 dikit, tante s langsung berhenti isepin kontol gua sambil ngerang2 “aahhhhh beennnnnnn…… iyaaa bennnnnn…… enak banget……. Tante udah nga pernah ada yang nyentuh memek tanteeeee ssssshhhhhhh aaahhhhh……. Terus bennnn”
    Kayaknya memang tante s ini udah puluhan tahun nga pernah ada yang nyentuh deh padahal dia cakep, kaya n pengusaha gitu…….. langsung gua pindah posisi jongkok di bawah sofa n sekaligus copotin CD tante s yang udah pasrah nurutin semua kemauan gua.
    Pas mau copotin dasternya dia nolak “jangan ben, tante malu……. Tante kan udah tua, badan nya tante udah kendor n keriputan semua……” sambil ciumin leher n kuping dia gua bukain dasternya dari atas “saya justru sukanya yang tipe2 kayak tante” kali ini rayuanku sukses tante s udah bugil total sambil protes minta gua bugil juga.

    Abis buka baju n kita berdua udah nga ada sehelai benang pun, gua lanjut ciumin bibir dia yang halus banget, tante s ngebales ciuman gua nga kalah ganas nya (tangan gua tetep nga bisa diem, selalu pindah2 antara susu n memek dia), gua lanjutin ciumin leher n kuping tante s yang selalu mendesah tiada henti nya “ssssshhhhhhhsssssssss…… aaahhhhhhhh bennnnnnnn terus bennnnnnn iya enak banget……….. tante milik kamu mulai skrg…… aaaahhhhhhhhh kapan pun kamu mau, tante selalu siap…… sssshhhssss aaaahhhhh………”

    Udah puas, skrg gua mulai pindah ke toket nya yang memang gede tapi udah nunjuk ke bawah, gua remes2 sambil gua jilat2in n isep2in pentil nya. Si tante langsung jambak2 rambut gua halus2……. “iya……. Aarrrrgghhhhhh……… enaknya……..” saking gemesnya pentil tante s gua gigit2 maen2 “aawwwwww…….. sakit ben….. jangan terlalu keras yah…… boleh tapi jangan keras2” protes tante s, sekitar 7 menit gua maen di gunung kembar yang akhirnya makin lama remesan, isepan n gigitan gua makin keras dan tante juga udah nga bisa ngomong apa2 lagi, yang keluar cuma “ssssshhhhhhssssss……. Beennnn……. Iyaaaa……. Aaaahhhh……. Terus ben…….”
    Pas gua lepas toket nya tante protes “ben?? Ini susu tante kok merah2 cupangan semua dimana2?” memang gua dari tadi sengaja cupangin toket tante hehehehee “loh? Katanya skrg tante milik benny? Kan itu tanda nya…… tante nga mau yah?” sengaja gua takutin “engga kok ben…… boleh…… cuma tante nanti takut keliatan aja, ya udah nanti tante pake baju aja, biar nga keliatan orang laen……. Terserah kamu mau di apain tante mu ini, tante seneng banget kamu udah mau puasin tante” jawab tante s

    Gua langsung lanjutin ke paha dalam nya tante s, gua elus2……. Gua cium2….. gua jilat2……. Gua gigit2 sambil nyupangin…… gantian kiri kanan, tante s kayaknya udah kelojotan gua maen di daerah bawah…… dia cuma bisa “mmmppphhhhh……. Ssshsss……. Iya ben…… ahhhhhhh……” sambil ngelus2 kepala gua. Makin deket gua maen nya sama memek tante s, makin kayak cacing kepanasan dia, badan nya menggeliat melulu, kepala nya bolak balik kiri kanan terus2an sama tangan nya neken2 kepala gua supaya posisi pas di tengah memeknya (soalnya gua memang sengaja bikin dia napsu dengan maenin bagian samping nya dulu, sambil nyerempet2 dikit hehehe)
    Makin deket gua maen nya sama memek tante s, makin kayak cacing kepanasan dia, badan nya menggeliat melulu, kepala nya bolak balik kiri kanan terus2an sama tangan nya neken2 kepala gua supaya posisi pas di tengah memeknya (soalnya gua memang sengaja bikin dia napsu dengan maenin bagian samping nya dulu, sambil nyerempet2 dikit hehehe)

    “bennnnnnn iihhhhhhhh……. Sssshhsssss aaahhhhhhhhh kamu jahat dehhh……. Nyiksain tante yah??? Mmmmmmmm ahhhhhhhhhh” skrg ini memek nya tante s udah basah bener2 basah sampe agak netes2 keluar dikit. Tiba2 mulut gua langsung gua arahin ke memek dia, langsung gua jilatin bagian tengah nya “AAAAAAHHHHHHHH……… BENNNYYYYYY…….. SSSSHSSSSS……. MMMMPPPHHHHH……. IYA BENNNN…….. TERUS…….. SSHSHHHHHSSSS……. ENAK BANGET……” tangan dia langsung neken muka gua sedalem mungkin ke memek dia, sampe rada susah nafas n basah deh muka gua…….

    Tante s makin menggila aja “AAAAAHHHHHH IYA BENNN……. TANTE BELOM PERNAH DI BEGINIIN…… SSSSSHHHHH…..MMMMPPPPHHHH……. KAMU PINTER BANGET SIHHHHH???? AAHHHHHHH…….” Denger tante makin gila, gua juga makin kenceng aja, jilatin nya, sampe pas gua sedot2 memek nya kenceng, tante s tiba2 neken memek nya ke kepala gua kenceng banget “AAAHHHHHHH BENNNNN!!!! TANTE NYAMPEEEEEE…..!!!!! AAAAHHHHHHHH GILAAA…..”
    Pinggul nya tante naek setinggi bahu gua tapi kepala gua di teken sama dia sambil ngejambak rambut gua……. Memeknya tante s langsung banjir n muka gua dipake buat ngelap sama dia naek turun memeknya dia……..

    Belom sempet ambil nafas, gua tetep sedot2in memeknya n pindah ke clit nya tante s….. dia langsung kaya kena setrum pinggul nya naek lagi n langsung teriak2…… “BENNNNNN……. STOPPPPP…… GELIIIII…….. TANTE BARU NYAMPE…… ISTIRAHAT DULU YAHHHHH…..” gua tetep cuek n jilat2in tante s, baru sebentar gua mulai sedot2 clit nya…… tante s kayaknya bener2 nga kuat n nyampe lagi…… “AAAARRRRGHHHHHHH…….. BEENNNNYYYY…… GILLLAAAA….. TANTE NYAMPE LAGIIII……… AARRGGHHHHH……MMMMMPPPHHHHH……. SSSHHHSSSS…….. BEEENNNNNNNNN AMPUNNNNNNN…….. “ muka gua yang udah basah lagi2 di teken2 sampe nga bisa nafas n di naek turunin memek dia, tapi mulut gua tetep kekeh nyedot n gigit pelan clit dia…….. sampe akhirnya gua stop n pinggul dia masih naek tinggi n neken kepala gua ke memek dia……. Nga lama dia langsung ambruk ke sofa…….

    Abis tante s ambruk di sofa, kita ciuman sambil bersilat lidah, tante juga jilat2in muka gua yang basah sama cairan dari memek dia “makasih yah ben……. Tante udah nga pernah ngerasain yang beginian lagi, apalagi dijilatin sampe tante nyampe 2 kali berturut2 begitu. Sampe lemes banget nih tante” gua cium tante s di bibir softly sambil bilang kalo dia itu cantik banget n gua seneng banget udah bisa bikin dia sampe nyampe n dengan senang hati ngelanjutin lagi. Tante s cuma senyum n kiss balik “masa di kasih rejeki begini tante tolak sih ben? Asal nga boleh ada yang tau yah? Ini rahasia kita aja, dan juga kita ini cuma saling menuhin kebutuhan seksual aja jangan ada perasaan, kasian anak tante, lagian kamu kan benar2 mencintai ingeka??” tante tetep mau kamu punya keluarga sendiri, tentunya dengan inge sebagai istrimu”

    Gua cuma ngangguk n jawab iya sambil ciumin…….
    dan ciuman2an tante s makin lama makin hot, lidah gua udah di dalem mulut dia, sambil di isep2, tangan gua juga udah mulai nakal ngelus2 toket n paha…… gantian jilatin leher n kuping si tante lagi (soalnya tadi keliatan ini titik lemah biar langsung nafsu lagi hehehe) “hmmmmmmm……. Nakal yah kamu ben?? Kasian deh tante udah dapet 2 kali kamu masih kuat begitu yah? Ehhhhhhh……. Bahaya nih kita bugil di ruang tamu, nanti kalo calon kakakmu pulang bisa ketauan, pindah ke kamar yuk?” ajak tante s sambil berdiri n narik tangan gua.

    Kita ambil pakaian2 kita yang udah di tempat2 berbeda2 n bersih2in sisa cairan memek nya tante, terus kita sambil bugil2an pindah ke kamar tamu.
    Begitu masuk ke kamar, baju2 yang di pegang langsung di buang sembarangan n kita langsung lompat ke tempat tidur, ciuman langsung ganas…… tante s nga mau kalah gantian lidah dia yang nyerang mulut gua, sambil gua isep2 lidah dia, tangan mulai melancarkan serang ke toket tante gua yang udah turun tapi ranum ini……. Nga mau kalah sambil ciuman dashyat, jilatan2 leher, tangan tante s mulai ngocokin kontol gua.

    Cerita Dewasa – Serangan ke tante juga gua tingkatin mulai ciumin toket dia soalnya udah keliatan kalo napsu nya udah mulai kepancing dari rintihan2 kecil nya, nipple tante juga udah mulai keras sambil gua pelintir2, maenin kaya nyari frekuensi radio “mmmmmmm…… ahhhhhhhh enak ben……. ARRRGHHHHH…….. jangan terlalu keras donk gigit nya” pas gua mulai gigitin nipple toket sebelah nya. Ngeliat tante mulai kaya cacing kepanasan, kontol gua juga mulai keras gara2 kocokan dia.

    KRRRINNNNGGGGG………. Udah mau copot jantung kita berdua……. HP tante s bunyi, langsung buru2 di angkat “halo……. Iya dik??? Ada apa??” ternyata dika kakak pacar gua mau ngabarin dia baliknya agak malem “oohhhhhh iya gpp, nanti kabarin aja yah” ngeliat kesempatan isengin tante s, gua ngelus2 paha kiri dalem tante sambil cium2in n gigit paha kanannya “OOOOHHHHHH………. Hah?? Gpp dik….. ini mami lagi sambil nonton film (bikin film kali yah? Haha)” tante bisik2 ke gua suruh stop “hihihiii ya udah yah dik….. tadi si benny ada dating juga, skrg udah pulang jadi mami iseng nonton dvd jugAAAAAAAARRGGGGGHHHHHH” gua jilatin memek tante s “MMMMPPPPHHHHHHH……… udah yah dik dahhhh” langsung di tutup telpon nya n di buang ke tempat laen, tangan tante s langsung nyosor ke kepala gua, jambak2 rambut n neken kea rah memek dia “hhhmmmmmmmm bennyyyyy kamu nakal banget yahhh??? Ahhhhhhhhhh enaknya bennnnn…….. tante udah basah lagi nih…… busyet kamu pinter yah…… sssshhhssssss……. Ben tante minta yg kaya tadi lagi yah?”

    “yang mana tante?” jawab gua “yang tadi kamu bikin tante kelojotan 2 kali itu loh” sambil tetep jilat2in memek tante s, tangan ngelus2 paha n remes toket “udah lupa tante, coba di bilangin persisnya tante mau di apain sama saya?” sengaja gua pancing, pengen denger tante s yang biasa nya santun jadi ngomong jorok “mmmmmm……. Iiihhhh kamu jahat n nakal yah……. Aahhhhhhhh……. Iya benny…… tante mau kamu ciumin….. jilatin…. Isepin….. n gigitin clit tante…….. sambil di masukin juga yah jari kamu ben”

    napsu di ubun2 denger tante s ngomong jorok, langsung gua kabulin permintaan dia “AAARRRRGGHHHHHHHH…….. MMMMPPPPPPFFFFFFF………. AAAHHAAAHHHAHHHH…….. IYA BENNNNNN……. .GILLAAAA…… TERUSSSSSSSS” gua obok2, keluar masukin jari gua di memek tante s yg udah basah sambil nyedot2 n gigit halus clit dia “terus mau di apain lagi tante?” “aaaahhhhh…… aahhhhhh….. ahhhhhhh masukin ben…… tante udah nga tahan” sengaja pengen ajak tante ngomong jorok lagi gua tanya (padahal sih ngerti lahhhhh) “masukin apa tante? Harus yg jelas ngomong nya kalo engga nanti saya brenti nih” goda gua……
    “aaaaahhhhhhhh ahhhhhhhh enak nya bennnn…….. kamu suka dengerin tante minta yang engga2 ke kamu yah??? Mmmmmmmm…… aaaahhhhhh……. Iyaaa…… masukin kontol kamu ke memek tante!!! Masukin kontol muda kamu yg gede n keras ke memek tua tante yang udah keriputan……!!! Masukin bennn……..!!! please……. Tante udah nga tahannnnn” pinta tante s, yang skrg udah jadi tante binal

    pelan2 ciuman gua mulai naek dari clit ke paha dulu…… ke perut….. mampir di gunung kembar favorit gua…… ke leher n belakang kuping……. Kontol gua skrg udah di depan memek tante s yang udah basah banget “mmmmppppffffff……. Ahhhhhhhhh….. tante nga tahan ben…….” Rupanya tante gua ini udah kesetanan nagih di setubuhin, tangan tante s langsung megang kontol gua, di arahin ke depan lobang memek n langsung di tuntun masuk pelan2…….. “AAAAAHHHHHHHH……… ENAKNYA BENNNNN… GEDE BANGET KONTOL KAMU……..” tangan tante dilepas n pelan2 kontol gua masuk ke lubang surga dia yang anget, basah, licin tapi masih nyengkrem udah masuk setengah jalan, langsung gua teken keras2 sampe mentok sedalem2nya ke memek tante s “AAAAAAAGGGGHHHHHHHHHH………… PELAN2 BENNNN…… SAKITTT………” punggung tante melengkung, mata dia kebuka lebar n langsung bibir gigir nya sendiri (seksi banget nih pas tante gigir bibir nya lagi napsu)

    geliat tante s tetep ke enakan meskipun dia teriak sakit, tapi gua kasih dia waktu buat nyesuain dulu, sambil gua nya juga nikmatin memek tante gua yang anget, basah n masih ngejepit sedikit (mungkin udah terlalu lama nganggur jadi masih belom kendor kali yah?) kontol gua tetep gua mentokin sampe ujung sambil gua goyangin pinggul gua dikit2 “HMMMMMMMMM………. SSSSSHHHHSSSS……… enak banget sih kontol kamu ben??? Gede begitu….. sampe2 lubang tante penuh tuhhhhhh” tante maenin tangan nya di kepala gua sambil cium2 leher gua………
    udah dapet tanda2 tante s mulai naek lagi napsu nya n udah nga kesakitan lagi, mulai deh gua genjot pelan2 memek tante gua……. Di atas tante, gua mulai maju mundurin pinggul gua mulai nya pelan2 n nga terlalu jauh nyabut nya “aaaahhhhh…… mmmmmmmmmm…….. iya benn…….

    Mmmpppffff……. Aaaggghhhhh…….” Kita tetep di posisi n speed ini kira2 5 menit, si tante udah mulai ke enakan tangan nya narik tangan gua ke toket dia minta di remes2……. “aaaaahhhhhhhhh aaaaahhhhhhhh sshssssshhhsssssss mmmmmmmmmm iya bennnnnn oooohhhhhhhhh enaknya kontol kamu……. Aaaahhhhhhhhhhh terus bennnnnnn tante udah mau sampe…….”
    Denger aba2 tante s langsung gua genjot kenceng2 n sekali2 gua cabut nya jauh2 ampir keluar n gua tancepin lagi ke memek tante sedalem2 n sekuat2 nya…….. makin lama makin kenceng……. “AAAAAAHHHHHHH……. IYA BENNN…… OOOOHHHHH TERUSSS BENNN……… AAAUUUWWWWWW…….. AAAHHHH……. MMMMPPPPFFFTTTTT……

    GILLAAAAAAA……. BENNNNNN……. TANTE UDAH MAU SAMPE LAGIIII…… TERUS BENNNNNNN!!!!! YG KENCENG N KERAS BENNNNN…… AAHHHHHHHH” teriak tante s……. 2 menit kemudian si tante nyampe lagi…….. bibir nya di gigit keras2, punggung nya di angkat melengkung, tangan nya neken pantat gua ke memek dia sedalem2nya, matanya cuma keliatan putih nya doank sambil melenguh kenceng banget……. “BENNNNNNNYYYYY…….. TANTE SAMPEEEEEE…….. AAAAGGGGHHHHHH……. ENAKNYAAAAAA…… AAAHHHHHHH AMPUN BENNNNN……… OOOOHHHHHH…… MMMMPPPPPFFFTTT…….”
    Si tante masih nikmatin kepuasan dia, kontol gua yg masih kenceng n tanggung, langsung badan dia gua balik n gua suruh nungging……. “bennn?? Tante mau kamu apain lagi?? Tante nga kuat deh…… tante masih lemes barusan nyampe gara2 kontol kamu tuh” nga gua gubris…… kontol gua arahin ke memek tante n langsung mulai genjot lagi…… langsung speed medium, tante s ternyata langsung ke enakan juga pas toket dia gua remes2 dari belakang sambil gua pacu tuh mesin tua…… : ) “aaaaaahhhhhhh bennnnnn……. Jahat deh kamu tante lemes nih…… mmmmmmmm……. Aahhhhhhh…….. iya bennn…… aaaaahhhh……..”

    Denger tante s cuma setengah protes doank gua tetep jalanin terus aja…….. sambil gua sodok dalem2 memek nya, toket tante s gua remes2, gua jilatin n cupangin leher n pundak dia…… sekali2 gua tampar pantat nya PLOKKK…….. PLOKKKKK……. “aaaaawww aaaaahhhhh……. Ssssshhhhssss…….. aaaawwwwww aaaaahhhhhhhh mmpppffftttt….. iya bennnn…….. terus bennnn……. Enak……. Oooohhhhhh ya ampun….. enaknya….” “apa nya yg di terusin tante?? Ayo kasih tau yang jelasssss……. PLOOKKKKK” gua tanya n gua tampar lagi pantat tante s, udah 3 menit nih di doggy, tante jawab nya setengah teriak “aaaaaaauuuuwwww…….. aaaarrrggghhhh……… iya benn…… ssshhhssssssss ngentotin memek tante….. memek tua tante yg keriputann….!!! Sssshssssss….. aaaaahhhhhhh ngetotin tante pake kontol muda kamu yg gedeeeee!!! Aaaaaaahhhhhhhh”

    Tante s udah mulai keliatan tanda2 mau nyampe lagi kalo udha ngomong nya binal n nga di pikir2 lagi, langsung aja gua genjot speed tinggi……. Ceplak ceplok ceplak ceplok suara kontol gua nge hantem memek tante s yang udah basah banget sampe bulu jembut gua basah total…….. speed ya gua naekin lagi soalnya gua udah mulai ngerasa mau nyampe juga……. Di kamar skrg cuma suaranya tante teriak2 ke enakan, gua tampar2 pantat tante yg bulet n suara kontol gua keluar masuk memek basah…… “AAAAAGGGHHHHH BEENNNNNNN CEPLAK CEPLOK CEPLAK CEPLOK…. MMMMMMMMMMMMM AAAAWWWWWW PLOKKK……. BBBEEEENNN…… *tante noleh ke samping pala nya dongak ke atas sambil gigit bibir* TANTEEEEE……… AAAHHHHHHH TANTE MAU NYAMPE LAGIIII…….. AAAAAHHHHHH BENNNNYYYYYYY TERUSSSS………”

    Ngeliat pemandangan yang luar biasa, tante s noleh ke samping dengan muka nya skrg super sensual, kulit badan nya yg mulus…….. punggung nya melengkung…… tangan nya remes2 toket sendiri……. Mata terpenjam bibir di gigit sambil mendesah saat terbuka. Gua sendiri juga udah mau sampe n mulai nge genjot memek tante s sedalem2, sekeras2 n sekenceng2 nya……… “TANTE SAMPE BEEEEEENNNNN…….. AAAAAARRRRGGHHHHHHHH GILLLAAAA……… TANTE NYAMPEEEEE….. OOOOOHHHHHHHHH……… SSSSSHHHSSSSS…….. MMMMPPPPFFTTTTT…… AAAAHHHHHHHHHHH” “iya tanteeeeee benny juga udahhhh mau sampe” Baca Juga: Kisah Sex Nyata Rejeki Saat Mengantar Pulang

    Genjotan terus2an gua dorong tuh kontol ke memek tante s sedalem2 nya yang udah basah……. Nga peduli tante udah nyampe soalnya gua juga tinggal dikit lagi…….. “AAAAHHHHH TANTE……. BENNY UDAH MAU SAMPE TANTE…..” “AAAHHHHHHHH BEEEENNNNNNNN…….. GILLLAAAAA…… ADUH TANTE MAU NYAMPE LAGI BEEENNNN……. AAAAAHHHHHH SSSHSSSS….. MMMMPPFFFTTTTTT BUSYETTTTTT BEEENNN……… TANTE NYAMPEEEEE LAGIIIIIII……!!!!!”

    Akhirnya gua nyampe barengan tante kali ini “AAARRRGHHHHHHH BENNY SAMPE TANTEEEEEEEEEE” “AAARRRRRGHHHHHHHH IYA BEEENNNNN……. OOOHHHHHH SSSHSSSSSSSSSSSS” sperma gua nyembur keluar ke dalem memek tante s pas gua dorong sampe mentok…….. posisi dari doggy skrg tante udah nga kuat kaki nya n ambruk di posisi tengkurep, kontol gua masuk di dalem memek dia, sambil gua ciumin leher dia “aaaaaaahhhhhhhh bennnnnnn enak nyaaaaaaaa……. Mmmmmmppppffffffff……. Sssshhhhhsssssss……… gila deh kamu……. Tante barusan nyampe 2 kali sekaligus lohhhhhhh…… ssshsssssssss…….. enaknyaaaa…….”
    Gua cabut kontol dr memek tante s n kita baringan samping2an sambil cium2an “bennn kamu hebat deh….. tante jadi ketagihan nih…… tante boleh minta jatah lagi kan yah??”

    Gua cium bibir tante dalem2 “boleh donk……. Kalo saya lagi kepengen, boleh minta tante juga nga? Tante cakep banget, memek tante enak banget sih…… anget….. masih ketat juga yah” tante cuma kesipu2 aja sambil manja2an n ngejawab “boleh donk bennn kapan pun kalo kamu mau tante bersedia……. Pokoknya tubuh tante ini milik kamu….. mau kamu apain kapan pun juga boleh…… tante yg seneng kamu mau ngewein calon mertua kamu yang udah tua dan keriputan ini”

    Sambil gua lihat muka tante s yg cantik ini, toket nya gede n bodi nya yang mulus n ranum itu gua cuma ciumin bibir dia dengan hangat sambil bersorak2 dalam hati. Setengah jam kami bermesra2an sambil bugil di tempat tidur dan gua udah harus balik takut dika lebih duluan pulang……..
    Setelah kejadian itu gua dan tante S terus mengulangi perselingkuhan kami walaupun jatah tante S setelah gua memuaskan inge tapi dia tetep selalu gua buat terkapar bagaikan tak meiliki sumsum tulang.

    Koleksi Cerita Dewasa Sex ABG Perawan, Cerita Dewasa Sex SMA, Cerita Dewasa Sex Gangbang, Cerita Dewasa Sex SPG, Cerita Dewasa Sex ABG Bispak, Cerita Dewasa Sex Model, Cerita Dewasa Sex Suster, Cerita Dewasa Sex Janda Binal, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi Bispak

  • Kisah Sex Nyata Ibu Vivin Tante Girang

    Kisah Sex Nyata Ibu Vivin Tante Girang

    Kisah Hot Dewasa Terbaru, Koleksi Kisah Mesum Pelajar, Kisah Seks Amoy Cantik, Cerita Mesum Terlangka, Cerita Sex Terkini, Cerita Abg Binal Ngentot, Mengungkap Cerita Ngentot Terselubung, Tante Girang Bisyar, Mahasiswi Sange Nakal, Seputar Sex Terhits, Birahi Tinggi Remaja, ABG IGO Bispak Horny, Sex Pemerkosaan Terganas, Sex Sedarah Terhits, Skandal Mesum Tante Girang, Kisah Pesta Sex Remaja, Foto Syur Hot, Foto Bugil Terbagus, Tips Seksual Terlengkap dan Terpercaya.
     
    Penyedia Kisah Sex Nyata Terbaru 2018 Ibu Vivin Tante Girang
    Tante girang, cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita bokep, cerita porno, cerita xxx, cerita sange, cerita birahi, cerita ngentot, cerita bf, cerita seks terbaru 2024

    Cerita Sex Asli 2018 Selalu saja cerita tante girang tercipta jika keharmonisan rumah tangga tidak dijaga, seghingga muncul tante gira tante girang baru yang penarasan dengan kepuasan terhadap pria lain. Cerita ini bermula pada waktu itu aku lagi kuliah di semester VI di salah satu PTS di Bandung.

    Ceritanya saat itu aku lagi putus dengan pacarku dan memang dia tidak tahu diri, sudah dicintai malah bertingkah, akhirnya dari cerita cintaku cuma berumur 2 tahun saja.

    Cerita sex, cerita sex 2018, cerita sex terbaru 2018, cerita sex igo, cerita sex selingkuh, cerita sex sedarah, cerita sex perkosaan, cerita sex perawan, cerita sex 2018 terupdate, cerita dewasa igo, cerita ngentot terlengkap.

    Waktu itu aku tinggal berlima dengan teman satu kuliah juga, kita tinggal serumah atau ngontrak satu rumah untuk berlima. Kebetulan di rumah itu hanya aku yang laki-laki. Mulanya aku bilang sama kakak perempuanku, “Sudah, aku pisah rumah saja atau kos di tempat”, tapi kakakku ini saking sayangnya padaku, ya saya tidak diperbolehkan pisah rumah. Kita pun tinggal serumah dengan tiga teman wanita kakakku.

    Ada satu diantara mereka sudah jadi dosen tapi di Universitas lain, Ibu Vivin namanya. Kita semua memanggilnya Ibu maklum sudah umur 40 tahun tapi belum juga menikah. Ibu Vivin bertanya, “Eh, kamu akhir-akhir ini kok sering ngelamun sih, ngelamunin apa yok? Jangan-jangan ngelamunin yang itu..”
    “Itu apanya Bu?” tanyaku.

    Memang dalam kesehari-harianku, ibu Vivin tahu karena aku sering juga curhat sama dia karena dia sudah kuanggap lebih tua dan tahu banyak hal. Aku mulai cerita,
    “Tahu nggak masalah yang kuhadapi? Sekarang aku baru putus sama pacarku”, kataku.
    “Oh.. gitu ceritanya, pantesan aja dari minggu kemarin murung aja dan sering ngalamun sendiri”, kata Ibu Vivin.

    Begitu dekatnya aku sama Ibu Vivin sampai suatu waktu aku mengalami kejadian ini. Entah kenapa aku tidak sengaja sudah mulai ada perhatian sama Ibu Vivin. Waktu itu tepatnya siang-siang semuanya pada kuliah, aku sedang sakit kepala jadinya aku bolos dari kuliah. Siang itu tepat jam 11:00 siang saat aku bangun, eh agak sedikit heran kok masih ada orang di rumah, biasanya kalau siang-siang bolong begini sudah pada nggak ada orang di rumah tapi kok hari ini kayaknya ada teman di rumah nih. Aku pergi ke arah dapur.

    “Eh Ibu Vivin, nggak ngajar Bu?” tanyaku.
    “Kamu kok nggak kuliah?” tanya dia.
    “Habis sakit Bu”, kataku.
    “Sakit apa sakit?” goda Ibu Vivin.
    “Ah.. Ibu Vivin bisa aja”, kataku.
    “Sudah makan belum?” tanyanya.
    “Belum Bu”, kataku.
    “Sudah Ibu Masakin aja sekalian sama kamu ya”, katanya.

    Dengan cekatan Ibu Vivin memasak, kita pun langsung makan berdua sambil ngobrol ngalor ngidul sampai-sampai kita membahas cerita yang agak berbau seks. Kukira Ibu Vivin nggak suka yang namanya cerita seks, eh tau-taunya dia membalas dengan cerita yang lebih hot lagi. Kita pun sudah semakin jauh ngomongnya. Tepat saat itu aku ngomongin tentang perempuan yang sudah lama nggak merasakan hubungan dengan lain jenisnya.

    “Apa masih ada gitu keinginannya untuk itu?” tanyaku.
    “Enak aja, emangnya nafsu itu ngenal usia gitu”, katanya.
    “Oh kalau gitu Ibu Vivin masih punya keinginan dong untuk ngerasain bagaimana hubungan dengan lain jenis”, kataku.
    “So pasti dong”, katanya.

    “Terus dengan siapa Ibu untuk itu, Ibu kan belum kawin”, dengan enaknya aku nyeletuk.
    “Aku bersedia kok”, kataku lagi dengan sedikit agak cuek sambil kutatap wajahnya. Ibu Vivin agak merah pudar entah apa yang membawa keberanianku semakin membludak dan entah kapan mulainya aku mulai memegang tangannya. Dengan sedikit agak gugup Ibu Vivin kebingungan sambil menarik kembali tangannya, dengan sedikit usaha aku harus merayu terus sampai dia benar-benar bersedia melakukannya.

    “Okey, sorry ya Bu, aku sudah terlalu lancang terhadap Ibu Vivin”, kataku.
    “Nggak, aku kok yang salah memulainya dengan meladenimu bicara soal itu”, katanya.
    Dengan sedikit kegirangan, dalam hatiku dengan lembut kupegang lagi tangannya sambil kudekatkan bibirku ke dahinya. Dengan lembut kukecup keningnya. Ibu Vivin terbawa dengan situasi yang kubuat, dia menutup matanya dengan lembut. Juga kukecup sedikit di bawah kupingnya dengan lembut sambil kubisikkan, “Aku sayang kamu, Ibu Vivin”, tapi dia tidak menjawab sedikitpun.

    Dengan sedikit agak ragu juga kudekatkan bibirku mendekati bibirnya. Cup.. dengan begitu lembutnya aku merasa kelembutan bibir itu. Aduh lembutnya, dengan cekatan aku sudah menarik tubuhnya ke rangkulanku, dengan sedikit agak bernafsu kukecup lagi bibirnya. Dengan sedikit terbuka bibirnya menyambut dengan lembut. Kukecup bibir bawahnya, eh.. tanpa kuduga dia balas kecupanku. Kesempatan itu tidak kusia-siakan. Kutelusuri rongga mulutnya dengan sedikit kukulum lidahnya. Kukecup, “Aah.. cup.. cup.. cup..” dia juga mulai dengan nafsunya yang membara membalas kecupanku, ada sekitar 10 menitan kami melakukannya, tapi kali ini dia sudah dengan mata terbuka. Dengan sedikit ngos-ngosan kayak habis kerja keras saja.

    “Aah.. jangan panggil Ibu, panggil Vivin aja ya!
    Kubisikkan Ibu Vivin, “Vivin kita ke kamarku aja yuk!”.
    Dengan sedikit agak kaget juga tapi tanpa perlawanan yang berarti kutuntun dia ke kamarku. Kuajak dia duduk di tepi tempat tidurku. Aku sudah tidak tahan lagi, ini saatnya yang kutunggu-tunggu. Dengan perlahan kubuka kacing bajunya satu persatu, dengan lahapnya kupandangi tubuhnya.

    Ala mak.. indahnya tubuh ini, kok nggak ada sih laki-laki yang kepengin untuk mencicipinya. Dengan sedikit membungkuk kujilati dengan telaten. Pertama-tama belahan gunung kembarnya. “Ah.. ssh.. terus Ian”, Ibu Vivin tidak sabar lagi, BH-nya kubuka, terpampang sudah buah kembar yang montok ukuran 34 B. Kukecup ganti-gantian, “Aah.. ssh..” dengan sedikit agak ke bawah kutelusuri karena saat itu dia tepat menggunakan celana pendek yang kainnya agak tipis dan celananya juga tipis, kuelus dengan lembut, “Aah.. aku juga sudah mulai terangsang.

    Kusikapkan celana pendeknya sampai terlepas sekaligus dengan celana dalamnya, hu.. cantiknya gundukan yang mengembang. Dengan lembut kuelus-elus gundukan itu, “Aah.. uh.. ssh.. Ian kamu kok pintar sih, aku juga sudah nggak tahan lagi”, sebenarnya memang ini adalah pemula bagi aku, eh rupanya Vivin juga sudah kepengin membuka celanaku dengan sekali tarik aja terlepas sudah celana pendek sekaligus celana dalamku. “Oh.. besar amat”, katanya. Kira-kira 18 cm dengan diameter 2 cm, dengan lembut dia mengelus zakarku, “Uuh.. uh.. shh..” dengan cermat aku berubah posisi 69, kupandangi sejenak gundukannya dengan pasti dan lembut.  Baca Juga: Kisah Sex Nyata Tante Tiara Setengah Baya

    Aku mulai menciumi dari pusarnya terus turun ke bawah, kulumat kewanitaannya dengan lembut, aku berusaha memasukkan lidahku ke dalam lubang kemaluannya, “Aah.. uh.. ssh.. terus Ian”, Vivin mengerang. “Aku juga enak Vivin”, kataku. Dengan lembut di lumat habis kepala kemaluanku, di jilati dengan lembut, “Assh.. oh.. ah.. Vivin terus sayang”, dengan lahap juga kusapu semua dinding lubang kemaluannya, “Aahk.. uh.. ssh..” sekitar 15 menit kami melakukan posisi 69, sudah kepengin mencoba yang namanya bersetubuh. Kurubah posisi, kembali memanggut bibirnya.

    Sudah terasa kepala kemaluanku mencari sangkarnya. Dengan dibantu tangannya, diarahkan ke lubang kewanitaannya. Sedikit demi sedikit kudorong pinggulku, “Aakh.. sshh.. pelan-pelan ya Ian, aku masih perawan”, katanya. “Haa..” aku kaget, benar rupa-rupanya dia masih suci. Dengan sekali dorong lagi sudah terasa licin. Blesst, “Aahk..” teriak Vivin, kudiamkan sebentar untuk menghilangkan rasa sakitnya, setelah 2 menitan lamanya kumulai menarik lagi batang kemaluanku dari dalam, terus kumaju mundurkan. Mungkin karena baru pertama kali hanya dengan waktu 7 menit Vivin.. “Aakh.. ushh.. ussh.. ahhkk.. aku mau keluar Ian”, katanya. “Tunggu, aku juga sudah mau keluar akh..” kataku.

    Tiba-tiba menegang sudah lubang kemaluannya menjepit batang kemaluanku dan terasa kepala batang kemaluanku disiram sama air surganya, membuatku tidak kuat lagi memuntahkan.. “Crot.. crot.. cret..” banyak juga air maniku muncrat di dalam lubang kemaluannya. “Aakh..” aku lemas habis, aku tergeletak di sampingnya.

    Dengan lembut dia cium bibirku, “Kamu menyesal Ian?” tanyanya. “Ah nggak, kitakan sama-sama mau.” Kami cepat-cepat berberes-beres supaya tidak ada kecurigaan, dan sejak kejadian itu aku sering bermain cinta dengan Ibu Vivien hal ini tentu saja kami lakukan jika di rumah sedang sepi, atau di tempat penginapan apabila kami sudah sedang kebelet dan di rumah sedang ramai.

    sejak kejadian itu pada diri kami berdua mulai bersemi benih-benih cinta, dan kini Ibu Vivien menjadi pacar gelapku. demikian posting komunitas tante girang kali ini, semoga bermanfaat bagi anda semua. sampai jumpa.

    Koleksi Cerita Dewasa Sex ABG Perawan, Cerita Dewasa Sex SMA, Cerita Dewasa Sex Gangbang, Cerita Dewasa Sex SPG, Cerita Dewasa Sex ABG Bispak, Cerita Dewasa Sex Model, Cerita Dewasa Sex Suster, Cerita Dewasa Sex Janda Binal, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi Bispak

  • Kisah Sex Nyata Pembantu Genit dan Majikan

    Kisah Sex Nyata Pembantu Genit dan Majikan

    Kisah Hot Dewasa Terbaru, Koleksi Kisah Mesum Pelajar, Kisah Seks Amoy Cantik, Cerita Mesum Terlangka, Cerita Sex Terkini, Cerita Abg Binal Ngentot, Mengungkap Cerita Ngentot Terselubung, Tante Girang Bisyar, Mahasiswi Sange Nakal, Seputar Sex Terhits, Birahi Tinggi Remaja, ABG IGO Bispak Horny, Sex Pemerkosaan Terganas, Sex Sedarah Terhits, Skandal Mesum Tante Girang, Kisah Pesta Sex Remaja, Foto Syur Hot, Foto Bugil Terbagus, Tips Seksual Terlengkap dan Terpercaya.
     
     Penyedia Kisah Sex Nyata Terbaru 2018 Pembantu Genit dan Majikan
    Pembantu dan majikan, cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita bokep, cerita porno, cerita xxx, cerita sange, cerita birahi, cerita ngentot, cerita bf, cerita seks terbaru 2024


    Cerita Sex Asli 2018 Kisah pembantu dan majikan sudah banyak cerita nya, tapi yang kali ini lain dan sangat berkesan, seorang tante girang yang memiliki pembantu pria yang biasa biasa saja. bisa berhubungan badan karena kesepian, Pelajaran buat suami suami yang meninggalkan istrinya sendirian.

    Hari ini Lisa menerima telenar dari suaminya yang baru saja kembali di Jakarta. Dari airport suaminya langsung menuju ke kantor, dalam perjalanan menuju ke kantor, ia menelenar Lisa memberitahukan bahwa ia sudah berada di Jakarta dan sedang dalam perjalanan menuju ke kantornya, ia menjelaskan kepada istrinya bahwa kepulangannya memang mendadak karena ada pertemuan dengan kliennya di Jakarta.

    Cerita sex, cerita sex 2018, cerita sex terbaru 2018, cerita sex igo, cerita sex selingkuh, cerita sex sedarah, cerita sex perkosaan, cerita sex perawan, cerita sex 2018 terupdate, cerita dewasa igo, cerita ngentot terlengkap.

    Lisa pun hanya mengiyakan saja tanpa memberikan komentar apapun, batinnya berkata ada di Jakarta ataupun tidak ada di Jakarta tidak ada pengaruhnya untuk dia, karena selama ini suaminya tidak pernah memberikan nafkah bathin untuknya, ia selalu mendapatkan nafkah bathin dari orang lain, jadi kalau suaminya di Jakarta malah membuat sulit Lisa untuk melakukan aktivitas seksnya. Rencana Lisa hari ini untuk menikmati batang kemaluan kenalan barunya menjadi batal karena telenar suaminya tadi, sementara ia merasakan lubang memeknya sudah gatal ingin digaruk oleh penis lelaki lain, tapi apa daya suaminya ada di Jakarta, Lisa takut saat dia melakukan persetubuhan dengan kenalan barunya dan saat itu juga suaminya menelnar atau suaminya pulang lebih awal, bisa kacau nanti semuanya.

    Akhirnya Lisa membatalkan rencananya untuk pergi keluar pada hari ini, hatinya berkata biarlah akan kutunggu sampai suaminya pergi keluar kota lagi, baru kupuaskan dahaga bathinku ini. Siangnya Lisa betul-betul gelisah, dia betul-betul ingin sekali merasakan sodokan-sodokan batang kemaluan lelaki, karena menahan desakan hasrat birahinya, kedua pipinya memerah. Lisa saat itu sedang duduk santai di ruang keluarga menonton TV tanpa sadar tangannya mulai mengusap-usap bibir memeknya dari balik CDnya, saat itu Lisa mengenakan baju model baby doll, roknya sedikit terangkat sehingga CD putihnya terlihat dan pahanya yang putih mulus pun terlihat dengan jelas, Lisa yang sedang asyik masyuk tidak menyadari hal itu, yang ada dalam pikirannya sekarang adalah batang kemaluan lelaki yang tegang dan besar.

     Usapan tangannya di kelentitnya membuat memeknya mulai basah, Lisa mulai mendesah perlahan, menikmati belaian lembut tangannya di kelentit dan dibibir memeknya, tangan kirinya mulai meremas-remas payudaranya, kedua payudaranya yang tidak mengenakan BH silih berganti diremas-remas oleh tangan kirinya, ia membayangkan selingkuhannya sedang meremas-remas kedua payudaranya silih berganti dan ia juga membayangkan saat itu juga sedang dijilati kelentit dan memeknya, memeknya semakin basah, hasrat birahinya semakin memuncak. Ruangan keluarga itu letaknya cukup berjauhan dengan dapur dan ruang makan, jika sedang berada di dapur atau di ruang makan kegiatan apapun yang terjadi di ruang keluarga tidak akan terlihat dari dapur atau ruang makan, begitu pula sebaliknya, dan para pembantunya bila sudah selesai bebenah di ruangan keluarga atau di ruangan lainnya, mereka akan berkumpul di ruangan mereka. Ruangan itu terletak dekat dengan kamar mereka yaitu dekat dengan garasi mobil, jadi kegiatan Lisa saat ini tidak ada satu orang pun yang melihatnya.

    Gejolak birahi Lisa semakin meningkat, desahannya semakin sering terdengar, kedua payudaranya yang tidak mengenakan BH sudah tidak tertutup apa-apa lagi, kedua putingnya sudah mengeras dan mencuat keluar, CDnya sudah melorot sampai paha, dan terlihat jari tengah tangan kanannya sudah berada dalam jepitan memeknya, dan terlihat jari tengahnya sedang keluar masuk di lubang memeknya, terlihat pantatnya naik-turun dari kursinya seiring dengan keluar masuk jari tengahnya. Lisa yang sedang berusaha keras untuk mencapai puncak birahinya tidak menyadari ada sepasang mata yang sedang menyaksikan aksinya. Kedua bola mata yang menyaksikan tingkah Lisa itu terbelalak, jantungnya berdegup kencang nafasnya memburu, pemandangan yang disaksikan oleh pemilik kedua bola mata itu, yang dalam mimpinyapun tidak pernah terbayangkan olehnya. Kedua payudara Lisa yang setengah terbuka dan kelihatan kedua putingnya dan sedang diremas-remas bergantian oleh tangan kirinya, kemudian di bawah ia melihat belahan bibir memek Lisa yang kadang terlihat dan kadang tidak terlihat karena jari tengah tangan kanan Lisa sedang keluar masuk di lubang memeknya itu, semua itu membuat si empunya mata tersebut berkali-kali menelan ludah, seumur hidupnya belum pernah ia menyaksikan pemandangan indah seperti ini.

    Si empunya mata merasakan penisnya mulai mengeras melihat semua itu, hampir tanpa berkedip kedua matanya tertuju ketubuh Lisa, nafasnya semakin memburu melihat ulah Lisa, tubuh Lisa terlihat olehnya meregang-regang, penisnya semakin mengeras, terlihat celana pendeknya menggelembung oleh desakan penisnya yang seolah ingin keluar dari sekapan celana pendeknya, pada saat kepala Lisa mendongak ke belakang, kedua matanya yang setengah terpejam menangkap sesosok tubuh si empunya mata tadi.

    Lisa sungguh kaget sekali karena ada orang yang sedang menyaksikan ulah liarnya tersebut, aksi liar kedua tangannya berhenti seketika. “Ehhh, Danar…addaaaaa…apaaa…sedaang apa kamuuu…,” Lisa berkata dengan terengah-engah, kaget dan jengkel karena puncak birahinya tidak terlampiaskan. “Eeehhh…aaanuuuu…..aaanuuu…bu…,” Danar kaget mendengar teguran Lisa, karena saat itu dirinya sedang asyik melihat aksi nyonyanya tersebut. Biarpun kaget tapi kedua mata Danar tidak melepaskan pandangannya dari tubuh Lisa yang masih agak terbuka, hal ini tidak Lisa sadari karena ia kaget dengan kehadiran Danar di ruangan tersebut, yang hanya Lisa ingat lakukan saat ia berdiri dari kursinya tadi adalah CDnya yang ia benahi, sehingga saat ia berdiri berhadapan dengan Danar kedua payudaranya yang putih mulus itu masih terpampang dengan jelas di hadapan Danar. “Anu..anu apa,” Lisa berkata kepada Danar dengan jengkel, karena malu dan karena gejolak birahinya tidak terlampiaskan.

    “Eeehhh…ini..ini..,Bu. Sayaa…mau minta uang untuk beli bahan pembersih kolam, yang kita punya sudah habis,” Danar menjawab agak tergagap-gagap, dengan kedua matanya tetap tertuju ke arah payudara Lisa yang seolah-olah menantang ingin diremas. “nar, apa yang kamu lihat tadi, jangan sampai ada orang lain yang tahu, kalau sampai ada yang tahu, kamu saya pecat,” ancam Lisa, dan saat itu kedua mata Lisa melirik ke arah selangkangan Danar, dan ia melihat tonjolan di celana pendek Danar.

    Danar betul-betul merasa ketakutan dan merasa bersalah dengan kelakuannya yang melihat tubuh Lisa yang setengah telanjang, tapi kedua matanya tidak pernah beranjak dari payudara Lisa yang menggantung dengan indahnya, payudara Lisa yang putih mulus dihiasi oleh kedua putingnya yang merah muda dan sudah menyembul keluar dan mengeras itu. Setelah menimbang-nimbang dengan segala kemungkinannya, Lisa pun mengambil keputusan untuk melakukan “quickie sex” dengan Danar, lalu iapun memerintahkan Danar untuk duduk di sofa. Lisa tahu bahwa penis Danar sudah pasti sedang berdiri dengan gagahnya di balik celana pendeknya itu.

    Hati Lisa mulai ragu antara ingin menikmati sodokan batang kemaluan lelaki dengan takut akan suaminya pulang lebih awal, ia melirik jam dinding yang ada di ruangan tersebut, pukul 13.30 siang, hatinya membatin suaminya tidak mungkin pulang cepat, ia bisa melakukan “quickie sex” dengan Danar untuk meraih puncak kenikmatannya yang terganggu. Akhirnya nafsu birahinya mengalahkan akal sehatnya, Lisa pun mengambil keputusan untuk merasakan batang kemaluan Danar mengaduk-aduk lubang memeknya. “Iyyaaa…Bu..saya sumpah tidak akan cerita ke orang lain,” jawab Danar ketakutan.

    “Duduk, kamu,” perintah Lisa. Danar menuruti perintah Lisa untuk duduk, iapun duduk di sofa yang ditunjuk oleh Lisa, dengan hati penuh kebingungan dan dengan tatapan mata yang tidak pernah terlepas dari payudara Lisa. “Ingat kamu jangan cerita kepada siapapun, cukup hanya kita berdua yang tahu masalah ini, hhhmmm ..,” ancam Lisa kembali sambil berjalan menghampiri yang sudah duduk di sofa, tanpa membuang waktu Lisapun mulai menurunkan celana pendek Danar sampai ke lutut. Batang kemaluan Danar yang sudah tegang terangguk-angguk saat celana pendeknya terlepas, ternyata Danar pada saat itu tidak mengenakan CD, Lisa kaget karena ia tidak menyangka bahwa Danar tidak mengenakan CD, penisnya yang sudah sangat tegang sekali teracung-acung di hadapannya. “Ingat, nar, apapun yang terjadi kamu jangan cerita kepada siapapun,” kembali Lisa berkata. “Iyaah..bu…saaayyyaaa….jaanji…,” jawab Danar gagap, karena ia kaget akan aksi nyonyanya ini yang membuka celana pendeknya. Ia sendiri bingung, dalam hatinya berkata apa yang dikehendaki oleh nyonyanya ini, karena belum pernah selama ini ada perempuan yang melihat penisnya apalagi dalam keadaan tegang, Danar pun merasa malu karena nyonyanya sudah melihat penisnya yang tegang itu. Tangan kanan Lisa segera meraih batang kemaluan Danar, iapun segera mengangkang di atas pangkuan Danar.

     sementara tangan kirinya meraih CDnya dan menarik salah satu pinggiran CDnya ke samping, sehingga belahan bibir memeknnya terlihat dengan jelas oleh Danar, Danar yang belum pernah melakukan hubungan badanpun dibuat bingung oleh aksi Lisa, dan saat Lisa mulai mengoles-oleskan kepala penisnya ke bibir memeknya, Danar merasakan geli yang aneh saat kepala penisnya bersentuhan dengan bibir memek Lisa, penisnya berdenyut-denyut. Tanpa membuang waktu Lisa segera menyelipkan batang kemaluan tersebut di bibir memeknya dan ia mulai menekan pantatnya ke bawah dengan perlahan dan batang kemaluan Danar perlahan-lahan menyeruak masuk di lubang memek Lisa. Ssleeeepppp…..bleeessss….bleeesss…..bleesss… Dengan perlahan-lahan penis Danar mulai melesak masuk di lubang memek Lisa dan akhirnya terbenam seluruhnya, Danar merasakan kenikmatan yang luar biasa yang belum pernah ia alami selama ini, rasa geli yang aneh menyelimuti dirinya, saat penisnya terjepit dalam lubang memek Lisa, Danar merasakan penisnya seperti ada yang meremas-remas. “Ooouuuggghhhh…..,” Lisa melenguh saat lubang memeknya diterobos oleh penisnya Danar.

    “Eeeeggghhhh……..,” Danarpun mengerang merasakan jepitan lubang memek Lisa di penisnya. Dengan kedua tangan bertumpu pada sandaran kepala sofa, Lisa perlahan-lahan mulai bergerak, menaik turunkan pantatnya, kedua payudaranyapun terguncang naik turun seiring dengan naik turun pantatnya. Danar yang masih bingung dengan apa yang terjadi hanya bisa melotot melihat kedua payudara Lisa yang terombang-ambing di hadapan matanya. “Aaagghhh…eenaaakkk…nar, kaamuuu…jangan melongo..saaaajjaa…ooogghhh… hisap kedduaaa…tetekku…
    remaaassss….remaaasss…,” Lisa mendesah keenakan.

    Danar yang mendengar perintah Lisa mulai melakukannya, kedua tangannya mulai meraih payudara Lisa yang sedang terombang-ambing itu, lalu ia meremas kedua payudara tersebut, karena belum pernah ia melakukan hal tersebut, Lisa merasakan remasan tangan Danar di kedua payudaranya agak kasar, tapi sensasi yang ditimbulkan oleh remasan kasar tangan Danar membuatnya merasakan hal baru, gairah birahinya yang sempat tertunda tadi mulai meningkat lagi. Mulut Danarpun mulai bergantian menghisap-hisap kedua payudara Lisa, hisapan-hisapan mulut Danarpun tidak beraturan, Danar betul-betul menghisap tetek Lisa seperti ia menyedot minuman, akibatnya Lisa kembali merasakan sensasi yang berbeda daripada biasanya, hisapan-hisapan kuat Danar pada kedua teteknya membuat ia menggelinjang,

    Lisapun merasakan geli yang aneh di kedua payudaranya tersebut. Danar yang belum pernah melakukan seks ini, merasakan kenikmatan yang luar biasa, kenikmatan yang belum pernah ia alami selama ini, mulutnya mendesah-desah di tengah kesibukannya menghisap-hisap payudara Lisa, matanya merem melek menikmati jepitan lubang memek Lisa pada penisnya, Danar merasakan penisnya bergesekan dengan lubang memek Lisa, ia merasakan geli yang luar biasa, penisnya semakin berdenyut dengan kuat dan semakin menegang, Lisa merasakan penis Danar yang semakin mengeras. Lisa merasakan penis itu begitu tegang dan keras, dinding lubang memeknya merasakan kekerasan penisnya Danar tersebut, cairan birahinya semakin banyak bercampur dengan cairan birahi Danar, akibatnya suara berdecak dari pertemuan dua kemaluan merekapun terdengar, menambah semangat Lisa untuk menaik-turunkan pantatnya.

    Lisa sudah lupa akan kemungkinan suaminya pulang cepat, yang ada sekarang ini Lisa betul menikmati sodokan-sodokan batang kemaluan Danar di memeknya. Tak lama berselang Danar melenguh keras, penisnya berdenyut dengan keras, penisnya mulai menembakkan air maninya. Crreeeettt….creeettt….creeett……. air mani Danar berhamburan keluar membasahi lubang memek Lisa. “Ouuuuggghhh….hhhmmmmmhhh….sssllrrppppp…ssslr rrppp p….hhhmmm…..,” Danar melenguh merasakan letupan-letupan lahar kenikmatannya yang sedang mengalir dari penisnya membasahi memek Lisa sambil mulutnya tetap menghisap-hisap payudaranya. Lisa merasakan letupan-letupan air mani Danar di dinding memeknya, ia tahu Danar sudah meraih puncak kenikmatannya, Lisapun semakin gencar menaik turunkan pantatnya, ia merasa takut akan tidak berhasil meraih puncak kenikmatannya, karena penisnya Danar sudah menyemburkan lahar kenikmatan, ia merasa takut bahwa sebentar lagi batang kemaluan Danar akan melemas setelah menyemburkan cairan kenikmatan itu.

    “Oouuugghh…aaagghhh….ssshhhh..aaagghhh…sssshh hh…aa aaghhhh….. ,” Lisa mendesah keenakan merasakan lesakan batang kemaluan Danar di memeknya dan merasakan hangat di dinding memeknya akibat semburan air mani Danar. Danar merasa lemas saat penisnya menyemburkan tetes terakhir cairan kenikmatannya di lubang memek Lisa, tapi mulutnya masih tetap menghisap-hisap payudara Lisa, penisnya masih berdenyut-denyut. Lisa yang merasakan batang kemaluan Danar tidak menyemburkan cairan kenikmatannya lagi, merasa kaget karena penisnya Danar tidak mengalami perubahan, Lisa merasakan penisnya Danar masih keras dan tegang, biasanya batang kemaluan lelaki perlahan-lahan akan menciut setelah melepaskan cairan kenikmatannya, tapi tidak untuk penisnya Danar, penisnya Danar sudah berhenti mengeluarkan cairan kenikmatan tapi Lisa masih merasakan keras dan tegang.

    Danar yang berhasil meraih puncak kenikmatannya, dalam sekejap sudah kembali pulih, perlahan-lahan gairah birahinya kembali bangkit, dengan semangat 45 hisapan dan remasan di payudara Lisa semakin gencar, ia hanya merasakan sedikit ngilu di kepala penisnya, tapi lama-lama rasa ngilu itu hilang berganti dengan rasa nikmat.

    Danar memang belum berpengalaman dalam hal bersetubuh, tapi stamina tubuhnya terutama penisnya, betul-betul membuat takjub Lisa. Lisapun semakin gencar menaik-turunkan pantatnya, dari lubang memeknya perlahan-lahan keluar cairan putih yang bercampur dengan cairan bening, cairan itu keluar seiring dengan keluar masuknya batang kemaluan Danar di lubang memeknya, lenguhan-lenguhan nikmat semakin sering terdengar dari mulut Lisa, sementara dari mulut Danar hanya terdengar dengusan-dengusan keenakan karena mulutnya masih sibuk dengan kedua payudara Lisa.

    Kedua manusia berlainan jenis ini sudah lupa dengan keadaan sekitarnya, yang mereka tahu hanyalah nikmatnya persetubuhan mereka ini, Lisapun sudah tidak perduli akan kemungkinan suaminya pulang lebih cepat, yang ia perdulikan hanyalah meraih puncak kenikmatannya, yang ia perdulikan hanyalah penisnya Danar yang sedang keluar masuk dalam lubang memeknya. Kedua sosok tubuh mereka sudah basah dengan keringat, nafas keduanya pun terdengar memburu, kedua mata mereka merem-melek menikmati persetubuhan mereka ini, mereka berdua sudah lupa akan status mereka. “Oouughhh, danaarr….kontolmu betul-betul enaaak….kkoontollmu…keras sekali… oougghh… shhhh….aaahh…sssshh.. aaaahhh…..,” Lisa mengerang keenakan merasakan sodokan-sodokan batang kemaluan Danar di lubang memeknya, Lisa merasakan batang kemaluan Danar tegang dan keras seperti kayu saja layaknya.

    “Hhmmm…ssllrrppp….hhhmmmm…ssllrpppp….,” Danar bergumam keenakan sambil mulutnya tetap sibuk menghisap tetek Lisa. Remasan tangan Danar di payudara Lisapun tidak pernah berhenti, tangannya meremas-remas kedua payudara Lisa dengan agak kasar. Lisapun menggelinjang akibat hisapan-hisapan kuat mulut Danar dan remasan-remasan kasar di payudaranya, sensasi yang agak sedikit kasar ini belum pernah dialami oleh Lisa, kedua puting payudaranya semakin mencuat keluar dan keras, Lisa semakin mengerang keenakan dibuatnya. “Oouugghhh…aaaaaagghhh… hiisaaapp…Pooon, hissaaappp…kuaaatt..kuatt… yachhh…aaaghh…ssshhsss…oougghh.,” Lisa mengerang-ngerang merasakan kerasnya hisapan mulut Danar. “Kaaammuuu…pernah melaakukaan ini..danarr….” tanya Lisa tanpa menghentikan genjotan pantatnya.

    “Beeelumm…sssrrrlppp…Bu,…ssslrrpp…,”jawab Danar sambil asyik menghisap tetek Lisa. Tubuh Lisapun berganti posisi dari setengah berjongkok sekarang posisinya duduk di atas pangkuan Danar, sementara gerakkannya yang naik turun sekarang berganti dengan gerakkan maju mudur, kedua tangannyapun tidak berada di sandaran kepala sofa tetapi sekarang kedua tangannya sedang meremas-remas kepala Danar yang sedang asyik bermain di kedua payudaranya. Tali baju Lisa pun sudah terlepas dari kedua pundak Lisa, akibatnya kedua payudaranya sudah tidak terhalang oleh apapun, sehingga kedua tangan Danarpun bebas meremas-remas kedua payudara tersebut. Danar memang baru pertama kali ini melakukan hubungan seks, tapi karena usia Danar yang masih sangat muda sehingga penisnya yang tadi sudah mengeluarkan sperma masih berdiri dengan gagahnya dan siap untuk bertempur kembali, yang kurang dari Danar hanya pengalaman saja, tapi untuk Lisa itu sudah cukup yang penting penisnya Danar keras dan tegang dan bisa mengobrak-abrik lubang memeknya yang haus akan batang kemaluan lelaki.

    “Hhhhmmm…ssslrrppp…sssslrrppp…hhmmm….,” Danar masih asyik dengan aksi hisapannya di payudara Lisa, yang satu ia hisap yang satunya ia remas, kedua payudara Lisa bergantian dihisap dan diremas. “Ouuughh…aaaaghhhh…ssshh…eenaaakk…Poon…eennaa akk.. nikmaattt sekali… terus hisaaaapp…reeemaaass….yaachhh…jangan berhentiiii…ouughhh..aaaagghh ….kontooolllmuuu….eenaaakkk…keeraaassss…….,” Lisa merintih-rintih menikmati semua ini. Gerakan maju mundur tubuh Lisa semakin cepat, Lisa merasakan kelentitnya geli-geli enak bergesekan dengan jembut Danar, remasan tangannya di kepala Danar semakin menjadi akibat hisapan dan remasan Danar di kedua payudaranya.

    Kepala Lisa bergoyang ke kanan dan ke kiri, mulutnya merintih-rintih keenakan, matanya merem melek menikmati sensasi persetubuhan ini. Tak lama berselang gerakan tubuh Lisa mulai tidak beraturan, tubuhnya mulai mengejut-ngejut, nampaknya puncak kenikmatannya akan segera ia rengkuh, tiba-tiba Lisa menekan pantatnya ke belakang seolah-olah ia ingin penisnya Danar masuk dengan biji pelernya di lubang memeknya, dan… Sssrrrrr……srrrrrrrr…..ssssrrr… Memeknya menyemburkan cairan kenikmatannya, cairan hangat itu menyiram batang kemaluan Danar, Danar merasakan penisnya menjadi hangat oleh siraman cairan kenikmatan Lisa, Danar juga merasakan dinding memek Lisa seolah meremas-remas penisnya.

    “OOuuuggggghhh….aakuuu….keluuuarrr…Pooonnn, aaaakuuu…aaagghh..enaakkk nikkmaaat….aaagghhh….,” erang Lisa menikmati puncak kenikmatannya yang berhasil ia rengkuh. Tubuh Lisa mengejang, gerakannya terhenti, tangannya meremas kepala Danar dengan kuat, nafasnya tersengal-sengal, saat memeknya meneteskan tetes terakhir dari cairan kenikmatannya, Lisapun melenguh panjang, dinding memeknya masih berkedut-kedut, yang dirasakan oleh Danar seolah-olah meremas-remas penisnya. Dengan nafas yang masih memburu, Lisapun ambruk di atas pangkuan Danar,

    Danar hanya bisa diam, dia tidak tahu apa yang harus diperbuat, perlahan-lahan Lisa membuka matanya lalu berkata, “Kamu suudah keluar, nar,” Tanya Lisa. “Belum, Bu,”jawab Danar polos. “Hhhmmmm kamu termasuk ayam pejantan juga,” Lisa berkata dengan genit. Dengan perlahan-lahan Lisa mulai menggerakkan tubuhnya lagi, pantatnya ia maju mundurkan, sehingga batang kemaluan Danar mulai kembali keluar masuk memek Lisa. Sebetulnya Lisa sudah merasa puas dengan pencapaian puncak kenikmatannya ini, tapi karena dia tahu bahwa Danar belum berpengalaman, akhirnya ia mengambil keputusan untuk memuaskan penisnya Danar sampai mengeluarkan cairan kenikmatannya lagi.

    Danar merasakan kembali penisnya keluar masuk memek Lisa, Lisa bergerak dengan cepat, ia ingin cepat-cepat menuntaskan permainan ini, karena hasrat birahinya sudah terpenuhi dia mulai sedikit khawatir akan kedatangan suaminya, tubuhnya maju mundur dengan cepat, penisnya Danarpun akibatnya keluar masuk dengan sangat cepat, Blleeesssss….sssrrrttt….bleeeessss…ssrtttttt…blees sss….sssrtttt…. Lisa memaju mundurkan pantatnya dengan cepat, batang kemaluan Danarpun keluar masuk di lubang memek Lisa seiring dengan gerakan maju mundur, dengan gerakan Lisa yang cepat ini membuat Danar agak kesulitan menghisap payudara Lisa, sehingga yang bisa ia lakukan hanya meremas-remas payudara tersebut, dan suara erangan Danarpun mulai terdengar jelas. “Aaaaghhh….ssshhhh…ooougghh….sssshhh… enaaakk…Bu…eenaaakkk…,” Danarpun mengerang kenikmatan, merasakan jepitan memek Lisa di penisnya.

    “Ehhmmm…enaak…nar…aaayoo…keluaaariinn…ceppaat …,” Lisapun mendesah. Tubuh Lisa menghentak-hentak dengan cepat, goyangan pantatnya semakin bertambah cepat, batang kemaluan Danar semakin mengeras jadinya, Lisa merasakan batang kemaluan Danar seperti batang kayu yang dimasukkan ke dalam memeknya, seluruh dinding memeknya merasakan kerasnya batang kemaluan Danar tersebut, gairah birahinyapun menanjak dengan cepat.

    “Ouughh…Poon..Koontooollmmmu…..keeraasssss…se ekaal liii…sssshhh…aaaggh nikmaaat betuulll…aaarrggghhh….aaakkuuu…ingin teruuusss…merasakannyaaaa oooohhhhh…..” Lisa merintih-rintih keenakan. “Aaahhh…iiyaaaahh….mmmmmm….eeennaakkk….ooohhh …puny aa….ibuuu..juga enaaaak….,” Danar mengerang nikmat. Lisa sibuk dengan goyangan dan maju mundur pantatnya sementara Danar sibuk dengan kedua belah tangannya yang meremas-remas kuat payudara Lisa. Nafas mereka berduapun terdengar memburu, puncak pendakian kenikmatan mereka sudah mulai di ambang pintu. Gerakan Lisapun semakin menggila dan liar, rintihan-rintihannya semakin terdengar, erangan Danarpun semakin sering terdengar, suara rintihan dan erangan mereka terdengar bergantian, diselingi dengan suara decakan akibat beradunya kedua kemaluan mereka, lubang memek Lisa semakin banjir, batang kemaluan Danarpun semakin leluasa keluar masuk di lubang memek Lisa, tanpa hentinya Lisa melenguh-lenguh keenakan.  Baca Juga: Kisah Sex Nyata Terbaru Ibu RT Yang Seksi

    Tubuh Lisapun mulai bergerak tidak beraturan, tubuh Danar mulai terlihat mengejang, otot-otot di tangannya terlihat, puncak pendakian kenikmatan mereka akhirnya berhasil mereka rengkuh, dengan sekali hentak Lisa menekan dalam-dalam pantatnya. Ccrreeeeetttt….sssssrrrrrrr…ccreeetttt…creeeettttt …ssssrrrrrr….. Kemaluan mereka berdua secara bersamaan menyemprotkan lahar kenikmatan mereka.
    “Ooouugghhh…akuuu..keluaarrr..lagiiii…aaaaggh hh…en aaakkk…nikmaattt…. kamuuu betul…betullll…perkaaassaaa….Pooon,” erang Lisa menikmati puncak pendakian kenikmatannya yang kedua kalinya. “Hhhhhmmm…aaaaahh..ssshh…aaakuuu…jugaa….kelua arrr… Buuu,” Danarpun melenguh keenakan.

    Tubuh Lisapun ambruk kembali di pangkuan Danar, nafas keduanya terdengar memburu, perlahan-lahan batang kemaluan Danar mulai mengecil dan terlepas dari jepitan memek Lisa. Seiring terlepasnya batang kemaluan Danar dari lubang memek Lisa kemudian mengalir cairan putih bercampur dengan cairan bening dan jatuh ke paha Danar. Setelah nafas mereka kembali normal, Lisa mengingatkan kembali ke Danar untuk tidak menceritakan kejadian barusan kepada siapapun dan ia juga mengingatkan Danar untuk kapanpun jika ia sedang ingin melakukan hubungan badan, Danar harus siap.

     Lisa juga menambahkan agar Danar bertingkah seperti biasanya saja, Danar hanya mengiakan kehendak nyonyanya tersebut, Danar berpikir alangkah bodohnya ia bila menceritakan hal tersebut ke orang lain yang bisa berakibat ia tidak dapat menikmati tubuh mulus nyonyanya lagi dan tidak bisa merasakan surga dunia.

    Danarpun beranjak setelah mengenakan celananya menuju ke kamarnya, sementara Lisapun merapikan pakaian dan CDnya beranjak ke kamarnya, Lisa membersihkan badannya di kamar mandi, setelah selesai mandi Lisa mengambil daster satu tali yang mini, dalamannya ia hanya mengenakan CD saja tanpa BH, dan beranjak keluar kamarnya menuju ke ruangan keluarga dan menonton TV sambil menunggu kedatangan suaminya.

    Koleksi Cerita Dewasa Sex ABG Perawan, Cerita Dewasa Sex SMA, Cerita Dewasa Sex Gangbang, Cerita Dewasa Sex SPG, Cerita Dewasa Sex ABG Bispak, Cerita Dewasa Sex Model, Cerita Dewasa Sex Suster, Cerita Dewasa Sex Janda Binal, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi Bispak