Author: admin

  • Bukan Pemain Profesional

    Bukan Pemain Profesional

    Cerita Sex Bukan Pemain Profesional – Suatu hari aku diajak temanku Adi untuk melihat villanya yang baru selesai dibangun. Dia membeli sebidang tanah yang letaknya kira-kira di belakang wilayah Tapos, milik bekas Presiden Soeharto. Dia membeli lahan sekiltar 500m. Villa yang dibangunnya biasa saja, tidak mewah, tapi mempunyai cukup banyak kamar. Ada 4 kamar yang semuanya memiliki kamar mandi di dalam.

    Udaranya sejuk, dia menawarkan aku membeli juga sebidang tanah di situ luasnya malah 700 m dan posisinya bagus. Kami berdua ngobrol di teras depan. Jalan didepan tidak terlalu ramai, hanya sesekali saja dilalui sepeda motor.

    Tidak lama kemudian muncul sepeda motor cewek berboncengan. Mereka tidak mengenakan helm. Si pengemudi menegur temenku, “ oom,” katanya.

    Adi lalu melambai memanggil mereka. Motor itu putar arah dan kembali mendekati pagar rumah Adi. Aku dan Adi berdiri di balik pintu pagar. Setelah basa-basi sebentar, Adi langsung melontarkan pertanyaan “ Ada ?”. “Banyak oom, tinggal oom maunya yang gimana,” jawab gadis itu.

    Cerita Sex Bukan Pemain Profesional
    Cerita Sex Bukan Pemain Profesional

    Ngocoks Aku awalnya tidak paham topik pembicaraan mereka, sampai akhirnya mengerti setelah Adi melihat foto-foto dalam HP anak itu. Foto-foto ala kadarnya itu cukup banyak sekitar 20 mungkin lebih.

    Adi bertanya apakah aku berminat. Aku pun jadi penasaran ingin meneliti satu persatu foto-foto itu. Semuanya kisaran usia ABG. Tidak terlalu jeleklah, Rata-rata wajahnya lumayan manis-manis juga.

    “Oom nanti saya tunggu ya di tempat biasa,” kata si cewek itu. Tak lama kemudian dia berlalu. Adi baru bercerita bahwa foto-foto itu adalah anak-anak di kampung dekat situ. Mereka semua bisa diajak tidur, tapi gak bisa dibawa menginap. Mereka bukan pemain profesional, tetapi anak-anak yang iseng cari duit untuk beli pulsa.

    Adi mengajakku berboncengan motor matic turun ke kampung. Kami berhenti dan duduk di warung bakso di bangku yang menghadap keluar. Adi lalu mengirim SMS memberi tahu bahwa kami ada di warung bakso. Sekitar setengah jam kemudian di seberang jalan berdiri berjajar 5 cewek, usianya masih sangat remaja.

    Kami berdua meneliti ke lima cewek di seberang jalan. Mereka masih tergolong remaja tanggung. Kelimanya sih boleh juga, satu sama lain nilainya hampir sama lah. Aku melirik yang mengenakan baju kuning, kelihatannya teteknya paling besar.

    Menurut Adi, anak-anak itu tidak perlu dikasi duit banyak-banyak. Adi lalu menyebut suatu jumlah yang menurutku sama dengan kalau aku pijat di Jakarta kota plus uang tipsnya. Adi mengirim sms ke cewe yang naik motor tadi mengenai pilihanku dan pilihan Adi. Entah dimana tempatnya untuk bertemu lagi, tapi Adi sudah paham betul nanti ketemu lagi di satu tempat. Kami kembali dengan motor ke villa Adi.

    Dengan mobilku kami cabut dari villa, titik temunya ternyata di parkiran minimarket. Dua cewek pilihan kami sudah standby di sana, aku langsung mendekat dan Adi keluar. Dia pindah ke tempat duduk belakang dan cewek baju kuning pilihanku tadi di suruh duduk di depan.

    Adi menunjukkan tujuan kami membantai cewek-cewek ini. Letaknya tidak jauh sekitar 15 menit jalan ke arah Sukabumi, lalu ada jalan raya ke kiri. Tidak jauh ada tempat penginapan yang berbentuk bungalow-bungalow kecil. Aku dan Adi turun ke resepsionis dan langsung bayar dapat kunci kamar.

    Bell boy menunjukkan kamar yang kami pesan, dua bangunan berdekatan. Mobil aku surukkan ke dalam garasi. Bell boy sudah membuka pintu. Aku paham dia mengharap uang tips. Begitu pintu tertutup, cewek baju kuning yang menyebut namanya Hani langsung memelukku dan menggelendot.

    Aku lalu memeluknya sebentar. Dia kuajak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Aku membuka pakaianku satu persatu, Hani mengikuti, membuka pakaiannya. Tanpa rasa malu dia sudah telanjang di depanku, padahal aku masih mengenakan celana dalam.

    Teteknya mungkin baru tumbuh tetapi sudah membubung dan lumayan besar juga untuk anak seumuran dia yang mengaku berumur 15 tahun. Pentil teteknya belum berkembang dan aerolanya juga masih kecil. Namun teteknya sudah cukup tegap, terasa kenyal ketika aku remas.

    Aku membuka celana, langsung terlihat senjataku berdiri tegak. Memeknya masih polos belum ada bulu yang tumbuh. Aku sempat bertanya, apakah jembutnya dia cukur. Hani mengatakan memang belum ada bulunya.

    Pengalamanku bergaul dengan cewek-cewek Sunda mereka umumnya tidak memiliki bulu lebat. Beberapa kali aku bertemu dengan cewek Sunda yang sudah berumur hampir 25 tahun. Tetapi bulunya masih jarang. Jadi wajar saja kalau anak ini masih gundul, pada usia 15 tahun.

    Bungalow ini lumayan bersih, ada air hangatnya. Kami berdua akhirnya mandi agar segar. Setelah mengeringkan badan, dengan berbalut handuk, kami langsung berbaring di tempat tidur. Aku mulai melakukan operasi meremas-remas nenennya.

    Daging payudaranya terasa sangat mengkal dan cenderung keras. Enak sekali meremasnya perlahan-lahan. Aku memainkan pentilnya yang masih kecil dengan memelintir-melintir. Setelah itu aku bangkit menciumi kedua putting yang masih kecil tetapi terasa mengeras.

    Sambil menjilati pentil kecil tanganku merayap ke bawah mencari belahan memek. Gundukan memeknya terasa cembung dan belahannya masih rapat. Jari tengahku masuk ke sela-sela belahan itu lalu mencari cliorisnya. Jari tengahku belum merasa ada tonjolan itil.

    Aku menguyel-uyel daging di atas lipatan bibir dalamnya. Hani bereaksi dengan gerakan pinggulnya. Aku merasa menemukan itilnya dan terus aku mainkan. Sebetulnya aku ingin mengoral, tapi kali ini aku tahan saja keinginanku. Aku duduk di antara kedua kakinya sambil “membelah duren”.

    Terlihat warna merah muda di dalam belahan memeknya. Aku tak ingin berlama-lama maka kondom aku pasangkan dan penis kuarahkan masuk ke lubang memek yang masih rapat. Perlahan tapi pasti, penisku terbenam tanpa halangan berarti.

    Cengkeramannya lumayan menjepit. Aku memompa sekitar 10 menit. Akibat pakai kondom, rasanya jadi kurang nikmat. Aku membalikkan posisi agar Hani diatas dan dia yang memacu. Pengetahuan dia lumayan juga karena gerakannya cukup bagus. Aku tidak tahu apakah dia lelah atau dia mencapai orgasme, karena setelah 10 menit dia ambruk di atas tubuhku dengan nafas memburu.

    Kembali ke posisi semula aku mengenjot dia habis-habisan sampai akhirnya aku sanggup juga mencapai puncak. Aku benamkan dalam-dalam ketika berejakulasi dengan pengaman kondom. Setelah usai aku melepas kondom dan membuang ke tempat sampah yang berada di kamar mandi.

    Hani kusuruh memijatku, tapi dia mengatakan tidak bisa mijat. Dia malah menawarkan ibunya, karena ibunya pintar memijat dan tahu urat. Hani mengaku ibunya janda umurnya sekitar 32 tahun. Aku jadi penasaran lalu menanyakan apakah Hani punya fotonya.

    Dia lalu mengeluarkan HP nya, HP buatan Cina dengan layar lebar. Dia lalu menunjukkan foto ibunya. Lumayan juga tidak terlalu gemuk. Di foto itu terlihat susunya besar sekali. Hani membenarkan, susu ibunya memang besar sekali.

    Wah boleh juga di try sekali waktu batinku. “ Kapan oom mau pijat ama ibu,” kata Hani. Aku jawab belum tahu. “Ntar sore aja oom, nanti antar saya balik dan oom tunggu kabar di rumah Oom Adi. Nanti saya kabari kalau ibu bisa,” kata Hani.

    Aku jadi tergugah . Main dengan Hani hanya aku lakukan satu ronde saja. Kami ngobrol sambil tidur telanjang berdua sampai Adi menelponku bahwa dia sudah selesai. Tidak sampai 3 jam kami habiskan waktu bermain dengan ABG.

    Setelah anak-anak itu turun, dalam perjalan ke villa Adi aku beritahu bahwa aku setelah ini berencana pijat. Dia sempat heran aku mau pijat sama siapa, setelah kuterangkan baru dia mengerti. ‘

    Aku sempat menghabiskan secangkir kopi tubruk dan dua batang rokok sebelum telponku bergetar. Kulihat di layar muncul nama Hani. Dia menanyakan apakah aku jadi dipijat, kebetulan Ibunya bisa.

    Aku langsung bilang jadi. Jam berapa bisa dijemput, tanyaku. Terserah Oom bisanya jam berapa. Jam lima deh kataku, yang berarti sejam lagi dari saat itu.

    Aku berjanji menjemput ibunya Hani di minimarket tadi. Adi tidak ikut, karena istrinya mau datang. Di minimarket itu dari kejauhan sudah kulihat seorang wanita paruh baya, dengan baju merah, rambut pendek. Aku tidak perlu parkir, tetapi berhenti sejenak dan membuka kaca.

    Wanita itu melihat ke dalam mobil lalu aku menganggukkan kepala. Dia langsung mendekat dan membuka pintu. Setelah duduk disalaminya aku dan memperkenalkan diri dengan nama Euis. Aku lalu memanggilnya dengan panggilan khas Sunda, Teh Euis, dalam bahasa Indonesia berarti Kak Euis.

    Wajahnya lumayanlah, tidak terlihat terlalu tua, masih kelihatan segar, badannya tidak terlalu gemuk. Malah terlihat bahenol. Orangnya terlihat sopan, tapi banyak omongnya.

    Aku kembali ke penginapan tadi tapi mendapat kamar yang berbeda. Aku langsung tidur telungkup. “Oom mau dipijat pakai baju aja, dibuka atuh,” kata Teh Euis.

    Aku bangun dan melepas semua pakaianku tinggal hanya celana dalam, lalu kembali tidur telungkup. Pijatan dimulai dari telapak kaki terus menyusur sampai paha. Beberapa titik di telapak kaki ditekannya aku merasa sakit. Sambil menekan-nekan titik syaraf dia mengatakan penyakit-penyakit yang mungkin ada pada diriku.

    Pijatannya kadang-kadang sakit, tapi selebihnya memang nikmat dan membuat rilex. Sampai di bagian pantat, diremas-remasnya pantatku lalu di beberapa tempat ditekan-tekan. Tekanan itu serasa nyetrum ke kemaluanku, sehingga jadi mengeras.

    Terus terang aku jadi terangsang. Oleh karena itu aku beralasan, jika celanaku mengganggu aku minta dia tarik saja ke bawah. Teh Euis lalu menarik celanaku dan meletakkan di atas meja. Dia kembali meremas pantatku. Rasanya memang sangat nikmat. Dia lalu mengurut paha bagian dalam.

    Entah dia sengaja atau tidak, tetapi kantong zakarku berkali-kali tersentuh tangannya. Aku makin high sehingga kakiku ku kangkangkan lebih lebar untuk memberi peluang tangannya lebih jauh menyentuh zakarku. Selangkangan diurutnya bahkan daerah sekitar dubur di tekan-tekan.

    Aku sebetulnya ingin langsung berbalik badan saja, tetapi kutahan niat itu, karena Teh Euis pindah mengurut punggung dan bahuku. Dia menduduki pantatku. Aku mengingat-ingat, tadi Teh Euis memakai celana jeans. Tidak mungkin pakai jeans bisa leluasa duduk ngangkangi pantatku.

    Aku mengosentrasikan rasa di kulit pantat untuk merasakan gesekan di situ. Rasanya pantatku bergesekan dengan kulit bukan celana jeans. Tapi masih terasa ada kain yang melindungi selangkangannya.

    Aku makin terangsang tetapi juga terbuai oleh pijatan dipunggungku. Ketika dia memijat tanganku aku baru bisa melihat, ternyata Teh Euis hanya mengenakan celana dalam saja sementara kausnya masih tetap.

    Selesai bagian belakang aku dimintanya berbalik posisi jadi telentang. Aku buang rasa malu dan membiarkan penisku terlihat tegak. Jika dipanti pijat di Jakarta, biasanya senjataku yang tegak itu ditutup handuk, tetapi ini dibiarkan terbuka. Teh Euis mengomentari, “ Wah sudah siaga satu,” katanya.

    “Ya ada musuh utama mau menyerang,” jawabku. Teh Euis tersenyum dan menyubit pelan. Aku jadi kurang merasakan pijatan lain di kaki maupun di bagian lain. Rasa penasaran, kira-kira bagaimana dia akan memperlakukan senjataku yang sudah siaga penuh.

    “Oom mau diterapi kejantanan juga ,” tanyanya.

    Aku langsung mengiyakan, karena sentuhan di senjataku sudah kuharapkan dari tadi. Digenggamnya penisku . Dia menurut pangkal penisku, lalu mengurut otot-otot dekat lubang duburku. Ditekan-tekan lalu diurut. Penisku rasanya jadi makin keras dan tegak. Terlihat kepalanya penisnya merah mengkilat.

    Dia menekan-nekan di bagian kantong zakar, sambil berkata, “ ini biar tahan lama, pokoknya jakarta bandung PP,” katanya mengistilahkan lamanya bertahan ibarat perjalanan Jakarta Bandung pulang pergi.

    “Oom ngrasa enggak barangnya makin panjang dan makin besar.” tanyanya. Aku yang dari tadi merasa barangku makin garang lalu bertanya, apakah ini karena di pijat. Teh Euis hanya tersenyum. Oom tahan ya jangan sampai keluar, sebentar lagi sudah selesai kok.

    Menurut Teh Euis, barangku harus diistirahatkan dulu sekitar 1 jam menahan jangan sampai air maninya keluar. Jika berhasil barangku akan permanen besarnya dan kemampuan bertahannya juga lebih baik.

    Setelah selesai memijat, dia permisi ke kamar mandi. Entah apa yang dilakukan di dalam, aku merasa ngantuk. Aku terbangun kemudian karena merasa dia sudah berbaring di sebelahku. Nafsuku yang tadi sudah diubun-ubun, muncul lagi aku memiringkan badanku dan memeluk dia.

    Tanpa minta izin tanganku kuselipkan di bawah bajunya dan langsung merogoh teteknya. Ternyata dia sudah melepas BHnya. Tanganku meremas-remas teteknya, terasa cakupan telapak tanganku tidak cukup menutup seluruh teteknya.

    Aku menarik kausnya keatas. Dia membantu dan terpaparlah sepasang daging besar dengan puting hitam yang mengeras. Aku memelintir gantian putting kiri dan dan kanan lalu bangkit dan menghisapnya . Teh Euis mendesis dan mengelus-elus punggungku.

    Tanganku sudah merayap ke dalam celana dalamnya, jembutnya tidak begitu lebat dan belahan memeknya terasa sudah basah. Itilnya dengan mudah kutemui. Dia menggelinjang-gelinjang menahan rasa nikmat karena itilnya aku goda. Aku menelanjanginya.

    Keinginan untuk menjilati memeknya begitu kuat. Aku langsung turun ke bawah. Aroma memeknya tidak menyengat. Abu khas memek terasa samar-samar, tapi itu malah menambah gairah. Aku melomot itilnya dan memainkan lidahku di ujung itilnya.

    Teh Euis merintih dan bergerak lasak pinggulnya. Sambil merintih dia mengatakan, enak banget oom, begitu berulang-ulang sampai akhirnya dia mengejang karena tiba orgasmenya.

    Bersambung…

    1 2
  • Kekasih Misterius

    Kekasih Misterius

    Cerita Sex Kekasih Misterius – Ayah saya meninggal saat saya masih sangat muda, saya bahkan hampir tidak mengingatnya. Sepanjang ingatan saya, hidup saya hanya terdiri dari saya dan ibu (Cynthia Evans). Ia selalu ada untuk saya dan saya berusaha untuk selalu ada untuknya. Seiring berjalannya waktu, kami menjadi sangat dekat, mungkin sedikit terlalu dekat.

    Kami tinggal di sebuah apartemen kecil dengan satu kamar tidur dan satu kamar mandi di pinggiran kota selama sebagian besar masa kecil saya. Apartemen yang kami tinggali sangat kecil sehingga kami tidur di ranjang yang sama. Semuanya berjalan baik-baik saja hingga saya mulai sekolah menengah dan mulai berpacaran.

    Masa-masa sulit ketika tumbuh dewasa, uang selalu terbatas, tetapi entah bagaimana ibu selalu mampu membayar tagihan. Segera setelah ulang tahun saya yang ke-18, saya pergi dan mendapat pekerjaan di pabrik manufaktur lokal dan bekerja shift malam.

    Uang tambahan itu merupakan anugerah. Kami bahkan berbicara tentang pindah ke tempat yang lebih besar, tetapi tanpa kami berdua tahu, keputusan kami akan segera dibuat.

    Cerita Sex Kekasih Misterius
    Cerita Sex Kekasih Misterius

    Ngocoks Semuanya menjadi jelas setelah saya lulus dari sekolah menengah. Saya pulang larut pada suatu Jumat malam setelah berkencan dengan Sally Jenkins. Kami melakukan sesi bermesraan seperti biasa dan seperti biasanya, aku pulang dengan ereksi yang sangat menyakitkan.

    Aku tahu ibu bekerja hingga larut malam jadi saat aku sampai di rumah aku langsung pergi ke kamar mandi. Karena tergesa-gesa untuk buang air, aku lupa menutup dan mengunci pintu kamar mandi. Aku menurunkan celanaku, mengambil sedikit losion tangan ibu dan segera mulai membelai penisku. Aku butuh kelegaan dengan cepat.

    Aku baru saja mulai membelai penisku ketika aku melihat celana dalam ibu yang kotor tergeletak di lantai kamar mandi. Aku mengambilnya dan menempelkannya ke hidungku, baunya memabukkan.

    Pikiranku menjadi kabur saat aku memegang celana dalam ibu di hidungku dan membelai penisku dengan marah. Bayangan telanjang ibuku mengalir di benakku, ketika tiba-tiba, aku mendengar desahan keras. Ibu berdiri di ambang pintu kamar mandi dengan tangannya menutupi mulut.

    Tidak ada yang lebih memalukan daripada ibumu memergokimu mencium celana dalamnya yang kotor saat kamu sedang masturbasi. Ibu langsung lari dari kamar. Aku menaikkan celanaku dan segera mengikutinya sambil mencoba menjelaskan.

    Dia mengatakan bahwa dia mengerti apa yang saya lakukan, tetapi setidaknya saya seharusnya mengunci pintu. Kami memutuskan saat itu juga, sudah waktunya bagi kami untuk mendapatkan tempat yang lebih besar.

    Keesokan paginya kami mencari tempat yang lebih besar untuk ditinggali. Untungnya, seorang temannya (Leslie Sampson) mengenal seseorang yang memiliki rumah kecil dengan dua kamar tidur yang bisa kami sewa. Rumah itu perlu sedikit perbaikan dan hanya memiliki satu kamar mandi, tetapi harganya cukup terjangkau. Setelah memeriksanya, kami memutuskan untuk menyewanya.

    Ibu memberi tahu Leslie bahwa kami akan menyewanya dan kami mulai memperbaikinya. Setelah mengecat ulang dan melakukan beberapa perbaikan kecil, rumah itu cukup layak huni.

    Aneh rasanya ketika kami pertama kali pindah ke rumah baru karena saya belum pernah punya kamar tidur sendiri. Sebenarnya agak sepi tanpa ibu yang berbaring di samping saya di tempat tidur. Namun, tak lama kemudian, semuanya tampak kembali normal kecuali satu hal, saya masih belum bisa menghilangkan bau memabukkan dari celana dalamnya dan bayangan dirinya telanjang dari pikiran saya.

    Ada ketegangan di antara kami berdua setelah insiden kamar mandi yang tidak pernah hilang.

    Tahun demi tahun berlalu dan ibu mendapat promosi di tempat kerja. Ia harus bekerja lebih lama tetapi gajinya bagus. Saya tetap bekerja shift malam di pabrik dan pergi ke sekolah teknik di siang hari. Saya berlatih menjadi programmer komputer.

    Saya membawa pulang beberapa komputer lama dari sekolah dan merakitnya kembali. Saya memberikan salah satunya kepada ibu dan mengajarinya cara menggunakannya. Ia tampak sangat menikmati komputer dan tidak butuh waktu lama sebelum ia belajar cara membayar tagihan kami dengan perbankan daring.

    Dengan bekerja dan bersekolah, tidak banyak waktu untuk berkencan. Semakin lama, fantasi seksual saya terfokus pada ibu. Ibu tingginya sekitar 5 kaki 6 inci dengan tubuh ramping dan sepasang payudara yang kencang. Rambutnya cokelat panjang dan halus yang terurai di bahunya. Di usianya yang masih muda, 41 tahun, waktu telah memperlakukannya dengan baik dan menurutku dia adalah wanita paling cantik di dunia.

    Wanita yang lebih kuinginkan daripada hidupku sendiri tinggal serumah denganku, tetapi aku tidak bisa menyentuhnya. Aku seperti menjalani neraka di bumi.

    Pada ulang tahunku yang ke-21, ibu mengajakku makan malam. Untuk pertama kalinya sejak dia memergokiku sedang masturbasi, aku tidak merasakan ketegangan di antara kami.

    Kami pergi ke klub privat kecil di kota dan bersenang-senang. Setelah makan malam, kami pergi ke bar setempat agar dia bisa membelikanku minuman legal pertamaku. Setelah minum beberapa gelas, sebuah lagu pelan diputar di jukebox jadi aku bertanya pada ibu apakah dia mau berdansa. Awalnya dia bilang tidak, tetapi aku bersikeras dan akhirnya dia setuju.

    Saat kami sampai di lantai dansa, lagu itu sudah berakhir. Aku bisa melihat kekecewaan di matanya, jadi aku memasukkan satu dolar ke dalam jukebox dan memutar musik lagi. Saat dia dengan lembut meletakkan kepalanya di bahuku, aku merasa seperti di surga.

    Kami bergoyang mengikuti alunan musik dan semuanya berjalan baik sampai aku ereksi. Yang mengejutkanku, ibu menarik dirinya lebih dekat padaku. Kami berdansa berdekatan cukup lama sampai aku membungkuk dan mencoba menciumnya. Dia menjauh dengan air mata di matanya dan berkata, “Kurasa lebih baik kita akhiri malam ini.”

    Kami kembali ke bar dan menghabiskan minuman kami tanpa sepatah kata pun terucap di antara kami. Aku membayar tagihan kami dan kami pulang ke kamar tidur masing-masing.

    Dengan putus asa, aku membuka salah satu situs web favoritku. Itu adalah situs permainan peran inses, tempat orang-orang mewujudkan fantasi mereka.Nama pengguna saya adalah desperateson20.

    Malam sebelumnya saya meninggalkan pesan di forum menanyakan apakah ada wanita yang ingin bertukar email erotis. Beruntungnya ada jawaban di kotak masuk saya. Itu dari seorang wanita dengan nama pengguna iwantmyson42. Saya melihat profilnya dan sangat terkejut mengetahui dia tinggal di kota kelahiran saya.

    Emailnya berbunyi seperti ini. “Dear desperateson20, saya sangat ingin bertukar email erotis dengan Anda. Saya seorang ibu yang frustrasi secara seksual dan telah seperti itu, sejak saya memergoki anak laki-laki saya sedang masturbasi. Penisnya yang besar dan keras tertanam di pikiran saya.

    Saya menantikan balasan Anda. Sangat horny, iwantmyson42” Saya siap untuk mengeluarkan sperma saat membaca emailnya. Hampir seketika, saya mulai mengirim balasan saya kepadanya.

    Saya ingin membuat kesan yang baik, jadi dengan pemikiran yang matang, saya mulai mengetik balasan saya. “Ibu tersayang, aku sudah lama menginginkanmu. Saat kau memergokiku saat aku sedang masturbasi, kaulah yang ada dalam pikiranku.

    Aku membayangkan bibirmu yang basah melilit penisku yang besar dan keras. Aku ingin menarikmu mendekat dan memberimu semua cinta yang pantas untukmu. Para dewa telah memberkatimu dengan kecantikan seorang dewi dan jika diberi kesempatan, aku ingin sekali menidurimu.

    Aku ingin sekali mencium bibirmu yang manis dan payudaramu yang indah. Aku akan mencium tubuhmu perlahan-lahan hingga aku mencapai kotak harta karunmu, tempat asalku. Aku akan memberi penghormatan dengan ciuman lembut hingga lidahku akhirnya menemukan klitorismu yang sensitif.

    Kemudian aku akan memberikan tekanan lembut dengan lidahku, hanya untuk menggodamu sedikit sebelum aku mulai melakukannya. Aku akan mengisap dan menggigit klitorismu dengan lembut hingga kau mengerang karena penisku yang keras. Saat kau siap, aku akan meletakkan kepala penisku yang besar dan keras di pintu masuk vaginamu yang menggoda, perlahan-lahan, aku akan turun jauh ke dalam dirimu.

    Dengan keras dan dalam strokes, aku akan menusukkan penisku yang keras dalam-dalam ke dalam vaginamu yang basah dan panas berulang-ulang sampai hubungan incest kita akhirnya terwujud. Setelah sesi bercinta kita selesai, aku akan memelukmu dan tidak akan pernah melepaskanmu.

    Kita akhirnya akan menjadi satu, bersama dalam cinta, selamanya. Aku mencintaimu ibu dan aku berharap untuk segera mendengar kabar darimu.”

    Aku mengirim email kepadanya tetapi aku benar-benar tidak mengharapkan balasan. Beberapa kali terakhir aku mengirim email kepada wanita yang menjawab iklanku, aku tidak pernah mendengar kabar dari mereka lagi.

    Aku memutuskan untuk menonton film porno dan masturbasi sebelum tidur, ketika tiba-tiba aku melihat kotak masukku berkedip. Aku segera membukanya dan mendapat kejutan dalam hidupku. Dia sudah membalas pesanku. “Anakku sayang, vaginaku basah kuyup, sejak aku membuka emailmu aku terus masturbasi.

    Aku sangat ingin keluar! Yang benar-benar aku butuhkan adalah penis besarmu, gemuk, keras, dan dalam di dalam vaginaku yang basah kuyup. Persetan dengan permainan peran, bisakah kau menemuiku di suatu tempat besok malam?

    Aku hanya punya tiga aturan, kita berdua harus memakai topeng dan lampu di ruangan harus sangat redup; juga, kau harus telanjang bulat dan siap memuaskanku. Jika kau setuju dengan persyaratanku, aku akan dengan senang hati menunggu balasanmu. Sayang, Ibumu yang mesum.”

    Segera aku mengangkat telepon dan membuat reservasi di Holiday Inn setempat. Begitu aku mendapatkan reservasi, aku mulai mengetik. “Tentu saja aku bisa menemuimu besok malam. Ada Holiday Inn di rute 64, akan ada kunci kamar untukmu dengan nama Bill Simmons. Aku akan sangat bersemangat sampai aku bisa bertemu denganmu besok. Aku tak sabar untuk akhirnya memberimu cinta yang pantas untukmu. Cinta, kamu sangat keras, Nak.”

    Aku begitu gembira sampai-sampai aku melakukan masturbasi tiga kali sebelum akhirnya bisa tertidur. Keesokan harinya terasa sangat lama. Aku tidak sabar untuk segera pulang kerja sehingga aku bisa pulang dan bersiap untuk bertemu kekasih misteriusku.

    Aku baru saja pulang kerja dan mengambil bir dari kulkas ketika ibu datang ke dapur. Wajahnya benar-benar berseri-seri. Aku berkata padanya. “Bu, apa yang terjadi, Ibu terlihat sangat memukau!”

    Dia menyentuh lenganku dan berkata. “Aku tidak tahu, mungkin karena aku ada kencan malam ini.”

    Aku tercengang. Ibu tidak pernah pergi berkencan selama hampir 5 tahun. Aku tidak hanya terpana, aku juga cemburu. Aku langsung bertanya padanya. “Apakah dia seseorang yang kukenal?”

    “Tidak sayang, kamu belum pernah bertemu dengannya karena aku juga belum pernah bertemu dengannya. Leslie dari kantor menjodohkanku dengan kencan buta. Dia bilang aku harus lebih sering keluar.” Ibu menjawabku.

    Aku bisa merasakan wajahku memerah karena sangat cemburu. Aku berseru! “Maksudmu, kamu akan pergi keluar dengan seseorang yang bahkan tidak kamu kenal! Dia bisa saja seorang pemerkosa! Apa kamu akan membiarkanku bertemu dengannya?!”

    Ibu menatapku dengan kecewa dan berkata dengan tegas! “Tidak, kamu tidak akan bertemu dengannya! Aku tidak akan menanyaimu tentang wanita jalang yang kamu kencani! Dengarkan anak muda, aku wanita dewasa dan aku bisa mengurus diriku sendiri! Kamu hanya harus percaya pada penilaianku!”

    Sebelum keluar dari ruangan, aku berteriak! “Tidak apa-apa, tapi jangan harap aku akan menunggumu pulang! Aku punya kencan sendiri dan percayalah; aku berencana untuk beruntung malam ini!”

    Saya perlu melepas penat, jadi saya pergi ke kamar dan mulai berolahraga dengan beban. Saya baru berlatih selama sekitar 15 menit ketika ada yang mengetuk pintu. Itu ibu dan dia ingin berbicara.

    Saya membuka kunci pintu dan menyuruhnya masuk. Ketika dia duduk di tempat tidur saya, saya mulai membayangkan memeluknya erat-erat dan menikmati tubuhnya yang indah. Ketika pikiran saya terfokus pada semua hal indah yang ingin saya lakukan bersama ibu saya yang cantik, saya tidak menyadari bahwa dia sudah berbicara kepada saya.

    Saya tersadar dari lamunan saya ketika saya merasakan tangan ibu menyentuh tangan saya. Setelah dia memberi isyarat agar saya duduk di sampingnya, dia berkata kepada saya. “Derek, maafkan saya karena meninggikan suara saya tadi. Saya tahu ibu hanya peduli dengan keselamatan saya, tetapi sungguh sayang, saya sudah besar dan ibumu bisa mengurus dirinya sendiri.”

    “Saya tahu ibu, saya rasa masalah saya adalah saya sedikit cemburu. Ibu sangat cantik dan saya rasa saya takut kehilangan ibu.” Saya menjelaskan kepadanya.

    Aku melihat mata ibu berbinar ketika aku mengatakan padanya bahwa dia cantik. Dia menatap mataku dan bertanya. “Apakah kamu benar-benar berpikir aku cantik atau kamu berkata begitu karena aku ibumu?”

    Langsung saja aku menjawab. “Tentu saja menurutku kamu cantik! Jika aku boleh memilih wanita mana pun di dunia ini untuk menghabiskan sisa hidupku, pilihanku adalah kamu!” Aku

    bisa melihat air mata kecil terbentuk di matanya dan sekali lagi aku merasakan ketegangan seksual di udara. Wajah kami hanya berjarak beberapa inci ketika aku menundukkan kepala untuk menciumnya. Tepat sebelum bibirku menyentuh bibirnya, dia menoleh dan tergagap. “Uh, Uh, aku harus pergi. Kamu, bersenang-senanglah malam ini dan berhati-hatilah. Aku mencintaimu, Nak.”

    Aku tahu aku telah membuang kesempatanku karena dia hampir lari dari ruangan. Masalahnya adalah, aku tidak ingin hanya menidurinya, aku ingin bercinta dengannya. Aku memutuskan, datanglah besok pagi; aku akan mengatakan padanya apa yang sebenarnya aku rasakan padanya.

    Ketika ibu meninggalkan rumah, saya masih kesal padanya karena dia masih pergi berkencan. Saya tidak benar-benar ingin pergi menemui kekasih misterius saya, jadi saya pergi ke situs web untuk melihat apakah dia sedang online, tetapi seperti yang sudah ditakdirkan, dia tidak ada di sana. Ketika semuanya akhirnya berubah, saya sangat senang dia tidak online. Saya

    tahu saya setidaknya harus pergi ke hotel dan menjelaskannya, jadi saya mandi, berpakaian, dan menuju ke Holiday Inn. Setelah saya check in ke hotel, saya pergi ke bar untuk minum-minum.

    Saya hendak menuju ke kamar saya ketika saya melihat mobil ibu saya masuk ke tempat parkir. Saya berpikir, ‘Saya tidak percaya, dia datang ke sini untuk bertemu teman kencannya. Persetan; jika dia bisa meniduri siapa pun yang dia inginkan, saya juga bisa.’

    Aku naik ke atas dan mulai menuruti semua permintaan kekasih misteriusku. Setelah aku mematikan semua lampu, aku menarik selimut di tempat tidur dan membuka pakaian. Aku menyalakan televisi dan mulai mencari film berperingkat X untuk membantuku membangkitkan suasana.

    Ketika akhirnya menemukan yang cocok untukku, aku berbaring di tempat tidur dan mulai membelai penisku. Aku begitu bergairah hingga penisku tidak butuh waktu lama untuk mengeras sepenuhnya. Aku berpikir untuk melanjutkan dan menyemprotkan spermaku dengan cepat sebelum kekasihku tiba ketika tiba-tiba terdengar ketukan di pintu.

    Kekasih misteriusku ada di sini. Aku meraih meja samping tempat tidur dan segera mengenakan topengku. Aku tidak bisa melihatnya dengan jelas di kamar yang remang-remang itu, tetapi aku bisa melihat cukup jelas untuk mengetahui bahwa dia memiliki tubuh yang indah. Tanpa berkata apa-apa, dia membuka pakaiannya.

    Saat dia mendekati tempat tidur, aku mulai menyapa tetapi dia memberi isyarat agar aku diam. Aku tidak pernah menjadi orang yang menerima pemberian dan kali ini tidak akan berbeda. Hal pertama yang dilakukannya adalah, naik ke tempat tidur dan segera mulai mengisap penisku yang keras seperti batu.

    Dia memasukkan penisku sedikit demi sedikit ke dalam mulutnya yang hangat dan menggoda. Begitu semua penisku masuk ke dalam mulutnya, dia mulai menggerakkan kepalanya ke atas dan ke bawah penisku yang gemuk dengan sangat presisi; aku tahu aku tidak akan bisa bertahan lama. Setiap kali mulutnya turun ke penisku, dia akan memutar bola-bolaku di tangannya. Dia memberiku blowjob paling hebat yang pernah kualami dalam hidupku yang masih muda.

    Aku bertahan dengan cukup baik sampai dia melakukan sesuatu yang menakjubkan, ketika dia tiba di ujung penisku sekali lagi, dia mengambil lidahnya dan mencoba memasukkannya ke dalam lubang kencingku. Itu adalah sensasi yang luar biasa dan membuatku tergila-gila. Aku berteriak. “Ooohhh astaga, aku akan keluar, Bu! Aku akan keluar di mulutmu! Ooohhh, ooohhh, ooohhh tidak!”

    Setelah mendengar teriakanku, dia menarik kepalanya dari penisku dan semburan sperma pertama melesat lurus ke udara dan mendarat di dadaku. Saat aku menunduk ke dadaku, aku mendengar suara jeritan. “Ya ampun, tidak mungkin! Derek, apakah itu kamu?!”

    Aku langsung mengenali suara itu dan melepas topengku. Giliranku untuk berseru sambil bertanya! “Ibu?! Apakah itu kamu, Ibu?! Kamu kekasihku yang misterius?”

    Itu benar, ibuku dan aku tanpa sadar telah mengatur pertemuan rahasia satu sama lain. Aku tidak percaya. Aku tahu ibu sudah menjadi ahli komputer tetapi aku tidak pernah menduga dia akan membuka situs web inses.

    Bersambung…

    1 2
  • Seorang Programmer

    Seorang Programmer

    Kejadian ini berlangsung di tahun 2011. saya baru saja kena PHK di tempat kerja saya yang berkantor di G***** center BSD. Saat itu saya masih berusia 27 tahun. Saya seorang programmer. Anak perantauan dari kota Malang.

    Di saat menganggur ini saya memberikan konsultasi (mengerjakan lebih tepatnya) skripsi mahasiswa-mahasiwa tajir dengan tarif yang lumayan sebagai bekal hidup sehari-hari.

    Disini saya mengontrak satu petak rumah kontrakan di perkampungan kumuh belakang kompleks mewah Gading Serpong. Kontrakannya hanya terdiri dari ruangan yang disekat 2, kamar mandi dan dapur kecil.

    Sebagai orang jawa yang ramah, saya cukup dikenal baik oleh tetangga disini. Salah satu tetangga depan saya adalah seorang ibu-ibu janda berumur 45 tahun yang berasal dari Magelang.

    Cerita Sex Seorang Programmer
    Cerita Sex Seorang Programmer

    Ngocoks Mbak Tiara Namanya. Perawakannya khas ibu-ibu stw montok. Kulitnya sawo matang. Tidak putih. Senyumnya ramah khas wanita jawa tengah. Setiap bertemu selalu tersenyum dan menyapa. Kedekatanku dengannya bermula di suatu sore sepulang saya bertemu dengan klien skripsi.

    Saya naik motor menyusuri jalan pulang. Ketika di jalan raya menuju kontrakan, kulihat sesosok yang kukenal dari belakang. Ternyata Mbak Tiara yang baru saja pulang kerja. Lalu saya menghentikan motorku dan menyapanya “Baru pulang Mbak e?

    Dari percakapan di sepeda motor, dapat kuketahui bahwa dia bekerja di salah satu pabrik di daerah sini sudah cukup lama. Dia sudah jarang pulang ke kampungnya di Magelang kecuali kalau lebaran.

    Hingga akhirnya sampai ke kontrakan, kami cukup akrab untuk bertukar nomor telepon. Sejak saat itu kadang kami suka janjian kalau misalnya kebetulan sore jam pulang kerja saya juga sedang pulang.

    Malam itu, saya pulang lebih malam karena jam konsultasi skripsi yang lebih lama. Pulang-pulang lapar dan saya langsung pergi ke warung nasi dekat kontrakan. Ternyata yang tersisa hanya lauknya saja sedikit, nasinya sudah habis. Karena udah laper banget, saya nekat beli lauknya saja dan terpikir untuk meminta nasi ke Mbak Tiara saja.

    “Mbak e, udh tdr? Ak mnt tlng pny nasi gk? Mau mkn mlm khbsan nasi di wrung dpn”.

    Beberapa detik kemudian dia membalas: “Ada Mas Iman, sini mkn dsni aj mas di kontrakanku, temeni ak nnton tv skalian”.

    Tak berapa lama aku langsung mengetuk pintu kontrakan Mbak Tiara. Melihat Mbak Tiara membukakan pintu kontrakannya aku tertegun.

    Dia hanya menggunakan daster tipis you can see. Yang membuatku menelan lidah adalah dia tak mengenakan bh. Samar-samar putingnya tercetak di daster tipisnya.

    Lamunanku buyar saat Mbak Tiara menegorku “Katanya laper e mas Iman, kok malah bengong?

    Sesaat kemudian Mbak Tiara sudah mengambilkan sepiring nasi dan air putih sambal bilang “Kalo kurang nasinya bilang aja yo jangan malu-malu”

    Sambil melahap makan malamku, kami lanjut mengobrol :

    Mbak Tiara: Mas Iman udah punya pacar belum?

    Aku: Belum Mbak e, wong pengangguran gini siapa yang mau sm aku to mbak?

    Mbak Tiara: Gak percaya aku e mas, ganteng gini masa ndak punya pacar?

    Aku hanya tertawa kecil mendengar jawaban polos Mbak Tiara. Sejak kepindahanku kesini dari Surabaya 2 tahun lalu, memang tak terpikirkan olehku untuk mencari pacar. Fokusku beberapa tahun ini memang mengejar karir dan mapan dulu. Kalo mumet-mumet dikit biasanya aku pijat ke panti plus plus.

    Aku: Mbak Tiara sendiri kok gak nikah lagi? Masi belum bisa lupa mantan suami ya?

    Mbak Tiara: Aku nih kemaren sempet pacaran lho mas sama Satpam rumah sakit depan. Cuma dia udah punya istri mas. Aku takut kalo main-main api kayak gtu to mas. Makanya aku udahan aja. Umuran kayak aku susah e mas cari pacar yang lajang. Sekarang aku mau cari uang aja mas buat biaya sekolah anak di kampung.

    Aku: Aku mau cari uang dulu yang banyak biar nanti gak ditinggal istri kayak mbak Tiara. Istri cantik gini harusnya dijaga to?

    Mbak Tiara tertawa kecil sembari menjawab “ah bisa aja kamu mas, wongg udah tua gini kok dibilang cantik”.

    Aku tertawa sambil meyakinkan “beneran loh Mbak Tiara ini masih cantik, masih seksi”

    Lalu obrolan terhenti saat aku telah selesai makan. Mbak Tiara membereskan piring bekas aku makan. Lalu aku memberanikan diri bertanya

    Aku: Mbak Tiara emang gak kesepian sendirian terus?

    Mbak Tiara: wes biasa aku mas, udah lama aku jadi janda.

    Aku: emang nggak kangen ada yang ngelonin to mbak?

    Sambal tersipu malu dan melengos ke dapur membawa cucian mbak Tiara memberikan jawaban yang membuatku berpikir ada celah kesempatan “kenapa tanya-tanya mas? Emang kamu mau ngelonin?”

    Kembali dari dapur lalu kami terdiam canggung sambil nonton tv. Setelah omongan tadi, otakku berkecamuk membayangkan body bahenolnya mbak Tiara. Payudaranya yang menyembul dari balik daster. Membuatku tak konsen menonton tv.

    Setelah beberapa saat aku lalu berpamitan pulang ke kontrakanku dan berterima kasih untuk nasinya. Lalu iseng aku bertanya lagi sebelum pulang kepada Mbak Tiara “Jadi mau dikelonin to mbak?”

    Lalu mbak Tiara terdiam lama. Terlihat berpikir keras. lalu dia menjawab “yowis mas kamu tidur malem ini di tempatku yo, tapi jangan sampe ada yang tau. Nanti pintu kontrakanku tak ku kunci. Kamu masuk aja kalo udah agak sepi yo mas”.

    Dengan girang aku Kembali ke kontrakanku, membayangkan mala mini aku akan menghajar body bahenolnya mbak Tiara habis-habisan. Aku langsung buru-buru pulang dan mandi. Setelah mandi, aku langsung bergegas ke kontrakan mbak Tiara.

    Tepat pukul 11 malam, area kontrakan sudah terlihat sepi. Setelah melihat kiri kanan tetangga kontrakan dan sudah terlihat tidak ada siapa-siapa, tanpa mengetuk aku langsung masuk ke kontrakan Mbak Tiara.

    Ternyata Mbak Tiara juga terlihat habis mandi, rambutnya yang Panjang dia gelung terlihat agak sedikit basah. Lalu aku langsung mengunci pintu kontrakan.

    Mbak Tiara langsung mematikan saklar lampu. Lalu Mbak Tiara berbisik “Mas kita jangan sampe ketauan orang ya mas”. Lalu aku menarik Mbak Tiara untuk memeluknya dan langsung kugiring keu tempat tidur.

    Lalu aku melepas semua pakaianku dan naik ke tempat tidurnya. Mbak Tiara sudah pasrah dalam posisi tiduran.

    Lalu aku mulai mencium dan memainkan lidahku di bibirnya sambil tanganku meraba masuk ke dalam daster tipisnya, ternyata Mbak Tiara sudah tidak memakai bh dan cd. Agak lama barulah aku melepaskan lidahku, lalu beralih menciumi sekujur wajahnya.

    Pipi, dahi, telinga, leher, dagu lalu Kembali lagi ke bibirnya. Sambil kurasakan buah dadanya yang sudah agak kendur masih lumayan kenyal.

    Lalu tanganku mulai meraba bagian bawah perutnya, merasakan bulu jembut yang lebat. Aku semakin bergairah. Mbak Tiara hanya bisa mendesah di tengah bibirnya yang gelagapan berusaha aku lumati.

    Setengah jam lamanya aku menjelajahi body bahenolnya mbak Tiara, lalu mulai kulepas dasternya. Lalu kucucup buah dadanya bergantian kanan dan kiri, kuhisap, kugigit-gigit kecil dan kujilati.

    Kumainkan putingnya dengan lihai oleh lidahku. Tubuhnya semakin bergerak tidak karuan dan semakin mendesah Ketika kutelusuri perutnya oleh lidahku.

    “Aduh aku udah gak tahan mas” desisnya. Kontolku sudah keras tegak menjulang tak sabar ingin memasukki gua garba milik mbak Tiara, lalu aku meminta persetujuannya “masukkin sekarang ya mbak?” Mbak Tiara pun mengangguk.

    Di sela-sela ittu aku bertanya

    Aku: kapan terakhir dimasukin mbak?

    Mbak Tiara: udah lama mas, terakhir sama mantanku yang satpam itu to mas udah 6 bulan lebih

    Lalu aku tersenyum sambil menggoda “wah udah rapet lagi donk?” yang disambut dengan tawa kecil Mbak Tiara.

    Di tengah remang-remang lampu kamar mandi yang masuk melalui celah pintu, aku mencoba meraba gua kenikmatan Mbak Tiara yang Nampak sudah basah.

    Lalu kucoba kumasukkan kontolku perlahan. Kucoba kumasukkan kepala kontolnya. Mbak Tiara mendesis

    “Awh pelan-pelan mas, gede banget punyamu”.

    Kumasukkan sambil kuresapi hangatnya inchi demi inchi hingga akhirnya seluruh kontolku sudah masuk dan terasa mentok menghentak memek Mbak Tiara. Mbak Tiara lalu mendesis kecil.

    Hangat sekali rasanya dan seperti agak dipijit-pijit. Setelah masuk, aku melumat Kembali bibir Mbak Tiara, kukecup dan kumainkan lidahnya sebelum aku genjot perlahan.

    Perlahan aku mulai memompanya. Plak! Plak! Plak! Suara tersebut terdengar setiap kali aku menghujamkan kontolku ke memek legitnya.

    Gesekan antara jembut kami membuat sensasi kepuasan tersendiri. Nikmatnya sampai ke ubun-ubun. Aku semakin bergairah. Lalu kuangkat kaki Mbak Tiara ke bahuku dan mulai menghujamkan kontolku secara teratur.

    Mbak Tiara semakin terlihat kesetanan, desahannya semakin kencang. Nafasnya mendesah-desah. setengah jam sudah.

    Gairahku memuncak, air maniku seperti sudah menjalar ke ujung kontolku. Lalu aku menghentikan genjotanku seketika. Menahan sekuat tenaga agar maninya tidak keluar dulu, kontolku berkedut-kedut menahan di dalam hangatnya gua garba Mbak Tiara.

    Mbak Tiara bertanya sambil terengah-engah “ahhh ssshhh kenapa berhenti sayang?”

    “Huff aku gak tahan mau keluar sayang, bentar dulu ya”

    Setelah beberapa detik jeda, aku mulai menggenjot Mbak Tiara ke posisi semula sambil melumati bibir seksinya. Nafas Mbak Tiara mulai mendesah Kembali. Aku cucupi payudara besarnya sambil kugenjot. Kulumati lagi lehernya lalu ke dagu dan Kembali kuhisap bibirnya.

    Setelah beberapa lama, tiba-tiba paha Mbak Tiara menggapit pinggangku kuat, tubuhnya mulai bergetar, aku mempercepat genjotanku dan mulai mengerang

    “Sayang.. ahhh ssshhh jangan keluarin di dalem yang ssshh” rengeknya sambil mendesah

    “Aku pengen ahhh ahhh.. keluar di dalem aja, diluar gak enak ahhh” jawabku terengah-engah

    “Aku bisa hamil, Man, ahhh ahhh!” desisnya sambil mengerang

    Kugenjot semakin kuat membuat kontolku terbenam sangat dalam di memeknya yang sempit. Kupeluk tubuh montoknya. Nikmat bertemu nikmat, croott crooott croot, kusemprotkan spermaku beberapa kali dan disaat bersamaan paha Mbak Tiara menggapitku dengan sangat kuat kami mengejan bersamaan. Tubuh kami terkejang-kejang kelojotan menumpahkan sperma dan mani bertubi-tubi.

    “Man aku bisa hamil Man”

    “Aku gak percaya, emang masih bisa hamil?”

    “Aku masih mens”

    Pukul 5 pagi aku mulai terjaga. Tubuh montok Mbak Tiara masih tertidur pulas di samping kiriku, memunggungi dengan posisi bongkok udang. Kami tidur dalam keadaan telanjang.

    Kecapean, kami tidak bersih-bersih setelah pertempuran semalam. Kutarik selimut ke bawah dengan kaki sehingga tubuh gempalnya terpampang.

    Teringat pertempuran semalam, kontolku langsung berdiri tegak Kembali. Tangan kananku berusaha menggapai Memek Mbak Tiara dari belakang. Kuelus-elus pelan. Mulai kuciumi tengkuknya lalu pindah ke pundaknya.

    Bergantian kusentuh putingnya dengan ibu jari dan teunjuk. Mbak Tiara hanya berdesis dan menggumam tak jelas.

    Kuelus-elus Kembali permukaan memeknya hingga agak lembab. Lalu kutarik badan Mbak Tiara hingga telentang. Kukangkangkan pahanya lalu kujilati lubang sempit bergelambir milik Mbak Tiara dengan lidahku dari bawah hingga ke atas berulang-ulang, kadang ku bermain kugigit-gigit kecil klitorisnya. Mbak Tiara mulai menggeliat.

    “Ahhh mass…!” teriaknya kecil saat kucucup gua gerbanya.

    “Ssshhh mas semalem belum puas to?”

    Aku hanya tersenyum lalu mulai mensejajarkan tubuhku dan kugesek-gesekan kontolku yang sudah sangat tegang ini ke memeknya.

    “Aku ndak puas kalo Cuma sekali, pengennya kuentot seharian mbak” aku menyengir sambil kukecup bibirnya.

    “Eghhhhhh” Mbak Tiara mendesis lirih Ketika lidahku memasukki mulutnya.

    Lalu dengan penuh nafsu, kujilati buah dadanya yang menggunduk besar itu. Kubuka selangkangannya Kembali, SLEBBB dengan perlahan aku mulai memasukkan zakarku ke dalam memeknya lalu kudiamkan pantatku.

    Lidahkupun mulai menyusuri tetek Mbak Tiara dan Kembali ke bibir sambil tanganku meremas gemas payudaranya.

    Memeknya mulai terasa licin. Mbak Tiara kelihatan sudah mulai terangsang untuk sama-sama menggapai nikmat pagi ini.

    Perlahan mulai kugenjot. Gerakan naik turun, maju mundur, keluar masuk, memutar, sambil lidah kami saling berpagut membuatku gila akan nikmatnya. Kedua tangan Mbak Tiara pun mulai merangkul leherku.

    “Shhhh eghhh sssshhhh…” Mbak Tiara mulai mendesis cepat.

    Aku bergerak keluar masuk dengan santai. Pantat Mbak Tiara mulai sesekali mengimbangi Gerakan pantatku dengan berputar atau mengangkat. 10 menit sudah kami bergerak berirama.

    “Shh sayangg aku.. shhh pengen di atass shhh” pinta Mbak Tiara sambil mendesah

    Kubalik badan Mbak Tiara seketika hingga posisinya saat ini dia ada di atasku.

    Mbak Tiara mulai menduduki kontolku dan menggoyang pantatnya. Kontolku diulek-uleknya dengan Gerakan mauju mundur dan memutar. Dari bawah aku bisa melihat buah dadanya yang indah terangguk-angguk. Kedua tangannya menuntun tanganku untuk meremasnya. Kupilin putingnya hingga dia semakin menggila.

    “Ayoo Mbak… puter yang dalem mbakk, enak banget akhhh” erangku

    Gerakannya mulai cepat dan tak beraturan diikuti deru nafasnya yang semakin memburu dan mendesah.

    “Mann eughhh aku mau keluarr mannnn ahhhh remass mannnn” teriaknya

    Seketika tubuhnya mengejang, berkejat berkali-kali sambil mendongakkan kepalanya ke atas dan kedua tangannya membantu memperkuat remasanku di buah dadanya. Aku bisa merasakan geombang orgasmenya. Kontolku berasa diremas berkali-kali di dalam vulvanya.

    Lalu tubuhnya ambruk diatasku, nafasnya tersengal-sengal.

    “Mbak, aku pengen hajar kamu dari belakang ya?”

    Tak tunggu lama langsung kubalik badan bongsornya. Kusuruh Mbak Tiara berbalik menelungkup, lalu kutumpuk 2 bantal di bawah pinggulnya. Untuk menaikkan moodku, kujilat Kembali pepeknya dari belakang, kucucup habis lendir kenikmatan yang keluar saat orgasme tadi. Kumainkan klitorisnya, kugigit-gigit kecil, kutarik-tarik hingga Mbak Tiara Kembali mendesah.

    Bersambung…

    1 2
  • Akibat Kemarau Panjang

    Akibat Kemarau Panjang

    Cerita Sex Akibat Kemarau Panjang – Waktu itu dikampungku dilanda kemarau yang berkepanjangan hingga sumur-sumur warga mengalami kekeringan termasuk sumur yang ada dirumah ku, akhirnya dengan sangat terpaksa untuk memenuhi kebutuhan air bersih aku harus menempuh perjalanan selama 30 menit untuk sampai dimata air bersih.

    Mata air itu terletak ditempat yang cukup sepi dan rimbun dengan pepohonan namun jika musim kemarau tiba maka mata air itu akan menjadi ramai karena banyak warga yang hilir mudik mengangkut air bersih dan tak jauh dari sumber mata air itu ada sebuah sungai yang cukup besar dengan air yang lumayan jernih yang biasa dijadikan tempat mencuci oleh ibu-ibu sekaligus tempat mandi.

    Karena memang sengaja disungai itu dibuatkan tempat pemandian umum yang hanya ditutupi oleh daun kelapa. Biasanya ibu-ibu dan remaja putri bergantian menggunakan pemandian itu sementara untuk laki-laki tidak dibuatkan tempat pemandian khusus karena bisa menggunakan sungai yang lebar itu untuk mandi.

    Cerita Sex Akibat Kemarau Panjang
    Cerita Sex Akibat Kemarau Panjang

    Ngocoks Kejadian yang tak terduga itu terjadi sore hari tepatnya pukul 5 sore aku bersama istriku yang baru kunikahi beberapa bulan pergi kesungai untuk mandi, kami memilih jam lima sore agar kondisi sungai sepi karena biasanya jika diatas jam 5 kondisi sungai rame oleh ibu-ibu yang mencuci baju dan otomatis pemandian umumpun antriannya panjang.

    Benar saja kondisi sungai itu cukup sepi , tapi istriku tidak bisa menggunakan pemandain umum untuk mandi karena masih ada ibu-ibu yang memakai pemandian itu karena takut keburu sore akhirnya istriku mencari tempat yang aman untuk mandi saat itu dia memilih mandi dibalik batu besar.

    Sehingga orang yang datang dari arah depan tidak bisa langsung melihatnya sementara aku memilih untuk mengisi ember dengan air bersih di mata air yang berada diatas sungai tempat istriku mandi, karena berada diatas aku bisa melihat dengan jelas saat istriku sedang mandi.

    Cukup mendebarkan juga saat melihat istriku mulai menanggalkan pakaiannya satu persatu walau sudah sering melihat istriku telanjang tapi posisi mengintip seperti itu memberikan sensasi yang berbeda apalagi itu dialam terbuka diaman bisa kapan saja ada orang yang lewat dan melihat posisi istriku.

    Benar saja aku melihat ada seorang laki-laki yang menuju sungai dari arah sebrang, ingin sekali aku berteriak memberitahu istrku agar menutup badannya dengan kain karena dari arah itu dia bisa melihat tubuh telanjang istriku dari arah belakang yang pastinya tidak akan disadari oleh istriku.

    Namun usahaku terlambat karena orang itu terlanjur melihat keberadaan istriku dia berhenti sesaat dan memandang istriku dengan pandangan seolah tak percaya ada seorang wanita cantik sedang dalam kondisi setengah telanjang berada disungai karena saat itu hanya celana dalam merah jambu yang masih melekat ditubuhnya.

    Entah kenapa ada perasaan bangga muncul saat melihat ada seorang lelaki yang bergitu terpesona terhadap keindahan tubuh istriku hingga tanpa kusadari libido ku perlahan bangkit, tapi tiba-tiba aku mendengar istriku menjerit , lalu aku langsung menoleh kearahnya dan ternyata disalah satu batu besar tempat dia mandi ada se ekor ular yang cukup besar.

    Istriku terlihat sangat ketakutan karena ular itu mengarah kepadanya namun saat istriku mencoba untuk lari tiba-tiba laki-laki itu berteriak dan menyuruh istriku untuk tetap diam, ternyata orang itu mas nanang dia adalah tukang ojek langganan istriku sambil membawa kayu dia mengendap-endap perlahan mendekati ular itu dari arah belakang dan setelah menunggu beberapa saat dengan beberapa pukulan dia berhasil membunuh ular itu.

    Mungkin karena saking takutnya istriku tidak sadar dengan kondisi badannya yang nyaris telanjang bulat, padahal dihadapannya telah berdiri dengan gagahnya seorang laki-laki yang bukan suaminya. dan saat kesadarannya kembali pulih bergegas dia mengambil handuk dan menutupi tubuh telanjangnya.

    Walau berkali-kali minta maaf tapi mas nanang tidak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap tubuh indah istriku, dan semua itu wajar karena istriku memang seorang wanita yang sangat cantik diumurnya yang baru menginjak 24 tahun kecantikannya membuat setiap lelaki tekagum-kagum dengan kulit putih mulus,

    Payudara besar dan masih kencang karena belum dipakai untuk menyusui semkain diperlengkap oleh bulatan pantatnya yang selalu terlihat menungging indah dan kencang yang selalu berhasil membakar gairah ku.

    Akhirnya istriku memilih meneruskan mandinya dipemandian umum karena kebetulan sudah kosong, sementara mas nanang terlihat melepaskan pakaian dan mencucinya tak jauh dari tempat istrku mandi. Setelah dua ember yang ku bawa penuh dengan air bersih aku bergegas menuju kesungai dan ikut mandi disamping mang nanang yang sedang mencuci,

    Kita sempat berbincang-bincang sambil berkali-kali dia meminta maaf atas ketidak sengajaannya melihat tubuh telanjang istrku, namun sering aku menangkap basah secara diam-diam dia menoleh kearaha pemandian umum tempat istriku berada,

    Berkali-kali dia menghela nafas panjang dan dari balik celana kolornya aku melihat tonjolan yang tak mampu dia sembunyikan pertanda birahinya sudah terbakar karena melhat keindahan tubuh istrku tadi, ditambah lagi penutup pemandian umum yang hanya terbuat dari daun kelapa membuat badan orang yang ada didalamnya terlihat menerawang dan saat itupun kulit mulus istriku samar terlihat dari balik pemandian itu.

    Sebenarnya jarang sekali wanita yang mandi dipemandian itu dalam kondisi telanjang bulat karena penutupnya yang memang tidak rapat hingga orang dari luar atau yang sedang berjalan menuju sungai bisa saja melihat, tapi istriku merasa tidak nyaman jika dia mandi masih memakai kain makanya dia mungkin satu-satunya wanita yang mandi ditempat itu dengan telanjang bulat paling kalo kondisi sedang ramai hanya memakai celana dalam.

    Setelah selesai maka kami bergegas pulang dan meninggalkan mas nanang yang baru saja mau mulai mandi , sebelum meninggalkannya aku sekali lagi mengucapkan terimakasih karena telah menolong istriku dari ular yang hampir mencelakakannya. Namun karena pulang sambil membawa air bersih dan kondisi jalan yang menanjak aku dan istriku berkali-kali berhenti untuk beristirahat,

    Karena seringnya kami berhenti mas nanang yang tadi kami tinggalkan berhasil menyusul dan saat berpapasan dengan istrku tiba-tiba saja handuk yang melingkar dipinggang mas nanang terjatuh dan ternyata dibalik handuk itu dia tidak memakai apa-apa lagi hingga tubuh telanjangnya terpampang dihadapan istriku.

    Mas nanang yang saat itu sedang memikul ember terlihat salah tingkah tapi dia tidak bisa jongkok untuk mengambil handuknya yang terjatuh karena kondisi jalan yang menanjak, jika hal itu dia lakukan maka air yang dia bawa diember pasti akan tumpah.

    Lalu dengan terbata-bata dia meminta tolong kepada istriku untuk mengambilkan handuknya dan mengikatkan dipinggangnya ,sebenarnya aku ingin membatu mas nanang tapi saat itu posisi ku cukup jauh dengan mereka karena aku masih dibawah dan sama seperti mas nanang sedang memikul ember yang berisi air.

    Maka dengan setengah berteriak aku menyuruh istriku untuk membantu mas nanang. Mendengar instruksi dari ku, istrku yang sedari tadi menolehkan wajahnya kearah lain entah karena malu atau risih melihat ketelanjangan mas nanang akhirnya menoleh kearah lelaki yang sedang telanjang disampingnya.

    Untuk mengambil handuk itu mau tidak mau istriku harus menunduk yang membuat wajah istriku percis didepan penis mas nanang yang perlahan mengeras hingga akhirnya mengacung dihadapan istrku, untuk beberapa detik istrku bertahan dalam posisi itu dan terlihat dia menelan ludahnya sendiri sambil menghela nafas menyaksikan penis besar dan berurat milik mas nanang.

    Memang kuakui senjata rahasia mas nanang itu lebih besar dari senjata ku yang berukuran standar.Bahkan saat melilitkan handuk dipinggang mas nanangpun tangan istriku terlihat gemetar dan pandangannya seakan tak mau lepas dari selangkangan mas nanang, hingga akhirnya mas nanang mengucapkan terimakasih kepada istriku dan berlalu meninggalkannya mematung kaku menatap mas nanang yang semakin menjauh.

    Semenjak kejadian itu istriku terlihat sering melamun sendiri entah apa yang dia bayangkan, hingga terjadi suatu peristiwa yang merubah kehidupan kami khususnya istriku.

    Saat itu seperti biasa dihari minggu sore aku bersama istriku pergi kesungai untuk mandi namun saat itu istriku membawa cucian yang lumayan banyak hingga aku terpaksa pulang lebih dulu karena ada sudah ada janji dengan pak RT, walau sudah hampir magrib aku tidak khawatir meninggalkan istrku karena dia bersama tetangga kami yang juga mencuci ditempat itu.

    Setelah urusan selesai aku bergegas kembali kerumah, namun saat kembali tiba dirumah aku tidak menemukan istriku padahal saat itu sudah hampir jam setenah tujuh mungkinkah dia belum kembali dari sungai maka untuk membuktikannya aku bergegas menuju kesungai.

    Setibanya disungai aku tidak menemukan istriku dan sungai itu tampak sepi karena tidak ada seorangpun disana dan haripun sudah mulai gelap.

    Tiba-tiba kekhawatiran ku semakin menyeruak saat aku mengecek ketempat pemandian dan ternyata tumpukan baju yang tadi dicuci istriku masih ada lengkap dengan perlengkapan mandinya.

    Entah kemana istriku, seperti orang linglung aku mencari istriku sampai akhirnya aku menyusuri sungai dan tiba disebuah kebun jagung yang cukup rindang ditempat itu aku mendengar suara-suara aneh yang rasanya sangat aku kenal,

    Semakin mendekat suara itu semakin jelas hingga akhrinya aku yakin itu adalah suara desahan dan rintihan istriku seketika tubuh ku bergetar dan terasa lemas membayangkan apa yang terjadi,

    Dari jauh terlihat sesuatu bergerak-gerak karena gelap maka aku tidak bisa melihatnya dengan jelas lalu aku mengendap-endap mendekati tempat itu dan bersembunyi dibalik semak semak.

    Alangkah terkejutnya aku saat itu, hingga kaki ku seketika lemas dan tak sanggup berdiri karena dihadapanku terlihat sebuah pemandangan erotis yang menyayat hati sekaligus membakar birahiku, istriku tercinta sedang menungging ditanah tanpa sehelai benangpun sementara mas nanang yang pernah menjadi penyelamat istriku kini tengah menghujamkan penisnya yang besar kelubang senggama istirku.

    Wajah istriku yang persis berhadapan dengan ku terlihat meringis entah menahan sakit atau nikmat, tapi dari desahannya aku yakin dia sedang dilanda kenikmatan yang tiada tara hingga dia tidak perduli siapa dirinya, siapa laki-laki yang sedang menyetubuhinya dan diamana dia berada.

    Walau beralaskan tanah tapi pantat istriku bergoyang begitu liar dan indah mengimbangi setiap hentakan pinggang mas nanang , dan sesekali mereka terlihat berciuman dengan liar dan ganas diikuti tangan mas nanang yang begitu aktif meremas payudara istriku yang menggantung indah.

    Tak ayal lagi suasana kebun jagung yang sepi dan gelap kini dipenuhi erangan dan desahan nikmat yang keluar dari mulut istrku diiringi suara dua alat kelamin yang saling beradu.

    Ingin rasanya aku melabrak mereka dan mendamprat istriku namun badanku yang lemas membuat ku tak berdaya hingga aku hanya mematung kaku menyaksikan persetubuhan liar antara istriku dan tukang ojek langganannya. Dan akhirnya desahan panjang istriku yang bersahutan dengan erangan mas nanang menyudahi permainan terlarang itu.

    Tubuh istriku terlungkup ditanah dengan pantat menungging indah dihadapan mas nanang , sementara mas nanang mengoleskan cairan sperma yang keluar dari penisnya kepantat istriku sambil sesekali meremas dan menampar pantat gempal kebanggaan ku itu.

    “mas udahan dulu yuck nanti suami saya nyariin, entar kita lanjutin lagi..” perkataan istrku benar-benar semakin melemahkan tubuhku hingga aku terduduk ditanah aku tak bisa bayangkan sudah berapa kali mereka melakukan semua itu,

    Sungguh aku tak mampu membayangkannya apalagi mereka terlihat bergandengan menuju tempat pemandian sambil sesekali berciuman mesar, aku hampir tak sadarkan diri dan nafaskupun terasa sesak.

    setelah hampir 30 menit aku termenung sendiri di kebun jagung yang gelap dan sepi meratapi perselingkuhan istriku dengan tukang ojek langganannya, akhirnya aku tiba dirumah dengan perasaan tak karuan, tapi dirumah istriku menyambut dengan senyuman mansinya sama sekali tidak terlihat kelainan dari ekspresi dan tingkah laku istriku seolah tidak terjadi apa2 dan semua normal2 saja.

    “ko baru pulang pa, dari mana aja” .“ Maaf mah tadi ngobrol dulu sama pak rt” aku menjawab sekenanya sambil ngeluyur ke dalam kamar, entah karena aku begitu mencintai istriku hingga aku tidak tega jika harus menghakiminya,

    Atau karena ada perasaan aneh dalam diriku yang sebenarnya menikmati saat menyaksikan persetubuhan istriku sendiri dengan laki-laki lain.

    Aku terus melamun dan membayangkan kejadian erotis tadi berulang ulang ku akui birahiku perlahan bangkit setiap kali aku mengingat tubuh telanjang istriku yang menungging diatas tanah sementara sebuah penis berukuran besar mengaduk-aduk lubang senggamanya dengan brutal,dan setiap desahan dan erangannya membuat tubuhku merinding.

    Karena birahi yang semakin meluap hingga aku tak sanggup menahannya lagi, bergegas aku menghampiri istriku yang sedang membuatkan kopi didapur, aku langsung memeluk tubuh sexynya dari belakang dan menggesekan penisku yang sudah mengeras di bulatan pantatnya,

    Tangankupun tak mau kalah dengan gemas meremas dan memilin payudara istriku yang masih terasa kencang, sementara bibirku memberikan kecupan disekitar leher istriku yang jenjang.

    “pa.. Kenapa si ko tiba-tiba begini..” Tanpa memperdulikan istriku aku mendorong tubuhnya ketepian meja hingga pantatnya menungging indah dengan satu gerakan aku berhasil menurunkan celana dalamnya dan menaikan bagian bawah daster yang istriku pakai sampai ke pinggang maka terpampanglah dihadapanku bulatan pantat istriku yang indah dan bisa membuat semua lelaki tergila-gila.

    Tanpa membuang waktu dengan rakus aku menjilati setiap inci permukaan pantat gempal istriku hingga belahan lubang senggamanya yang mulai basah dan membuat sipemilik mendesah karena nikmat, setelah puas menikmati lubang senggama istriku yang baru saja di jejali penis jumbo mas nanang,

    Aku langsung menghujamkan penisku yang berukuran standar dan kalah jika dibandingkan dengan mas nanang,tapi walau begitu aku masih bisa membuat istriku merintih lirih .

    Sunggung aku menemukan sensasi yang luar biasa saat menyetubuhi istriku sambil mengingat kejadian erotis yang kusaksikan tadi, saat pantat istriku bergoyang liar menikmati hujaman penis lelaki lain saat mulutnya mendesah menikmati goyangan dan remasan dari lelaki lain.

    Sehingga membuat gelombang ogasmeku begitu cepat datang karena vagina istriku bekas dinikmati mang nanang terasa begitu nikmat dan akhirnya sambil memeluk erat tubuh indah istriku spermaku meluncur dengan deras memberikan kenikmatan yang luar biasa hingga tubuhku terasa lemas.

    Aku memberikan kecupan mesra di bibir istriku tanda terimakasih atas kenikmatan yang baru saja kudapat tapi saat melihat tatapan matanya aku tau dia belum terpuaskan namun aku yang begitu lelah tak sanggup melayaninya lagi dan langsung masuk kedalam kamar meninggalkan istriku yang masih didapur dengan kondisi setengah telanjang dan begitu nempel dikasur tanpa sadar aku langsung tertidur pulas.

    Bersambung…

    1 2
  • Pemuda Kampung

    Pemuda Kampung

    Cerita Sex Pemuda Kampung – Matahari hari mulai terbenam di ufuk barat ketika Jamaluddin Indra, yang lebih akrab dipanggil Indra, baru saja bangun dari tidurnya. Dengan mata masih mengantuk, Indra berusaha bangun dan mengambil handuk yang kemudian dililitkan dipinggangnya.

    Kemudian dia berjalan menuju sungai, yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumahnya. Pemuda berusia 16 tahun, berwajah ganteng dan bertubuh atletis ini berjalan melintasi persawahan sambil bernyanyi kecil. Indra adalah figur pemuda kampung yang supel, ramah dan pintar bergaul.

    Ayahnya Pak Brata adalah seorang petani yang cukup berhasil. Pak Brata memiliki tiga orang istri. Indra anak satu-satunya dari isteri ketiga Pak Brata. Ibunya bernama Ani, biasa dipanggil Bu Ani, seorang penjual kue dipasar yang letaknya tidak begitu jauh dari kampungnya.

    Cerita Sex Pemuda Kampung
    Cerita Sex Pemuda Kampung

    Ngocoks Menurut cerita orang-orang kampung, Indra bukanlah anak kandung Pak Brata. Ibunya sudah hamil tiga bulan ketika dikawin Pak Brata. Ibunya dihamili majikannya sewaktu ibunya masih menjadi TKW di Arab. Makanya, wajah Indra mirip dengan orang Arab.

    Singkat cerita, Indra sudah hampir sampai disungai. Sore ini, Indra merasakan ada sesuatu yang lain dari biasanya. Dimana sungai tempatnya mandi, biasanya ramai. Tumben hari ini sepi sekali. Oh, mungkin aku bangun kesorean, pikir Indra dalam hati. Sambil melanjutkan langkahnya berjalan.

    Indra dikejutkan oleh suara seorang perempuan sedang merintih dan mendesah-desah. Suara itu datangnya dari arah sungai. Indra merasa penasaran oleh suara-suara itu. Dia mendekati arah suara itu.

    Alangkah terkejutnya Indra melihat pemandangan didepannya, yang membuat berdiri terpaku. Pemandangan yang baru pertama kali dilihatnya langsung. Dimana, Mbak Siti tetangganya, sedang mandi sambil meraba-raba buah dadanya.

    Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, Indra segera mencari tempat yang agak tersembunyi, mengintip Mbak Siti. Mbak Siti yang dalam keadaan telanjang bulat, tidak menyadari kalau didepannya seseorang sedang melihatnya dengan mata melotot dan jakun yang naik turun.

    Wanita berusia 25 tahun, yang sudah setahun ditinggal suaminya menjadi TKI ini, semakin asyik meremas-remas buah dadanya.

    “Akh.., ohh.., oohh.., ” desahan-desahan nikmat yang keluar dari mulutnya, membuat Indra semakin terpukau memandangnya. Indra merasakan penisnya menegang dibalik celana dalamnya. Tanpa sadar dia menyusupkan tangan ke balik celana dalamnya.

    Indra meraba-raba kemaluannya yang makin lama makin mengeras. Indra semakin bernafsu saat Mbak Siti, meraba-raba vaginanya sendiri. Kemudian Mbak Siti memasukkan jari-jarinya ke dalam vaginanya.

    Dicucuk-cucuknya vaginanya sendiri sambil mulutnya mendesah-desah. Membuat Indra semakin tak kuat menahan nafsu birahinya.

    Indra melepaskan handuk dan celana dalamnya lalu mengeluarkan penisnya yang sudah berdiri tegak. Diraihnya kemaluannya, kemudian dikocok-kocoknya.

    Saat Indra sedang asik mengocok-ngocok penisnya. Tanpa disadarinya Mbak Siti telah berdiri tanpa busana didepannya.

    “Kamu lagi ngapaain Ndra,” tanya Mbak Siti.

    “Maaf.., Mbak.., maaf,” sahut Indra tergagap, tanpa melepaskan pandangan dari tubuh telanjang Mbak Siti.

    “Kamu lihat ini ya,” tanya Mbak Siti sambil menunjuk vaginanya.

    Indra hanya diam, tak menyahut. Hatinya berdebar-debar melihat tatapan mata Mbak Siti.

    “Kamu suka Ndra,” tanya Mbak Siti sambil tersenyum. Tanpa menunggu jawabab Indra, Mbak Siti menggerakkan tangannya meraih penis Indra.

    “Aow, penismu gede sekali Ndra, panjang lagi,” jerit Mbak Siti. Mbak Siti mengelus-elus lembut penis Indra dengan tangan kanannya.

    Sementara tangan kirinya meraba-raba buah pelir Indra. Indra merasakan badannya panas dingin. Baru kali ini penisnya dipegang dan dielus-elus seorang wanita.

    Mbak Siti yang sudah berpengalaman bersetubuh dengan laki-laki, sangat tahu kalau Indra sangat menginginkannya.

    Tanpa melepaskan kocokkannya pada penis Indra, Mbak Siti mendekatkan mulutnya ke mulut Indra. Perlahan dikecupnya bibir Indra. Mbak Siti membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya mengisi rongga mulut Indra yang mulai terbuka.

    Indra menyambutnya lumatan Mbak Siti dengan pagutan yang hebat pula. Cukup lama mereka bercumbu. Mbak Siti kemudian melepaskan lumatannya pada mulut Indra.

    Kemudian dia menjilati leher Indra. Indra mendesah-desah merasakan nikmat.

    Dengan sedikit membungkukkan badannya, Mbak Siti kemudian menjilati dada Indra lalu turun dan berhenti dibawah pusar Indra. Cukup lama Mbak Siti memainkan lidahnya di bawah pusar Indra. Kemudian Mbak Siti berjongkok didepan Indra. Mbak Siti mendekatkan wajahnya keselangkangan aNdra. Mbak Siti menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati kepala penis Indra.

    “Oohh.., Mbakk.., akh.., nik.. mat,” desah Indra penuh nafsu, ketika lidah Mbak Siti berputar dan menari-nari dikepala penisnya. Mbak Siti semakin bernafsu menjilati penis aNdra, dari kepala penis sampai kepangkal dijilatinya. Tanpa sejengkalpun terlewatkan.

    “Oohh.., Mbak.., Mbak.., enak,” jerit Indra saat Mbak Siti memasukkan penis Indra ke mulutnya.

    Kepala Mbak Siti bergerak maju mundur mengulum penis Indra. Penis Indra disedotnya kuat-kuat

    sampai pipi Mbak Siti kempot.

    “Akhh.., truss.., Mbakk.., truss,” suara Indra seperti mengigau keenakan.

    Sekitar lima belas menit berlalu Mbak Siti, menyudahi kulumannya. Kemudian dia membentangkan handuknya diatas rumput.

    Indra disuruhnya tidur terlentang. Mbak Siti kemudian berjongkok diatas selangkangan Indra. Diraihnya batang penis Indra, dikocok-kocoknya sebentar lalu diarahkan

    tepat kelubang vaginanya.

    Mbak Siti mulai menurunkan pantatnya. Sedikit demi sedikit penis Indra memasuki lubang vagina Mbak Siti.

    Semakin lama semakin dalam, hingga seluruh batang penisnya amblas kelubang vagina Mbak Siti. Indra merasakan penisnya seperti dipijit-pijit.

    Baru pertama kali inilah penisnya masuk kelubang vagina wanita.

    Nikmatnya luar biasa. Apalagi saat Mbak Siti mulai menaik turunkan pantatnya, membuat penis aNdra keluar masuk dari lubang vaginanya.

    Kenikmatan yang sama juga dirasakan Mbak Siti. Sudah setahun lebih dia tidak merasakan nikmatnya bersetubuh. Apalagi penis Indra jauh lebih besar dari kepunyaan suaminya.

    “Ohh.., Ndras.., penismu.., enak banget,” desis Mbak Siti.

    Mbak Siti semakin bersemangat menaik turunkan pantatnya. Diselingi gerakkan berputar dan bergoyang ke kiri dan ke kanan.

    Indra tak mau tinggal diam, pantatnya disodok-sodokkan ke atas dan ke bawah seirama gerakkan Mbak Siti. Tangannya meremas-remas pantat Mbak Siti.

    Sekitar empat puluh menit sudah mereka bersetubuh. Mbak Siti semakin mempercepat gerakan pantatnya, ketika dirasakannya orgasmenya hampir sampai. Demikian juga Indra semakin cepat dia menyodok-nyodokkan pantatnya.

    “Ohh.., Ndra.., akuu.., mauu.., keluarr,” jerit Mbak Siti.

    “Akuu.., juga.., Mbakk,” sahut Indra.

    “Keluarin di dalem aja Ndra, lebih enak,” pinta Mbak Siti.

    Indra mengaggukkan kepalanya, menyetujui permintaan Mbak Siti. Beberapa detik kemudian tubuh mereka sama-sama mengejang, keringat mereka bercucuran. Dan hampir bersamaan, mereka berteriak lantang ,” Aku.., keluarr.” Dan tumpahlah sperma Indra yang cukup banyak dilubang vagina Mbak Siti.

    Mbak Siti kemudian dia turun dari tubuh Indra, dan berjongkok disamping. Diraihnya penis Indra dan dikocok-kocoknya sebentar. Mbak Siti mendekatkan kepalanya keselangkangan Indra.

    Sambil tersenyum penuh arti, Mbak Siti menjilati penis Indra. Sisa-sisa sperma dipenis Indra dijilatinya sampai bersih.

    Setelah beristirahat sebentar, Mbak Siti kemudian mengenakan pakaiannya. Membiarkan Indra yang masih terlentang tanpa busana.

    “Ndra, nanti malam ke rumahku ya, akan kulayani kamu sampai pagi,” bisik Mbak Siti ditelinga Indra. Indra mengangguk, kemudian bangkit dan mengecup bibir Mbak Siti dengan mesra.

    “Makasih Mbak, Mbak telah memberiku pelajaran yang luar biasa. Sambil melangkah pergi, Mbak Siti tersenyum bangga, telah berhasil meraih keperjakaan Indra.

    Indra kemudian turun kesungai untuk membersihkan. Dia merasa bangga, karena hari ini dia mendapatkan pengalaman yang luar biasa.

    Pengalaman pertama kali menikmati enaknya vagina wanita.

    Pengalaman yang sudah lama diidam-idamkannya.

    Malam harinya Indra datang kerumah Mbak Siti, memenuhi undangannya. Indra berdiri didepan pintu rumah, lalu mengetuknya.

    “Mbak, Mbak Siti,” panggil Indra.

    “Masuk aja Ndra, nggak dikunci,” sahut Mbak Siti dari dalam.

    Indra kemudian masuk lalu mengunci pintu dari dalam. Dia melangkahkan kakinya mendekati kamar Mbak Siti.

    Didalam kamar Mbak Siti telah menunggunya. Saat Indra memasuki kamar Mbak Siti, didapatinya Mbak Siti sedang duduk diatas ranjang tanpa mengenakan selembar benang.

    Kedua kakinya terbuka lebar-lebar. Mbak Siti menyuruh Indra mendekat dan berjongkok dilantai.

    “Ndra, jilatin vaginaku sayang,” pinta Mbak Siti.

    Indra menuruti permintaan Mbak Siti. Dia lalu berjongkok dilatai. Wajahnya didekatkan keselangkangan Mbak Siti. Lidahnya dijulurkan dan ditempelkan ke bibir vagina Mbak Siti.

    Dan Indra mulai menggerak-gerakkan lidahnya, menjilati bibir vagina Mbak Siti.

    “Ohh.., Ndra.., enakk.., truss.., truss,” desah Mbak Siti keenakkan saat lidah Indra memasuki lubang vaginanya. Lidah Indra menari-nari didalam vagina Mbak Siti.

    Kelentit Mbak Siti dicucuk-cucuk dan disedot-sedotnya. Pantat Mbak Siti terangkat-angkat menerima jilatan Indra. Bibirnya mendesis. Sesekali Indra memindahkan jilatannya kelubang anus Mbak Siti.

    “Akhh.., akuu.., tak.., tahan.., Ndra,” desis Mbak Siti sambil meraih kepala Indra dan membenamkannya keselangkangannya.

    Beberapa menit berlalu, aNdra menyudahi jilatannya. Kemudian dia berdiri sambil melepaskan seluruh pakaiannya. Setelah semuanya terlepas, Indra meraih penisnya yang sudah setengah tegang.

    Dikocok-kocoknya penisnya sendiri hingga tegang penuh. Setelah dirasa cukup Indrapun menempelkan penisnya kelubang vagina Mbak Siti.

    Didorongnya tubuh Mbak Siti, hingga terlentang diranjang. Kedua kaki Mbak Siti diangkat tinggi-tinggi, hingga ujung kaki Mbak Siti berada diatas bahunya.

    Dengan sekali dorongan saja, penis Indra melesat masuk ke lubang vagina Mbak Siti yang telah basah dan memerah.

    “Aow Ndra, pelan-pelan sayang,” jerit Mbak Siti.

    Tanpa menghiraukan jeritan Mbak Siti, Indra memaju mundurkan pantatnya, membuat penisnya keluar masuk dilubang vagina Mbak Siti.

    “Ndra.., teruss.., sayang.., sodok teruss,” pinta Mbak Siti penuh nafsu.

    “Mbak.., enak.., banget.., Mbak,” sahut Indra.

    Indra semakin mempercepat sodokkannya ketika dirasakannya vagina Mbak Siti berkedut-kedut, otot-otot vagina Mbak Siti menegang dan menjepit penisnya.

    “Ndra,..akuu.., mauu.., ke., keluarr,” teriak Mbak Siti.

    Beberapa menit kemudian Mbak Siti menjerit sangat keras,”Ndras.., akuu.., keluarr,”.

    Tubuh Mbak Siti mengejang. Tangannya mencengkeram sprei dengan keras. Dan Mbak Sitipun meraih orgasmenya.

    Cairan-cairan hangat merembes dari lubang vaginanya. Membasahi penis aNdra.

    “Kamu belum keluar Ndra,” tanya Mbak Siti beberapa saat setelah berhasil menguasai dirinya.

    “Mbak akan puaskan kamu Ndra,” kata Mbak Siti, sambil menarik tubuhnya. Mbak Siti kemudian menungging, membelakangi Indra, dengan kaki berpijak dilantai sementara tangannya mencengkeram tepi ranjang.

    “Ndra, masukkin penismu keanusku,” perintah Mbak Siti, sambil meraih penis Indra yang ada dibelakang pantatnya.

    Indra memajukkan pantatnya, hingga penisnya menyentuh lubang anus Mbak Siti.

    “Dorong Ndra, dorong,” pinta Mbak Siti tak sabaran. Indra menuruti kemauan Mbak Siti, didorongnya pantatnya lebih maju.

    Dan sedikit demi sedikit batang penisnya memasuki lubang anus Mbak Siti. Setelah seluruh batang penisnya masuk, Indra mulai memaju mundurkan pantatnya. Sempitnya lubang anus Mbak Siti menjepit penis Indra.

    Mbak Siti mengimbangi gerakkan Indra dengan menyodok-nyodokkan pantatnya, sambil mencucuk-cucuk vaginanya sendiri. Ceritasex.site

    Indra semakin bersemangat mendorong-dorong pantatnya, saat dirasakannya penisnya berkedut-kedut.

    “Mbakk.., akuu.., mau., keluarr,” jerit Indra dengan nafas terengah-engah.

    “Aku juga Ndra, kita keluarin bareng Ndra,” sahut Mbak Siti.

    Beberapa menit kemudian Indra merasakan otot-ototnya menegang. Dan crot.. crot.. crot..

    Indra menumpahkan spermanya didalam lubang anus Mbak Siti.

    Malam itu mereka bersetubuh sampai pagi. Sampai badan mereka kelelahan dan tertidur.

    Sejak saat itu, hampir setiap malam mereka menikmati persetubuhan. Indra ketagihan atas pelayanan yang diberikan Mbak Siti. Begitu juga Mbak Siti sangat puas. Rasa kesepiannya yang telah setahun ditinggal suaminya, kini terobati. Nafsu birahinya yang meledak-ledak kini tersalurkan.

    Bersambung…

    1 2 3 4 5
  • Beautiful Temptation

    Beautiful Temptation

    Warning: Novel 21+
    Bijaklah dalam memilih bacaan yang sesuai dengan usia anda!.

    Ceysa tidak lagi percaya cinta sejak pernah sangat terluka. Baginya, kebutuhannya pada seorang pria hanya untuk menghangatkan malamnya. Tidak ada komitmen, hanya untuk bersenang-senang.

    Suatu ketika dia terjebak dengan seorang pria yang jauh lebih muda, yang dibayarnya untuk satu malam lewat sebuah aplikasi dating online. Ceysa pikir, dia tidak beruntung malam itu. Namun siapa sangka, itu menjadi malam yang paling berkesan untuknya.

    Akankah Ceysa membutuhkan pria itu lebih dari satu malam?

    Novel Beautiful Temptation
    Novel Beautiful Temptation

    Ngocoks Di usia kepala tiga, karir Ceysa makin bersinar. Usaha Wedding organizer yang dibangunnya dari nol, kini telah memiliki cabang di mana-mana. Tapi, di balik kesuksesan itu ada kegagalan yang selalu dipertanyakan, yaitu soal percintaannya. Dalam hal ini, Ceysa sangat tidak beruntung.

    Ceysa adalah tipe wanita yang sangat sulit untuk jatuh cinta. Sekalinya dia menyukai seorang pria, malah harus berakhir dengan terluka. Sejak saat itu Ceysa tidak mau percaya lagi pada yang namanya cinta.

    Ting!. Ceysa melirik ponselnya yang ada di sebelah mouse pad, membuatnya sejenak beristirahat dari kesibukan yang menyita waktu sejak pagi. Ada sebuah notifikasi dari aplikasi dating online, yang memang sedang ditunggu.

    Jangan bayangkan Ceysa sudah putus asa sehingga memilih mencari pacar lewat aplikasi kencan, ini bukan yang seperti itu. Aplikasi dating online ini ibarat perantara dalam menemukan teman tidur, hanya sebatas itu. Ya, dia memang gila untuk urusan yang satu ini, tapi membutuhkannya sebagai wanita normal berusia tiga puluh tahun.

    Bukannya tidak bisa mencari sendiri, tapi kebanyakan pria di luar sana ingin lebih. Sementara dia hanya membutuhkan hubungan satu malam tanpa harus repot-repot berkomitmen atau basa-basi.

    “Vale,” ucap Ceysa menyebut nama pria yang baru saja mengirimkan ketertarikan pada tawarannya di aplikasi itu.

    Tidak bisa dipastikan itu nama yang asli atau hanya samaran, dan Ceysa tidak begitu peduli. Toh, dia juga tidak memakai identitas asli. Tidak ada foto atau hal pribadi apapun yang akan muncul, sehingga semuanya aman.

    Ceysa membuka profil pria bernama Vale itu. Akunnya terverifikasi, yang artinya bukan seorang penipu. Tidak ada foto, karena memang aplikasi ini sangat menjaga privasi seseorang. Namun di sana tertera detail ciri-ciri fisiknya, meski berpotensi tidak jujur.

    Di situ, pria itu hanya menulis kalau dia memiliki kulit yang bersih dan aroma tubuh yang wangi. Tidak ada yang dilebih-lebihkan, tapi justru itu dua hal penting yang Ceysa inginkan.

    Dari awal, Ceysa sudah cukup tertarik dengan namanya. Vale, nama yang unik. Lalu profilnya yang sederhana, patut dicoba. Dia pun menekan accept sebagai tanda kalau hubungan mereka bisa dilanjutkan. Selanjutnya tinggal mengirim undangan mengenai waktu dan tempatnya.

    Begitu saja.

    Ceysa sudah kembali sibuk dengan pekerjaan yang menumpuk. Tidak ada waktu untuk berangan-angan membayangkan seperti apa pria yang akan ditemuinya nanti. Toh, hanya untuk satu malam. Sejauh ini belum ada yang benar-benar membuatnya puas, hingga ingin mengulang malam bersama beberapa pria sebelumnya. Semua hanya untuk satu malam, malah ada yang berakhir sebelum dimulai lantaran prianya menjijikkan.

    Tok. Tok. Tok.

    “Bu, Pak Fredy dan Ibu Fidya sudah datang,” beritahu asisten Ceysa.

    Ceysa pun berdiri, langsung ke luar menyambut dua orang tamu penting yang sudah ditunggu-tunggu. Untuk saat ini, hanya pekerjaan yang bisa membuatnya lebih bahagia. Kala mendapat job besar dari calon pengantin, itu merupakan pencapaian yang luar biasa.

    ***

    Setelah mengirimkan chat pada Blaire kalau dia tidak akan pulang malam ini, Ceysa pun memacu mobilnya. Dia ingin me time di tempat perawatan tubuh lebih dulu, melakukan body spa secara menyeluruh. Secara fisik, harus diakui Ceysa sangat terawat.

    Ponselnya berbunyi, Blaire yang menelepon. Ceysa pun memasang ear phone ke telinganya, lalu menerima panggilan itu.

    “Halo, Bi?” sapanya.

    “Cey, emangnya Lo mau ke mana kok nggak pulang?” tanya Blaire.

    “Ada kerjaan nih di luar kota,” bohong Ceysa. Dia tidak mungkin jujur pada sahabatnya itu, bisa-bisa heboh satu kelurahan kalau mereka semua tahu kebiasaan apa yang dimilikinya selama ini.

    “Yah … padahal gue sama Allura mau ngajakin Lo shopping malam ini. Lagi ada sale tau, Cey.”

    “Kenapa nggak besok malam aja?”

    “Cuma malem ini doang sale-nya.”

    “Ya udah kalian pergi aja tanpa gue.” Ceysa memutar setir ke kiri, memasuki halaman parkir tempat spa langganannya.

    “Ya udah deh, mau diapain lagi kalau Lo sibuk. Ini weekend loh Cey, jangan terlalu keras gitu kerjanya. Sesekali kasih badan Lo istirahat,” omel Blaire.

    “Iyaaa. Bawel banget sih.”

    “Ya udah, hati-hati ya. Kabarin kalau ada apa-apa.”

    “Sip.” Ceysa mematikan mesin mobil. Dia turun dari mobil setelah selesai teleponan.

    “Selamat sore Mbak Ceysa,” sapa seorang pegawai tempat spa itu.

    Ceysa membalas dengan senyuman. Dia sudah sering ke sana, merupakan pelanggan tetap juga sehingga setiap datang pasti disambut dengan baik.

    “Di ruangan VIP kosong tiga ya, Mbak. Silakan,” ucap seseorang.

    Ceysa pun mengikuti seorang terapis langganannya. Dia dibawa ke sebuah kamar yang sangat nyaman.

    “Hari ini ambil paket komplit ya, Mbak?” tanya terapis bernama Ayu itu.

    “Iya, sekalian waxing ya.”

    “Oke, Mbak.”

    ***

    Ceysa sudah mengatur tempat untuk malam ini di sebuah hotel berbintang yang terletak cukup jauh. Dia juga telah mengirimkan lokasinya, nomor kamar, serta jam berapa Vale harus datang. Tidak ada basa-basi, pria itu cukup menjalankan perannya sesuai bayaran, lalu pergi.

    Selagi Vale belum datang, Ceysa lebih dulu mandi merilekskan pikirannya. Dia hanya mengenakan bathrobe, membiarkan rambutnya tetap basah. Tidak perlu berdandan atau memakai lingerie berlebihan, karena hubungan yang terjadi malam ini hanya sebatas kepuasan.

    Ting tong!

    Ceysa cukup terkesan Vale datang di waktu yang benar-benar pas, tidak terlalu cepat ataupun terlambat. Dia pun membuka pintu cukup lebar, tapi kemudian terpaku menatap pria yang berdiri di depan pintu.

    Dia … Vale?

    “Vale,” ucap pria itu sembari memberi setangkai bunga mawar merah dan tersenyum memikat.

    Sungguh, Ceysa tidak memungkiri pria berkemeja kotak-kotak ini sangat tampan. Namun yang jadi persoalan, bukankah dia terlihat terlalu muda?

    “Hei …” Vale melambaikan tangan di depan wajah Ceysa.

    Ceysa tersentak, lalu dengan cepat mengambil bunga itu dan mundur. Pria itu masuk ke dalam, tingginya pas dengan postur tubuh yang ideal. Saat lewat, aromanya benar-benar jenis kesukaan Ceysa, maskulin dan segar.

    “Silakan duduk,” suruh Ceysa.

    Vale tersenyum dan duduk di sofa itu, sembari matanya melihat-lihat seisi kamar berfasilitas mewah itu. “Kamu harusnya nggak perlu sewa kamar semahal ini,” ucapnya.

    Ceysa duduk berhadapan dengan Vale dan menaruh bunga itu ke meja. “Ini demi kenyamanan,” ucapnya tenang.

    Vale, si pemilik mata elang itu lantas menatap Ceysa begitu dalam. “Kamu sudah makan?” tanyanya.

    “Berapa usia kamu?” tanya Ceysa to the point.

    Vale sedikit mengerutkan kening, tapi kemudian terkekeh. “Emangnya kamu nggak lihat di profil aku?” tanyanya.

    Ceysa rasanya melihat kalau usia pria itu di profilnya tiga puluh lima tahun. Tapi dia yakin usia Vale lebih muda dari itu. “Bisa tolong dijawab aja?” mintanya datar.

    “Aku dua tiga,” jawab Vale. “Sorry, aku sengaja palsuin umur di profil biar nggak diincar sama Tante-tante.”

    Shit!

    Ceysa memijat keningnya. Dia tidak pernah membayangkan akan tidur dengan pria yang tujuh tahun lebih muda darinya. Jadinya, dia seperti Tante-tante yang mencari kepuasan pada seorang brondong.

    “Ada masalah?” tanya Vale bingung.

    “Saya udah bayar kamu sesuai kesepakatan. Tapi, bisa kita akhiri sampai di sini?” tegas Ceysa tanpa basa-basi.

    Vale mengerutkan kening. “Kenapa?” tanyanya.

    “Kamu nggak perlu tau alasannya.” Ceysa kemudian berdiri, “silakan ke luar.”

    “Karena usia aku?” Alih-alih menuruti keinginan Ceysa, Vale tetap duduk di sana.

    “Saya mohon, kamu pergi sekarang,” ulang Ceysa penuh penekanan.

    Vale tersenyum geli. “Aku nggak suka dibayar tanpa bekerja. Kamu udah keluarkan banyak uang untuk semua ini, kenapa harus diakhiri?” tanyanya keras kepala.

    “Maaf, saya tidak terbiasa bermain dengan anak kecil,” ucap Ceysa agak kasar.

    Vale terkekeh. “Kamu harus mencoba lebih dulu anak kecil ini, baru nanti putuskan apakah permainannya akan menyenangkan atau tidak,” ucapnya menantang.

    Saat Vale berdiri, Ceysa merasa gugup dan jantungnya berdebar keras. Dia bisa mencium kembali aroma pria itu. “Sa-saya minta kamu pergi sekarang. Saya tidak …” Ucapan Ceysa terhenti ketika tubuhnya didesak ke tembok, dan dikunci dengan kedua tangan Vale yang kekar.

    “Try me,” bisik Vale.

    Jantung Ceysa berdebar makin keras ketika bibirnya dilumat oleh Vale. Dia tidak pernah mengizinkan pria mana pun menyentuh wajahnya, tapi kali ini ciuman Vale melemahkannya. Dia tak berdaya dalam permainan bibir dan lidah Vale.

    Vale menarik Ceysa menuju ranjang, lalu membaringkannya. Dia melepas kemejanya, memamerkan otot-otot di perut. Lalu dia membungkuk di atas wanita itu dan mencium bibirnya kembali.

    Kali ini, Ceysa membalasnya.

    “Kamu nggak mau pulang?”

    Vale mengancingkan celananya. Lalu memicingkan mata, “ngusir banget nih?” kekehnya.

    “Nggak berniat nginep, kan?” sindir Ceysa. Dia tidak pernah membiarkan pria manapun ikut menginap, karena kebutuhannya telah terpenuhi.

    “Kalau diizinin sih …” Melihat tatapan tajam Ceysa, Vale tertawa. “Galak banget sih. Ngobrol dulu gimana? Tenang, gratis kok.”

    Ceysa mencebik.

    Sebotol red wine dan dua gelas telah disediakan di atas meja. Ceysa tidak pernah berpikir akan menjamu pria satu malamnya seperti ini, namun itulah yang terjadi. Mereka duduk di balkon kamar menikmati udara yang menyejukkan.

    “Kamu udah lama kerja kayak gini?” tanya Ceysa.

    “Nggak juga. Aku baru jadi member di aplikasi itu tiga bulanan,” jawab Vale.

    “Oh.” Baru tiga bulan tapi keahlian bercintanya sudah expert, haruskah Ceysa percaya?

    “Kamu sendiri?”

    “Baru enam bulan,” jawab Ceysa.

    “Bukan itu pertanyaannya,” ledek Vale. Dia terkekeh, tapi Ceysa tetap dengan ekspresi tenangnya. “Kenapa pakai jasa aplikasi dating? Aku yakin kamu bisa dapetin pria manapun dengan mudah.”

    “Pria manapun yang kamu maksud nggak akan setuju dengan hubungan satu malam. Mereka pasti menuntut hal lainnya,” jawab Ceysa.

    Vale menatap Ceysa begitu dalam. Entah apa yang dia pikirkan. “Emang nggak bisa lebih dari satu malam?” tanyanya.

    Ceysa balas menatap Vale. “Ini akan jadi pertemuan pertama dan terakhir kita,” tegasnya.

    “Kejam banget,” ledek Vale.

    Ceysa hanya mencebik. Dia menyesap wine sedikit demi sedikit. Matanya memandang ke langit, begitu banyak bintang di sana. Malam ini cerah.

    “By the way, nama kamu siapa?” tanya Vale. “Kita belum kenalan secara resmi.” Dia menyodorkan tangan.

    “Kamu nggak perlu tau apapun tentang saya. Apapun yang terjadi di antara kita, jangan dianggap serius,” ucap Ceysa.

    Vale menghela napas dan menarik tangannya. “Kamu membutuhkan lebih dari sekedar teman tidur,” ucapnya sok tahu.

    “Kayaknya kita udah melewati batas. Aku harap kamu bisa pergi sekarang,” usir Ceysa sembari berdiri.

    Saat Ceysa akan masuk ke dalam, Vale menarik tangannya hingga wanita itu duduk di pangkuannya. Protes Ceysa dibungkam oleh ciuman Vale.

    Awalnya Ceysa berniat menolak, tapi pria itu membuatnya kembali tak berdaya. Dia pun mengalungkan tangan ke lehernya, membalas ciuman itu sama bersemangatnya. Belum satu jam mereka beristirahat dari lelah, nafsu sudah kembali datang.

    Vale menciumi leher Ceysa dengan rakus. Dia suka aroma tubuh wanita itu, manis dan menyegarkan. “Kamu jangan pakai parfum ini saat bersama pria lain,” bisiknya sembari mencium daun telinganya.

    Ceysa tidak begitu menggubrisnya, karena yang ada di kepalanya hanya nafsu yang membara. Hasratnya bagai tidak pernah padam, anehnya itu hanya terjadi saat bersama Vale. Laki-laki sebelumnya, lebih banyak membuat Ceysa ilfeel.

    ***

    Ceysa terbangun setelah mentari pagi menampakkan cahayanya lewat tirai jendela yang terbuka. Dia tidak bisa bergerak karena tangan Vale sedang memeluknya. Semalaman mereka tidur di ranjang yang sama dengan posisi seperti ini. Dia sendiri lupa apa yang membuatnya mengizinkan Vale menginap, mungkin karena kelelahan jadi tidak bisa berpikir jernih.

    Pelan-pelan Ceysa memindahkan tangan Vale dari tubuhnya. Dia duduk sembari memijat kepala. Masih terasa mengantuk, tapi tidak bisa tetap di sini. Selain alasan pekerjaan yang telah menunggu, dia juga tidak ingin sampai terjebak dengan seorang brondong.

    Dengan sangat hati-hati, Ceysa turun dari ranjang. Dia tidak menciptakan suara apapun hingga selesai bersiap. Sebelum pergi, lebih dulu ditulisnya sesuatu di sebuah kertas. Sejenak dia memandang wajah pulas Vale.

    “Kamu cukup mengagumkan, tapi sorry kita harus akhiri sampai di sini.” Ceysa bergumam dalam hati.

    Setelah itu Ceysa meninggalkan hotel. Dia telah berpesan pada resepsionis untuk membangunkan Vale bila hingga waktunya check out pria itu belum juga pergi.

    Selama perjalanan, ingatan tentang percintaannya dengan Vale terus gentayangan di kepala. Sosok itu telah membuatnya terpuaskan semalaman. Bila harus dibandingkan dengan pria lain yang pernah tidur dengannya, Vale yang terbaik.

    Andai usia Vale sama dengannya atau jauh di atasnya, mungkin dia akan mempertimbangkan untuk bertemu lagi dengan pria itu. Sayangnya, Ceysa tidak tertarik berhubungan dengan seseorang yang lebih pantas menjadi adiknya. Tujuh tahun perbedaan yang sangat tidak masuk akal untuk bisa dimaklumi.

    “Wake up Ceysa, Lo nggak seharusnya mikirin anak kecil itu.”

    Bersambung…

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
  • Akibat Sering Onani

    Akibat Sering Onani

    Cerita Sex Akibat Sering Onani – Aku orang yang mungkin punya kelainan, menyukai orang dari keluargaku sendiri. Aku anak tunggal, mungkin karena aku tidak pernah bertemu wanita lainlah yang membuatku demikian. Sudah semenjak SMP aku mengenal yang namanya bokep, semenjak itu pula aku selalu membayangkan ibuku sambil mengocok penis di kamar mandi.

    Ya, onani adalah kebiasaanku ketika pagi hari, akibat itulah aku mulai tumbuh kumis tipis. Tapi aku rajin mencukurnya. Dan aku pun tak jarang beronani ke celana dalam kotor ibuku, sambil sperma kutumpahkan di sana. Ya, kelainan inilah yang ada pada diriku.

    Ibu dan ayah sudah bercerai semenjak aku masih SD. Ibuku sebagai single fighter mampu menghidupi kami berdua. Ayah telah menikah lagi dengan wanita lain, setahun sekali mengunjungiku. Saat umur 16 tahun aku sekolah di SMA X.

    Awalnya ibuku ndak setuju karena bakal jauh dari rumah. Namun karena dekat dengan rumah Tante Nisa, akhirnya ibuku mengijinkanku. Tante Nisa adalah tanteku, kakak dari ibuku. Umurnya sekarang sih 40-an. Seorang ibu berjilbab besar. Ia ditinggal mati suaminya 3 tahun lalu.

    Cerita Sex Akibat Sering Onani
    Cerita Sex Akibat Sering Onani

    Ngocoks Dan sekarang hidup sendiri dengan dua orang anaknya, cewek semua. Nama anaknya Irma dan Yulita. Tante Nisalah yang menganjurkan agar aku menginap saja di rumahnya, jadi kalau hari sabtu dan minggu baru pulang. Ibuku bisa mengunjungiku kapan saja.

    Usaha roti yang dikelolanya pun rasanya tak bisa dilepaskan. Ibuku mempunyai usaha roti. Dan omsetnya cukup lumayan. Tanpa itu aku tak bisa sekolah. Sedangkan Tante Nisa seorang PNS. Aku sudah tinggal hampir satu semester di rumah Tante Nisa.

    Ibuku menjengukku setiap 3 hari sekali, kadang juga 1 minggu sekali. Aku pulang setiap Sabtu dan Minggu. Kegiatanku selama di rumah Tante Nisa, tentu saja membantunya mencuci piring, pakaian dan juga membersihkan rumah.

    Terus terang Tante Nisa sangat menyukai hasil kerjaku. Menjaga Irma dan Yulita yang masih sekolah SD dan SMP juga membuatnya bangga punya ponakan seperti aku. Aku juga mengajari keduanya dalam masalah pelajaran yang sulit di sekolah.

    Tante Nisa baru pulang jam 16:00. Namun ia sudah sangat senang melihat hasil kerjaku membantunya. Lalu bagaimana kebiasaanku onani, tidak berhenti juga. Kali ini aku membayangkan tanteku sendiri. Melepas jilbabnya, lalu aku bayangkan ia memperlihatkan seluruh tubuhnya.

    Aku sebenarnya iseng juga. HPku ada kamera, dan aku gunakan untuk merekamnya ketika ia mandi. Dan selama ini tidak ketahuan, bahkan ketika aku onani aku sambil melihat video tersebut. Biasanya setelah onani aku sangat puas bisa membayangkannya.

    Suatu malam Tante Nisa sedang nonton tv. Tampak anak-anaknya sudah tidur. Aku tak ada kerjaan lain, akhirnya ikutan nonton juga. Kebetulan saat itu tv-nya lagi main sinetron. Tante Nisa kali ini seperti biasa memakai daster dan jilbabnya masih terjulur.

    Namun karena dasternya lengan pendek, aku jadi bisa melihat betapa bersih keteknya. Bahkan sekilas warna branya bisa terlihat ketika ia mengangkat ketiaknya. Warnanya hitam. Wajah Tante Nisa masih mulus, dan ia tampak cantik malam itu.

    Di tengah heningnya suasana nonton tv tersebut, ia tiba-tiba menyeletukku, “Kamu sudah punya pacar Nan?” Aku kaget dengan pertanyaanya, “Belum, tante”

    Ia mendesah, “Masa’ belum, biasanya anak-anak SMA seumuran kamu itu sudah punya lho”

    “Beneran, suwer”, kataku.

    “ohh.. ya udah”, katanya.

    “Emang kenapa tanya begitu tante?”, tanyaku.

    “Kamu jujur sama tante ya”, katanya.

    Aku jadi penasaran.

    “Kamu sering onani ke celana dalam tante ya?”, tanyanya.

    JDERRR, aku bagai tersamber geledek. Aku pun diam lama.

    “Berarti bener”, katanya.

    “Maaf tante”, kataku.

    “Jangan ulangi lagi ya”, katanya.

    “Koq tante tahu?”, tanyaku.

    “Ya tahulah, habis dicuci masih ada bercak putih. Kan tante ndak keputihan koq bisa ada itu, ya berarti ada pria yang iseng”, katanya sambil tersenyum.

    “Maaf tan, habis….”,

    “Kenapa?”

    “Jujur Kinan suka sama tante, tante orangnya baik, alim, cantik, keibuan, siapa yang tidak suka dengan tante”, kataku.

    Mendengar itu tampak Tante Nisa agak tersentak.

    “Tapi aku tantemu, mbaknya ibumu, kamu ndak boleh gitu. Lagian masih banyak cewek2 yang ada di luar sana. Aneh2 aja kamu ini, ntar aku pulangin ke ibumu klo kamu nakal seperti ini”, katanya mengancam.

    “Terserah tante deh, Kinan sudah jujur. Awalnya Kinan juga merasa aneh punya perasaan ini, tapi sering ketemu tante jadinya begini. Terus terang aku selalu membayangkan tante, kalau hal ini bikin tante marah atau tidak suka, baiklah, Kinan akan nge-kost sendiri saja. Besok Kinan akan pergi”, aku beranjak dari tempat dudukku.

    “Kinan!?”, kata tante Nisa.

    Aku masuk ke kamarku. Dan menutup pintu. Aku lalu berbaring. Tampak tante Nisa mengejarku. Ia lalu mengetuk pintu.

    “Kinan, buka pintunya!”, kata tante Nisa. “Bukan begitu Kinan, kamu harus tahu aku ini bibimu, tantemu, masa’ kamu punya pikiran jorok seperti itu? Kinan….?”

    Aku tak peduli. Aku tinggal tidur. Di dalam tidur aku bermimpi bersama tanteku ngentot. Dan aku terbangun dalam keadaan celana basah. Ahh…..sial. Aku segera mandi, karena hari ternyata sudah siang. Selesai mandi tampak Tante Nisa berada di sofa. Ia menatapku. Mungkin ia mau melihat apa aku benar-benar akan pergi dari tempat ini. Aku lalu masuk kamar.

    “Kinan, tunggu!”

    Aku berjalan mundur lagi.

    “Sini! duduk dekat tante!”, katanya.

    Aku menurut.

    “Maafkan soal tadi malam, aku tak bermaksud kasar kepadamu”, kata tante Nisa. “Terus terang perbuatanmu kemarin itu sungguh keterlaluan. Tapi setelah tante berpikir panjang, mungkin itu karena kamu baru masa puber. Maafkan tante.

    Kalau sampai ibumu tahu kamu tidak di sini, maka ia akan khawatir dan aku tak mau hal itu terjadi. Baiklah terserah kamu mau onani pake cd tante atau tidak, silakan asal kamu jangan pergi dari rumah ini.”

    Aku koq seperti mendapatkan angin. “Serius?”

    “Iya, tante serius”, kata Tante Nisa.

    “Sebenarnya, bukan onani sih yang Kinan inginkan, tapi tante!”, kataku.

    Tante tersenyum. Ia menarik nafas dalam-dalam. Tampaknya ia memikirkan sesuatu.

    “Baiklah, kamu boleh mencintai tante seperti pacar, kalau itu maumu. Tapi jangan yang aneh-aneh. Ini aku lakukan agar ibumu tidak sedih”, kata Tante.

    “Aneh-aneh gimana tante?”, tanyaku.

    “Ya aneh-aneh”, jawabnya.

    Aku menggeleng, “Nggak ngerti”

    “Kamu sudah onani masa’ ndak tau?”, tanyanya. “Mengajak yang aneh-aneh ama tante, berbuat mesum.”

    “ooo…”, kataku. “Siap”

    Aku tersenyum senang. Dan ya, hari itu dimulailah petualangan cintaku dengan Tante Nisa.

    Kami benar-benar merasa seperti orang pacaran. Aku pun mulai berani mencium pipinya, memegang tangannya, memeluknya. Ia benar-benar alim. Ia melakukan itu hanya kalau tidak kelihatan Irma dan Yulita. Setiap hari aku mengirimkan surat cinta kepadanya.

    Awalnya ia cuek, tapi lambat laun ada hal yang aneh kurasakan kepadanya. Suatu ketika aku sendirian di rumah, tidak ada siapapun. Iseng aku ke kamarnya. Di sana aku melihat buku harian. Dari situlah aku tahu bahwa ia mulai menyukaiku. Contohnya:

    Hari ini tgl 17 April,
    Dia mencium keningku lagi, lalu memberikan surat cinta yang indah. Ia keponakanku sendiri, haruskah aku mencintainya? Aku bingung sekarang. Membiarkan diriku masuk ke hatinya, sedangkan aku tak bisa memasukkan dia ke hatiku.

    Apakah aku telah jatuh cinta? Di saat ia bercerita tentang teman wanitanya yang cerewet di sekolah aku cemburu. Oh tidak, aku jatuh cinta. Aku tak membaca semuanya, paling tidak aku tahu bahwa tanteku mulai mencintaiku.

    Selesailah UAS semester 1. Besoknya libur panjang. Aku ijin ke ibuku untuk beberapa hari di rumah tante Nisa karena ada yang harus dikerjakan. Irma dan Yulita ikut berlibur bersama sekolahnya. Jadi aku dan tante Nisa sendirian di rumah. Dan hari itu hari sabtu, harusnya aku pulang hari itu menengok ibuku. Namun aku urungkan niat.

    Tampak Tante Nisa memasak di dapur. Aku peluk dia dari belakang, kucium wangi tubuhnya.

    “Masak apa say?”, kataku.

    “Masak sayur lodeh”, jawabnya.

    “Kayaknya enak?” pujiku.

    Kami lalu sarapan. Tak ada obrolan berarti. Setelah sarapan kami beres2 rumah. Setelah itu kami capek, aku bersandar di sofa. Dan tante Nisa juga duduk disitu. Kami menonton tv, aku membiarkan tante Nisa bersandar di dadaku. Aku kali ini agak sedikit “berani”. Perlahan aku meraba payudaranya.

    Awalnya tanganku ditepis, lalu aku pun merabanya lagi. Kali ini malah dibiarkan. Kugesek-gesek bongkahan empuk itu, dan kurasakan puting mengeras dari branya yang tebal dan daster itu. Berikutnya, aku pelorotkan sedikit celanaku, dan peniskupun muncul.

    “Ih, Kinan, apa-apaan sih?”, tanyanya.

    “Lho, ndak ngapa-ngapain tante koq”, kataku.

    “Itu koq dikeluarin?”, tanyanya.

    “Kinan sudah lama ndak onani tante, pingin onani sambil memegang tante”, kataku. “Plis tante, sudah kepalang tanggung nih”

    Tanteku menelan ludah melihat penisku yang mengacung dan keras.

    “Kalo nggak boleh ya tante saja yang ngocokin”, sebenarnya aku cuma bercanda.

    “Baiklah”, katanya mengejutkan.

    Mulanya aku nggak percaya, tapi ia amati seksama barang ajaib itu. Perlahan-lahan ia pegang dengan jemarinya yang halus itu. Lalu perlahan-lahan ia kocok dengan lembut sampai helm-ku mengeras. Ndak cuma itu, buah pelerku diremas-remas juga. Ohhh….nikmat sekali. Baru kali ini penisku dipegang cewek. Apalagi tanteku sendiri. Aku mulai meraba toketnya. Ia tak protes. Ia pun mulai gelisah setelah lama mengocok punyaku.

    “Tante boleh ya buka bajunya?”, tanyaku.

    “Eh…ee…i…iya”, katanya.

    Ohh my goossh…

    Ia membuka dasternya dan jilbabnya.

    “Jilbabnya nanti saja tante”, kataku.

    Ia heran, tapi tak peduli. Ia kembali lagi mengurut tongkolku. Aku pun makin bergairah setelah melihat bra-nya dan cd-nya yang berwarna hitam tipis itu. Aku mencium bau harum, lalu mulai mencium bibirnya. Fuck, kami benar-benar berpanggutan, ia masih mengocok penisku dan aku meremas toketnya.

    Toketnya luar biadab. mungkin ukurannya 35D. Kami benar-benar berciuman, saling menjilat lidah kami. Lalu aku pun membuka pengait bra-nya. Tuing! dada itu menggantung. Ohh…indahnya, putingnya coklat, keras dan kencang. Dadanya putih sekali dan harum. Aku menggigit-gigit toket itu, lalu menyusunya.

    “Oh…kinan…ahh….ahhh….terus nak, oh, lupakan aku ini tantemu. Ohh…iya, netek ke tante ya”, katanya merancau. Ia ternyata sudah haus sex.

    Ndak butuh lama koq sekarang aku sudah menelanjanginya selama ia menikmati sensasi rangsangan di toketnya. Lalu perlahan aku cium perutnya, ia merebahkan diri ke sofa yang empuk dan panas itu. Kini kulebarkan kedua pahanya.

    Tampak rambut yang tipis menghiasi vaginanya, ohh. ternyata ia rajin mencukur. Akupun menyapunya, kujilati apa yang bisa dijilat di tempat itu. Ia meremas kepalaku, rambutku dijambaknya, dan kedua pahanya mengapitku erat, aku tak berhenti. bahkan klitorisnya kusapu, kuhisap, kulumat, dan kugigit-gigit gemas.

    Lidahku menyeruak ke dalam lubangnya, rasa asin pelumasnya tak kuhiraukan lagi. Bau khas wanitanya pun sekarang melekat di bibirku.

    “Ahhh…Kinan jangan, aaahhh….geli…aaaarggh….maaf kinan, tapi tante keluar….AAAAHHHHH”, desahan panjang membuatku tersentak. Saat itulah ia terkencing-kencing, aku menghindar. Tampak sofa banjir dengan air orgasmenya. Nafasnya tersengal-sengal.

    Aku belum disepong nih, pikirku. Segera aku menempatkan pahaku di antara kepalanya. Ia mengerti yang kuinginkan. Dengan mata setengah terbuka karena kenikmatan orgasme ia pun menjilati kepala penisku. OOOHHH….fuck tanteku ini.

    Ia jago banget. Ia mengurut penisku sampai ke pangkal jadi tampak penisku mengeras hebat dan ia keluar masukkan kepala penisku hingga separuh ke mulutnya. Ia lakukan itu sambil menyedotnya. Sesekali ia menjilati ujung lubang kencing, ia putar-putar lidahnya di sana. Oh….kalau begini aku bisa jebol nih.

    “Udah sayang, aku mau masukin ke tempat itu. Masih perjaka nih”, kataku.

    Ia mengerti. Dibukanya pahanya. tampak vagina itu sangat basah dan becek, Aku bersiap di atas, gaya misionari. Ia masih pakai kerudungnya, lalu aku lepas kerudung itu, tampaklah rambutnya yang sedikit berombak, yang aku tak pernah melihatnya kecuali dari videoku itu. Kini wanita ini pasrah dan menginginkanku.

    “Cepat masukin Kinan, tante udah nggak tahan nih”, katanya.

    “baiklah tante, tapi kira-kira kita sekarang ngapain tan?”

    “ayolah kinan, fuck me kinan, fuck you! entotin tantemu ini”

    “apakah tante ini jadi pelacur sekarang?”

    “iya, tante ini sekarang jalang, pingin kontolmu, ayo kontolin tante.”

    Aku lega mendengar rancauannya itu. Ia benar-benar haus sex. Jadi SLEEBB! Ouuwwwww…fuck!! Ia mengunci kakinya ke pinggangku. Ia menaikkan pantatnya, otomatis punyaku masuk seluruhnya. Walaupun sudah punya 2 anak, tapi vaginanya sangat rapet, mungkin karena tak pernah dipakai.

    Perutnya yang rata itu membuatku bernafsu dan…owww…aku goyang akhirnya. Jemari kami saling menyatu. tanteku tak mau lepas dariku, ia mengoyak penisku sepertinya, dan aku menggerakkan maju mundur. Oh tidak, aku mau keluar rasanya, baru 2 menit padahal.

    “Tan, ndak kuat nih…ahh….ahh…AHHH”, kataku

    “Keluarin nggak apa-apa, aaahh…”, katanya.

    Dan CROOOOTTT, entah berapa kali tembakan yang pasti tembakan perjaka yang dhaysat. Keras, dan banyak. Tanteku sampai tersentak merasakannya, ia membelalak, dan melihatku sambil mengerutkan dahinya. Ia melirik ke bawah sana.

    Ia meraba dengan jemarinya pangkal penisku yang masuk penuh. Lama kami diam, tanteku memejamkan matanya, menikmati setetes-demi-setetes sperma yang membasahi rahimnya setelah 3 tahun tidak pernah dibasahi. Aku tak mencabut punyaku sampai penisku mengecil sendiri. Aku lalu menarik tubuh tanteku dan kupangku. Ia memelukku, dada kami menyatu dan aku menciumi bibirnya.

    “Kinan, ….kita tak boleh begini harusnya”, katanya.

    “Tapi aku cinta tante”, kataku.

    “Oh…kinan, ponakanku ini sekarang jadi suamiku”, katanya.

    Aku meremas toketnya lagi, kami berpanggutan. Lama aku begitu, mungkin sepuluh menit, hingga punyaku mengeras lagi. Kali ini aku suruh dia nungging. Dengang doggy style, kami lebih lama lagi bercinta. Hasil akhirnya 4 ronde kami puas, sofa itu basah sekali, oleh keringat, dan pejuh. Total sehari penuh, tidak, 2 hari 3 malam, aku meladeni tante Nisa yang rupanya good in bed.

    Hari ini Irma dan Yulita pulang ke rumah. Nanti siang kami akan menjemput mereka di sekolah. Setelah itu aku akan pergi dari rumah tante Nisa tercinta. Hari itu tante sedang berdandan siap untuk pergi.

    “Sayang”, kataku.

    “Hai, sayang”, katanya. Kami sudah tidak ribut lagi panggilan apapun. Asal di luar rumah sikap kami harus dirahasiakan.

    “Hisap dong”, kataku sambil memelorotkan celanaku. Ia tersenyum.

    Kini tante Nisa sedikit agak nakal dalam masalah sex. Ia berlutut sambil mengulum penisku. Aku memaju mundurkan pantatku mencari celah lidahnya. rambutnya kuremas-remas. Setelah 10 menit kemudian.

    “Ohhh, nisa, ooohh…pejuhku keluar!!”, kataku.

    Muncratlah semuanya di dalam mulutnya. Ia menjilati spermaku, dihabiskannya dan ditelannya.

    “udah ah, pagi-pagi koq udah ginian. Nanti kamu pulang lho jangan lupa”, katanya.

    “Rasanya ndak ingin pulang aku”, kataku.

    “Hush ndak boleh gitu. Kan setelah ini kita masih bisa bersama lagi”, katanya.

    “Iya sih”,

    “Oya ada satu hal yang ingin kusampaikan”, katanya.

    “Apa Nisa?”

    “Aku masih subur, jadi…kalau nanti hamil bagaimana ya?”, tanyanya.

    “Lho? waduh….”, aku terkejut.

    Ia tersenyum. “Nggak apa-apa, toh kamu yang jadi bapaknya”

    Ia masih mengurut-urut penisku, lalu ia jilati sisa-sisa sperma yang masih melekat di ujung lubangnya.

    Hal itulah yang membuatku berpikir keras.

    ****

    Ibuku sangat kangen padaku. Ketika aku datang ia langsung memelukku. Saking kangennya aku mau makan dimanapun ia bakal mentraktirku.

    “Kamu mau apa sekarang Kinan? Ibu bakal ngasih deh”, katanya. yang bener?

    “Masa’ sih?”, tanyaku.

    “Iya, mau makan di restoran mana ibu akan kasih, soalnya ibu kangen sama anak ibu ini”, katanya sambil memelukku. Dadanya yang besar serasa sesak di perutku. Aku lebih tinggi darinya.

    “Kalau permintaan yang lain gimana?”, tanyaku.

    “Apa?”, tanyanya.

    “Semisal kepingin tidur sama ibu telanjang gitu?”, tanyaku sambil tersenyum.

    Ibuku tampak sedikit kaget dan mengerutkan dahi.

    “Sekarang?”, tanyanya.

    “Iyalah”, kataku.

    Ia lalu mengunci pintu lalu melepaskan bajunya satu per satu. WTF?

    “Ayo, katanya mau tidur ama ibu telanjang?”, tanyanya menantang.

    Entah ibuku gila atau nggak, tapi aku nurut saja. Aku juga telanjang sama seperti beliau. Kami pun tidur di kamarku. Ibuku tidur miring dihadapanku. Tatapan mata kami penuh arti, disatu sisi ia kangen, di sisi lain aku berdebar-debar. Aku baru kali ini melihat lagi tubuh moleknya ibuku tanpa sehelai benang pun. Aku menelan ludah sampai ibuku mendengarnya. Dadanya besar, putingnya coklat, rambut di vaginanya tampak lebat. Tapi ketiaknya mulus.

    “Boleh Kinan meluk ibu?”, tanyaku.

    “Ya bolehlah, kenapa emangnya?”, tanyanya.

    “Ah, nggak apa-apa bu”, kataku. Akupun memeluknya. Dadanya menempel di dadaku. dahi kami bersentuhan, penisku menempel di perutnya. Rasa hangat yang kurasakan.

    “Kamu sudah dewasa ya Kinan”, katanya. “Ibu kangen sekali”

    “Kinan juga”, kataku. Aku perlahan-lahan menempelkan bibirku ke bibirnya. Kami berciuman. Kumulai berani membelai punggungnya, lalu meremas bongkahan pantatnya. Kontolku sudah tegang sekali, kuyakin ibu juga merasakannya. Apa ibu ndak tahu hal ini? Kami berciuman, dan saling berpanggutan.

    “Udah kinan, koq kita malah ginian seh?”, tanya ibu.

    “Tapi kinan kepingin bu”, kataku.

    Ibuku terdiam sesaat, tampaknya ia berpikir keras.

    “Ibu lama ndak beginian, Kinan ndak keberatan jadi partner sex ibu? Sudah terlanjur begini”, katanya.

    What? “Ya ndaklah, kinan sudah lama juga kepingin ngentotin ibu sendiri”

    Ibu tersenyum, tanpa babibu, kami langsung mengulum satu sama lain. Nafas ibu memburu, ia tak ingat siapa aku lagi, aku juga demikian. Aku sudah tak tahan untuk bisa menyusu kepadanya. Bibirku pun menancap di puting susunya. Kuhisap kuat-kuat sambil kumainkan dengan lidahku.

    “Ohh….iya nak, begitu seperti kamu bayi dulu….aahhhhh”, kata ibuku.

    Aku terus mengulum dan meremas payudaranya bergantian. Aku hisap kuat-kuat seolah-olah di dalam dadanya itu masih ada ASI, entah itu ASI atau tidak, tampaknya aku mengeluarkan sesuatu dari putingnya, rasanya agak manis dan asam.

    Kemudian beliau tidak tinggal diam begitu saja, punyaku diremas-remas dan diurut-urut. Merasa keenakan dengan hal ini, aku sedikit berani untuk memasukkan jemari tanganku ke lubang memeknya yang jarang ditumbuhi bulu itu. Hangat. Itulah tempatku dulu keluar, dan sekarang ini aku bakal menikmatinya.

    Tanganku aku masuk dan keluarkan, sehingga seolah-olah malah tampak seperti mengocok sesuatu. Lama sekali aku menyusu sambil mengoyak vaginanya dengan jemariku. Ia pun hanya mengeluh ah dan uh saja.

    Aku lalu bangun, lalu duduk di atas dadanya. Buah pelerku menyentuh perutnya bagian atas. Dan punyaku tegak mengacung ke wajahnya. Punyaku panjang, dan menyentuh bibirnya, seolah-olah ia faham maksudku. Ia meremas tokednya, lalu dikempitnya batangku itu.

    Ohh…nikmatnya. Hangat sekali, apalagi ditambah ia menjilati lubang kencingku. Ia terus memijat-mijat dadanya, sementara kepala penisku dijilati. Aku terangsang sekali, tetesan sedikit mani keluar dari lubang kencingku. Beliau melihat wajahku.

    “Waah….kinan jadi anak nakal sekarang ya, gituin ibu”, katanya.

    “Habis ibu mau sih”, kataku.

    “Minggir dulu sayang”, katanya.

    Aku mengerti lalu minggir ke samping. Kini aku berlutut, dan beliau langsung dengan rakusnya mengulum separuh penisku. Kepalanya maju mundur memompa penisku. Ohh…tidak, enak banget. Lidahnya menari-nari di kepala penisku, seolah-olah tak mau lepas dari situ. Aku berkali-kali berkata, “Ohh..mom, fuck mom, fuck! enak banget…ahh….”

    “Sudah, sudah bu, Kinan malah keluar nanti klo sampai begini”, kataku.

    Ibuku menghentikan aktivitasnya. Sekarang aku serasa lemas, tapi kemudian jadi bersemangat ketika beliau balik badan menungging.

    “Kinan, tolong, masukkan ya?! please….masukkan punyamu yang gedhe itu nak”, katanya.

    Tanpa babibu langsung, SLEEEBBB! Wah mantab, pas! Aku lalu bergerak maju mundur. Tapi tampaknya ibu tak ingin berlama-lama begini, ia sepertinya sudah mau keluar, tampak ia menggoyang sendiri pinggulnya. Punyaku serasa dikoyak-koyak, ohh…nikmatnya.

    Gila, klo gini terus aku bakal ngecret di tempat aku dibuat dulu. AHHH….Tuh kan, aku sempat nyemprot sekali, tapi aku tahan sekuat tenaga agar jangan keluar dulu, nunggu beliau keluar dulu. “Ohh…tidak bu, ahh….nggak tahan…Kinan ndak tahan, terlalu nikmat”, kataku.

    Cerita Sex Suku Minahasa yang Demokratis

    “Tenang Kinan, ibu mau keluar nih…aaaaaahh…ahh..ah…ahhh.oh….ohh…aaaaaa AAAHHHH”, jeritan panjang ibuku sambil pantatnya bergetar menandakan ia telah orgasme, punyaku serasa dijepit oleh daging yang kenyal. Aku meremas tokednya, sambil terus maju-mundur, dan akupun tak sanggup lagi.

    “Aduh…aduh…aduh…gimana ini, di luar apa di dalem?”, tanyaku.

    “Dalam gak papa”, katanya.

    “AAAAHHHHH”, CROOOT..CROOOTTT….CROOOTTT….perlu diketahui, aku nyembur banyak sekali. Lebih dari sepuluh tembakan, Ibuku lemas tengkurap, sambil pantatnya masih menungging, membiarkan penisku mendapatkan sensasi kenikmatan. Penisku sangat ngilu, ketika aku cabut dari lubang itu.

    Cairan kental putih mengalir dari lubang yang aku semproti tadi. Mengalir ke paha, lalu jatuh di sprei. Aku lalu berbaring di sebelah ibuku.

  • Pengamen Jalanan Tambora

    Pengamen Jalanan Tambora

    Cerita Sex Pengamen Jalanan Tambora – Duduk di bawah kerimbunan pohon 2 gadis yang kutaksir berumur 14 dan 12 tahun. Yang besar membawa gitar okulele dan yang kecil membawa kecrekan yang dibuat dari beberapa tutup botol. Pakaian mereka kelihatan lusuh.

    Panas terik membuat keduanya kelelahan. Di tengah keramaian Jakarta, mereka seperti terabaikan. Aku yang baru turun dari Bus Trans Jakarta tertarik memperhatikan mereka. Kuulurkan uang 10 ribu. Mereka menengadah dengan muka heran, meskipun terucap kata “ terima kasih oom”, ketika menerima pemberianku.

    “Sudah pada makan,” tanyaku karena waktu sudah menjelang pukul 12 siang. “Belum oom, dapetnya baru dikit,” kata yang kecil. “Mau saya ajak makan,” kataku menawarkan. “Mau banget,” si kecil menyambar.

    Cerita Sex Pengamen Jalanan Tambora
    Cerita Sex Pengamen Jalanan Tambora

    Ngocoks Sambil menunjuk salah satu restoran fast food yang terkenal dengan ayam gorengnya, aku menawarkan apakah mau makan di tempat itu. Kedua anak itu berpandangan. “Oom disitu kan mahal,” kata yang besar.

    “Ah gak apa-apa, yuk ,” aku mengajak mereka berjalan sekitar 50 meter dari tempat mereka berteduh tadi.

    Kami berjalan bertiga beriringan. Kontras sekali memang kelihatannya, Aku berbaju rapi kantoran, sementara mereka berdua lusuh dan membawa peralatan ngamen. Kira-kira apa ya kata orang yang melihat kami.

    Kami langsung duduk dan aku berikan uang 100 ribu lalu menyuruh anak yang besar memesan makanan. “ Gimana oom caranya,” tanyanya.

    “Ya bilang aja mau makan yang mana kan semua ada gambarnya tuh kata ku sambil menunjuk jajaran gambar. Kusarankan mereka memilih paket biar gampang. Aku memilih paket dengan ayam, nasi dan soft drink. Yang besar beranjak dan mengajak adiknya.

    Mereka terlihat agak canggung di depan kasir. Namun kasir tampaknya membimbing mereka menentukan pilihan. Tidak lama kemudian mereka membawa makanan dengan dua nampan penuh.

    “Mahal banget ya oom,” komentar si kecil sambil memberikan uang kembaliannya. “ udah untuk kamu aja,” jawabku.

    “Makasih ya oom,” kata si kecil berseri-seri menerima kembalian yang kutaksir sekitar 30 ribuan.

    Kutunjukkan agar di piring mereka masing-masing di tambahi sambal yang kelihatannya tadi tidak mereka ambil. Aku menunjukkan tempat mengambil sambal dan saus tomat, sekaligus aku minta mereka membubuhkannya di piringku.

    Mereka kembali dengan piring-piring yang sudah ada sambalnya. Ketika mereka akan melahap, aku cegah agar mereka cuci tangan dulu.

    Kami menyantap hidangan siang. Aku sebenarnya kurang suka dengan makanan ini, tapi, mereka lahap sekali. Mungkin juga lapar, tapi mungkin juga suprise menikmati nasi dengan potongan ayam yang besar.

    Sambil makan kukorek keterangan latar belakang kehidupan mereka. Sesekali aku mengambil foto mereka berdua yang sedang menyantap hidangan. “ Oom HPnya keren ya,” kata yang besar.

    Dari cerita mereka ternyata mereka bukan kakak beradik. Keduanya adalah tetangga. Mereka hidup dengan single parent yaitu ibunya. Tinggal di gang sempit di perumahan yang padat. Ibunya hanya mengandalkan pendapatan dari mencuci baju.

    Untuk menambah pendapatan atas dorongan ibunya dan ajakan teman-temannya mereka lalu mengamen. Keduanya putus sekolah. Yang besar tidak menyelesaikan kelas 1 SMP dan yang kecil drop out di kelas 6.

    Pendapatan mereka dari mengamen rata-rata sekitar 50 ribu, yang dibagi berdua. Semua hasil ngamen itu diserahkan kepada orang tua mereka.

    Mereka juga sering jadi korban pemalakan oleh berandalan yang lebih besar. Sehingga tidak jarang mereka hanya membawa 10 ribu per orang ke rumah.

    “Mau sekolah lagi,” tanya ku.

    “ Gak ada biaya oom,” kata yang besar.

    “ Kalau ada biaya mau sekolah kan,” tanya ku.

    “ Ya mau dong oom,” kata yang kecil.

    “ Ya kalian harus lebih pandai cari duitnya dong biar ada untuk biaya sekolah,” kataku.

    “Gimana caranya oom,” timbal yang besar.

    Yang besar bernama Anti sedang yang yang kecil dipanggil Luki.

    “Sekarang kalian mau gak masing-masing oom kasih duit 50 ribu, “ tanya ku.

    “ Mau banget,” kata mereka serentak.

    “Ya kalau gitu kalian harus turuti apa kata oom,” kataku.

    “ Di suruh apa oom,” tanya Luki.

    “Gini, kamu tau kan di situ ada toilet,” kata ku sambil menunjuk arah toilet.

    “Terus” kata yang besar.

    “Kalian bawa HP oom ini, yang ada kamerenya ke toilet,” kata ku.

    “Untuk apa,” tanya Anti.

    “ Kalau kalian mau memotret sendiri, ini kalian masing-masing nanti baru oom kasi duit,” kata ku.

    “ Idih malu ah,” kata Anti.

    “Orang mau duit kok malu, lagian kalian foto gak usah ada mukanya, badan aja ke bawah. Kan motonya juga di dalam kamar mandi, mana ada yang tau,” kataku.

    “Ih oom genit,” kata yang Luki.

    “Lu mau nggak Luk, “ tanya Anti yang kelihatannya tertarik juga sama tawaranku mengingat mereka akan mendapat 50 ribu per orang.

    “Terserah lu,” kata Luki.

    “ Oom kasi tau caranya ya nanti aku yang moto Anti dan gantian Anti moto aku,” kata Luki.

    Aku mengajari mereka mengambil foto dengan kamera HP ku yang bisa merekam foto 8 mega. Sebelum ke kamar mandi mereka ku minta mengambil foto masing-masing, dan sekaligus mengambil foto tanpa terkena wajahnya.

    Setelah mereka mengerti, kemudian keduanya beranjak ke toilet sambil membawa HP ku. Aku berpesan agar masing-masing mengambil 5 jepretan.

    Sekitar setengah jam mereka baru kembali sambil tertawa-tawa malu dan menyerahkan HP ku. Aku segera memeriksa hasil jepretan keduanya.

    Terlihat Luki yang pertama kali di foto. Teteknya masih kecil dan baru mulai numbuh, sementara di selakangannya terlihat belahan rapat belum berbulu sama sekali. Memeknya menggunduk.

    Hasil Jepretan Anti lumayan bagus, setidaknya dari 5 jepretan ada 3 yang bagus. Aku bisa memperbaikinya dengan mengedit melalui Photoshop. Foto Anti terlihat teteknya agak besar menggembung dan di memeknya sepertinya ada sedikit rambut.

    Lumayan juga kedua anak ini cukup cerdas sehingga gambar mereka cukup jelas.

    Aku memberikan pecahan 50 ribuan masing-masing ke Anti dan Luki.

    Aku mengeluarkan 2 lembar kertas kecil yang ada lemnya (post it), biasanya kugunakan untuk menandai file-file ku di kantor. Di situ kutulis no HP Esiaku. Aku berikan ke mereka masing-masing dan kuminta ditempelkan di gitar dan kecrekannya. “ ini no telp oom, kalau kalian mau duit lagi telp oom,”

    “Ya nelponnya dari mana oom, kan kita gak punya HP,” Luki komplain.

    “ Ya dari telpon umum kek, atau pinjem sebentar ke orang atau ke Wartel, paling gak abis 1000. Tapi kalau gak bisa nelpon ya nanti Oom ada di tempat kita tadi ketemu jam 1 siang 3 hari lagi.,” kataku.

    Kami berpisah hari itu dan aku mendapatkan gambar tetek dan memek kecil dari 2 gadis yang baru tumbuh.

    Belum sampai 3 hari HP Esiaku berdering dari no yang gak ku kenal. Waktu itu baru jam 2 siang aku sedang malas-malasan di kantor sehabis kembali dari rapat di luar. “ Oom ini Luki, uang kita dipalak habis sama anak-anak tadi di Senen, jadi kami gak punya ongkos pulang,” kata suara di telepon dengan suara setengah menangis.

    Mereka kelihatannya terlantar di Senen. Setelah keberadaan mereka ku ketahui aku berjanji akan menjemputnya sekitar setengah jam lagi.

    Ketika mobilku merapat di tempat mereka berdiri dan ketika ku klakson dan membuka kaca jendela, air muka mereka terlihat gembira. Mereka langsung masuk ke mobil ku. Luki duduk di depan dan Anti duduk di belakang.

    “oom fotonya masih ada nggak,” tanya anti.

    “sudah oom apus, setelah puas ngliat langsung oom apus takut ntar ketahuan bini oom,” kata ku berbohong. Padahal foto mereka sudah tersimpan di flash disk ku.

    Ternyata jawabanku melegakan.

    “Oom bagi duit dong oom,” kata Luki terus terang dengan nada merengek.

    “Boleh aja, asal kalian mau kayak dulu lagi,” kataku.

    “ Ih oom kok gak bosen sih,” kata Anti.

    “Sekarang oom malah mau kasih kalian 100 seorang.” kata ku.

    “ Yang betul oom, ah boong kali,” kata Luki dengan nada gembira.

    “ Ya tapi yang ambil fotonya oom sendiri dan kalian masing-masing bukan 5 foto, tapi 50 foto kataku.

    “ Ih banyak amat, rugi dong kita,” kata Luki.

    “Ya nanti oom tambahin HP Esia dan pulsanya sekalian 50 ribu,” kataku.

    “Ini bener oom,” kata Anti.

    “ Ya benerlah kalau kalian mau,” kataku.

    “Terus motonya dimana,” tanya Luki.

    “Ya nanti oom carikan tempatnya kalau kalian setuju,” Jawabku.

    “Gimana Ti lu mau gak,” tanya Luki yang kelihatannya antusias.

    “”Terserah lu deh,” kata Anti. Aku menangkap mereka mau menerima tawaranku.

    “Boleh deh oom,” kata Anti.

    Setelah persetujuan itu, aku mampir ke counter HP, Mereka aku minta tetap tinggal di mobil yang kuhidupkan sehingga ACnya tetap menyala. Dua HP seharga 200 ribu, baru, kutenteng. Mereka antusias sekali ingin tau HP macam apa yang kubeli. “ HPnya kayak punyanya mpok Iyah,” kata Luki.

    “ Oom nanti kasi tau ya caranya,’ kata Anti yang sudah mendekap kotak HP.

    Mobil ku arahkan ke Motel dan sebelumnya, Luki kuminta jongkok bersembunyi di kolong dashboard dan Anti duduk bersimpuh di jok depan sehingga terlihat seperti wanita dewasa. Kaca mobilku agak gelap sehingga petugas motel tidak bisa menengarai kalau di sampingku adalah cewek di bawah umur.

    Setelah pintu garasi tertutup, mereka kuajak naik kekamar diatas garasi.

    Keduanya melihat-lihat sekeliling kamar dan mencoba menghidupkan TV. Aku menyambar telepon dan langsung memesan 3 porsi nasi goreng, 3 botol aqua ukuran 600 ml dan 3 botol Fanta Merah dingin.

    Ketika bel pintu berbunyi mereka kuminta bersembunyi di kamar mandi. Setelah urusan bayar kamar dan makanan selesai dan petugas room service berlalu mereka ku minta keluar dari persembunyian.

    Aku memulai aksiku memotret mereka berdua dalam pakaian lengkap. Selanjutnya foto dari mulai mereka membuka baju sampai akhirnya telanjang. Foto berikutnya adalah di kamar mandi. Aku minta mereka agar membersihkan diri dulu sebelum sesi foto selanjutnya.

    Berbagai pose mereka mandi sudah kudapatkan. Aku kali ini tidak mengabadikan foto dengan kamera HP tetapi dengan kamera digital, seihingga hasilnya lebih bagus. Mereka pada awalnya memang malu-malu, tetapi lama-kelamaan jadi terbiasa dan menuruti pose-pose yang kuinginkan.

    Bersambung…

    1 2
  • Cimani Genderuwo

    Cimani Genderuwo

    Cerita Sex Cimani Genderuwo – Sebagian tokoh dalam cerita seks birahi ini digambarkan memiliki latar belakang (profesi, kelas sosial, suku dll) tertentu. Tindakan mereka dalam cerita seks birahi ini adalah fiksi dan belum tentu menggambarkan orang-orang berlatar belakang serupa di dunia nyata.

    Semua tokoh dalam cerita seks birahi ini adalah fiktif. Kemiripan nama tokoh, tempat, lembaga dan lain-lain hanyalah kebetulan belaka dan bukan kesengajaan. Malam yang sangat gelap mencekam mengiringi kedatangan sebuah mobil Toyota Kijang memasuki suatu desa yang cukup terpencil.

    Desa itu bernama desa Cimani Gunderowo, yang dalam bahasa Indonesia berarti Air Sperma Gunderewo. Suatu nama yang tak lazim untuk suatu desa. Desa itu terletak di suatu pedalaman hutan kota Banten. Kurang lebih 150 KM ke arah barat dari pusat kota. Sangat jauh dari hiruk pikuknya kendaraan, dan sangat jarang terjamah oleh orang luar.

    Terbukti dari akses jalan yang masih sangat minim untuk menuju ke sana. Sandra, Balqis, dan Gilang. Mereka adalah reporter dari salah satu stasiun televisi lokal. Mereka diberi tugas untuk meliput desa tersebut. Karena ada beberapa laporan masyarakat yang masuk pada pihak redaksi tentang desa tersebut.

    Cerita Sex Cimani Genderuwo
    Cerita Sex Cimani Genderuwo

    Ngocoks Setelah sekian lama berkendara, mereka pun menepikan mobil mereka ketika telah menemukan tempat yang mereka cari. Mereka akhirnya tiba di desa Cimani Gunderewo. Desa itu terlihat sangatlah menyeramkan. Pohon-pohon besar tumbuh mengelilingi desa tersebut.

    Lolongan anjing sayup-sayup terdengar di dalam kelebatan hutan, memecah keheningan malam. Sungguh, semakin membuat ngeri tempat itu.

    “Lang, anter dong. Gue kebelet pipis nih.” ucap Sandra kepada Gilang.

    “Yaelah, elu. Yaudah deh, yuk gue anter.” balas Gilang.

    “Terus gue gimana guys?” ucap Balqis.

    “Elu diem aja disini Qis. Lu jagain mobil. Siapa tau ada warga yang lewat, lu kan bisa minta ijin sekalian tempat tinggal sama mereka.” ucap Gilang.

    “Tapi gue takut sendirian disini.”

    “Udah tunggu aja Qis. Bentar doang kok.” “Ayoo cepetan Lang, gue udah kebelet.” lanjut Sandra seraya menarik tangan Gilang memasuki hutan.

    Mereka pun mulai menghilang di balik pepohonan, meninggalkan Balqis sendirian di dalam mobil. Di suatu desa yang sangat menyeramkan. Balqis, gadis kelahiran Bandung 21 tahun yang lalu. Dia memiliki paras yang cantik khas mojang kota kembang, dengan kulit yang berwarna putih bersih.

    Gadis ini memiliki tinggi 159 cm dan berat 42 kg. Payudaranya berukuran 36 B, juga pinggul yang semok membuat dia sangat menarik setiap kaum Adam yang memandangnya. Balqis memiliki seorang tunangan yang sudah ia pacari semenjak ia duduk di kelas 2 SMA.

    Umur mereka terpaut 5 tahun. Namun Balqis sangat mencintai tunangannya saat ini, karena dia tak pernah mau merenggut keperawanan Balqis semenjak mereka pacaran dulu. Paling banter mereka hanya melakukan piting dan Blow Job saja. Pria itu sangat menghormati Balqis sebagai perempuan, dengan tetap menjaga keperawanan gadis ini.

    20 menit sudah Balqis duduk termenung di dalam mobil sendirian. Dia sudah mengerti lagi dengan kelakuan kedua temannya tadi. Mereka pasti tengah bersetubuh di dalam hutan itu. Karena bosan, Balqis pun mencoba untuk berbaring di sana.

    Namun belum lama dia berbaring, terdengar suara ketukan di kaca samping mobilnya. Dan Balqis pun segera menoleh ke asal suara. Dia mendapati sesosok pria paruh baya tengah berdiri di luar mobilnya. Ki Samad, panggil saja begitu. Lelaki ini berusia sekitar 86 tahun. Seluruh wajahnya penuh dengan kerutan.

    Dia memiliki tinggi sekitar 152 cm dan berat 60 kg. Namun dia masih bisa berdiri tegap dalam usianya yang hampir satu abad itu. Akhirnya Balqis pun menghampiri kakek itu. Dia mengemukakan maksud kedatangan nya dan kedua teman-temannya pada ki Samad.

    Balqis pun meminta sebuah tempat tinggal sementara untuk mereka tinggali selama beberapa hari di desa tersebut. Ki Samad pun mengangguk mengerti, dan mengajak Balqis ke suatu rumah milik warga tak jauh dari mobil mereka.

    Balqis mengunci pintu mobilnya, kemudian mengikuti ki Samad memasuki sebuah rumah. Meskipun hanya sebuah rumah yang terbuat dari anyaman bambu, rumah itu cukup nyaman dan layak untuk ditinggali. Akhirnya Balqis pun berterima kasih kepara ki Samad. Sebuah senyum terlukis indah di bibir tipisnya.

    “Eh maaf Ki, teman-teman saya sudah lebih dari 1 jam memasuki hutan disana. Kalo aki ketemu sama mereka, tolong beri tahu mereka kalo saya ada disini ya ki. Mereka memakai baju yang sama seperti yang saya pakai ini ki. Mohon maaf sebelumnya kalo merepotkan.” ucap Balqis pada ki Samad.

    Ki Samad hanya mengangguk mengerti, seraya menyuguhkan makanan pada Balqis. Lelaki ini tahu kalau Balqis sedang lapar. Dan mereka pun makan bersama malam itu. Meski hanya sekedar makanan yang sederhana, namun cukup membuat Balqis merasa kenyang.

    Setelah makan, Balqis pun mulai mengambil hand phone nya dan menyeting recorder. Dia ingin mengorek informasi desa ini pada ki Samad. Balqis pun melayangkan beberapa pertanyaan pada kakek itu.

    “Eh ki, maaf sebelumnya. Saya dari stasiun tv XXX dateng kesini untuk mencari informasi dari desa ini. Kalo boleh tau, kenapa desa ini dikasih nama Cimani Gunderewo yaa ki?” tanya gadis itu.

    “Oh itu, jadi ceritanya gini neng. Dulu, banyak orang yang dateng kesini untuk pengasihan. Pengasihan Gunderewo tepatnya. Jadi, setiap orang yang mau kaya dateng ke sini sambil bawa perawan sebagai tumbal.” ucap ki Samad bercerita.

    “Nah, terus perawan itu dibawa ke gua di hutan sebelah sana. Gua itu dipercaya tempat tinggal nya Gunderewo neng.” lanjutnya.

    “Oh gitu ki. Terus para perawan itu di apain lagi ki? Apakah gunderewo itu menampakan diri sama warga disini? Terus, para perawan yang dijadikan tumbal, apakah mereka terlihat kembali?” Tanya Balqis memberondong.

    “Yaa, para perawan itu di letakan di suatu ruangan di dalam gua itu. Terus tumbal itu di ikat kedua kaki dan tangannya membentuk huruf X dalam keadaan telanjang, diatas batu persembahan.” jawab ki Samad Serius.

    “Gunderewo itu gak pernah menampakan diri sama sembarangan orang neng. Dia hanya menampakan diri ke kuncen ataupun gadis tumbalnya saja. Mereka yang dijadikan tumbal pengasihan Gunderewo tak pernah terlihat keluar lagi dari gua itu neng, warga sini percaya kalo gadis yang ditumbalkan itu dijadikan gundik sama Gunderewo disana.” lanjutnya seraya menatap nanar ke Balqis.

    “Oh, iyaa ki. Aki sendiri pernah melihat sosok Gunderewo itu gak?” Tanya Balqis lagi.

    Ki Samad hanya mengangguk, sambil pandangan matanya tak pernah lepas dari tubuh seksi Balqis. Membuat Balqis merasa risih dibuatnya.

    “Kalo saya boleh tau, gimana rupa dari Gunderewo itu ki?”

    “Kenapa neng nanyain hal itu?” jawab ki Samad galak.

    “Maaf ki. Ini info yang sangat penting dalam liputan saya. Hal ini akan jadi berita yang sangat penting buat masyarakat luas. Jadi saya mohon maaf kalo aki merasa terganggu dengan pertanyaan saya barusan.” jawab Balqis tertunduk.

    “Kalo neng bener-bener ingin tahu rupa dari Gunderewo itu, neng harus masuk ke gua itu. Soalnya saya tau kalo neng ini masih perawan kan. Gunderewo itu pasti dengan senang hati menampakan wujudnya sama neng.” ucap ki Samad seraya tersenyum pada Balqis, menampakan susunan giginya yang telah menghitam.

    Balqis nampak terkaget dibuatnya, dia bergidik ketakutaan. Namun tak lama kemudian, Balqis merasa pusing dikepalanya. Seluruh pandangan nya mulai mengabur, dan dia pun jatuh pingsan. Ki Samad tersenyum melihat itu. Semua rencananya berhasil.

    Kedua tubuh sedang bergumul di dalam rimbunnya semak-semak. Mereka sedang saling tindih dalam keadaan yang telanjang. Yaa, kedua sosok itu merupakan Sandra dan Gilang. Gilang sedang memacu tubuh montok Sandra dalam keadaan missionaris.

    Kedua kaki Sandra berada di bahu Gilang, membuat vaginanya terangkat menghadap Gilang. Hal ini membuat penis besarnya keluar masuk dengan lancar divagina Sandra.

    “Aagghh, terus lang. Aggghh, kontol lu enak banget. Agghh,, ogghhh,, yaa terus.. Aggghh..” desah Sandra menikmati genjotan Gilang.

    “Aggghhh, iyaa dra. Memek lu juga enak banget.. Agghhh… Kontol gue berasa di pijet di dalam memek lu.. Agghhh…” jawab Gilang sambil mempercepat genjotannya.

    Sandra hanya mendesah dan mengerang dibuatnya. Kedua matanya terpejam, menikmati gesekan antara kelamin mereka. Sandra seakan terbang ke langit ke tujuh dibuatnya.

    “Aaggghhh,, dra, gue mau keluar.. Aaggghhh… Ooggghh..” ucap Gilang sambil mulai menciumi payudara Sandra.

    Sandra kelojotan dibuatnya. Dan beberapa detik kemudian, dia merasakan cairan hangat yang muncrat di dalam vaginanya. Ternyata Gilang telah mendapat orgasmenya yang kedua malam itu.

    Tubuh Gilang pun ambruk menimpa tubuh Sandra. Sandra masih terpejam menikmati denyutan penis Gilang di dalam vaginanya. Dia memeluk tubuh Gilang dengan erat. Namun dia pun menjerit ketika membuka matanya. Dia melihat ada beberapa sosok yang mengelilingi mereka berdua, Sandra hitung ada sekitar tujuh orang.

    Baca Juga: Cerita Sex Sensasi Bercumbu Darah Perawan
    Sandra pun segera membangunkan Gilang, namun tak ada respon darinya. Dia pun menggulingkan tubuh Gilang ke samping, dan memcoba memungut pakaiannya untuk menutupi ketelanjangannya. Sandra menjerit kembali ketika dia melihat kedua tangannya yang berlumuran darah segar.

    Dia sapukan pandangannya ke arah Gilang, dan menemukan luka sayatan di tubuh Gilang. Ternyata Gilang telah mati di tangan para penduduk setempat.

    “Aaaarrrggghhhh! Siapa kalian?” jerit Sandra.

    “Biadab kalian! Kalian telah membunuh Gilang. Dasar manusia biadab kalian!” Lanjutnya memaki para penduduk tersebut.

    Namun ke tujuh sosok yang mengelilingi Sandra tak mengeluarkan sekecap katapun. Mereka hanya menatap Sandra dengan tatapan lapar. Sebuah senyuman kemenangan mengembang di wajah mereka semua, lalu secara bersamaan mereka menyerang tubuh telanjang Sandra.

    “Tidak! Mau apa kalian semua biadab? Tolong! Tolong! Aarrgghh, lepas kan! Tolong! Tolong!” jerit Sandra ketakutan.

    Namun jeritannya tak berpengaruh apapun pada mereka semua. Dengan sangat bernafsu, mereka mulai menggerayangi tubuh telanjang Sandra. Mereka meremas payudara Sandra dengan sangat kasar, dua orang dari mereka mengoreki vagina Sandra dengan sangat kasar juga.

    Setiap lekuk tubuh Sandra tak ada yang terlewat dari jamahan tangan nakal mereka. Satu persatu dari mereka mulai melepas semua baju mereka. Dan tujuh batang besar mulai terpampang jelas di hadapan Sandra, minta untuk di puaskan.

    Sandra bergidik ketakutan melihat ukuran penis mereka. Dia tak sanggup membayangkan apa yang akan segera menimpa tubuh seksinya sebentar lagi. Satu per satu mereka mulai mendekati tubuh telanjang Sandra.

    Dan tanpa menunggu lama lagi, sebuah penis besar menembus vagina Sandra dengan sangat kasar. Sandra menjerit kesakitan. Vaginanya serasa disayat oleh silet. Namun jeritannya tak keluar lama, setelah satu penis besar telah menembus bibir tipisnya. Sandra merasa sangat tersiksa dibuatnya.

    Satu demi satu penis besar telah keluar masuk divagina dan mulutnya. Satu penis yang keluar setelah menyemburkan sperma, segera digantikan dengan penis besar lainnya.

    Tidak memberi Sandra waktu untuk sekedar menarik nafas. Dia sangat lemah kesakitan dibuatnya. Vaginanya mengeluarkan bercak darah, penis besar para penduduk setempat itu telah merobek vaginanya.

    Sandra mulai mendapatkan kesadarannya kembali dan mulai berontak, ketika dirasa ada sesuatu yang menggesek lubang duburnya. Sebuah penis besar tengah mencoba untuk menembus lubang duburnya dari belakang.

    Sandra menjerit memohon, berharap mereka akan sedikit tiba pada dirinya. Namun usahanya sia-sia saja. Para pemerkosanya itu sama sekali tak peduli pada Sandra.

    “Mmmhhh,, jangan! Mmmhhh.. Ampun! Mmhhh…” jerit Sandra disela kulumannya.

    Dan “aaarrrrggghhh!” Sandra menjerit, dia melolong kesakitan. Sebuah penis raksasa menembus paksa lubang duburnya yang masih perawan dalam satu sentakan kasar.

    Sandra tak mampu menerima lagi semua itu. Tubuhnya telah mendapat titik maksimal dalam menerima rasa sakit, dia pun jatuh pingsan. Para penduduk masih terus melakukan aktifitas mereka diatas tubuh Sandra. Mereka sama sekali tak peduli pada keadaan Sandra saat itu.

    Mereka terus menggenjot dan meremasi tubuh Sandra secara brutal. Seluruh lubang di tubuh Sandra terus menerus dijejali penis raksasa mereka tanpa jeda sedikit pun. Mereka berniat untuk memberikan luka permanen pada tubuh Sandra. 4 jam kemudian mereka baru selesai dengan tubuh Sandra.

    Seluruh tubuh Sandra dipenuhi dengan bercak sperma yang mengering. Lelehan sperma masih merembes dari dalam mulut, lubang vagina dan lubang duburnya yang menganga lebar. Bercak darah pun masih nampak jelas di kedua lubang tersebut. Setelah puas dengan tubuh Sandra, mereka pun mengenakan pakaian mereka kembali.

    Tubuh telanjang Sandra yang sudah sangat mengenaskan mereka ikat di pohon pinus. Tak lupa mereka menaruh madu di seluruh tubuhnya, dan menjejalkan bunga pinus di lubang vagina dan duburnya. Sedangkan mayat Gilang, mereka buang ke sungai.

    Setelah semuanya selesai, mereka pun kembali ke desa. Meninggalkan Sandra yang masih pingsan di dalam rimbunnya hutan sendirian.

    *****

    Balqis terbangun setelah mencium bau yang sangat menyengat hidungnya. Dia sama sekali tak ingat dengan kejadian yang dia alami kemarin, kepalanya masih sangat pusing. Dia pun membuka matanya dengan perlahan.

    “Wahai Gunderewo, terimalah tumbal dari kami semua. Dan berikan kami hasil panen yang berlimpah.” ucap seorang lelaki.

    Mendengar itu, Balqis segera mengerjapkan matanya yang masih mengabur. Tubuhnya sama sekali tidak bisa digerakan. Dia pun mulai melihat kesekeliling, mengamati keadaan. Balqis menjerit sejadi-jadinya, ketika dia tau keadaan nya saat ini.

    “Sadar juga kamu neng.” ucap suara yang tak asing bagi Balqis.

    “Ki Samad! Apa yang aki lakukan sama saya? Saya mau diapakan ki? Tolong! Tolong!” teriak Balqis.

    “Percuma geulis, gak akan ada orang yang bakalan denger kamu disini. Kamu bakalan aki jadikan tumbal untuk Gunderewo.” ucap Ki Samad.

    “Qisdak! Apa salah saya ki? Tolong! Saya gak mau jadi tumbal. Tolong!” teriak Balqis.

    Namun tak ada satu pun yang menolongnya. Ki Samad terlihat khusu melanjutkan mantera pemanggilan Gunderewonya. Mulutnya komat-kamit merapalkan mantra. Dan tak lama kemudian, kepulan asap mulai memenuhi ruangan gua tersebut. Balqis meronta, dia mencoba untuk melepas kan dirinya.

    Gadis cantik itu tengah terbaring di atas sebuah batu yang datar. Kedua tangan dan kaki nya di ikat ke setiap sudut batu itu. Tubuh seksinya itu tak tertutupi sehelai benangpun, ia telah telanjang. Vagina dan payudaranya terpampang dengan sangat jelas. Membuat orang ingin segera menyantap dan menjamah bila melihatnya.

    “Siapa yang berani membangunkanku?” sebuah suara geraman menggema di gua tersebut.

    “Ampun Gunderewo. Saya ki Samad.” jawab ki Samad sambil membungkuk.

    “Ah, ki Samad!”

    “Apa gerangan kamu sampai berani mengganggu tidur lelapku? Huh?” lanjut Gunderewo itu.

    “Ampun. Saya bawa tumbal baru buat Akang. Saya cuman minta ditukar dengan hasil panen yang melimpah 2 tahun ke depan.”

    Gunderewo itupun mengalihkan pandangan nya pada batu persembahan. Dia tersenyum lebar ketika melihat sosok gadis perawan berparas ayu terbaring di atasnya. Dia kemudian tertawa dengan sangat menggema.

    “Hahaha… Tumbal yang bagus Samad. Haha… Baiklah, akan ku buat panen warga desa melimpah untuk dua tahun ke depan. Hahaha…”

    “Sekarang pergi lah! Biarkan aku menikmati tumbal ku!” lanjut Gunderewo itu seraya mendekati tubuh Balqis.

    Ki Samad pun meninggalkan gua itu dengan segera. Dia tidak ingin mengganggu prosesi yang akan di lakukan Gunderewo itu pada Balqis. Dia sudah terlalu senang dengan apa yang akan dia dapat di ladangnya untuk dua tahun ke depan.

    Sesosok mahluk tinggi besar menghampiri tubuh Balqis. Tingginya sekitar 2 meter lebih. Badannya berwarna hitan legam, dengan bau yang sangat menyengat tercium di seluruh tubuhnya. Bulu hitam kasar menghiasi seluruh tubuh mahluk itu.

    Sepasang mata merah yang menyala menatap nanar pada Balqis. Taring tajam pun menghias di bibir tebalnya. Balqis terbelalak tak percaya melihat sosok di hadapannya sekarang. Dia berontak lebih keras, mencoba untuk melepaskan ikatan di tubuhnya. Balqis menjerit sejadinya.

    Meminta pertolongan kepada siapa pun yang bisa mendengarnya. Namun semua usahanya itu nihil. Tak ada seorang pun yang berani masuk ke gua tersebut. Melihat mangsanya terikat tak berdaya, membuat penis Gunderewo itu menyembul keras.

    Batang penisnya sangat besar dan panjang. Diameternya mencapai 15 cm, dan panjangnya hampir 35 cm. Sungguh penis raksasa. Balqis menggidik ketakutan melihat penis Gunderewo itu. Dia tak sanggup membayangkan bila benda sebesar itu menembus liang vaginanya yang masih perawan.

    Balqis mulai menangis karena saking takutnya pada mahluk itu. Gunderewo itu mulai tak sabar ingin segera menikmati tubuh Balqis. Dia mulai menjamah tubuh telanjang gadis itu. Tangannya segera menggerayangi tubuh seksi Balqis dengan perlahan.

    Mahluk itu mulai merangsang setiap titik sensitif di tubuh Balqis dengan sangat intens. Tangan besar nya meremasi payudara gadis itu dengan perlahan. Sedang kan mulutnya mulai menjilati wajah cantik Balqis. Mahluk itu mencoba mencium bibir mungil Balqis. lidahnya yang panjang dia coba untuk menelusup masuk ke dalam bibir Balqis.

    Namun Balqis tak pernah mau membuka mulutnya. Balqis terpejam, dia tak sanggup melihat sosok menyeramkan di depannya itu. Hidungnya mencium bau yang sangat menyengat di depannya. Dia sampai ingin muntah dibuatnya. Bibirnya dia katupkan dengan sangat keras. Dia tak mau berciuman dengan mahluk jelek nan bau ini.

    Takan pernah! Karena geram, Gunderewo itu pun mencubit puting kiri Balqis dengan sangat keras. Membuat Balqis membelalak kesakitan. Mulutnya terbuka, menjerit sejadinya. Dan pada saat itu lah, Gunderewo ini menesulupkan lidahnya ke dalam bibir tipis Balqis.

    Bersambung…

    1 2
  • Air Susu Ibu (Youra)

    Air Susu Ibu (Youra)

    Cerita Sex Air Susu Ibu (Youra) – Namanya Youra. Seorang ibu muda yang baru berusia 27 tahun. Wajahnya yang cantik dengan tubuh bersih terawat membuat semua pelanggannya enggan berpaling darinya. Pelanggan?? Benar! pelanggan! Karena Youra berkerja sebagai seorang lonte.

    Terlebih lagi, dia sudah memiliki 7 orang anak! Dan dia tidak memiliki suami sama sekali. Keenam anaknya itu semuanya tidak jelas bapaknya siapa dan yang mana, karena saking banyaknya laki-laki yang dibiarkan membuahi benihnya. Dia doyan dihamili oleh laki-laki yang berbeda tanpa nikah!

    Hanya Tedi, anak pertamanya saja yang dia ketahui siapa bapaknya. Si sulung Tedi lahir saat Youra baru berumur 13 tahun, kelas 1 SMP. Waktu itu dia tergoda dengan rayuan sopir tetangganya, hingga akhirnya merekapun berhubungan badan.

    Namun saat Youra diketahui hamil, sopir itu malah kabur. Setelah itu hampir dua tahun sekali atau bahkan tidak lama sehabis melahirkan, Youra sudah positif hamil lagi. Sampai saat usianya yang baru 27 tahun seperti sekarang ini, dia sudah mempunyai tujuh anak tanpa suami.

    Cerita Sex Air Susu Ibu (Youra)
    Cerita Sex Air Susu Ibu (Youra)

    Ngocoks Youra menghidupi anak-anaknya dengan cara melacurkan diri, hal itu sudah dianggap biasa di keluarga mereka. Dia mengelola websitenya sendiri dan menerima tamu langsung di rumahnya, bahkan tidak jarang ia melayani tamunya dihadapan anak-anaknya.

    “Kalian jangan nakal yah… Mama mau kerja dulu. Ntar kalau kalian diam, pasti papa bakal kasih kalian uang jajan juga, hihihi” ujar Youra dengan entengnya berkata begitu pada anak-anaknya, bahkan menyebut si pria hidung belang ini ‘papa’ di depan mereka.

    “Iya Ma…” jawab anak-anaknya polos.

    Maka setelah itu digenjotlah Youra di depan anak-anaknya. Dia tunjukkan adegan-adegan yang tidak pantas ditunjukkan seorang ibu. Dia bersetubuh dengan pria hidung belang saat anak-anaknya sedang bikin pe-er, atau saat anaknya sedang makan.

    Entah apa jadinya anak-anaknya ini besok kelak melihat kelakuan binal ibu mereka ini. Anak bungsunya yang sedang dalam tahap menyusui, sering harus berbagi air susu sang ibu dengan para pria hidung belang. Kadang anaknya sendiri tidak kebagian jatah karena tidak ada kesempatan menyusui karena Youra asik melonte.

    Eh, si pria hidung belang ini malah keenakan mengentoti Youra, dia pikir kapan lagi ada seorang ibu yang bisa dia entotin seenak hatinya di depan anak-anaknya.

    Di lingkungan sekitar, jelas dia menjadi bahan cibiran dan cemoohan tetangga terutama ibu-ibu, tapi dia cuek saja. Pak RT dan pejabat setempat juga membiarkan dia di situ, secara dia tidak melanggar hukum dan lebih-lebih lagi Pak RT dan pejabat-pejabat itu juga langganan setianya, tentu dengan diskon spesial hampir 100%

    Teman-teman anaknya, terutama teman-teman si sulung yang masih SMP bertiga orang itu, Riko, Romi dan Jaka sering bermain ke rumahnya, bahkan mereka sering main ke sana saat Tedi tidak ada di rumah. Mereka main memang cuma pengen menggoda ibu temannya yang seksi itu.

    Awalnya tentu saja mereka terkejut saat Tedi memperkenalkan ibunya. Tedi dengan entengnya menyebut ibunya lonte, dan ternyata memang benar. Hampir beberapa hari sekali mereka pasti ke sana, seperti hari ini.

    “Siang tante…” sapa mereka.

    “Eh, kalian… yuk masuk” sahut Youra sambil tersenyum manis.

    Mereka terpana saat menyaksikan Youra membukakan pintu hanya mengenakan handuk. Rambutnya terlihat basah, butiran air terlihat meluncur di kulitnya yang mulus.

    Membuat darah muda mereka bergejolak karenanya. Terang saja penis mereka langsung menegang. Dalam kondisi Youra yang hanya dililit handuk begitu, merekapun berebut untuk mencium tangannya.

    “Maaf yah lama, tante sedang mandi” kata Youra menerima ciuman tangan mereka dengan ramah meski dia tahu mata mereka kelayapan kurang ajar melihat dirinya. Youra tidak mempermasalahkan tingkah mereka yang sering curi-curi pandang ke arahnya. Dia sangat terbuka sekali di rumahnya. Tidak ada privasi sama sekali!

    Youra cuek saja, cuma pake handuk kek, telanjang basah-basahan habis mandi kek, sedang menyusui kek. Dia tidak peduli cuma nutupi tubuh dengan selimut habis ngelayani tamu dan mengantarnya keluar sambil kecup-kecup di depan teman-teman anaknya ini.

    Tidak salah kalau sejak mereka mengenal Youra, ibu muda lonte inilah yang selalu menjadi objek onani mereka tiap coli.

    “Ngmm… tapi kalian jangan berisik yah, tante lagi ada tamu” kata Youra kemudian sambil menempelkan telunjuk di bibirnya, lalu tersenyum dengan manisnya.

    “I-iya tante” tentu saja mereka paham kalau yang dimaksud tamu oleh Youra ini adalah pelanggannya, si pria hidung belang. Ya, Youra saat itu sedang melayani tamunya saat teman-teman anaknya itu datang.

    “Mumpung kalian ada di sini, tolong jagain anak-anak tante dulu yah… tante mau ngentot dulu. Kalau kalian lapar makan saja… Tuh ada nasi dan ayam goreng di meja makan” ujar Youra ramah pada mereka.

    Youra lalu masuk ke kamar meninggalkan mereka yang sedang mupeng berat terhadap dirinya. Ingin sekali sebenarnya anak-anak itu mengintip apa yang terjadi di dalam kamar, tapi mereka masih belum berani.

    Merekapun hanya menjaga anak-anaknya Youra yang masih kecil selama Youra ‘berkerja’. Berkali-kali mereka mendengar suara desahan dan erangan kenikmatan si ibu itu.

    Setelah menjaga anak-anak Youra, mereka akan mendapatkan hadiah pemandangan Youra yang telanjang dengan bebasnya di rumah. Dengan kondisi Youra yang acak-acakan dan penuh keringat setelah bersetubuh, tentunya membuat nafsu mereka mentok di ubun-ubun. Youra tentunya mengetahui hal itu.

    “Hayooo… kalian ngaceng ya lihat tante telanjang? Horni ya? Sana lepasin nafsu kalian di kamar mandi… buang dulu peju kalian sana, gak baik dipendam-pendam terus, hihihi” suruh Youra sambil tertawa melihat mereka gelisah.

    Mereka tentu semakin malu, meski akhirnya mereka turuti juga anjuran ibu temannya ini untuk mengocok di kamar mandi untuk membuang peju mereka. Youra memang sangat baik.

    Saat teman-teman anaknya itu ingin tahu lebih tentang pekerjaannya sebagai lonte, tarifnya dia, pelayanannya, bapak-bapaknya si anak, Youra akan menjawabnya dengan enteng. Anak-anak itu bertanya banyak hal dan Yourapun bercerita banyak. Jika sudah begitu, mereka pasti ngobrol dengan asiknya.

    “Terus, sedia main lewat pantat juga gak tante?” tanya mereka penasaran. Saat itu mereka asik mengobrol dimana Youra masih telanjang bulat dan sedang menyusui bayinya! Youra sendiri tahu kalau dia terus diperhatikan mata nakal anak-anak ini dari tadi. Tapi dia tidak ambil pusing dan terus saja menyusui bayinya dalam keadaan begitu.

    “Anal maksudnya? hayo… Romi, kamu suka yang main-main belakang gitu yah?”

    “Suka sih tante kalau liat di bokep, hehe” kata Romi mengakui.

    “Iya tuh tante, si Romi kalau minta bokep sama aku nanyanya yang anal-anal mulu, hahaha” timpal Riko.

    “Kalau digangbang pernah nggak tante?” kini Jaka bertanya.

    “Pernah, tuh sehari sebelum Tedi kenalin kalian ke tante, tantenya digangbang di sini sama 5 cowok. Rumah tante jadi rame banget hari itu”

    “Yah.. bro… si Tedi telat nih ngajak kita” ucap Jaka pada teman-temannya.

    “Dasar kalian, pengen lihat tante digangbang yah? Kapan-kapan yah… hihihi” kata Youra cekikikan. Dia menanggapi omongan mereka dengan riangnya.

    “Pengen banget tante, hehe” jawab mereka, Youra lagi-lagi tertawa geli.

    “Terus anak-anak tante gimana tuh? Mereka ngelihat dong kemarin mama mereka dipake rame-rame?”

    “Iya, anak tante yang kecil sampai nangis-nangis liat mamanya digituin rame-rame…” jawab Youra tanpa merasa bersalah sama sekali.

    “Wah… Enak yah si Tedi, punya mama kaya tante” ujar Riko.

    “Hmm? Kenapa emang? Tedinya belum pernah macam-macam kok sama tante, paling cuma liatin mamanya ini ngentot doang…”

    “Udah bisa liat adegan ngentot langsung aja udah enak benar tuh tante, benar gak bro?”

    “Iya tante… kita juga pengen”

    “Huuu… Dasar kalian ini” Youra kemudian meletakkan bayinya yang sudah tertidur itu ke sebelahnya. Dia gunakan bantal kursi untuk menutupi buah dadanya.

    Tentu saja hanya seadanya saja yang tertutupi, malah hampir tidak ada gunanya sama sekali karena buah dada dan putingnya yang masih menetes-neteskan air susu itu dapat terlihat dengan jelasnya.

    Yang ada hanya makin membuat anak-anak remaja itu makin mupeng melihat pemandangan itu. Penis mereka yang tadi baru saja menumpahkan pejunya kini ngaceng kembali dibuatnya.

    “Ayo, mau tanya-tanya apa lagi nih? tanya aja” kata Youra yang memang tertarik ngobrol hal seperti ini dengan mereka.

    “Itu… emangnya Tedi gak ada rasa pengen gituan yah tante?” tanya Jaka.

    “Maksud kalian… ngentotin tante?”

    “Iya tante, itu maksudnya, ngentotin mamanya sendiri, hehe”

    “Hahaha, ada-ada aja sih pertanyaan kalian ini. Kalau itu kalian tanya langsung sama Tedi dong. Hmmm… tapi tante udah janji kok sama dia, kalau dia bisa masuk SMA favorit, tante bakal kasih dia hadiah boleh ngentotin tante” terang Youra.

    “Hah??” tentu saja mereka terkejut bukan main mendengarnya.

    “Soalnya tante merasa gak enak juga sama Tedi, tuh anak tante yang nomor dua aja udah pernah berkali-kali” sambung Youra lagi yang membuat mereka semakin terkejut.

    “Maksudnya si Norman udah pernah ngentot sama tante? Yang masih kelas 5 SD itu?” tanya Romi tercengang.

    “Iyaa… si Norman itu seharusnya udah kelas 2 SMP, tapi dia itu goblok dan sering gak naik kelas. Kalian lihat aja tuh kan kemarin gayanya, preman dan urakan banget. Susah tante ngatur anak tante yang satu itu. Pulang ke rumah cuma untuk minta duit, makan dan tidur doang”

    “Kok bisa sih tante?” tanya Romi lagi, dia masih tidak menyangka kalau ternyata wanita ini juga pernah ngeseks dengan anak kandungnya sendiri.

    “Iya, waktu itu dia pulang mabuk. Itu anak kebangetan banget, kecil-kecil udah ngerokok dan minum”

    “Te..terus tante?”

    “Ya itu, tante gak bisa ngelawan waktu dia mabuk dan memaksa minta ngentot, akhirnya tante kasih juga sekali. Gak tahunya sekali dikasih akhirnya dia minta terus. Ya tante pasrah saja digituin terus sama anak tante sendiri. Bandel banget kan dia?”

    “Kok bisa nakal gitu yah tante si Norman?”

    “Duh, gak tahu juga tuh… keturunan bapaknya mungkin. Waktu itu tante hamil dia kan karena habis dikeroyok preman-preman pasar, mungkin nurunin sifat bapaknya tuh, hihihi” Sungguh binal, dengan santainya Youra menceritakan hal segila itu sambil tertawa-tawa.

    “Tapi kalau ntar tante hamil sama anak tante sendiri gimana tuh?” tanya Riko.

    “Ya mau gimana lagi, terima aja… Berarti ntar mereka jadi ayah sekaligus kakak tuh…” ujarnya sambil tertawa, santai sekali Youra mengatakannya. Dia seperti tidak menganggap hal itu masalah besar bila sampai dihamili oleh anak-anak kandungnya sendiri!

    “Eh, kalian mau nginap di sini tidak? Besok hari minggu kan? Tedi lagi di rumah pamannya, jadi gak ada yang jagain tante” tanya Youra, tentu saja mereka langsung menyetujuinya. Mana tahu bisa dapat durian runtuh nanti malam, soalnya mereka selama ini cuma bisa onani sendirian saja.

    Tiba-tiba pintu depan terbuka. Norman, anak kedua Youra yang bengal si calon preman itu pulang.

    Bersambung…

    1 2 3 4 5 6