Author: admin

  • Anak Biadab

    Anak Biadab

    Cerita Sex Anak Biadab – Perkenalkan namaku Andre, umurku 19 tahun, aku adalah anak pertama dari dua bersaudara dengan adik laki-laki ku. Papaku adalah seorang pegawai disebuah instansi pemerintahan, yang sering sibuk keluar kota mengurusi perjalanan dinas dari atasannya.

    Mamaku sekarang berumur 42 tahun, dengan tubuh sedikit ramping dan ukuran BH sekitar 36B yg pernah kulihat waktu di cucian kotor, serta bokong yang sangat seksi, masih sangat menggiurkan untuk ukuran ibu2 sebayanya.

    Ini dikarenakan mamaku sangat rajin menjaga tubuhnya dan berolahraga. Aku sering merasa risih jika sudah dipelototin oleh mata nakal laki-laki, yg umumnya pasti menghayalkan yang macam-macam tentang mamaku.

    Namun tentu saja aku tidak bias berbuat apa2, toh itu hak mereka, selama mereka tidak benar2 berani melakukan hal itu terhadap mamaku.

    Cerita Sex Anak Biadab
    Cerita Sex Anak Biadab

    Ngocoks Kejadian itu terjadi sekitar liburan pertengahan semester. Saat itu teman-teman sekolah ku sedang bermain kerumahku, Anto dan Rendy adalah dua sobatku yang paling dekat dengan ku, mereka berdua mampir main kerumahku karena kebetulan hari libur sekolah.

    Aku sedang dirumah dengan mamaku, sementara adik ku keluar kota ketempat saudaraku di bandung, papaku kebetulan dinas di luarkota selama 2 minggu. Praktis cuma ada aku dan mamaku yang berada dirumah.

    Ding..dong….

    Bel rumah berbunyi, aku yang sedang bermain game dikamarku langsung berdiri dan berjalan kepintu rumah untuk membuka pintu, ternyata sobatku Rendy dan Anto.

    “Lo ga kemana2 ndre? kebetulan nih, gw dan anto lewat sini, sekalian aja mampir..” Rendy langsung nyerocos.

    “Gak, lagi males” jawabku sekenanya.

    “Gw ada koleksi baru nih” katanya sambil mengeluarkan dua keping vcd porno dari dalam tas nya.

    “Busehh.. Gila lo, jngan sembarangan ngeluarin vcd, ntar nyokap gw ngeliat bege”

    “Emang nyokap lo di rumah?“ timpal Anto

    “Iye, lagi masak di dapur” jawabku.

    “Wkwkwk sorry bre, kaga tau gw” Jawab Rendy.

    “Yaudeh masuk sini”

    Rendy dan Anto pun masuk ke dalam, dan kami bertiga langsung menuju kamar ku.

    Disana Rendy langsung memasang VCD porno itu di komputer ku. Aku gak peduli dan lebih memilih main hp di kasur.

    Adegan demi adegan yang kulihat dengan melirik ke arah layar komputer terpampang dalam video itu, membuat kontol kami bertiga bener2 ngaceng, apalagi pada saat adegan dimana menceritakan pemerkosaan yang dilakukan seorang pemuda berandalan terhadap perempuan setengah baya.

    Dimana perempuan tersebut yang awalnya menolak dan berusaha berontak tapi tiba-tiba menjadi teransang dan menikmati sodokan demi sodokon kontol pemuda berandalan tersebut.

    Sekilas kuperhatikan dibalik celana dua sobat gw tersebut kontol mereka udah pada ngeceng termasuk kontol gw.

    “Wah,, Gile juga tuh tante, diperkosa malah keenakan” komentar Rendy.

    “Gimana ya, rasanya ngentot tante-tante, kayanya enak banget, pengalaman nya tinggi, he..he..” timpal Anto.

    “Wkwkwk.. cari aja open BO yg STW, lu rasain sendiri” Jawab ku.

    Lalu aku hanya diam, sambil tetap konsentrasi menikmati adegan tersebut, sekilas terlintas dalam pikiran ku tubuh mamaku, tidak jauh beda dengan tubuh perempuan yang ada pada film tersebut.

    Pikiran nakal tersebut berkembang menjadi imajinasi, namun tentu saja aku tidak berpikir untuk benar-benar melakukannya, gila aja ngentot dengan mama sendiri,.

    Lalu tiba-tiba Rendy berkata “ndre, gw pengen ke kamar mandi,”

    “Kamar mandi gw di belakang, ngelewatin dapur, ntar lo lurus aja”

    Rendy bangkit, untuk kekamar mandi..

    Namun setelah berselang 30 menit, Rendy tidak juga balik ke kamar ku, aku tidak menaruh perasaan apa2, mungkin si Rendy melakukan masturbasi karena tidak tahan setelah menonton adegan video porno, pikirku.

    Tidak berapa lama aku pun berniat menuntaskan nafsu ku ini, tentu saja tujuanku adalah kamar mandi untuk melakukan masturbasi, karena udah terlanjur sange ngeliatin video yg di setel di komputer ku itu.

    Namun niat ku seketika urung, ketika melewati ruang tamu yang berhadapan dengan dapur. disana, dibalik lemari yang membelakangi dapur kulihat sobatku sedang mengintip mama ku yang sedang memasak, dengan posisi duduk, mengangkang, serta daster mama yang tersingkap hingga ke pangkal paha.

    Sehingga terlihat paha putih mulus mama, dengan jarak antara lemari ruang tamu dan dapur yang cuma satu meter, sehingga dapat dengan jelas terlihat pemandangan yang sangat menggairahkan tersebut.

    Sobatku Rendy nampak sedang serius mengendap dan memperhatikan selangkangan mamaku, sementara celana jeans dan celana dalamnya sudah melorot sampai ke paha, tangan kanan nya sibuk mengocok kontolnya, membayangkan menyetubuhi mamaku mungkin.

    Mamaku tidak menyadari kalau di samping nya ada yang mengintipnya. Karena sedang sibuk memotong bawang. Aku yang menyadari hal tersebut awalnya kaget bercampur marah, ingin ku tonjok seketika sobat ku tersebut, namun takut nanti akan membuat mama mengetahui dan akan membuat suasana gaduh.

    Maka kubiarkan dahulu, aku ingin tahu sejauh mana tindakan Rendy selanjutnya. Namun aku kembali teringat akan imajinasiku tadi, membayangkan tubuh mama telanjang dan ada yang menyetubuhinya, membuat nafsuku bertambah, dan tetap membiarkan perbuatan sahabatku ini yg sedang mengintip paha mamaku sendiri.

    Mamaku tidak menyadari kalu dirinya sedang diintip,sehingga dia masih tetap konsentrasi dengan memasaknya,

    “Ouhhh..akhhh….”

    Kudengar erangan kecil dari suara Rendy seiring muncratnya cairan sperma nya, bahkan sampai muncrat ke lengan baju mamaku!!!!!!

    Seketika mamaku menoleh, dan alangkah terkejutnya dia ketika menyadari bahwa temanku Rendy dengan keadaan setengah bugil dan kontol mengacung tegak, masih dengan tetesan sisa sperma tengah berdiri tidak jauh dari tempat nya, spontan mama ku berdiri dan marah dengan gerakan hendak menampar temanku Rendy.

    “Apa-apaan ini?!!!!! Kurang Ajarrr!!!!” sahut mamaku sambil melayangkan tamparan.

    Temanku Rendy reflex menyambut tangan mama dan berusaha untuk menahan amarah mamaku, sambil berujar,

    “Maafin saya tante, saya gak bermaksud kurang ajar” Sambil terus memegangi kedua tangan mamaku yang hendak menampar dia.

    Sambil berusaha menenangkan mamaku, Rendy berusaha untuk menutup mulut mamaku agar tidak menimbulkan kegaduhan, karena takut kedengaran olehku dan Anto.

    “Lepasin!!” mamaku berkata,

    “Tante, plis maafin Rendy, ntar ketahuan Andre,” Ujarnya ketakutan bila diketahui olehku.

    Sambil berkata Rendy tetap menahan tangan dan mencoba menutup mulut mamaku. Sedangkan celana dan celana dalamnya masih dalam keadaan belum terpasang kembali, sehingga keadaan tersebut menimbulkan gesekan2 dengan tubuh mama yang masih saja meronta.

    Kondisi ini membuat Rendy kembali bernafsu, pikiran sehatnya serta merta hilang, dia sudah kehilangan kendali, tidak peduli perempuan yang sedang digumulinya ini adalah mama temannya sendiri.

    Gerakannya sekarang berubah menjadi agresif dan dengan cekatan mulutnya langsung melumat bibir mama, tangannya menggerayangi dada mamaku sembari meremas.

    Mamaku kaget bercampur marah berusaha berontak, dengan cara menendang dan mendorong tubuh Rendy, namun tenaganya jelas kalah dari seorang laki-laki yang sedang di liputi nafsu.

    Tubuh Rendy sekarang dalam keadaan mengunci dengan tangan dan kaki menyilang tubuh mama, perlahan didorongnya tubuh mama mundur hingga sampai kesudut dapur, mulutnya membekap, melumat dengan nafsu, berusaha mencari lidah mama.

    Memainkan lidah didalam rongga mulut mamaku, tangannya berusaha masuk kedalam baju mamaku, mencari payudara, setelah dirasakannya benda kenyal, maka diremas dan di pijitnya dengan lembut susu mamaku dengan gerakan teratur.

    mamaku terus mendorong tubuh Rendy agar menjauh, namun tetap kalah oleh tenaga Rendy yang jauh lebih kuat.

    “Rendy…emmhhpp… Cukup!! Saya laporin polisi kamu,, ehmmpp..…” Gertak mamaku.

    Rendy nampaknya sudah tidak peduli dengan kata-kata mama ku, bahkan semakin berani, nampaknya dia tahu kelemahan mamaku, dengan cara menjilat kuping mama, sembari tangannya berusaha menyingkap rok mama dan masuk kedalam celana dalam mama.

    Jarinya langsung menyentuh memek mamaku, terbukti jurus tersebut ampuh, dan membuat mama mengendorkan perlawanan walau tetap saja masih meronta-ronta.

    “Ahhh…… Ssshhhh,…. CUKUP!!!!”

    Lalu direbahkannya mamaku dilantai dapur, dengan tidak membuang kesempatan, takut mamaku berubah pikiran, Rendy langsung melucuti baju serta BH yang dikenakan mama, sehingga terpampanglah payudara yang indah milik mama, dijilat dan dihisapnya dengan rakus dada mama, setelah puas.

    Ditariknya celana dalam mama hingga mama telanjang BULAT dan membuat Rendy benar-benar nafsu menyaksikan tubuh telanjang mamaku yang putih, seksi, tergolek pasrah seakan menantang untuk diarungi.

    Sementara aku yang menyaksikan dari kejauhan semakin lama semakin bernafsu dan penasaran bagaimana kelanjutan dari aksi sahabatku ini, tiba-tiba Anto sahabatku yang satu lagi menepuk pundakku dari belakang,sambil berkata.

    “Si anjir gua cariin malah bengong disini, bagi minum dong gw”

    Aku langsung membekap mulut si Anto sambil berucap pelan.

    “Sssttt…diem, jangan berisik, gw lagi ngintip si Rendy, sialan banget dia, lagi ngerjain nyokap gue..,”

    “hah…yang bener lu?” Sambil berkata Anto langsung mengambil posisi mengintip seperti yang aku lakukan, wajahnya tampak merah padam seketika, antara kaget, heran dan nafsu,,

    “Sssttt…lo liat aja,ga usah komen” aku langsung memotong ketika dia hendak berujar..
    Anto terdiam tak berkata apa.

    Rendy terlihat masih merangsang mamaku dengan mengigit gigit ujung payudaranya. Tampaknya mamaku risih ketika Rendy menjilat ujung putingnya yang coklat itu.

    ”ahhh..sshh…stop Rendy!!!! aaahh…..” ,

    Tampaknya dia menggelinjang hebat ketika putingnya digigit dan dijilati sahabatku ini, lalu jilatan buas Rendy makin lama semakin kebawah hingga mencapai gundukan kemaluan mama yang sangat indah.

    Mamaku kini telentang di lantai dapur dengan kedua kakinya terlihat menjulur di lantai, sehingga bagian bawah tubuhnya yang sedang menjadi sasaran jilatan Rendy.

    Rndre mengambil posisi berjongkok di lantai diantara kedua paha mamaku yang telah terbuka lebar. Rendy memang hebat, lidahnya panjang dan kasar sehingga dengan cepat mamaku mengelepar.

    “aaahh… Rendy,…stoppp….ssshhh….sadarr renn…. Sadarr… Ahhhh ”

    Mamaku nampaknya semakin terangsang,
    Dengan tangannya yang gemetar dia menyentuh kepala Rendy.

    Rendy lalu bangkit dengan melepas celana dalamnya yang tadi memang sudah terlepas sebagian ,. Dan!!! Alangkah terkejutnya mamaku, sambil melotot kearah kontol sahabatku ini.

    Betapa tidak, dengan diameter 6cm dan panjang hampir 25cm, warna nya yang hitam kecoklatan serta urat nya yang menonjol seakan melambangkan keperkasaan pria, sangat besar juga untuk ukuran orang indonesia.

    Tampaknya mamaku bergidik juga membayangkan kontol sebesar itu masuk dan menerobos kemaluannya yang kecil. Aku kuatir nanti mamaku pingsan oleh terjangan kontol si Rendy.

    Sementara aku menyaksikan sambil meremas kontolku sendiri, kulihat mamaku mencoba berdiri dan mendorong Rendy sambil berkata.

    Mama : “Gak.. Gak.. Cukup!!,, Rendy, ini udah kelewatan..”

    Mama : “Perbuatan kamu udah terlalu jauh..”
    *sambil mencoba duduk dan mengambil daster yang tergeletak di samping nya

    Rendy : “Tante, pliss.. sekali ini aja, aku ga akan ngelakuin ini lagi” pinta Rendy sambil berjongkok dan mendekati mama.

    Mama : “CUKUP!! Kita gabisa lakuin ini lebih jauh… Tante masih tolerir kamu meraba-raba tubuh Tante.. Tapi untuk hal itu, GAK!!!!”

    Rendy : “Plisss Tante” sahut Rendy sambil mendorong mama hingga terlentang, dan membuka kedua kaki mamaku.

    Mama : “RENDY!!!! CUKUP!!!!!!!” Gertak mama sambil memukul dada Rendy

    Rendy tersenyum penuh kemenangan merasa telah berhasil menaklukkan mamaku.

    “Gak apa-apa tante, saya jamin tante akan puas.” ucapnya.

    Lalu Rendy memegang penis raksasanya itu, serta mulai di usap-usapkan dengan lembut di belahan bibir memek mamaku yang sudah sedikit terbuka, Ujung kemaluannya yang kasar menggosok gosok klitoris mamaku!!

    Sengaja Rendy menggosoknya cukup lama agar mamaku bisa melihat kemaluannya yang besar. Dan memang benar mamaku dengan mata yang terbelalak melihat ke arah kontol Rendy yang dahsyat itu, sedang menempel pada bibir memeknya.

    Kedua tangan mamaku kelihatan mencoba menahan badan Rendy dan badan mamaku terlihat agak melengkung, tampaknya dia kawatir kalau kesakitan…

    Akan tetapi dengan tangan kanannya Rendy tetap menahan pantat mamaku dan tangan kirinya tetap menuntun penisnya agar tetap berada pada bibir memek mamaku sambil mencium telinga kirinya, terdengar Rendy berkata perlahan.

    “Tante…, saya gosok gosok dulu yaa…biar enak….ok? hmm gimana..enak yaa…, kalo masukin sekarang gimana?…, boleh ya?”

    Entah apa yang mau dikatakannya, dengan pandangannya yang sayu menatap ke arah kemaluannya yang sedang didesak oleh penis raksasa Rendy itu, air mata tiba-tiba keluar dari mata nya yang sayu dan mulutnya terkatup rapat seakan-akan menahan debaran jantungnya. ”

    Bisiknya : “Plisss… Jangan…” Mamaku memohon sambil menangis.

    Sambil terus menangis dan berbicara sayu, mama kembali memohon kepada Rendy.

    Mama : “Tante tau, kamu sedang dilanda nafsu, Rendy…. Tapi pliss, jangan ngelakuin ini ke Tante …” Sambil air mata mamaku terus mengalir.

    Mama : “Ini daerah kehormatan tante Ren, , Plisss…. Jangan”

    Mama : “Jangan masukin, Tante mohon” .. Pelan2 sambil mendorong badan Rendy dan menjauhkan kontol Rendy yang menempel di kemaluannya.

    Dengan singkat Rendy menjawab..
    “Maaf tante… sekali ini aja kok”

    Rendy tanpa menunggu lebih lama lagi, segera menekan kontolnya ke dalam lubang memek mamaku yang telah basah itu, biarpun kedua tangan mamaku tetap mencoba menahan tekanan badan Rendy….. Mungkin, entah karena tusukan penis Rendy yang mendesak desak atau karena ukuran penisnya yang sangat besar, langsung saja mamaku berteriak merintih rintih.

    “Aaahhh….Sssshh ……aahh.”, terdengar rintihan dari mulutnya dengan wajah yang agak menegang mungkin juga menahan rasa kesakitan. Kedua kaki mamaku yang mengangkang itu terlihat gemetar. Kepala kontol Rendy yang besar itu telah terbenam sebagian di dalam memek mamaku.

    Kedua bibir kemaluannya menjepit dengan erat kepala kontol Rendy, sehingga belahan kemaluan mamaku terlihat terkuak membungkus dengan ketat kepala kontol Rendy. Kulihat kedua bibir kemaluan mamaku tertekan masuk begitu juga clitoris mamaku turut tertarik ke dalam akibat besarnya kontol sahabatku ini.

    Dan pada akhirnya,, moment terberat bagiku. Yaps betul, yakni mamaku… yang biasanya di hormati ketika teman2 ku main ke rumah… Harus menerima kenyataan bahwa kini kemaluan nya yang menjadi daerah privasi dia sedang di setubuhi oleh kontol dari teman anak nya sendiri.

    Sakit hati dan tangisan kecil terlihat dari ekspresi wajahnya, bagaimana tidak….. ketika merasakan alat kelamin dari teman anaknya kini berada di dalam memeknya.

    “Gimana? Tante??…Nikmati aja…yaa… sshhh…. ouhhh…”

    Bisik Rendy dekat telinganya…mamaku hanya mendesah sesekali menggigit bibir nya sendiri menahan perih bercampur nikmat. mamaku mulai merintih dan meracau…padahal kemaluan Rendy baru keluar masuk sebagian saja.

    Dan tanpa menunggu jawaban mamaku, segera saja Rendy melanjutkan tekanan kontolnya ke dalam lubang memek mamaku yang terhenti itu, tetapi kali ini kocokannya dilakukannya dengan lebih cepat.

    Secara lembut tapi pasti, kontol raksasa itu menguak dan menerobos masuk ke dalam sarangnya. Ketika kontol Rendy telah terbenam hampir setengah di dalam lubang memek mamaku, terlihat dia telah pasrah saja dan sekarang kedua tangannya tidak lagi menahan badan Rendy, akan tetapi sekarang kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada bahu Rendy.

    Rendy menekan lebih dalam lagi, kembali terlihat wajah mamaku meringis menahan sakit dan nikmat, kedua pahanya terlihat menggeletar, Rendy meneruskan saja tusukan kontolnya

    “aahhh…tante…..”, makin lama tusukan kontol Rendy semakin cepat, pantatnya menghentak dengan kuat sehingga membuat tubuh mama bergoyang dengan keras.

    Pada saat yang bersamaan terdengar keluhan panjang dari mulut mamaku.

    “Aduh……..aagghhhh…..stopp… rendyy… stooopppp…ssshhhh…. ahhhhhh”.
    Sambil kedua tangannya mencengkeram semakin kuat kebahu Rendy dan badannya melengkung ke depan serta kedua kakinya terangkat ke atas menahan tekanan kontol Rendy di dalam kemaluannya.

    Rendy mendiamkan kontolnya terbenam di dalam lubang memek mamaku sejenak, merasakan kehangatan memek mamaku serta kedutan seakan dipijit oleh saraf-saraf kemaluan mamaku, agar tidak menambah sakit mamaku, dia bertanya lagi.

    “Tante.., sakit…, yaa? Tahan dikit yaa, saya goyang pelan pelan kok ..sebentar lagi akan terasa nikmat …dijamin deh …!”, bisiknya ditelinga mamaku.

    Mamaku dengan mata terpejam hanya menggelengkan kepalanya sedikit seraya mendesah panjang.
    “aagghh.. renn…sudah….aduhh… sudahhh please.. tante lagi subur renn.. please… cukupp”.

    Kulihat air mata mulai menetes lagi di sudut matanya. Cepat cepat lalu Rendy menciumi payudara mamaku dengan ganas. Terlihat pantat Rendy kembali bergerak dengan cepat naik turun, sambil badannya mendekap tubuh mungil mamaku dalam pelukannya.

    Semakin lama semakin cepat….terkadang batangnya dikeluarkan dari memek mamaku, kemudian dihunjamkannya lagi. Membuat mamaku melenguh dan merintih berkepanjangan.

    Tak selang lama kemudian terlihat badan mamaku bergetar dengan hebat dari mulutnya terdengar keluhan panjang.

    “oohh…, ssshh.. .,ahhhhh..! Sayaa..akhhh..sayaa….keluarrr…sshhh…oohhh”.
    Kedua kaki mamaku bergetar dengan hebat, melingkar dengan ketat pada pantat Rendy, dengan mata yang membeliak dan tubuh menghentak hentak mamaku mengalami orgasme yang hebat dan berkepanjangan.

    Selang sesaat badan mamaku terkulai lemas dengan kedua kakinya terjulur lemas dilantai. Mamaku sekarang terlihat tergolek lemas pasrah disetubuhi dengan ganas oleh temanku itu, Dengan tersenyum Rendy tetap melakukan goyangan goyangan memutar dengan lembut , kali ini dia tidak menekan, .aah, suatu pemandangan yang sangat erotis sekali.

    Kemudian Rendy mulai melepaskan dirinya dan bergeser ke samping, dan meyuruh mamaku menungging, nampaknya dia ingin DOGGYSTYLE !!

    Mamaku nampak dipaksa mengikuti kemauan Rendy dan berbalik mengambil posisi menungging, Rendy nampak semakin nafsu menyaksikan mamaku dalam keadaan menungging sehingga memperlihatkan belahan pantat dan memek mama sekaligus, serta merta dia mengarahkan kontolnya ke memek mamaku, dan menghujam sedalam-dalamnya sambil memompa keluar masuk ..

    “Ahhh…ssshhh…. Berhenti….sshhh..ohhhhh..”
    Mama kembali mendesah ketika di genjot Rendy dari belakang

    “Tanteee….ohhh… Enakkk tann….sshhh…..”

    “Ahhh.. plisss ren…. shhh…udahhh… ouhhhh.. sayaaa keluarrrrr……… Ahhhhhhhh….” Tubuh mamaku sekali lagi mengejang, diiringi leguhan panjang.

    “Keluarkann tantee…. Ohhhh… Keluarkann…sshhhh….” Desah Rendy sambil memompa lebih cepat.

    Dengan satu sodokan keras dia cabut kontol nya keluar dari memek mamaku dan pada saat bersamaan cairan spermanya menyembur keluar dengan deras di atas punggung mamaku. badannya tehentak-hentak merasakan kenikmatan orgasme di atas badan mamaku.

    Sementara cairan hangat sperma nya masih terus membasahi punggung mamaku, tiba-tiba badan mamaku juga bergetar dengan hebat diikuti lenguhan panjang keluar dari mulutnya. sumber Ngocoks.com

    “…aagghh…aahhh …!”, Saat bersamaan mamaku kembali mengalami orgasmenya dengan dahsyat kali ini untuk yang ketiga kali.

    Dengan sisa tenaganya Rendy berbaring di samping mamaku dan sambil berujar pelan

    “Tante, maafin Rendy”

    Mamaku masih terdiam, menunduk, dengan keadaan masih menungging, dan nafas tersengal-sengal… Lalu perlahan ia menengok kan wajah ke arah Rendy, dan…

    PLAKKKKKKK………..

    Satu tamparan keras menghantam pipi Rendy. Spontan Rendy duduk dan bicara

    “Tante, maaf…. Aku ga sengaja tan, aku gabisa nahan” Sambil memasang wajah memelas

    “Nekat kamu ya!!” Mamaku bicara dengan nada yang tinggi

    “Kamu tuh bisa saya laporin polisi!!”

    “Jangan Tante, maafff… Maafin saya… Saya kebawa suasana Tante… Maaf” Tampak Rendy menunduk.

    “Kamu sadar apa yang kamu lakuin? Kamu sadar gak hah!!!!!!” Gertak mamaku

    “Iya Tante, maaf….. Ga akan saya ulangi lagi” Rendy masih menundukan kepala

    “Kalo saya gainget kamu temen deket anak saya…. Udah teriak kenceng saya tadi”

    “Maaf tante…beneran maaf”

    “Kamu ngerti gak sih? Kalo tadi kamu keluarin sperma kamu di dalam, terus tante hamil… Bisa di penjara kamu!!!” Amarah mamaku, yang sebenernya memang takut kalau si Rendy mengeluarkan sperma di dalam memek nya. Untung nya Rendy masih bisa mengontrol diri dan mengeluarkan nya di punggung mamaku.

    “Jangan laporin tante, saya bener2 minta maaf dan gak ngulangin lagi” Jawab Rendy lemas

    Tanpa menggubris omongan Rendy, mama langsung mengambil pakaian dan memakai semua pakaian nya.. Lalu mamaku berdiri, dan beranjak menuju kamar sambil berkata kepada Rendy.
    “Kali ini saya tolerir,, lain kali awas kamu” dan mamaku berlalu pergi.

    Aku melihat Rendy kemudian bangun dan memakai baju celana nya lagi, terlihat ekspresi panik di wajahnya..

    Melihat Rendy sudah mengenakan pakaian nya, aku dan Anton langsung segera kembali masuk ke kamar agar tidak terlihat oleh Rendy.

    Didalam kamar, aku dan Anton saling diam dan bermain handphone, gak lama kemudian Rendy membuka pintu dan masuk ke kamar.

    Basa basi, aku bertanya ..
    “Lama amat lu, berak nya di siram jangan lupa”

    Namun ekpresi wajah Rendy masih terlihat panik, dan mungkin dia pura-pura gak kejadian apa-apa, dan menjawab.

    “Auuu nih, mules bat perut gw… Kebanyakan sambil keknya semalem”

    Aku dan Anton saling menatap dan tersenyum kecil, karena mengetahui kebullshitan nih anak..

    Gimanapun, aq merasa marah, cemburu, kesal, penasaran, dan nafsu bercampur jadi satu… Tapi aku tetap menahan emosi ini.
    Gak lama kemudian Rendy dan Anton pun pamit untuk pulang,, dan aku mengantar mereka sampai gerbang depan.

    “Ndre, Cabut dlu gua….” Pamit Anton yang ditimpal Rendy juga
    “Iye, balik dulu ndre”

    “Iye, ati2 lu pada” Timpal ku kemudian.

    Dikamar aku merenung, kenapa bisa aku diam saat ngeliat nyokap di setubuhi temen ku sendiri. Ada dilema yang aku rasakan pada saat itu. Dan aku tetap menahan emosi atas kejadian menyakitkan hari ini.

    Sialnya, mimpi buruk ini gak berakhir sampai disini aja..

    Bersambung…

    1 2
  • Tukang Plafon

    Tukang Plafon

    Cerita Sex Tukang Plafon – Nama gw reyhan biasa dipanggil rey,, umur gw 24 tahun, tapi diantara teman sepantaranku di kampung hanya aku yg belum nikah, sedangkan teman2ku sudah ada yg punya 2 anak. padahal gw gk jelek2 amat buktinya gw sudah ada kali 4 kali putus sama mantan pacar gw, mungkin belum waktunya kali, tapi kuping juga harus terbiasa sama celetukan2 tetangga yg sering tanya kapan nikah.

    Gw akui klo ukuran kontol gw gk terlalu besar cenderung ke kecil, krn ada mantan gw yg bilang klo kontol gw mungil atau ia sudah sering di tusuk sama kontol yg lebih besar dari punya gw. sehari hari aku bekerja bangunan sbg tukang cat atau pasang plafon.

    Suatu hari juraganku menyuruhku ngecat rumah temannya tapi diluar pulau,aku menolaknya tapi dia bilang klo aku disuruh borong dan harganya dua kali lipat dan dapat tiket pulang pergi.

    Juraganku merasa gak enak sama temannya karena katanya ia dulu dimodali sama temannya ini,akhirnya aku berangkat saja toh harganya sangat bagus dan dapat tiket pulang pergi.

    Cerita Sex Tukang Plafon
    Cerita Sex Tukang Plafon

    Ngocoks Sesampainya dibandara aku dijemput oleh temannya juraganku,sebelum sampai dirumahnya aku diajak makan disebuah depot. setelah itu kami menuju lokasi rumahnya terletak disebuah perumahan yg cukup elite, dan rumahnya cukup besar.

    Sepertinya baru jadi tinggal catnya saja yg belum.aku juga sudah ditransfer setengah dari harga kesepakatan sisanya nanti jika sudah selesai dilunasi.dirumah itu sudah disediain beras, mie instan dan telur untuk makanku. lumayan jadi gak keluar uang makan. ia pamit kerena mau ada urusan katanya.

    Sudah dua minggu aku bekerja sendiri,karena ini hari minggu aku gak kerja karena capek juga, aku lalu keluar jalan2,tentunya pakai sepeda motor milik tuan rumah yg disediakan buatku jika ingin keluar cari apa2. karena aku tak tahu jalan dan daerah sini aku gak terlalu jauh perginya.

    Setelah bosan aku lalu putuskan kembali saja.sesampainya didepan pos jaga aku lalu duduk2 dgn pak satpam,kubelikan sebungkus rokok untuk dia.kami ngobrol supaya akrab meski aku agak susah mengerti dgn logatnya.hingga ia tanya apa masih lama kerjaanku disini,,aku bilang mungkin masih satu bulanan bisa lebih.

    Ia tanya apa aku gk butuh teman untuk membantuku,soalnya keponakannya lagi nganggur dan biasanya ia juga kerja diproyek sbg tukang cat juga.setelah aku tanya berapa gaji pekerja proyek disini dan ternyata lebih rendah dari didaerahku,maka aku ia kan permintaannya,kusuruh besok bisa langsung kerja.

    Esoknya pak satpam datang kerumah dgn keponakannya,ternyata masih muda mungkin seumuran denganku.namanya Kayat,nama yang asing ditelingaku,tapi anaknya baik,cekatan dan kerjaannya juga rapi.

    Aku suruh saja ia nginep disini karena katanya rumahnya cukup jauh,,klo lapar makan saja yat,,tu telur sama mie instannya ada di lemari dapur,,jangan sungkan2 sama gw,,ia bang terima kasih,,biasa saja kali justru aku senang punya teman disini.

    Sudah hampir dua minggu kayat bekerja denganku,kami juga sudah akrab jika ngobrol,termasuk cerita2 tentang cewek dan ternyata aku baru tahu klo ia sudah nikah dan punya anak satu yg masih kecil.

    Suatu saat waktu aku kencing aku lupa tutup pintu kamar mandi,dan kayat tiba2 masuk,,ia melihat ukuran kontolku sambil menahan tawa,,maaf bang aku gak tahu klo ada abang,,ia lalu keluar.anjir lagi2 aku dibuat minder dgn ukuran kontolku.

    Setelah selesai bekerja sore hari saat sedang santai kami nyantai di taman belakang rumah sambil minum kopi dan menghisap rokok

    A : yat tadi kau kamar mandi,kau menertawakan ukuran kontolku ya?

    K : eee,,enggak bang,,sumpah

    A : gak usah pakai sumpah2 deh,,nanti kamu mandul gak bisa bikinin adek buat anakmu loh

    K : ya kejam amat bang

    A : berarti bener??

    K : abang gk pingin punya abang tambah besar dan panjang

    A : lah punyamu segede apa?

    Ia lalu memperlihatkan kontolnya,,anjingg gede banget punya nih anak “batinku.

    A : apaan sih lu,,kau kira gw homo apa

    K : ( memasukkan kembali senjatanya ) tadi abang mau tahu,,klo abang mau aku bisa anterin abang buat gede in tu burung,,emang puas cewek dgn ukuran segitu??

    Anjing nih anak omongannya “batinku,,tapi bener juga sih,mantan2ku dulu sepertinya biasa2 saja ekspresinya klo ngentot

    A : gak ah,,nanti malah gak aman buat kesehatan

    K : gak aman gimana bang,,kan caranya tradisional,,gak pakai obat2an kimia

    A : (kayanya boleh dicoba nih) memang bisa permanen dan bikin kuat gak yat??

    K : pasti permanen bang,,abang klo ngesek berapa lama biasanya??

    A : ya normal nya lah yat ,10 menitan

    K : wkwkwkwk,,cuma segitu

    A : lah kamu emang berapa lama??

    K : nanti abang buktikan sendiri saja,,gimana bang??

    A : boleh lah yat minggu besok saja gimana??

    K : oke terserah abang,,tapi berangkatnya sabtu saja,,nanti mampir kerumah biar abang tahu rumah aku,kan abang sudah aku anggap saudara sendiri,,masa gk mampir kerumah

    A : terserah kamu lah

    Sabtu sore pukul 3 aku suruh kayat beres2,setelah mandi dan menutup semua pintu aku lalu menitipkan kunci ke pos satpam.kebetulan paman kayat yg jaga.ia memboncengku karena ia yg hafal jalan,hampir sejam kami berkendara tapi belum sampai,malab sekarang jalan yg kami lalui adalah hutan dan jalannya gk beraspal lagi untuk gk musim hujan jadi gak becek.

    A : yat masih jauh??

    K : mungkin sejam lagi bang

    A : hah,,kamu gak kesasar kan?

    K : ya gak lah bang,,aku kan orang sini

    A : jangan2 kau ingin celakain aku yat??

    K : ngomong apa sih bang,,kan abang sudah aku anggap saudara sendiri

    A : terserah lu lah yat,,eh tapi klo ada warung berhenti dulu yat,,kita makan

    K : wkwkwk,,,ini tengah hutan bang,,bukan tengah kota

    Setelah menahan lapar dan pantat terasa panas,akhirnya aku sampai dirumah kayat.

    K : deket kan bang??

    A : dekat pala lu,,pantat kaya kobong nih

    Rumahnya terbuat dari kayu dan berbentuk rumah panggung.aku dipersilahkan masuk olehnya.ia lalu menggendong anaknya yg kira2 berusia 2 tahunan.dalam hati aku merasa iri dngannya karena bisa berbahagia dgn keluarganya.aku juga diperkenalkan dgn istri dan orang tuanya mereka sangat baik kepadaku.

    Esoknya setelah mandi aku duduk2 didepan rumah.istri dan ibu kayat keluar sambil ngegendong anaknya ia mau pergi kepasar sekaligus kerumah saudaranya

    A : yat istri kau bisa naik motor??

    K : bisa bang,,kenapa??

    A : tu suruh bawa motor saja kasihan klo jalan kaki apalagi gendong anak lu

    K : gak usah bang

    A : sudah nih kuncinya

    Aku juga beri 2 lembar uang seratus ribu buat beli bensin dan tambah2 buat belanja

    K : bang sekarang??

    A : apanya??

    K : ya elah,,tu kontol masa dari kecil cuma segitu saja

    A : anjirrrr,,kau ya,,emang dimana rumahnya tu orang bisa gedein kontol??

    Tiba2 ia panggil bapaknya,,hal itu sontak membuatku kaget dan malu

    A : hey kenapa kau panggil bapak kau,malu tahu

    Selang beberapa lama bapaknya kayat yg benama pak abuy keluar

    P : ada apa yat??

    K : ini pak,,bang ray burungnya minta dibesarin,,,wwkwkk

    A : apaan sih kau yat

    P : bener nak rey

    A : ii,,,iya pak,kataku sambil malu2

    P : gak usah malu2 nak,,sebentar bapak ambil peralatannya dulu

    A : yat jadi bapak kau sendiri??

    K : iya bang,,tenang saja bapak sudah ahlinya disuku kami dan hanya kepala suku yg mampu melakukan itu

    A : hah,,, kepala suku??

    K : iya bang,,bapakku adalah kepala suku disini

    Dari dalam pak aboy keluar sambil membawa sebuah tas yg terbuat dari rotan

    P : ayo nak?

    A : kemana pak,,disini??

    P : ya gk lah kita ke goa yg tak jauh dari sini,,yat kau jaga rumah ya??

    A : iya pak

    Kami berjalan mengusuri jalan setapak,tak jauh memang goa itu dari rumah kayat mungkin 10 menitan sudah sampai

    P : sekarang buka semua pakaian nak rey??

    A : hah

    P : nak rey jangan takut,,meski kami orang2 pedalaman,,tapi kami punya budi pekerti

    A : baik pak

    Pak abuy mengeluarkan alat2 dari dalam tas,dan aku melepas semua pakaianku hingga telanjang

    P : hihihi,,kecil kali burung kau nak,,tp tenang sebentar lagi punyamu akan berubah,,sekarang kau pilih,,kau ingin seberapa besar ukuran burungmu

    Pak kayat menyuruhku memilih salah satu dari 4 buah batang kayu yg bentuknya mirip kontol tapi bolong dibagian tengahnya,,ukurannya dari yg terkecil kira2 15 cm sampai yang paling panjang sekitar 21 cm tapi besar semua benda itu hampir sama kira2 berdiameter 7-8 cm.karena aku selama ini minder dgn ukuran kontolku maka aku pilih yg paling besar

    A : yang ini saja pak yg paling besar

    P : hehehe,,yakin nak??

    A : gak apa2 nak,,ya sudah sekarang nak rei tidur diatas batu itu

    Kemudian pak abuy memijat disekitar paha dan selakanganku menggunakan minyak yg baunya menyengat tajam di hidung,,belum lagi pijatannya yg cukup sakit sehingga aku berteriak,,untung saja tempatnya jauh dari keramaian.setelah memijit pak abuy mengikat tangan dan kakiku ke empat penjuru sehingga aku terlentang dan kedua kakiku mengangkang lebar

    A : pak kok pakai diiket segala pak??

    P : klo tak di ikat nanti nak rey akan melepas alat yg bapak pasang,,dan itu akan gagal

    Kemudian pak abuy membungkus kontolku dengan daun yg tak kutahu jenisnya,,ada ia juga melumuri bagian dalam kayu yg berbentuk kontol itu kemudian ia memasukkan kontolku kelubang alat itu dan mengikatnya agar tak terlepas

    P : nak nanti rasanya akan terasa sakit dan panas,,nak rey boleh berteriak,,tenang gak ada yg mendengar nya

    A : berapa lama pak??

    P : mungkin sekir 45 menitan,,sekarang bapak akan keluar cari ramuan buat nak rey minum,,tenang tempat ini aman

    A : baik pak

    Pak abuy keluar dari goa lalu menutup pintu goa yg terbuat dari bambu anyaman,sepuluh menit kemudian kontolku mulai terasa hangat,,rasanya semakin panas dan sakit,,puncaknya sekitar menit 30 keatas rasanya sangat panas,

    kKontolku rasanya seperti terbakar,,dan juga sakit seperti digigit hewan buas,,aku berteriak sangat keras,,,bahkan aku sampai pingsan.saat tersadar pak abuy sudah kembali,meski ikatanku sudah terlepas tapi tenagaku lemah sekali

    P : sudah sadar nak??

    A : aarrghh,,sakit dan panas pak

    P : tenang nak,,semua sudah selesai dan berhasil,,lihatlah burungmu sekarang

    Aku kaget melihat ukuran kontolku yng berubah sangat drastis,,kontolku sangat besar dan panjang

    P : minumlah ini nak biar energimu kembali lagi

    Selesai minum,perlahan tenagaku mulai pulih

    P : gimana kamu puas nak??

    A : ia pak,,aku sangat senang,,berapa aku harus bayar semua ini pak??

    P : sambil tersenyum ia berkata ” gak usah bayar,,kamu sudah baik dgn anak bapak dgn memberi pekerjaan,,itu sudah sangat lebih dari cukup

    Lalu kami kembali kerumah,dan dirumah kayat tetap saja membulyku

    K : sudah selesai bang??cepat cari wanita,,buat apa besar klo dianggurin

    A : anjing kau

    K : wkwkwkk

    Esoknya kami kembali ke tempat kerja,,dan waktu terus berputar dgn cepat,rumah yg aku kerjakan hampir selesai,dan sore itu ada orang yg ingin rumahnya dicat ulang,,krn mungkin 3 hari lagi aku kembali ke daerahku maka kerjaan itu ku kasihkan kayat,apalagi itu rumahnya beda daerah.

    A : yat kau kerjakan ya rumah tu bapak,rmh ini mungkin esok sudah selesai,,dan aku akan kembali ke daerahku,,tenang harganya sama dgn rumah ini,,tadi aku sudah deal sama orangnya

    K : tapi,,bagian abang gimana??

    A : gak usah kamu yg kerja,,kamu ambil semua,,anggap saja sbg rasa persaudaraan kita

    K : baik klo gitu,,terima kasih bang,,abang sudah baik sama aku

    A : sama2 yat aku juga sangat senag bisa bertemu dgn kamu,,kamu kerja yg sungguh2 biar lancar

    K : ia bang,,klo gitu besok kamu bisa kerjain tu rumah,,nih alamat dan no tlpn tuan rumahnya

    Esoknya kayat pindah ketempat kerja yg baru
    K : bang terima kasih ya atas kebaikan abang sama saya

    A :ah biasa saja yat aku juga senang bisa bersahabat dgn kamu

    K : klo suatu saat nanti abang dapat kerjaan disini abang cari pak satpam didepan saja,dia paman saya nanti biar dia yg antar abang

    A : baik yat,hati2 dijalan

    sebelum ia pergi ia berkata

    K : oh ya bang,abang harus bijak dgn kontol abang

    A : emangnya kenapa yat??kamu jangan bikin aku takut

    K : gak bang soalnya kata bapak kontol abang ditulisi rajah,dan tidak akan keluar dalam waktu yg abang inginkan

    A : maksudnya gimana?

    K : klo abang ingin klimaks abang harus baca

    Ia membisikan bacaan yg cukup singkat kepadaku

    K : abang baca dalam hati saja jangan pakai speker,,wkwwkk

    A : anjing kau yat,,kenapa baru sekarang ngomongnya

    K : ya sudah bang aku pergi,,sampai jumpa lagi

    A : baik,,hati2

    Mungkin setengah hari lagi kerjaan rumah sudah selesai,,dan kutelpon teman juraganku klo kerjaanku sudah selesai.tapi saat ku telepon temen juragan ku bilang klo ia sedang di pulau B ada kerjaan,,tapi ia bilang nanti istrinya yang datang dan lunasi sisa pembayarannya.

    Aku kerjakan pengecatan yg tinggal sedikit,setelah selesai aku membersihkan rumah itu agar nanti tuan rumahnya senang dan setelah beres aku kemudian membersihkan diri.tak terasa hari sudah sore,sambil nyantai nunggu tuan rumah aku bikin kopi sambil menghisap rokok. Ngocoks.com

    Aku mendengar sepertinya ada mobil yg berhenti didepan rumah,aku lihat siapa yg datang dari jendela ruang tamu.sesosok wanita setengah baya kira2 umurnya 40 tahunan turun dari pintu kemudi,,

    Wanita berhijab memakai gamis yg tidak terlalu besar sehingga payudaranya yg besar menggoda nafsu,ia sangat cantik tubuhnya masih terlihat kencang,maklum secara ekonomi ia tidak kekurangan.aku lalu keluar rumah, mungkin ini istrinya pak harso teman juraganku yg baru aku ingat namanya

    S : sudah selesai semua nya mas??

    A : sudah bu,,silahkan dicek semua,,klo ibu ngerasa ada yg kurang berkenan,,nanti saya akan perbaiki

    Ia berjalan menyusuri setiap ruangan rumah sambil melihat pekerjaanku,aku yang mengikuti dari belakang dibuat konak oleh pantatnya yang sangat menantang.aku coba tepis nafsuku,gak enak klo ia tiba2 hadap kebelakang dan melihat kontolku lagi ngaceng.

    S : gak ada yang mengecewakan mas,,kerjaan kamu rapi banget saya suka

    A : terima kasih bu

    S : oh ya nama saya santi,,nama kamu siapa

    A : pangggil saja rey,,bu

    S : oh ya kamu punya rekening kan biar aku transfer saja

    A : ada bu,,ini nomornya

    Ia mengeluarkan hpnya dan mentransfer sisa pembayaran

    S : sudah masuk mas,,coba kamu cek

    A : ini kelebihan bu

    S : gak apa2,,itu bonus buat kamu,,saya senang dgn pekerjaan kamu

    A : klo gitu terima kasih bu

    S : oh ya kapan kamu balik,,nanti saya pesenin tiket nya

    A : mungkin dua hari lagi bu,,gak apa2 kan klo sementara saya numpang disini

    S : ya gak apa2 lah rey lagian rumah ini akan ditempati nanti setelah suami pulang dari bali,kira seminggu lagi

    A : terima kasih bu

    Bersambung…

    1 2 3
  • Aksi Bejat

    Aksi Bejat

    Cerita Sex Aksi Bejat Ayah Tiri – Ini adalah kisah nyata tentang aksi kebejatan seorang ayah tiriku yang telah lama memaksaku untuk berhubungan intim dengannya. Kisah ini berawal dari ibuku yang baru saja menikah sekitar 2 bulan yang lalu dengan seorang duda muda berumur 35 tahun. sedangkan ibuku ini sebelumnya adalah seorang janda tua yang telah lama ditinggal mati oleh ayah kandungku.

    Aku adalah seorang gadis kecil yang baru saja mulai beranjak dewasa. Namaku adalah MARSYA PUTRIANI CANTIKA. Biasanya orang-orang disekitarku memanggil namaku dengan nama kecilku. Yaitu CACA. aku adalah seorang gadis kecil yang baru saja menginjak usia 15 tahun jalan 5bulan 2minggu 4hari 9Jam 40Menit dan 25detik lamanya.

    Dan aku masih duduk dibangku sekolah menengah pertama. yaitu kelas 9 SMPN disalah satu sekolah negri Tarakan. dikalimantan utara. Karena adanya wabah virus covid 19 ini. membuat sekolahku terpaksa harus meliburkan seluruh murid-muridnya dalam waktu yang panjang dan entah sampai kapan diliburkannya.

    Karena Libur panjang ini, sehingga membuatku selalu sering berada didalam rumah, tanpa adanya kegiatan lain diluar rumah. Sedangkan Ayah tiriku ini sebelumnya bekerja disuatu pabrik tekstil. disalah satu pabrik tekstil terkemuka dikota kalimantan utara ini.

    Cerita Sex Aksi Bejat Ayah Tiri
    Cerita Sex Aksi Bejat Ayah Tiri

    Ngocoks Tetapi karena adanya virus Covid 19 ini. sehingga membuatnya terpaksa harus terkena PHK masal. alias dipecat atau dirumahkan dahulu dari tempat pekerjaannya. dengan alasan terkena pengurangan pegawai.

    Sehingga terpaksa untuk sementara waktu ini, ibuku lah yang saat ini mencari nafkah dengan berprofesi sebagai buruh Cuci lepas. ia mencuci pakaian kotor dari pintu ke pintu. ia mencuci pakaian kotor dari orang-orang perumahan komplek, disalah satu komplek perumahan cluster mewah yang berlokasi dekat dengan tempat kami tinggal.

    Awalnya memang aku kurang setuju jika nantinya ibuku akan menikah lagi. tapi ibuku sudah lama sekali hidup menjanda dan sering sekali merasakan kesepian. sehingga terpaksa aku menyetujui pernikahan ibuku ini untuk yang kedua kalinya.

    Berawal dari kenal dimedia sosial. ibuku berkenalan dengan Rudi si ayah tiriku. ia berkenalan dari salah satu aplikasi biro jodoh yang ia downloadnya dari aplikasi playstore. aplikasi biro jodoh itu bernamakan Tan-tan.

    Melalui aplikasi tan-tan. ibuku bisa bertemu dan berkenalan dengan rudi si ayah tiriku. Rudi adalah seorang duda muda yang telah lama bercerai dengan istri lamanya. istri lamanya yang telah lama pergi dan kabarnya ia menikah lagi dengan kekasih barunya.

    Sedangkan Rudi bercerai dengan istri lamanya dengan status belum memiliki seorang anak. Ya. Rudi ini usianya 5 tahun lebih muda dari usia ibuku. sehingga menurut orang-orang disekitar lingkungan rumahku. kata mereka ibuku ini menikah dengan seorang berondong muda yang usianya terpaut lebih muda dari usia ibuku.

    Semenjak ibuku menikah lagi dengan Rudi si ayah tiriku. Ibuku kini sudah tidak lagi merasakan kesepian. karena sekarang sudah ada sosok Rudi yang menemaninya tidur. Dan kita pun menjadi hidup bersama bertiga. dengan tinggal dirumah yang cukup besar. Rumah besar ini adalah rumah hasil peninggalan dari almarhum ayah kandungku.

    Ya. sepertinya rudi hanya menumpang hidup saja dengan ibuku. ia menikah dengan ibuku dengan tidak bermodalkan apa-apa. tetapi karena ibukulah yang sangat amat mencintainya. sehingga ibuku ini mau menerima Rudi dengan apa adanya.

    Padahal jauh dilubuk hatiku ini. aku kurang setuju kalau ibuku menikah lagi dengan Rudi si ayah tiriku. Aku kurang cocok dengannya Karena dilihat dari matanya. Rudi ini seperti sosok ayah tiri yang Cabul. terlihat dari matanya yang selalu memandang kearah tubuhku ketika sedang berbicara denganku.

    ***

    Pernah disuatu hari. disaat ibuku sedang pergi berangkat bekerja menyuci pakaian kotor disalah satu rumah majikannya. Dan dirumahku ini hanya ada aku dan si ayah tiriku. Rudi.

    Tepat dipukul 10:00 pagi. aku berniat untuk segera mandi pagi dengan membawa handuk dan alat perlengkapan mandi lainnya.

    Kebetulan dipagi hari itu ayah tiriku rudi sedang asik menonton acara televisi dengan secangkir kopi hangat ditangannya. Dan aku pun berjalan menuju kamar mandi dengan melangkah berjalan melewati Rudi yang sedang asik menyaksikan acara televisi dipagi hari itu.

    Aku pun berjalan melewati rudi dengan pakaian tank top mini dan juga mengenakan celana levis jeans berwarna biru abu-abu berukuran kecil dan pendek. sehingga terlihatlah semua bagian pahaku yang cukup lumayan besar ini.

    Ya. sebelum hadirnya Rudi dikehidupanku dan ibuku. Aku sudah terbiasa berpakaian seperti ini. ketika berada didalam rumah. sehingga akupun tampak biasa saja ketika berpakain sexi dan lewat berjalan dihadapan rudi si ayah tiriku.

    Dengan berjalan lewat dihadapannya. aku pun hanya tersenyum kecil ketika berpapasan dengan Rudi si ayah tiriku. Ia pun membalas senyumku sambil berucap.

    “hay Cacaaa, kamu baru bangun yah, kok tumben bangunnya siang banget??”. ucap rudi si ayah tiriku.

    Akupun hanya menjawab :

    “hemm iyahh”. ucapku singkat dengan nada Cuek.

    Ya. aku memang Cuek orangnya. jika memang aku sudah tidak suka dengan orang itu. maka biasanya aku malas untuk ber akrab-akrab dengan orang itu. Jadinya. ya sekedar saja untuk berbicara dan berucap.

    ***

    Setelah berjalan melewati rudi yang sedang asik duduk menonton acara televisi dengan secangkir kopi ditangannya. Aku pun langsung masuk kedalam kamar mandi. dan langsung memutar keran air untuk mengisi penuh air di bak mandi.

    Tak lupa jua ku gantungkan handuk dan perlengkapan alat mandi lainnya. ku gantungkan tepat dirak gantung cantelan ditembok kamar mandi.

    Setelah menggantungkan handuk dan alat perlengkapan mandi lainnya. Aku pun mulai melepas tank top mini dan celana levis jeans pendek yang aku kenakan. ku lepas tank top dan celanaku ini dan langsung kugantungkan juga dirak cantelan atas dinding tembok.

    Sehingga terlihatlah aku hanya menggunakan BH bra berwarna merah merona dan celana dalam yang ku kenakan berwarna putih bergaris bermotifkan wajah kartun doraemon imut.

    “ughhhhhhh”

    Betapa sexinya kulihat diriku ini yang hanya menggunakan pakaian dalam saja. Dan setelah air bak mandi terisi penuh. akupun mulai melepas kedua pakaian dalamku dan mulai mengambil gayung yang terisi penuh air. dan langsung saja kubasuhkan air digayung itu keseluruh tubuhku.

    “Cubyarrrrrr Cubyarrrrrr Cubyarrr”. suara air jatuh dari gayung membasahi seluruh tubuhku.

    “Ughhhhhhh”
    betapa dingin dan segar yang kurasakan.
    saat mandi dipagi hari ini.

    Setelah sedang asik bermandi pagi. sambil bernyanyi-nyanyi satu buah lagu milik rossa yang berjudul Hati yang kau sakiti . seketika itupun aku mendengar suara langkah kecil berlari. suara langkah menghampiri kamar mandi yang sedang kugunakan ini. Dan tiba-tiba terdengar suara ayah tiriku mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi. dan ia berucap :

    “tok’ tok’ tok’✊ ”

    Rudi :
    “Cacaaaaa, ayahhhh mauuu kencingggg bentarrrr nihhhhh !! , udahhhh kebelettt nihhhh, udahhh kagaaaa tahannnn sumpaahhhh. bukaaaa duluuu donnggg pintuuuu kamarrrr mandinyaaaa bentarannnn !! “. teriak rudi si ayah tiriku. sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi yang sedang ku gunakan.

    Setelah mendengar ketukan pintu dari ayah tiriku. aku pun berucap :

    “sabarrrrr ngapaaaaaa !! , bentar lagi juga selesai kok mandinya”. ucapku dengan nada keras.

    Setelah mendengar ucapan ku.
    Namun ayah tiriku malah semakin keras mengetuk-ngetuk pintunya dan berucap lagi.

    Rudi :
    “pleaseeee, bukaaa duluuuuu dongggg bentarannn caaaaa pintunyaaaa, ayahhhh udahhhhh nggaaaa tahannn nihhhhhh, pengennn bangettttt kencinggggg !! “. Ucapnya dengan nada kerasss.

    Belum sempat memakai pakain dalamku, Rudipun langsung mendobrak paksa pintu kamar mandiku. dan ia langsung saja berlari masuk kedalam kamar mandi. Dibukanya itu sleting celananya dan ia langsung mengeluarkan batang K*ntolnya. dan ia langsung berdiri kencing diatas toilet.

    “WHATT ‘ THE ‘ FUCKKK ‘ anjjjjj ‘.. asuuuuu , Bangsaaatttttt !! Goublokkkkk !! , tolollllll !!”. Ucapku memaki dalam hati.

    Bisa bisanya dia main masuk aja kekamar mandi. Dan mengeluarkan kemaluannya didepan ku yang sedang berposisi tidak menggunakan pakaian apa-apa. Tanpa rasa bersalah dia pun berucap :

    “aghhhhhhhhh legaaaaaa jugaaaaaa’ akhirnyaaa ayahh kencinggg jugaaa, haaaaahhh legaaa’ !!”. Ucapnya sambil menghela nafas lega. karena sudah selesai kencing ditoilet.

    Ingin rasanya ku berteriak pada saat itu. Namun apa daya Mataku tak henti-hentinya memandangi sebuah K*ntol besar milik Rudi. si ayah tiriku. K*ntolnya begitu amat besar dan panjang dengan bulu jembut berwarna hitam berserakan.

    Kulihat betapa besarnya K*ntol ayah tiriku dengan ukuran yang lumayan cukup panjang dan besar bagi ukuran K*ntol orang dewasa pada umumnya.

    Tak cukup sampai disitu. setelah ia selesai membuang Air kecil ditoilet. ayah tiriku bukannya langsung memasukan kembali Kontolnya kedalam Celananya. tetapi sepertinya dia malah dengan sengaja memainkan dan menggoyang-goyangkan batang kemaluannya itu tepat dihadapanku.

    Ia mainkan batang K*ntolnya keatas dan kebawah didepanku yang masih saja menatapnya penuh heran. dengan posisiku masih berdiri bertelanjang bulat.

    Setelah memainkan alat vitalnya dihadapanku keatas dan kebawah. ayah tiriku pun lalu berucap. “Gimana caa, menurutmu K*ntol ayah besar ngga??”. ucapnya dengan bodohnya. Aku pun langsung berteriak memakinya.

    “ehh tololllll !!, kaga ada sopan-sopannya banget lu sama gua, begoo lu anjjingggg, bangsatt, keluarluh setannn”. Ucapku penuh emosi. ku memakinya dengan posisi siap melemparnya dengan gayung mandi ditanganku.

    Ayah tiriku pun malah tersenyum dengan bodohnya. dan matanya terus saja memandangi tubuhku yang memang masih bertelanjang bulat tanpa memakai sehelaipun pakaian.

    Ia menatapku dengan tanpa henti-hentinya memandangi kearah lobang dari Vaginaku yang memang terlihat jelas baru saja dipenuhi dengan bulu-bulu jembut tipis berwarna hitam.

    Dan akupun mengancamnya. jika ia tidak cepat-cepat keluar dari kamar mandi. aku akan berteriak keras.

    “Keluar sono lu setannnn, begooo lu anjinggggg, kalo lu ngga keluar sekarang, gua bakal teriak keras nih”. Ucapku mengancamnya.

    Bukannya takut atas ancaman yang kuberikan ia malah justru balik mengancamku. jika aku berteriak keras. maka dia akan membunuhku.

    “awas aja lu berani teriak kencang, lu bakalan gua bunuh, lu ngga liat nih gua udah siapin Pisau dapur besar. kalo lu sampe berteriak-teriak lu bakalan gua bunuh”. ucap ayah tiriku mengancamku dengan sebuah pisau dapur besar ditangannya.

    Akupun sontak kaget dan tidak percaya apa yang baru saja diucapkannya.
    Seketika tubuhku bergemetar dan takut akan ancaman serius dari ayah tiriku.
    Ia lalu mengarahkan pisau dapur itu kearah perutku dan mulai berbisik ditelingaku.

    “kalo lu mau selamat dari pisau ini, lu harus mau ngentod sama gua sekarangggg !!,. tapi misalkan lu menolak. lu bakalan gua bunuh sekarang dan tubuhlu bakalan gua potong-potong dan bakalan gua buang keberbagai tempat.”. Ancaman ayah tiriku dengan nada serius.

    Sepertinya ia tak main-main mengancamku. terlihat dari wajahnya yang sedari tadi melotot menatapku. Dia mengancamku dengan posisi pisau yang telah siap ia tikamkan kearah perutku. ku melihatnya dengan rasa takut yang sungguh luar biasa.

    Dan aku baru sadar bahwa ayah tiriku ini memang sosok pria yang sadiss dan juga menakutkan. Aku pun hanya pasrah dan diam saja. pasrah tidak melakukan apa-apa ketika Ujung pisau dapur itu menyentuh perutku.

    Tanpa menunggu persetujuan dari ku. Ayah tiriku pun mulai menjulurkan lidahnya dan mulai menciumi wajahku. Ia menciumi wajahku dengan penuh liarnya. ia jilati seluruh wajahku dari mulai pipi , bibir, hidung, hingga telingaku pun ia jilati dengan penuh nafsu dan gairah.

    Ia menciumi wajahku dengan pisau ditangannya. ia terus saja memegang pisau itu agar aku tak berteriak kencang ketika diciuminya. sumber Ngocoks.com

    Setelah puas menciumi wajahku. Lalu ayah tiriku pun mulai mengganti posisi dengan mendekati tubuhku dan ia mulai memeluk tubuhku penuh erat dan memaksa. ia memelukku sambil tangan kirinya mulai meraba-raba payudaraku.

    Ia meraba-raba tubuhku dengan penuh kelembutan dikedua payudaraku yang baru saja terlihat tumbuh besar dengan puting susu berwarna pink merona menonjol keatas. Lagi dan lagi. aku hanya bisa pasrah dan terdiam ketika ayah tiriku meraba-raba seluruh tubuhku.

    Ingin rasanya berteriak sekencang-kencangnya pada saat itu. namun apa daya ia terus saja memegang pisau dapur yang sangat tajam dan siap menusukku jika aku berteriak ataupun bersuara sedikit saja.

    Dia remas – remas payudaraku dengan tangan kirinya. sedangkan mulutnya mulai menciumi rambutku dari arah belakang. Sedangkan tangan kanannya masih saja memegangi pisau dapur yang besar dan juga tajam. Aku hanya bisa terdiam pasrah dan tanpa tersadar air mataku pun jatuh membasahi lantai kamar mandiku.

    Ya. aku menangis kecil menahan rasa emosi ini. tega- teganya ayah tiriku mencabuliku dengan sebuah pisau ditangannya. dan tega teganya dia menikmati seluruh tubuhku dengan posisi memaksa dan mengancam ingin membunuhku jika aku menolaknya.

    Bukan hanya sampai disitu ia menyentuh tubuhku dan bahkan sekarang ia mulai meraba-raba lobang Vaginaku. ia masukan jari telunjuk kirinya kedalam Vaginaku. aku pun langsung tersontak kaget dan mendesah penuh sakit.

    “aghhhhhhh ayahhhh, jangannnn pleaseeee, ampunnn yahhhhh, jangaannn giniin akuuuuu, pleaseeee ayahhhhh, aghhhhhhhh aghhhhh sakitttt yahhhhh !!”. ucapku memohon sambil meneteskan air mata.

    Namun ia tak sedikitpun mendengarkan ucapanku dan terus saja memainkan jari telunjuknya kedalam Vaginaku ini. betapa bejatnya perilaku ayah tiriku ini. ingin rasanya aku membunuhnya. namun apa daya sekarang posisi akulah yang justru terancam olehnya.

    Bersambung…

    1 2
  • Nyai Menggetarkan Iman

    Nyai Menggetarkan Iman

    Selamat malam sobat Ngocoks. Perlu diingat untuk para pembaca Ngocokers yang setia bahwasanya tulisan ini hanyalah fiktif belaka murni hasil dari pengembangan fantasy semata tanpa ada keinginan untuk melecehkan dan atau merendahkan suku, ras, dan agama, diharapkan kebijakan dan kedewasaan pembaca, segala sesuatu yang terjadi kemudian diluar tanggung jawab penulis.

    Saya harap para pembaca Ngocokers untuk bijak dalam cerita dewasa ini. Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat kejadian ataupun cerita, maka itu semua hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan dari penulisnya.

    Nyai Menggetarkan Iman – “Sampai di sini saja perjumpaan kita, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,” suara merdu ummahat berkacamata yang tetap tampak manis di umurnya yang kian senja itu mengmasiri sebuah program kuliah subuh di salah satu stasiun radio swasta.

    Sembari tersenyum kepada operator sound di hadapannya, ia pun melepas headset yang membelit bagian atas dari jilbab kuningnya. Sembari membetulkan sedikit posisi kacamata minusnya, wanita setengah baya yang usia 47 tahun itu pun menggapit tas tangan kulit dengan tangan kanannya dan kemudian berjalan menuju pintu keluar.

    Sebelum keluar, sang operator sempat memajukan tangannya untuk mengajak ustadzah itu bersalaman. Ustadzah itu pun menyambut tangan sang operator tanpa menyentuhnya sedikitpun sambil tetap menundukkan pandangan dan bergumam, “Assalamualaikum.”

    Cerita Sex Nyai Menggetarkan Iman
    Cerita Sex Nyai Menggetarkan Iman

    Ngocoks Tapi hal itu sudah cukup membuat sang operator menelan ludahnya karena terpana akan keindahan gundukan kembar di dada sang ustadzah yang sekilas tercetak di jubahnya ketika ia menunduk.

    Baru saja keluar ruang siaran, sang ustadzah berkacamata itu langsung disambut oleh seorang laki-laki berjanggut tipis yang berumur sekitar 27 tahun. Tubuhnya begitu kekar dan tegap dibalut baju koko hijau muda, peci putih, dan celana panjang hitam dari bahan kain.

    Hidungnya yang mancung dan tulang pipinya yang kokoh memperkuat aura keshalihan dan kelelakiannya yang pasti menarik setiap wanita yang melihatnya termasuk ummahat berjilbab panjang di hadapannya yang tengah berdesir sedikit darahnya berhadapan dengan ikhwan yang jelas lebih tampan, lebih tegap, dan lebih muda dari suminya kini. “Assalamualaikum, Nyi,” ujar lelaki itu membuka suara.

    “Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, apa kabar mas Ganang?” Jawab sang ustadzah yang baru selesai siaran itu.

    “Alhamdulillah ana bi khoir, Nyi. Saya baik-baik saja. Bagaimana tadi siarannya?” Lelaki tampan yang ternyata bernama Ganang itu sengaja atau tidak kian mendekat ke tubuh mungil lawan bicaranya yang tampak begitu alim dan lembut itu.

    Jantung sang ustadzah itu berdetak lebih kencang dari keadaan normal menyadari gerakan ikhwan tersebut, wajahnya kian tertunduk, walau tanpa bisa dipungkiri, ketampanan dan aura kejantanan yang terpampang jelas di wajah Ganang membuatnya tak bisa menahan diri untuk mencuri-curi pandang pada Ganang, “Aa…aall…alhamdulillah, lancar-lancar saja mas.” Ia pun sampai tergagap-gagap karenanya.

    “Krriiiing….krriiiing….,” sebuah bunyi dari handphone di kantong sang ustadzah pun menetralisiri situasi yang hampir tak terkendali itu, sampai-sampai sang ustadzah itu pun menghela nafas panjang saking leganya.

    Ia merasa Allah telah menyelamatkannya dari hawa nafsu yang hampir tak bisa ditahannya itu. Ia bergeser dan sedikit berpaling ke sebelah kanan,”sebentar ya, mas.”

    “Iya, Tafadhol. Silahkan, Nyaii.”

    “Assalamualaikum,” ujar sang ustadzah memberi salam pada lewan bicaranya di telepon yang telah amat dikenalnya.

    “Waalaikumsalam, Ibu. Habis siaran ya? Kapan kamu kembali ke Bandung?” Tanya seorang lelaki dengan logat sunda-nya yang khas di ujung telepon.

    “Hmm…kayaknya baru malam ini, A. Nanti mau ke rumah Ummu Abdillah dulu di Radio Dalam. Memang ada apa A? Kapan pulang?” Jawab ustadzah tersebut dengan suara yang sedikit dilembut-lembutkan karena lawan bicaranya itu adalah sang suami tercinta.

    Namun itu sudah cukup membuat Ganang yang tanpa ia sadari terus memandangi wajah putih sendunya yang beitu mempesona sedikit bergetar imannya. Sebagai lelaki, Ganang pun tak bisa bohong bahwa ummahat di hadapannya masih terlihat menarik walau telah memiliki beberapa orang anak.

    “Nggak ada apa-apa kok, tapi kayaknya Aa sama Rini bakal lebih lama di sini. Masih banyak yang harus diselesaikan. Jadi tolong jaga anak-anak ya, nggak apa-apa kan, teteh?” Lelaki yang dipanggil Aa tadi menjelaskan.

    Walau hatinya sedikit perih, namun ia memaksakan diri untuk menjawab pertanyaan itu sekenanya, “Owh, nggak apa-apa kok, A. Lasmi nggak apa-apa di sini. Biar Lasmi yang urus anak-anak. Ya sudah, A, lagi buru buru, assalamualaikum.” Ustadzah yang ternyata bernama Lasmi itu langsung menutup telepon tanpa basa-basi lagi.

    Ya, ustadzah yang baru saja siaran itu adalah Teh Lasmi, istri pertama seorang Kiyai yang alim dan begitu cantik. Saat ini, Sang Suami tengah berada di Surabaya bersama Rini, istri kedua-nya, guna suatu urusan dakwah.

    Dan baru saja suaminya itu menelepon karena urusan itu menuntut tambahan waktu. Walau ia sudah berusaha untuk ikhlas, namun Teh Lasmi hanyalah seorang wanita biasa yang punya rasa cemburu dan butuh perhatian.

    Sudah satu bulan Suaminya berada di Surabaya bersama Rini, madunya itu. Dan selama sebulan pula Ibu Lasmi terlarut dalam kesendirian. Tak hanya fisiknya yang lelah, batinnya pun lelah, rindu belaian mesra sang suami yang dicintainya.

    Seperti tahu benar hal itu, Ganang kembali menggeserkan tubuhnya mendekati Teh Lasmi. Dengan penuh aura kelelakian, ia pun membisiki telinga kiri Bu Lasmi,” Nyai keliatan capek, istirahat saja dulu di ruangan saya, sebentar saja.”

    Bagaikan tersihir, Bu Lasmi pun menganggukkan kepalanya dengan anggun. Ummahat yang begitu indah dipandang inipun menggoyang-goyangkan bongkahan pantatnya yang tercetak jelas di bagian belakang jubah putihnya mengikuti Ganang.

    Goyangan yang sedikit erotis dan menggairahkan itu sudah pasti mampu menggugah iman setiap lelaki yang memandangnya. Walau telah beberapa kali melahirkan anak lewat vaginanya yang mungil nan imut, tubuh Nyai Lasmi tetap terlihat seksi dan menggairahkan.

    Ia adalah sosok perempuan sunda yang mampu menjaga bentuk tubuhnya walau telah termakan usia. Walau telah berusaha menutup diri dengan jubah dan jilbab panjang berwarna kuning.

    Tonjolan payudara Nyai Lasmi yang alim dan shalihah ini dapat kita lihat jelas, begitu montok dan berisi, mengundang setiap insan untuk meremas-remasnya. Apalagi pagi ini ia memakai jubah yang lebih ketat dari biasanya.

    Begitu melihat Ganang memasuki sebuah ruangan, Nyai Lasmi pun berhenti sejenak. Sesaat ia membaca papan nama di depan ruangan tersebut, “Ganang Zaidi, Kepala Divisi Da’wah dan Syari’at Islam.”

    Dengan perasaan tenang, karena yakin Ganang yang baru dikenalnya di stasiun radio ini sejak sebulan yang lalu itu adalah seorang ikhwan yang baik-baik, Nyai Lasmi pun memasuki ruangan yang hanya berukuran 6 x 4 meter itu.

    Tanpa disuruh, Nyai Lasmi langsung duduk di sofa yang berada di dekat pintu. Seperti kata Ganang tadi, Nyai Lasmi memang sedang lelah. Tak hanya lelah fisik, tapi juga lelah batinnya.

    “Nyai Lasmi Mau minum apa?” tanya Ganang berbasa-basi sambil berjalan menuju dispenser. “Teh manis, mau?”

    “Boleh, mas. Gulanya sedikit saja ya,” ujar Nyai Lasmi sambil meletakkan tas tangannya di atas meja kaca di depannya. Ia tak merasa canggung sedikitpun.

    Walaupun ia hanya berdua saja dengan seorang lelaki yang notabene bukan mahromnya di ruangan itu, namun pintu ruangan itu dibiarkan terbuka oleh Ganang. Ia pun semakin yakin bahwa Ganang tak akan berbuat macam-macam pada dirinya.

    Ganang segera pergi ke dapur mengambil minuman segar agar tamu istimewanya ini tak menunggu terlalu lama, Ganang langsung saja membawakan cangkir putih berisikan teh manis itu dan meletakkannya di depan ummahat berparas manis nan berbodi indah itu. “Silahkan teh manisnya, Nyi.”

    “Iya, syukron ya mas. Terima Kasih,” ujar Bu Lasmi. Ia langsung meraih pegangan cangkir yang dihidangkan di hadapannya itu sembari menyeruput perlahan teh manis yang begitu nikmat itu dengan bibirnya yang mungil dan berwarna merah muda.

    Sedikit demi sedikit, Ibu Lasmi menghabiskan teh manis yang terasa begitu lezat di permukaan lidahnya itu. Ia rasakan tubuhnya terasa panas seketika dan sedikit bergetar, namun ia membiarkannya. Mungkin hanya sedikit efek hangat dari teh manis ini, pikir Bu Lasmi.

    “Ada apa, Nyi. Kok kelihatannya gelisah begitu?” Bu Lasmi mulai menyadari kalau ini bukan sekedar efek hangat dari teh manis biasa. Ganang pasti telah mencampurkan sesuatu ke dalam minumannya tadi.

    Kurang ajar sekali ikhwan ini, pikirnya. Tubuhnya mulai berkeringat. Sekujur tubuhnya terasa lemas dan kelopak matanya begitu berat. Dengan mata setengah menutup, ia menggaruk-garuk kecil pundak kirinya dengan tangan kanannya yang lentik karena terasa sedikit gatal.

    Untuk mengurangi rasa kantuk yang menerpa, Bu Lasmi mencoba mengalihkan pandangan pada jam yang ada pada dinding di belakangnya., namun usahanya itu tidak membuahkan hasil.

    “Tidak, tidak apa-apa kok mas Ganang,” Ganang yang jauh lebih muda itu kini menyadari bahwa istri pertama Ustadz Haji Maulana itu telah masuk dalam jebakannya dan sebentar lai akan memasrahkan tubuh molek nan sintal miliknya untuk digagahi Ganang dengan penuh keikhlasan.

    Ganang pun semakin tak sabar dan segera mengambil tempat di sebelah kiri Nyai Lasmi. Ia genggam tangan kiri Bu Lasmi yang halus dengan tangan kanannya yang cukup kasar.

    Sementara itu tangan kirinya mulai melakukan serangan fajar dengan mengelus-elus pipi sebelah kanan Bu Lasmi yang lembut bukan main dan penuh aroma kewanitaan.

    Ia hadapkan wajah ummahat manis berjilbab yang tengah berjuang melawan sensasi aneh yang disebabkan teh manis ajaib buatan Ganang tadi agar menghadap ke wajahnya. Ditatapnya mata yang tengah berpendar di balik kaca mata itu dengan penuh kemesraan.

    “mas…..Ganang. Jangan ya, kita kan bukan mahrom. Lagipula nanti kalau ketahuan orang bagaimana?” Ganang tak menganggap itu sebagai penolakan. sumber Ngocoks.com

    Bu Lasmi tak sedikitpun menarik telapak tangan kirinya yang tengah diremas-remas penuh nafsu oleh tangan kanan Ganang, lagipula Bu Lasmi mengucapkannya dengan sedikit berbisik, penuh kelembutan dan keteduhan bagai berbicara pada suaminya sendiri.

    Dan ketika Ganang menarik lembut kepalanya agar wajah mereka mendekat, Bu Lasmi pun tak berpaling atau berontak sedikitpun. Ia mulai menikmati sensasi seksual yang begitu nikmat menggerayangi tubuhnya. Apalagi sudah sekitar 2 minggu suaminya tak sekali pun menyentuhnya.

    Sebelum Aa berangkat ke Surabaya, ia sedang dalam keadaan haidh sehingga tak bisa digauli. Baru kemarin darah haidhnya berhenti. Dengan kata lain, saat ini Bu Lasmi sedang dalam masa subur sehingga membuat birahinya begitu meledak-ledak.

    “Tenang saja, Bu. Ganang nggak akan nyakitin Nyai. Ganang cuma mau ngasih Nyai kenikmatan yang nggak akan pernah lupa. Lagipula, nggak akan ada yang melihat kita di sini.” Kini bibir dua insan yang bukan mahrom ini hanya berjarak sekitar 2 cm.

    Lasmi pun telah memejamkan matanya sebagai tanda kepasrahan dirinya akan apa yang bakal terjadi setelah ini. Walaupun telah beristri dan mempunyai 2 orang anak, Ganang tak pernah menghilangkan sosok ummahat bertubuh bahenol asal sunda yang sering mengisi imajinasi liarnya ketika bermasturbasi.

    Kini, langsung di hadapannya, telah terdiam seorang ummahat berjilbab kuning dan berjubah putih idamannya itu sedangkan ia sendiri memakai baju koko hijau muda lengkap dengan peci putihnya sebagai tanda kealiman dan keshalihan keduanya.

    Namun kini sang maswat dengan nakalnya telah memejamkan mata dan sang ikhwan pun tengah asyik meremas-remsa tangan sang maswat dengan syahwat membara. Tanpa terasa keduanya telah berada di tepi jurang perzinahan.

    Melihat Nyai Lasmi yang tak memberikan sedikitpun perlawanan dan malah telah begitu pasrah pada keperkasaan dirinya, Ganang pu mengambil inisiatif.

    Sedikit demi sedikit ia menarik wajah Nyai Lasmi ke wajahnya dan…hmmm…hhmmmch…..hhmmmmpff…bibir seksi nan indah seorang Nyai Lasmi telah bersarang di bibir Ganang.

    Ganang pun tak tinggal diam, dibelahnya sedikit demi sedikitbibir ummahat yang juga merupakan ustadzah terkenal itu dengan mendorong lidahnya yang kasar dan hangat.

    Bersambung…

    1 2 3
  • Tokoh Spiritual

    Tokoh Spiritual

    Cerita Sex Tokoh Spiritual – Dilereng gunung Bromo terdapat satu perkampungan penduduk yang masih sangat asri, dan penduduknya pun masih menganut faham kedjawen yang begitu kental. Ditengah kehidupan kampung tersebut banyak sekali aturan aturan yang bila dilihat dengan kacamata ilmu pengetahuan merupakan aturan aturan yang mustahil yang seharusnya sudah tidak perlu untuk diyakini.

    Hanya beberapa gelintir orang saja yang sudah mulai dengan tatacara kehidupan modern, dan sebagian besar lagi masih totok dengan adat istiadat kampung.

    Tersebutlah seorang tokoh spiritual yang sangat disegani oleh seluruh warga diperkampungan itu, Mbah Gemblung yang memiliki arti Mbah Gila.

    Tapi tidak demikian dengan warga diperkampungan itu menilai, dengan kesaktiannya Mbah Gemblung selalu dijadikan barometer keberhasilan dari setiap hajat ataupun cita cita segenap warga kampung tersebut.

    Cerita Sex Tokoh Spiritual
    Cerita Sex Tokoh Spiritual

    Ngocoks Konon katanya beberapa kepiawaian Mbah Gemblung yang sudah sangat kesohor adalah bisa menggandakan uang, mengobati orang yang kerasukan, ingin punya keturunan, penglaris, pelet dan lain lain.

    Satu lagi kepiawaian Mbah Gemblung adalah bisa menggampangkan jodoh khususnya bagi gadis gadis perawan ataupun janda. Kepiawaian yang satu inilah yang kerap kali Mbah Gemblung sosialisasikan terhadap para gadis ataupun janda di kampung itu.

    Dengan usianya yang sudah lima puluhan Mbah Gemblung masih nampak segar dan gagah diusianya yang sudah setengah abad itu, dan konon katanya lagi dikarenakan kebiasaannya melalap daun daun muda dan rumput rumputan hijau tetangga.

    Dengan tampangnya yang sangar ditambah sorot matanya yang tajam, serta kulit tubuhnya yang hitam legam kian menambah jogrogan Mbah Gemblung semakin disegani oleh penduduk kampung.

    Mbah Gemblung tinggal disebuah rumah berdinding kayu dan terpencil sendiri tanpa rumah rumah lain di sekelilingnya, dengan kamarnya yang telah didisain sedemikian rupa dengan wewangian dupa dan keris keris yang menurut keyakinannya sangat bertuah itu.

    Tergantung rapi di dinding kamarnya yang juga hanya diberi penerangan lampu teplok, kian menambah keangkeran praktek perdukunan yang sudah puluhan tahun digelutinya.

    Ada saja tamu yang berdatangan kerumah Mbah Gemblung setiap harinya, bahkan tidak sedikit pula yang sengaja datang dari Jakarta ataupun kota kota besar lainnya, hal ini karena kemasyuran nama besar Mbah Gemblung dikalangan masyarakat kampung tersebut hingga kekota kota besar di pulau jawa.

    Seperti pagi itu tampak didepan rumah Mbah Gemblung terparkir sebuah sedan mewah Jaguar berplat nomor polisi leter-B, milik seorang tamunya wanita cantik nan seksi dari Jakarta, yang sehari sebelumnya sudah menginap di kota Malang.

    Pagi itu Mbah Gemblung merasa seperti yang habis menang lotre saja, dengan datangnya tamu seorang wanita yang sangat cantik dan seksi itu kerumahnya.

    Dengan bentuk tubuhnya yang sintal, kulitnya yang putih mulus, dan buah dadanya yang montok teronggok didadanya serta bentuk pantatnya yang demplon nan bohay membuat Mbah Gemblung sesekali menelan air liurnya.

    “…cleguk…glegk…” Didalam kamarnya Mbah Gemblung mulai memberikan wejangan spiritualnya kepada tamu wanitanya tersebut, yang mengenalkan dirinya bernama Nadia yang tinggal di Bilangan Tebet Jakarta Selatan.

    Disamping piawai dibidang pengobatan dan lainnya, Mbah Gemblung juga piawai memperdayai setiap wanita yang datang untuk meminta pertolongannya. Dan dihadapan tamunya kali inipun Mbah Gemblung sudah mulai menampakkan taring birahinya.

    Lalu dengan keramahannya Mbah Gemblung mulai menanyakan maksud ataupun keinginan dari tamunya tersebut, “…Jeng Nadia ini ada keperluan apa jauh jauh datang kerumah Mbah…?…monggo dijelaskan…!” kata

    Mbah Gemblung dengan sorot matanya yang seakan menelanjangi tubuh Jeng Nadia tamunya itu.
    Dengan suaranya yang lembut Jeng Nadia menjawab dengan malu malu,

    “…anu Mbah…saya kepengen segera memiliki keturunan…!”

    Dengan mengelusi jenggotnya dan sambil manggut manggut dijawabnya, “…ooohh…itu sih bisa Mbah bantu…asalkan Jeng Nadia mau menuruti semua yang nanti Mbah syaratkan…!”

    Lalu dijawab lagi oleh Jeng Nadia, “…iya Mbah saya akan menuruti semua persyaratan yang Mbah minta…!”

    Dan dijelaskan oleh Mbah Gemblung rincian ritual apa saja yang harus dijalankan, “…karena proses ritualnya yang tidak sebentar, maka Jeng Nadia harus bersedia bermalam dirumah Mbah, lalu nanti Jeng Nadia akan saya mandikan dengan air kembang setaman.

    Lalu setelah Jeng Nadia mandi Mbah mulai dengan ritual penerapan ilmu Mbah ketubuh Jeng Nadia…gimana apa Jeng Nadia bersedia menuruti persyaratan tadi…?” jelas Mbah Gemblung dengan dengan matanya kearah belahan buah dada Jeng Nadia yang terlihat menggiurkan dengan baju tanktopnya yang berleher rendah yang dilapisi dengan Blazernya.

    “…ii..iya…Mbah…saya bersedia…!” jawab Jeng Nadia dengan terbata.

    Setelah penjelasannya tadi kemudian Mbah Gemblung meminta tamunya tersebut, untuk menyuruh sopirnya yang sedari tadi menunggu diluar untuk kembali ke penginapannya di kota Malang, dan kembali lagi besok siang. Hal ini hanya merupakan salah satu trik dari Mbah Gemblung, agar lebih leluasa memperdayai Jeng Nadia tamu wanitanya itu.

    Sepeninggal Mang Yogi sopirnya, Nadia masuk kembali kedalam kamar Mbah Gemblung, dengan berdiri di samping pintu kamar ia pun menunggu Mbah Gemblung yang sedang mempersiapkan peralatan dukunnya, untuk ritual pengobatannya kepada tamunya. Setelah selesai kemudian Mbah Gemblung menghampiri tamunya dengan sorot matanya yang menyisir seluruh tubuh sempurna Nadia,

    “…hhhmm…ayune…kowe nduk…susumu jan montok tenan…lan…bokongmu iki yo…apik…!” kata Mbah Gemblung dalam hatinya.

    Mbah Gemblung meminta Nadia untuk segera mandi air kembang setaman, dengan menanggalkan seluruh pakaiannya, dan menggantinya dengan balutan kain kemben batik, yang merupakan syarat pertama yang diminta oleh Mbah Gemblung untuk prosesi ritualnya kepada jeng Nadia.

    Dengan sedikit malu Jeng Nadia menuruti semua yang diperintahkan oleh Mbah Gemblung, dengan menunggu diluar kamar, Mbah Gemblung mengintip Jeng Nadia yang sedang membuka seluruh pakaiannya, untuk menggantinya dengan berkemben kain jarik batik.

    Mbah Gemblung dengan hati berdebar dan dengan sorot matanya yang tidak berkedip, demi melihat tubuh pasiennya kali ini yang begitu sempurnanya, dengan kulitnya yang putih nan mulus, buah dadanya yang berukuran 36B mengembul menantang, dan dengan bongkahan pantatnya yang demplon bin bohay itu semakin membangkitan gairah birahinya.

    Jeng Nadia telah selesai bersalin pakaiannya dan kini ia sudah dengan hanya balutan kain kemben batik ditubuhnya, kain kembennya terbelit mengikuti lekukan lekukan ditubuhnya dan semakin membuat terangsang Mbah Gemblung yang sedari tadi mengintipnya dari luar kamar.

    Mbah Gemblung menuntun Jeng Nadia kekamar mandi untuk ritual penyucian. Jeng Nadia menuruti semua arahan dan penjelasan yang diberikan oleh Mbah Gemblung.

    Dengan duduk di bale bambu yang ada dikamar mandi khusus tempat ritual penyucian itu, Mbah Gemblung mulai menyirami tubuh Jeng Nadia yang masih berkemben itu dengan air kembang setaman.

    Mulai dari kepala Jeng Nadia Mbah Gemblung menyirami dengan gayung batok kelapa sambil mulutnya komat kamit seraya merapalkan mantera manteranya, Jeng Nadia hanya diam mengikuti rangkaian ritual penyucian yang lakukan oleh Mbah Gemblung.

    Kain kemben Jeng Nadia yang sudah basah semakin melekat erat mengikuti seluruh lekukkan ditubuhnya, dan hal ini semakin membuat Mbah Gemblung semakin terangsang oleh keseksian tubuh pasiennya ini.

    Setelah menyirami tubuh Jeng Nadia kini Mbah Gemblung mulai memegangi kepala Jeng Nadia dari depannya, dengan terus berkomat kamit tangan Mbah Gemblung terus turun keleher jenjangnya, terus turun lagi kepundak Jeng Nadia, seraya berkata.

    “…Mbah minta ijin untuk menerapkan ilmu kesaktian Mbah ketubuh Jeng Nadia, dan Mbah meminta maaf karena harus menerapkannya dengan cara menekan dan memijit keseluruh tubuh Jeng Nadia…!” demikian Mbah Gemblung meyakinkan Jeng Nadia agar ilmu kesaktiannya dapat menyerap ke tubuhnya.

    Jeng Nadia yang awam dan tidak mengerti ilmu perdukunan, hanya bisa mengikuti dan merelakan tubuhnya disentuh oleh Mbah Gemblung. Lalu dengan pelan menjawab, “…saya akan menuruti semua proses ritual yang Mbah lakukan terhadap saya…” dan kemudian dengan senyumnya Mbah Gemblung berkata lagi,

    “…bagus…bagus…nduk…dengan begitu Mbah akan lebih mudah menerapkan ilmu Mbah ketubuhmu…dan Mbah tambahkan lagi, penerapan yang Mbah lakukan tidak hanya dengan tangan Mbah tapi juga dengan mulut Mbah agar penerapan ilmu Mbah lebih sempurna terserap ketubuh Jeng Nadia…!

    Nadia hanya mengangguk mendengarkan semua penjelasan Mbah Gemblung tadi, dan setelah memberi penjelasan kepada pasiennya Mbah Gemblung mulai kembali dengan ritual penerapan ilmunya dengan memijat seluruh tubuh Jeng Nadia mulai dari pundaknya kemudian turun kedadanya, Jeng Nadia sedikit menggeliat ketika tangan Mbah Gemblung mulai mengusapi dan memijit mijit buah dadanya yang montok.

    Mbah Gemblung lalu jongkok didepan Jeng Nadia yang dan mendekatkan wajahnya kebuah dada Jeng Nadia, dengan tangannya kini mulai membuka ikatan kain kemben di dada Jeng Nadia.

    Jeng Nadia hanya memejamkan matanya ketika mulut Mbah Gemblung komat kamit merapalkan mantera persis di belahan buah dada montok Jeng Nadia, lalu lidah Mbah Gemblung mulai menjilati permukaan kulit buah dada Jeng Nadia.

    Jeng Nadia mulai merasakan adanya keganjilan didalam proses ritual yang dilakukan oleh Mbah Gemblung, dan bertanya kepada Mbah Gemblung,

    “…mbah kenapa harus gini segala…?” Tanya Jeng Nadia dengan heran.
    Lalu dijawab oleh Mbah Gemblung, “…hal ini Mbah Lakukan, agar kelak nanti Jeng Nadia memiliki keturunan, air susumu akan lancar dan berlimpah ketika nanti menyusui anakmu…begitu…kamu faham…?!”

    Dengan mengganguk Jeng Nadia menerima penjelasan Mbah Gemblung, walaupun didalam hatinya sulit untuk menerima perlakuan Mbah Gemblung atas buah dadanya yang selama ini hanya suaminya yang pernah memperlakukan demikian.

    Dan Nadia kini hanya pasrah dengan perlakuan Mbah Gemblung terhadap tubuh seksinya, yang kini direbahkan terlentang diatas dipan bambu.

    Mbah Gemblung yang kini duduk ditepi ranjang mulai dengan tangannya menggerayangi seluruh lekukan tubuh seksi pasiennya, dan dengan mulutnya yang tidak berhenti komat kamit.

    Lalu Mbah Gemblung mulai lagi membacakan mantera manteranya dengan mulutnya yang menempel dan menyusuri tubuh Jeng Nadia mulai dari leher hingga ke kulit pahanya.

    Jeng Nadia yang hanya diam kini mulai tergelitik menahan geli ketika kumis Mbah Gemblung menyapu permukaan kulit pahanya dan hal ini diketahui oleh Mbah Gemblung, yang mulai menyeringai dan menahan air liurnya yang mulai deras mengalir dirongga mulutnya

    ”…cleguk…gleg…ssrruuuppff…”

    Tangan Mbah Gemblung mulai meraba keselangkangan Jeng Nadia dan kemudian dengan mulutnya yang berkomat kamit di depan vagina Jeng Nadia dengan sesekali meniup keliang vaginanya.

    Jeng Nadia mulai mendesah dan merintih kecil ketika lidah Mbah Gemblung menjilat dan menyapu belahan vaginanya, dengan kedua tangannya kini memegang dan meremasi buah pantat Jeng Nadia, Mbah Gemblung terus menjilati liang vagina Jeng Nadia. “…ssshhhsss…” Jeng Nadia mendesis.

    Jari tengah Mbah Gemblung mulai masuk kedalam vagina Jeng Nadia dan menekan semakin dalam dengan mengorek dinding vaginanya yang basah, tubuh Jeng Nadia menggelinjang dan menggeliat diatas dipan diperlakukan seperti itu oleh Mbah Gemblung…”…aaahhh…ssshhhss..ooohhh…!” Jeng Nadia mengerang dan mendesah.

    Mbah Gemblung kemudian menghentikan aktifitasnya lalu berkata, “…jeng …gimana kamu mau punya keturunan, la wong pintu rahimmu tertutup dan terlalu kecil begitu…mana mungkin untuk bisa di buahi oleh sperma suamimu…!” kata Mbah Gemblung.

    Dengan raut muka yang penuh keheranan lalu Jeng Nadia bertanya, “…lalu harus gimana Mbah…? Lalu dengan santai dijawab oleh Mbah Gemblung, “…kalau untuk membuka dan memperbesar pintu rahim Jeng Nadia dengan jari Mbah, tidak akan sampai karena jari Mbah yang kurang panjang…

    Ada satu satunya cara yaitu dengan kemaluan Mbah yang sudah tentu lebih panjang dari jarinya Mbah…dan itu terserah kapada Jeng Nadia mau dilanjutkan atau tidak Mba tidak bisa memaksa…!”

    Dengan raut muka yang terlihat putus asa lalu Jeng Nadia berkata lagi, “…saya takut Mbah…dan saya khawatir malah akan terhamili oleh benihnya Mbah…”

    lalu dengan meyakinkan Mbah Gemblung kembali menjelaskan, “…Jeng Nadia ndak usah kuatir akan hal itu, karena dengan kesaktian Mbah akan mematikan sel sel hidup di cairannya Mbah, jadi tidak akan bisa menghamili Jeng Nadia…gimana Jeng…?!”

    Akhirnya dengan berat hati jeng Nadia menerima tawaran Mbah Gemblung untuk membuka dan memperbesar pintu rahimnya dengan menggunakan kemaluan Mbah Gemblung, “…yah sudah kalau memang demikian saya manut apa kata Mbah…”

    lalu dengan manggut manggut Mbah Gemblung menambahkan dengan katanya, “…poko’e sing penting ge’ ndang waras…iya toh Jeng…wes manuto karo si-Mbah…?!” Ngocoks.com

    kemudian Mbah Gemblung meminta Jeng Nadia untuk mengganti kain kemben yang sudah basah sehabis penyucian tadi, dengan kain kemben yang baru dikamar. Lalu dimulailah ritual pembukaan dan ritual pembesaran pintu rahim Jeng Nadia, dengan kembali berkomat kamit mulai tangan Mbah Gemblung merabai seluruh lekukkan tubuh seksi Jeng Nadia.

    Jeng Nadia yang sudah terlentang diatas ranjang kecil mulai mendesah dan merintih ketika lidah Mbah Gemblung mulai menjilat dan menyusuri leher jenjangnya yang mulus, dan dengan kedua tangannya Mbah Gemblung meremasi buah dada montok Jeng Nadia.

    Ketika jilatan Mbah Gemblung turun ke buah dadanya dan mulai mengenyoti putting susunya Jeng Nadia semakin terangsang libidonya, dengan kini tanganya mulai meremasi kain sprei.

    Mbah Gemblung dengan pengalamannya sudah tahu daerah sensitif ditubuh seorang wanita, dapat dengan mudah membangkitkan gejolak birahi ditubuh Jeng Nadia, dan kini dengan melucuti seluruh pakaian Mbah Gemblung mulai mengarahkan batang penisnya yang panjang besar dan berurat itu keliang vagina Jeng Nadia.

    Mula mula digesek gesekkan penis Mbah Gemblung membelah dan menggerus bibir vagina Jeng Nadia yang sudah basah, lalu dengan perlahan Mbah Gemblung menekan penisnya masuk keliang vaginanya…”…aaahh…Mbaahhh…sakiiitt…ooohhh…pelan-pell..an…” jerit Jeng Nadia mengiringi tembusnya vagina Jeng Nadia oleh batang kontol Mbah Gemblung.

    Lalu Mbah Gemblung mulai memaju mundurkan batang kontolnya dengan perlahan lahan diliang vagina Jeng Nadia yang terasa sempit oleh dimasuki kontol Mbah Gemblung yang panjang dan besar itu, dan semakin lama genjotan kontol Mbah Gemblung semakin kencang dan kasar, hingga tubuh Jeng Nadia makin terlonjak dan terhentak hentak dengan kerasnya.

    “…huah…hah…ssshhh…ehg…huah…!” suara Mbah Gemblung mengiringi genjotan kontolnya diliang vagina Jeng Nadia.

    Jeng Nadia yang semula berat hati untuk disenggamai oleh Mbah Gemblung, kini mulai ikut menikmati tikaman tikaman maut batang kontol Mbah Gemblung, dengan tangannya yang kini mulai meremasi kepala Mbah Gemblung yang tengah merangsek buah dadanya dengan rakus.

    Hilanglah harga diri dan kehormatan Jeng Nadia setelah dirinya sekarang berhasil di tunggangi Mbah Gemblung yang dukun cabul itu,

    “…oooohhhh…ssshhh…Mbaaaahhh….aaahhh…ssshhh…” desahan Jeng Nadia semakin memicu kebringasan nafsu birahi Mbah Gemblung.

    Bersambung…

    1 2 3
  • Joinan Apartemen

    Joinan Apartemen

    Cerita Sex Joinan Apartemen – Aku senang sekali mengamati sekretaris bos, Marisa namanya. Wajahnya tidak terlalu cantik, tetapi dia memiliki bentuk body yang super. Aku taksir umurnya sekitar 25 tahun, setahun lebih muda dariku.

    Dia pandai memilih baju yang menampilkan kelebihan tubuhnya, sehingga kelihatan susunya penuh yang bagai magnet selalu memukau mata lelaki.

    Dari belakang dia menyuguhkan pemandangan yang tak kalah menggiurkan dengan bulatan bokong yang gempal. Nah bajunya itu selalu mampu menonjolkan apa yang memang sangat menonjol.

    Aku tidak terlalu akrab dengan Marisa, maklum bagianku tidak langsung berhubungan dengan dia. Padahal kami sudah saling kenal lebih dari 2 tahun. Kantorku di disain terbuka sehingga sekitar 30 orang yang bekerja di dalam ruangkan itu bisa saling melihat. Repotnya kalau terima telepon, semua bakal bisa dengar apa yang dibicarakan.

    Cerita Sex Joinan Apartemen
    Cerita Sex Joinan Apartemen

    Ngocoks Di layar komputerku suatu hari muncul kedip-kedip, penanda ada yang mau chating. Ini adalah chating antar pegawai. Sebenarnya signal itu biasa, karena memang kami komunikasi sesama pegawai menggunakan sarana chating intern.

    Yang luar biasa ketika kuperhatikan, yang ingin bicara dengan ku adalah Marisa. Jarang-jarang nih anak menghubungiku. Pertanyaannya malah bikin gua tambah heran karena tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.

    “Jack” panggilnya. Namaku sebenarnya bukan Jack, tapi teman-teman kantorku memanggilku begitu, kata mereka karena kulitku putih dan agak jangkung.

    “Siap bos, ada perintah,” sambutku menggoda.

    “Eh elu ngekos dimana,” tanya si Marissa.

    “Mau apa anak ini nanya-nanya gua tinggal di mana, mudah-mudahan dia pengin nginep di tempat gua”, batinku berharap.

    Aku menjelaskan bahwa aku tinggal tidak terlalu jauh dari kantor, sekitar 30 menit naik kendaraan umum.

    Eh dia nanya lagi, “ enak gak tempatnya, berapa sebulan ?’

    “Ya lumayanlah, sebulan sekitar dua setengah juta, “kataku rada me mark up. Padahal cuma sejuta setengah.

    Eh dia percaya aja, karena dalam pembicaraan selanjutnya dia tidak protes atau menyebut bayaran kost ku terlalu mahal. Dia belum mau membuka, untuk apa nanya-nanya. Aku jadi makin penasaran karena dia ngajak ngopi sore sepulang kantor.

    Ah, ada apa kayanya serius, karena selama aku kenal dia belum pernah mengajakku ngrumpi. Sambil berharap dapat durian runtuh aku menjadi tidak sabar ingin segera selesai jam kantor ku.

    Menjelang pulang kantor dia mengingatkan lagi agar aku datang ketemuan di suatu tempat, di Mall yang lumayan jauh dari kantor.

    Aku tidak bersamaan dengan dia dari kantor, karena dia memang menginginkan begitu. Sekitar sejam kemudian aku sudah sampai di mall itu.

    Baru saja aku ingin menanyakan dimana ketemuannya, pesannya sudah masuk bahwa dia menunggu di satu warung kopi di lantai 3. Aku tidak hafal dengan letak tempat yang dia maksud, sehingga perlu bertanya pada satpam.

    Ada tangan melambai ketika aku sampai di tempat yang dia sebutkan. Rupanya Marisa sudah duduk di pojok dan kelihatannya ada cewek satu lagi bersama dia. Usianya sebaya Marissa, lumayan cantik, rambut keriting dan kulitnya agak gelap sedikit.

    Aku diperkenalkan dia menyebut namanya Vernita, aku memperkenalkan namaku Jack. Abis kalau aku sebut namaku sebenarnya, nanti si Marisa memanggilku Jack, kan jadi gak enak. Sampai setengah jam kami ngobrol yang gak jelas banget topiknya.

    Dasar cewek batinku, tangannya gak pernah berhenti ngetik di HP. Tentu saja aku gak enak, nanya-nanya ada apa sebenarnya kok pake ngopi bareng di tempat yang jauh dari kantor pula.

    Aku ikuti saja arah pembicaraan mereka yang setiap saat ganti topik. Repotnya, kalau ngomong ama perempuan, kalau ganti topik pembicaraan dia gak ngasi judul, bikin aku bingung menimpalinya. Mungkin dia pikir lawan bicaranya mengikuti apa yang dia pikir.

    “Gini Jack, sebetulnya maksud gua ngajak lu ngopi disini, ngajak lu sharing,” kata Marisa.

    “Sharing ?” kataku masih belum menangkap arah pembicaraannya.

    “Iya aku dan Verni baru nyewa apartemen, tempatnya bagus dan strategis, tidak jauh dari kantor kita dan dekat juga ke kantor Verni,” kata Marisa.

    “Lantas,” timpalku mulai memahami arah pembicaraannya.

    “Ya loe mau gak, sharing sewa apartemen ama kita-kita,” kata Marisa.

    “Emang berapa sebulannya ,” tanyaku.

    “Lima juta, udah semuanya termasuk listrik dan service charge “ katanya

    “Kamarnya ada dua, kalo lu mau lu nempati kamar yang kecilan, aku ama Verni nempati kamar yang rada gede. Lu bayar satu setengah juta aja deh,” kata Marisa.

    Sebenarnya aku ingin langsung saja menjawab mau, tapi aku ingin mengukur sejauh apa mereka meminatiku mengajak joinan. Ngocoks.com

    Singkat cerita akhirnya aku dengan mereka. Memang benar apartemennya cukup bagus bahkan terkesan mewah. Apartemen full furnish, tertata secara apik.

    Aku mengikuti saja irama kehidupan mereka, tempat tinggalku sekarang jauh lebih bagus dari kamar kost ku yang lalu. Yang lebih menggairahkan adalah aku bisa serumah dengan dua cewek. Tapi jangan dianggap semua enak. Aku jadi tidak bisa nenteng cewek lagi masuk kamar ku seperti ketika masih di kos-kosan dulu.

    Sekitar seminggu kami saling menyesuaikan diri terhadap masing-masing penghuni. Aku akhirnya memahami mengapa mereka mengajakku joint tinggal satu apartemen.

    Mereka memerlukan sosok laki-laki di dalam rumah, untuk pelindung. Aku kira alasan itu cukup masuk diakal juga. Namun hati kecilku bertanya, mungkinkah pria dan wanita bersahabat dan tinggal serumah tanpa ada sex diantara mereka.

    Hubungan pria dan wanita tanpa sex hanya kepada Ibu dan anak (kadang itu pun dilanggar) atau adik kakak (banyak juga juga yang melanggar). Aku berprinsip untuk tidak mendahului, “tetapi kalau dia jual ane beli” begitu kata pepatah Betawi.

    Setelah seminggu aku baru menyadari ada kejanggalan pada dua cewek ini. Marisa dan Vernita rasanya sama-sama punya keanehan. Mereka bukan lesbi, tetapi seperti mengidap exhibitionist.

    Bagaimana tidak, aku sering mendapat suguhan yang seronok. Mereka santai mondar mandir hanya mengenakan celana G-String yang menurutku tidak menutupi apa-apa. (lubang vagina kalau pun tidak ditutup toh gak keliatan juga kan) diatasnya mengenakan kaus seperti singlet tanpa BH dan hanya menjulur sedikit kebawah menutup celana dalamnya.

    Padahal aku belum pernah sekali pun mencumbu mereka. Tidak sedikitpun mereka merasa malu duduk di ruang tamu satu sofa dengan ku sambil menonton TV.

    Meski aku belum pernah menjamah satu pun diantara mereka, tetapi aku sudah tahu bahwa Verni jembutnya lebih banyak, dan pentilnya lebih besar dari Marisa. Tapi Marisa punya buah dada lebih besar dan modelnya agak menggantung sedikit.

    Aku tetap berprinsip tidak akan mulai jika tidak dicolek dulu. Jadi meskipun penampilan mereka sangat dan sangat menegangkan, tetapi aku berusaha memendamnya dan menikmati saja pemandangan yang langka dan mahal.

    Sebuah ide begitu saja muncul di kepalaku ketika kami sedang duduk di meja makan bertiga. “Untuk menghemat biaya listrik, bagaimana kalau suhu AC di rumah kita dinaikkan menjadi 25 derajat saja,” usulku kepada mereka.

    Kepala ku yang sudah bertanduk sebenarnya bukan ingin itu, tetapi menginginkan nilai yang lebih tinggi, bukan hanya sekedar menghemat listrik.

    “Panas dong ruangan kita nanti,” protes Verni

    “Iya percuma saja ada AC kalau kita gerah.” sambung Marisa.

    “Aku jamin tidak akan gerah dan panas, suhu 25 derajat itu adalah yang paling nyaman untuk tubuh kita, jadi kalau tidur kita tidak perlu pakai selimut, tetapi masih cukup sejuk. Di ruang tengah ini pun kita tidak akan kedinginan,” kataku.

    “Ah apa bener bisa menghemat listrik, kalau bisa hemat banyak, lumayan juga, uangnya bisa buat jajan atau nambah-nambah uang saku,” kata Verni.

    “Kalau mau, kita coba sekarang, dan semua kita harus sepakat jangan ada yang curi-curi menurunkan suhu AC di bawah 25 derajat, OK,” tantangku.

    Mereka menerima alasan dan logika yang aku kemukakan. Mereka tambah mendukung ketika kemudian aku menantang dengan ucapan. “ Kalau perlu selama di dalam rumah kita bugil aja, toh aku juga sudah tahu semua jerohan kalian, orang penutupnya pada kurang bahan gitu,”

    “Emang lu berani bugil di depan kita-kita,” tanya Marisa.

    “Kalau kalian juga berani telanjang, aku juga gak masalah, itung-itung hemat cucian.” tantangku.

    “Coba buka semua kalau memang lu serius,” tantang Verni.

    Tanpa tunggu lama aku menelanjangi diriku. Untungnya tititku sedang stabil, tapi rada berisi juga walau belum sampai tegak. Jadi cuma kelihatan gemuk dan agak panjang aja.

    “Gak salah aku pilih lu untuk jadi room mate kami,” kata si Marisa.

    Dengan santai aku mondar mandir, bikin kopi, masak air panas dan duduk di sofa menikmati tayangan televisi dalam keadaan bugil.

    Aku tidak memprotes Marisa dan Verni masih pakai celana G string dan BH yang juga minim. Aku percaya diri, sebetulnya mereka yang lebih menginginkan pamer tubuh dari pada aku. Aku yakin kedua mereka ini memang exhibitionist.

    Selang 30 menit Marisa sudah melepas semua penutup tubuhnya sekeluar dia dari kamar. Tidak lama kemudian Verni juga bugil keluar dari kamar mandi. Mereka sangat menikmati tatapan mataku terhadap tubuh mereka. Semakin aku pantau semakin mereka mondar-mandir di depanku.

    Bersambung…

    1 2
  • Anak Durhaka

    Anak Durhaka

    Cerita Sex Anak Durhaka – Namaku Atha, tinggal tidak di real estate. Hobiku banyak, namun harta tak terlalu melimpah. Makan ikan teri, makan ikan kakap itu kusuka. Aku merupakan anak tunggal. Mamaku Siti Aisah, sedangkan ayahku, kita sebut saja ayah.

    Ayahku perangainya sangat keras. Meski begitu, mama sangat mencintainya. Apa yang ayah suruh, selalu mama lakukan. Mungkin bisa dibilang, mama sangat penurut. Meski mama seorang dokteranda, namun karena papa tak pernah kekurangan uang, maka papa melarang mama bekerja.

    Aku termasuk anak yang suka olahraga. Terutama sepakbola. Kehidupanku biasa saja. Tidak ada yang aneh. Hingga suatu hari, kusadari ada yang berbeda.

    Setiap hari mama selalu berpakaian sopan, bahkan terkadang tetap memakai jilbab meski sedang di rumah. Namun hari itu, hari di mana terjadi perbedaan yang kurasa sangat mencolok, mama tiba-tiba memakai rok mini dan kaos ketat. Begitu ketatnya hingga bisa kulihat betapa mama tidak memakai bh di dalamnya.

    Cerita Sex Anak Durhaka
    Cerita Sex Anak Durhaka

    Ngocoks Begitu pendeknya rok yang mama pakai hingga membuatku bisa melihat memek mama saat mama membungkuk untuk melakukan sesuatu. Pemandangan itu tentu membuat kontolku mengeras, aku pun tak tahan hingga akhinya ke kamar mandi untuk masturbasi. Setelah aku tenang, aku mencoba berpikir, mungkin mama sengaja berpakaian seperti itu untuk menggodaku.

    Hari itu mama sedang mencuci piring. Kudekati mama, kupeluk dari belakang sambil kupegang susu mama. Mama berbalik dan mencium pipiku, seperti biasa. Tanganku masih di susu mama, kuputuskan untuk meremasnya.

    Dengan agak marah mama berkata, Lepaskan tanganmu nak! aku pun menurutinya. Tanganku bergetar gugup, menyadari kemungkinan mama melaporkan aksiku dan ayah memarahiku. Aku ingin meminta maaf dan memohon agar tak melaporkan ini namun aku terlalu tegang. Setelah itu, mama bersikap normal seolah barusan tak pernah terjadi.

    Di kamar pikiranku tak berhenti akan kemungkinan laporan dari mama. Esok paginya, aku turun mau sarapan. Kebetulan hari ini sabtu, hari libur sekolah. Karena sekolahku liburnya sabtu minggu. Mama sedang duduk di sofa, nonton tv sambil ngopi. Ayah pergi keluar. Melihatku datang mama lalu bertanya kepadaku mau sarapan apa.

    Mama pun bangkit lalu menuju dapur. Susunya naik turun dari balik kaos yang dikenakannya. Kuputuskan untuk menguji sekali lagi. Selesai menggoreng telur, mama meletakannya di piring di meja dapur.

    Kuselesaikan sarapanku. Aku lalu beranjak mendapati mama yang sedang duduk di sofa sambil melihat tv. Aku ikut duduk di sebelahnya. Aku merasa tegang mengingat apa yang akan kulakukan. Mama menyadari keteganganku lalu bertanya. Kamu kenapa sih? Kujawab saja gak apa-apa mah.

    Tangan mama kini mengelus rambutku. Yakin kamu gak mau bilang sama mama? Bukannya menjawab aku malah mengangkat tanganku dan menyentuh susunya. Apa yang kamu lakukan? Lalu kuremas kedua susu mama sambil kukecup mulut mama. Bukannya diam, mama malah menamparku dengan keras, begitu kerasnya hingga membuat kupingku ikut sakit dan menyuruhku masuk ke kamarku.

    Aku pun beranjak pergi sambil mengelus pipiku. Aku diam di kamar. Sekarang aku yakin mama akan lapor ke ayah dalam waktu 1 x 24 jam. Aku takut. Waktu terasa berjalan lambat, begitu lambatnya hingga membuatku tak bisa santai. Detik-detik berganti jadi menit dan menit pun silih berganti hingga aku tertidur.

    Saat aku terbangun kudengar suara mobil ayah. Saat kulihat melalui jendela, rupanya ayah baru pulang. Aku tak berani turun. Aku diam. Namun kuputuskan untuk turun mengendap-endap. Memeriksa apa yang akan terjadi. Aku pun menuruni tangga pelan-pelan, berusaha tidak bersuara. Setelah mencapai bawah, kudengar ayah dan mama sedang berbicara.

    Atha mulai bertindak kurang ajar saat ayah gak ada.

    Anak itu mulai menunjukan keberaniannya. Jangan mama lupa, mama ada buat nyenangin pria di rumah ini. Selain papa, si Atha juga pria kan.

    Iya, tapi…

    Emang mama pikir buat apa ayah nyuruh mama pake pakean kayak gitu di rumah. Biar anakmu ngeliatnya. Ngerti mah?

    Tapi Atha kan anak kita yah.

    Emang kenapa? Kalau anak itu mau ngapa-ngapain mama juga jangan mama larang. Camkan itu! Biar saja anak kita senang-senang.

    Tapi…

    Gak ada tapi-tapian. Kalau mama gak ngikuti kemauan anakmu, ayah akan buat mama telanjang terus di rumah ini. Ngerti?

    Iii.. iiya yah.

    Tiba-tiba kulihat papa membuka celananya dan duduk. Aku tak tahu apa yang terjadi setelah itu karena kuputuskan untuk kembali ke kamarku di atas. Aku berbaring di kasur sambil memikirkan apa yang terjadi. Arti dari percakapan mama dan ayah. Sudah malam, aku pasti dipangil, disuruh makan.

    Beberapa saat kemudian pintu kamarku diketuk. Aku diamkan. Pintu pun terbuka dan mama muncul sambil memangilku.

    Turun Atha, makan dulu.

    Gak laper mah.

    Mama mendekati dan menyentuh punggungku. Ayo Atha. Kamu kan tau gimana ayah kalau kita gak makan bersama.

    Aku berdiri diikuti mama. Kucium mama lalu kudorong hingga hampir jatuh dekat pintu. Kuraih lengan mama lalu kutampar mama keras – keras sambil berkata, Jangan pernah mama tampar Atha lagi!

    Aku pun turun meninggalkan mama dengan keterkejutannya. Ayah bertanya mama mana, kujawab masih di kamar, entah lagi ngapain. Ayah pun teriak memanggil mama yang langsung mama jawab Iya, sebentar yah. Beberapa saat kemudian mama turun dan menyiapkan makanan. Kami makan seperti biasa. Ayah bertanya tentang sekolah.

    Ayah pingin dipijet ntar sebelum tidur.

    Iya yah, kata mama.

    Selesai makan, seperti biasa, ayah ke atas, ke ruang kerjanya. Tinggallah aku dan mama di sini. Aku pun berdiri dan kutatap mama.

    Sebelum mama beres-beres, isep dulu kontol Atha mah!

    Bukannya menjawab, mama hanya diam terpaku menatapku. Wajahnya terlihat takut. Kudekati mama, kuraih rambutnya dan kutekan hingga membuat mama terpaksa berlutut di hadapanku. Kuturnkan celanaku dan kutekan kontol ke mulut mama. Mama pun mulai menghisap kontolku. Tak tahan akan hisapannya, kulepaskan kepala mama dan langsung kuentot mama di dapur.

    Setelah ayah tidur, langsung ke kamar Atha mah.

    Gimana kalau ayah bangun?

    Plak… kutampar mama keras.

    Itu masalah mama, bukan masalah Atha.

    Di lain pihak, ayah selalu tidur cepat, jarang begadang. Juga selalu bangun subuh. Setiap hari. Aku pun berbaring di kamar, telanjang, hanya memakai selimut sambil menunggu mama. Jam menunjukan pukul setengah sebelas saat akhirnya mama datang.

    Tanpa bicara, kubuat mama menghisap kontolku. Puas menikmati mulutnya, kusuruh mama nungging dan kucoba memasuki anus mama. Menyadari apa yang akan terjadi membuat mama terkejut

    Jangan di sana Atha, mama mohon.

    Diam!

    Jangan sayang, sakit…

    Namun, semakin mama memohon, semakin kupaksa. Kuludahi anus mama agar sedikit mudah. Namun meski harus dengan perjuangan, akhirnya kontolku masuk juga di anus mama. Ku diamkan sambil mendengar isak tangis mama. Mama terus menangis hingga aku pun orgasme di anus mama.

    Kini mama berbaring terlentang di kasurku sambil menangis.

    Ambil semua pil kb mama ke sini?

    Buat apa Atha?

    Plak… kutampar lagi mama keras. Jangan pernah mama mempertanyakan apa yang Atha bilang!

    Kudorong mama hingga keluar dari kamarku. Kuikuti mama ke kamarnya, namun saat mama memasuki kamarnya, aku menunggu di luar kamar. Kudengar ayah bangun.

    Lagi ngapain mah? Sini tidur.

    Pingin ke kamar mandi yah.

    Oh. Ya sudah.

    Ayah kembali tidur, sedang mama mengambil pil kbnya. Mama keluar kamarnya lalu memberi seluruh pil kb. Ku ambil dan kubuang ke kamar mandi.

    Jangan nak, mama bisa hamil.

    Aku hanya tersenyum.

    Jangan Atha, mama mohon!

    Mama mestinya mikir dulu sebelum nampar Atha. Gak usah mengharap belas kasih Atha.

    Mama tentu tak mengetahui kalau aku menguping pembicaraannya dengan ayah tadi. Ku suruh mama mengikuti ke kamarku.

    Mama mesti bangunin Atha dengan cara isep kontol Atha tiap pagi. Jika saat Atha bangun, mulut mama gak di kontol Atha, akan Atha tampar pipi mama.

    Mama bisa bangunin kamu cara itu karena ayah kan pergi kerjanya subuh. Tapi mama gak bisa kalau hari minggu.

    Plak… kutampar mama dulu, lalu bicara. Itu masalah mama. Sekarang enyah dari kamar Atha. Oh ya, cukur jembut mama tiap hari.

    Tanpa menjawab, mama lalu pergi dari hadapanku. Aku sungguh menikmati yang telah terjadi hari ini. Esok minggu. Biasanya aku bangun siang saat minggu.

    Pagi ini merupakan pagi yang sangat menyenangkan. Saat kubuka mata, mamaku sedang sibuk menghisap kontolku. Mama sedang memakai mantel handuk, sedangkan di rambutnya dililit oleh handuk.

    Kumasukan tangan melalui mantel mandi mama lalu meremas susu mama. Tak lupa kupilin juga putting mama. Mulut mama sungguh ahli membuat kontolku seperti akan orgasme, namun aku belum ingin. Kudorong kepala mama hingga lepas dari kontolku.

    “Udah mah, Atha pingin kencing dulu.”

    Aku pun turun dari ranjang diikuti mama. Namun, bukannya ke kamar mandi, kubuat mama berlutut di lantai dan kembali kumasukan kontol ke mulut mama. Menyadari apa yang akan terjadi, mama menatapku seolah memohon agar menghentikan aksi ini. Kutatap mama kembali sambil tersenyum. Kucabut kontolku.

    “Mama mau ngomong apa?”

    Air mata mama jatuh. Mama menangis. “Mama… mama gak mau Atha kencingin. Kenapa Atha seperti ini sama mama?”

    “Karena Atha sayang mama. Inilah buktinya. Inilah cara Atha menunjukan kasih sayang Atha ke mama.”

    “Atha bener – bener seperti ayah.”

    “Buka anduk dan mantelnya mah. Taruh di lantai trus duduki.”

    Mama menuruti.

    “Kalau Atha gak ngencingin mama, Mama mau kasih apa sebagai gantinya?”

    Mama tersenyum. “Akan mama buatin sarapan spesial buat Atha.”

    “Makasih mah.” kataku sambil mengeluarkan urin dari kontolku.

    Kubuat tubuh mama basah oleh air kencingku hingga ke anduk yang sedang didudukinya. Hingga aku pun selesai kencing.

    “Udah mah. Siapin sarapan dulu tuh.”

    Mama pun bangkit. Kulihat air matanya masih turn.

    “Mama mau mandi dulu lagi. Baru buat sarapan.”

    “Gak perlu mandi dulu. Sekarang mama jemur tuh anduk dan mantel anduk diluar biar kering. Jangan di cuci dulu. Ntar kalau mama butuh, tinggal langsung pake lagi.”

    “Tapi si bibi di bawah lagi beres – beres.”

    Kubiarkan protes mama, “Lapar nih…”

    “Gimana kalau mama pake aja dulu nih mantel anduk.”

    “Mama tuh tuli apa idiot sih? Jemur tuh handuk dan mantel. Terus bikinin Atha sarapan. Gak perlu malu kayak perawan. Sekalian tawarin si bibi susu atau kopi atau apa kek…”

    “Terus gimana mama jelasin kenapa mama telanjang dan bau pesing.”

    “Gak perlu jelasin apa – apa.” kataku sambil berlalu ke kamar mandi.

    ***

    Saat keluar dari kamar mandi, kudengar mama di tangga. Aku masuk ke kamarku diikuti mama yang masih telanjang. Rambutnya pun masih basah. Mama meletakan sarapanku di meja.

    “Mama bikinin kopi dulu nak.”

    “Sekalian bawa celemek mama.”

    Mama terlihat marah namun tak menjawab. Hanya menganggukan kepala. Selesai sarapan kudengar mama datang. Aku duduk di kursi saat mama masuk kamar sambil. Ku ambil kopi dari mama dan dengan tatapanku, kuarahkan tatapanku dari mama ke kontolku. Aku senang mama mengerti maksudku. Mama langsung berlutut memasukan kontol ke mulutnya.

    “Atha sangat mencintai mama.”

    Mama mengangguk, entah mengiyakan atau apalah – apalah. Hingga akhirnya aku pun orgasme dalam mulut mama. Mama tak membiarkan satu tetes pun lepas dari mulutnya. Aku sungguh puas dengan pelayanan mama.

    “Telan mah semuanya!”

    Mama menelan semua pejuku.

    “Udah, duduk dulu mah.”

    Mama pun duduk di lantai.

    Timbul keisenganku untuk menggoda mama “Gimana tadi, buatin sesuatu gak buat si bibi?”

    Mama menganggukkan kepala.

    “Terus, gimana reaksinya liat mama telanjang?”

    “Si bibi liat mama dari atas sampai bawah. Terus tersenyum dan bilang ‘Bapak pasti bangga karena ibu punya tubuh bagus. Apalagi memamerkannya di rumah.’”

    “Terdengar seperti si bibi tertarik sama tubuh mama.”

    Mama tak menjawab. Kuulang lagi perkataanku dengan sedikit nada tinggi.

    “Iya.”

    “Udah, biar itu kita pikirin nanti.”

    Selesai berkata, kurengkuh dan kupeluk mama. Mama mulai terisak dipelukanku lalu menangis. Kubiarkan mama menangis sambil mengelus pungung dan pantat mama. Mama lalu menatapku.

    “Kenapa gini Atha?”

    “Karena Atha sayang sama mama.”

    Mama kembali menekankan kepala di dadaku sambil terus menangis.

    “Udahlah mah, terima saja gak usah berontak. Semakin mama menerima kenyataan ini, semakin mudah mama menjalaninya.”

    Mama menganggukan kepalanya lalu mulai melepaskan pelukanku. Dengan tangannya mama menghapus air matanya.

    “Pake celemeknya mah.” Mama menurut dan langsung memakainya. “Nah, beginilah seharusnya seorang mama berpakaian.” Mama tak menjawab namun tersenyum.

    Kuambil gunting dan kupotong bawahan celemek. Sekarang ujung celemek sejajar dengan memek mama. Aku mundur selangkah dan mengamati mama.

    “Kalau sekarang mama terlihat seperti pelacur.”

    Komentarku membuat air mata mama kembali hadir.

    “Ambil dan beresin bekas sarapan Atha mah. Abis itu rebahan di belakang, biar kayak bule, berjemur sinar matahari sambil tetap pake celemek.”

    Mama langsung terkejut mendengarnya, “bentar lagi ayah pulang, mama mesti jelasin apa ke ayah?”

    “Jangan bingung, bilang aja mama pingin itemin kulit mama. Oh ya, gak perlu pake sunkrin atau apa gitu yang sejenisnya. Gak usah diolesin apa – apa lagi. Biar air kencing Atha nyatu sama keringet mama. Jangan berhenti berjemur sebelum Atha suruh.”

    Setelah itu kubimbing mama agar keluar dari kamarku. Sambil mendorong mama, kembali kuberbicara” Sebelum berjemur, minum dulu dua gelas mah.”

    ***

    Dari jendela kamar kulihat halaman belakang rumahku. Mama sedang berjemur, beralas anduk di sisi kolam renang, persis seperti yang kusarankan. Sambil memakai kaca mata hitam. Kufoto mama memakai kamera. Saat sedang mengamati mama, kulihat ada pria yang datang. Pria itu memang tetangga sebelah yang bekerja pada ayah untuk mengurus kolam renang.

    “Semua udah selesai Bu.”

    Mama tak menjawab, hanya melambaikan tangan untuk mengusirnya. Si bibi pun pergi. Mama mulai terlihat kepanasan tapi mama sadar mama tak bisa pergi tanpa izinku. Saat itu kudengar suara mobil ayah. Aku lantas turun dan duduk di sofa depan tv. Ayah pun datang.

    “Mamamu mana?”

    “Gak tau yah. Atha baru aja turun terus langsung duduk di sini. Oh ya, Yah, akhir – akhir ini mama terlihat beda. Gak tau kenapa?”

    “Apa yang mamamu lakuin?”

    “Maaf yah, tapi mama terlihat agak ‘nakal.’ Tapi Atha cuekin aja.”

    “Mungkin akibat pil kb atau entahlah.”

    “Oh.”

    “Tapi ayah gak mau mamamu hamil. Ayah gak sanggup punya bayi lagi, udah terlalu tua.”

    “Gak usah khawatir yah, kan ada Atha. Jadi ayah gak tambah sibuk. Kan yang penting mama gak berubah.”

    “Terserah kamu deh.”

    “Lapar nih ayah.”

    Ayah lalu ke dapur. Saat ayah mencuci tangannya ayah menoleh ke jendela dan melihat mama diluar. Ayah lalu membuka jendela.

    “Ngapain mah? Ayah lapar nih.”

    Mama lalu masuk. Aku menoleh. Kulihat ada sedikit perubahan pada kulit mama, walau secuil. Ayah pun menatap mama.

    “Kenapa telanjang mah?”

    Mama lalu memakai celemeknya. “Ya kan gak ada siapa – siapa di rumah.”

    Melihat mama bercelemek ayah menjawab, “cocok sekali mama pake itu.” Suara ayah terdengar mengejek.

    Aku ikut bicara, “Mama jadi terlihat seksi yah.”

    Ayah tak merespon. Namun ayah seperti mencium sesuatu. “Mamah kayak bau pesing sih?”

    “Oh, ini akibat lotion baru mama.”

    Ayah hanya geleng – geleng, “Ayah laper nih.”

    “Ya udah, ayah mandi saja biar mama siapin makanan.”

    “Iya.”

    Ayah pun naik ke atas lantas ke kamar mandi. Kudekati mama lalu kuelus – elus rambutnya.

    “Bagus… bagus…”

    Setelah itu kubuka kulkas lalu kuambil mentimun. Gak besar, sedang saja ukurannya. Kuberikan pada mama.

    “Masukan ke memek mama.”

    “Gak bisa, kebesaran. Terus susah kalau gak ada penahan, kayak celana dalam misalnya.”

    “Masukan ke memek mama atau Atha masukan ke anus mama!”

    Mama lalu mengolesan ujung mentimun itu dengan minyak dan memasukannya.

    “Gimana kalau ntar tiba – tiba keluar?”

    “Ya jangan sampai dong mah.” kataku sambil menuang air ke gelas. Kuberikan gelas itu ke mama, “minum mah. Awas jangan dulu kencing sebelum Atha izinin.”

    Saat aku kembali duduk di sofa, kudengar ayah menuruni tangga. Menyadari kehadiran ayah mama terlihat panik lalu menatapku seolah meminta agar mentimun itu dicabut. Aku melotot sambil menggeleng. Ayah melihat makanan belum tersaji jadi ayah ikut duduk. Ayah memperhatikan mama.

    “Mamamu jalannya keliatan lucu.”

    Aku menoleh melihat mama, “Iya yah. Munkin karena abis berjemur atau entahlah.” Kulihat tv kembali.

    ***

    “Makanan udah siap.”

    Aku dan ayah lalu beranjak dan duduk di meja makan. Mama menyiapkan makanan.

    “Mama bau banget.” kata ayah sambil beranjak membawa makanan lalu duduk di sofa.

    “Mending makan di sini aja yah.” kataku.

    “Ntar mama makan terakhir, abis Atha dan ayah selesai.”

    Selesai makan, aku dan ayah duduk di sofa.

    “Bikinin ayah kopi dong mah.”

    Beberapa saat kemudian mama datang membawa kopi ayah. Sambil membawa cangkir kopi dari mama, ayah bertanya kepadaku, “kamu liat gak, mama agak gemukan sekarang ya?”

    “Ya gak liat dong yah, kan mamanya pake celemek.”

    “Coba mama buka celemeknya, biar Atha bisa liat.”

    Mama terlihat malu namun mematuhi kata – kata ayah. Air mata mama jatuh.

    “Coba mendekat ke Atha mah,” kata ayah.

    Mama mendekat kepadaku. Aku menunjuk perutnya. Memang terlihat lemak di sana.

    “Udah banyak lemaknya. Terus agak besar. Apa mama mau ke kamar mandi.”

    “Iya.”

    “Jangan, ambil sini piring mama!” perintah ayah.

    Mama pun beranjak kembali ke dapur.

    “Kenapa jalan mama gitu sih mah?”

    Tentu mama tak mau bilang bahwa ada mentimun di memeknya. Mama hanya menggeleng sambil bilang, “ah perasaan jalan mama biasa aja deh.” Akhirnya mama pun kembali sambil membawa piringnya.

    “Taruh di lantai. Makan kayak anjing.” kata Ayah. Lalu ayah berdiri. “Mama mesti minum obat lagi. Kamu pastiin mamamu habisin makanannya Atha.” Setelah itu ayah beranjak naik.

    Saat mama sedang makan seperti anjing, kuelus – elus kakiku ke memeknya yang dipenuhi mentimun. Mama langsung menoleh padaku dan memohon.

    “Mama pingin kencing, biarin mama kencing nak.”

    “Iya deh.”

    Mama langsung berdiri, namun belum mama melangkah langsung kutampar pantatnya dengan keras. Begitu kerasnya hingga membuat tanganku pun sakit.

    “Awww…”

    “Siapa yang nyuruh berdiri?”

    Mama pun kembali merangkak seperti anjing ke arah kamar mandi, namun kuhentikan. Kutunjuk belakang rumah.

    “Jangan Atha. Jangan perlakuin mama kayak gini.”

    Aku tak menjawab, namun kuraih rambut mama dan kutarik keluar kebelakang rumah.

    “Angkat pantat mama, Atha pingin liat mama kencing.”

    Mama mulai menangis. “Gak bisa kalau masih ada mentimun.”

    Kusentil keras memek mama dengan jemariku membuat mama kembali berteriak. Namun mama langsung memuntahkan air kencingnya hingga selesai.

    “Cabut timunnya terus makan mah.”

    Mama mengeluarkan mentimun. Wajahnya terlihat jijik. Namun tetap memakan timun itu sampai habis.

    “Udah, merangkak lagi mah, biar Atha semprot.”

    “Biarin mama mandi di kamar mandi Atha.”

    “Lho, anjing kan gak ke kamar mandi.”

    ***

    Setelah puas menyemprot mama dengan air dari selang, kusuruh mama kembali masuk. Saat mama merangkak, telepon rumah berbunyi. Kuangkat ternyata tanteku, Yena, adik mama. Tante yena mau bicara sama mama namun kubilang mama lagi di kamar mandi. Ntar kubilang sama mama. Setelah itu kututup teleponnya.

    “Ntar malam mama telepon tante yena sambil ngewe. Sekarang abisin dulu makanan mama. Abis itu mama ke garasi, diam di sana hingga waktunya untuk masak malam.” Ceritasex.site

    Mama mengangguk lalu menyelesaikan makannya. Setelah itu mama merangkak ke garasi. Kudengar pintu garasi terbuka. Beberapa saat kemudian, ayah turun lalu mengambil minuman dari dalam kulkas. Ayah ikut duduk di sofa.

    “Mama mana?”

    “Kayaknya tadi pergi ke garasi yah.”

    Ayah bangkit lalu menuju garasi. Didapatinya mama sedang terbaring tidur di lantai, telanjang. Ayah lalu menutup pelan pintu garasi dan kembali duduk di sampingku.

    “Atha mesti lebih hati – hati sama mamamu. Kalau gak bisa berbahaya.”

    “Atha ngerti. Baiklah, Atha bakal lebih hati – hati lagi.”

    “Tadi tantemu nelpon ingin ngomong sama mama tapi lagi gak bisa. Mau ngomong apa tantemu Atha?”

    “Gak tau yah. Tapi dari nadanya kayak yang sedikit emosi gitu.”

    “Mungkin ada masalah sama pamanmu, pamanmu memang kacau. Ingetin aja mamamu buat nelpon tantemu. Ayah demen sama tantemu itu,” kaya ayah sambil tersenyum penuh arti kepadaku.

    Aku pun nonton tv sama ayah.

    ***

    Tak terasa malam pun tiba. Aku pun bangkit, “biar Atha bangunin mama buat masak.” Aku menuju garasi. Mama terlihat tidur nyenyak. Kubuka celana dan kuarahkan kontolku. Aku mulai kencing dan kuarahkan agar membasahi rambut, wajah dan susu mama. Mama bangun, terkejut namun memilih diam hingga aku selesai kencing.

    “Saatnya masak mah.” kataku sambil melempar celemek mama lalu kembali masuk dan duduk di sebelah ayah. Mama mendekati dan menyapa ayah lalu menuju kulkas. Ayah melihat mama basah, susunya bergerak naik turun. Tentu hal ini tak luput dari perhatian ayah. Ayah pun bangkit lalu memeluk mama dari belakang.

    Aku bangkit lalu mendekati mereka.

    “Yah, rasanya Atha kepingin punya peliharaan, beli kucing kek, atau kelinci.”

    “Enggak. Ntar ribet. Kamu mesti beli makannya, mandiin, urus kotorannya.”

    “Tapi yah, Atha pingin ngelatih peliharaan. Biar nurut, biar bisa diajak jalan – jalan.”

    Ayah diam lalu menatapku. Setelah itu ayah mendorong mama ke arahku.

    “Mulai sekarang, dia bisa jadi peliharaan Atha. Jadi anjing Atha. Mau Atha latih, bermain, terserah. Mau Atha ajak jalan keluar pun biar bisa ketemu sama anjing lainnya pun bisa. Eh tapi, tentu jangan Atha bawa jalan keluar. Biar anjing lain saja yang Atha bawa ke sini. Biar mereka bisa main”

    “Tapi yah, kita kan gak tau apa anjing lainnya dikebiri atau engga.”

    Ayah mengedipkan mata padaku lalu berkata, “ya hanya satu cara untuk mengetahuinya.” Setelah itu ayah ke belakang rumah, ke kolam.

    ***

    Kulihat mama yang benar – benar ketakutan.

    “Atha gak boleh begitu sama mama.”

    Plak… kutampar pipi mama keras.

    “Jangan bicara sembarangan. Sekarang mama masak aja. Oh ya, sebelum itu, hubungi tante Yena sekarang. Sekalian ajak makan di sini. Bahkan ajak nginep di sini aja.”

    Masih berair mata, mama menelepon Tante Yena. Setelah basa – basi, mama pun mengajak Tante Yena menginap. Sekalian ngobrol sama suamiku, siapa tahu bisa membantu kalian berdua, kata mama. Mama pun menutup telepon setelah percakapan usai.

    “Ngomongin apaan sih mah?”

    “Pamanmu lagi butuh uang, siapa tahu ayahmu bisa membantu.”

    Aku hanya mengangguk lalu beranjak untuk duduk di sofa.

    “Sah, Aisah, sini!” untuk kali pertama kupanggil mama dengan menyebut namanya. Mama menghampiri, terlihat tak suka.

    “Kamu punya korset gak?”

    “Ada tapi, kemungkinan udah gak cukup.”

    “Bagus. Pake aja. Sekalian pake kaos putih dan rok mini.”

    “Tapi warna korsetnya merah. Pasti bakal keliatan dari luar kaos.”

    “Atha juga tau.”

    “Mama bilang gini karena pamanmu suka bercanda. Apalagi sama mama.”

    “Atha juga tau itu. Lagian kan masih keluarga.”

    Mama memilih untuk tidak membantah. Akhirnya mama naik ke kamarnya untuk memakai pakaian. Saat kembali, mama terlihat nakal. Korset merah terlihat dari balik kaos putihnya. Susunya tercetak jelas sedang rok mininya pun sangat pendek.

    “Tunjukan yang ada di balik rok mini itu!”

    Mama menunjukan bahwa tiada apa pun selain rok mini itu. Puas akan pandangan itu, kuberdiri, mendekati mama, memeluk dan mencium keningya. Ngocoks.com

    “Mama memang pintar, cepat belajar hal baru. Meski bau mama kaya di wc umum, namun mama terlihat cantik.”

    Aku lalu memutar mama. Kumasukan tangan ke dalam kaos mama ingin tahu apakah korset itu bisa diperketat lagi. Ternyata bisa. Kuperketat saja korset itu hingga mentok.

    “Mama susah nafas Atha. Susu mama juga jadinya naik banget.”

    “Gak apa – apa. Ntar sekalian kamu belajar akting. Paman pasti coba mencuri pandang ke arahmu. Bantu sekalian sama kamu biar dia bisa puas. Namun jangan biarkan dia ngentot kamu. Kalau sampai terjadi, kamu rasakan sendiri akibatnya. Kalau dia tetap memaksa, teriak saja.”

    Kuhentikan omonganku. Kutampar pantat mama lalu melanjutkan bicara, “Sekarang ayo masak.”

    Aku kembali duduk di sofa sambil menonton tv. Sesekali kulihat mama. Mama terlihat kaku memakai korset ketat sambil memasak. Aku hanya tersenyum.

    Beberapa saat kemudian ayah datang. Saat melihat mama ayah terkejut.

    “Wow, ada yang dandan nih. Siapa yang bakal datang?”

    “Tante Yena sama paman mama undang makan dan nginep di sini. Juga paman mau bicara sama ayah, lagi butuh uang.”

    “Enak aja. Gak akan ayah kasih bantuan lagi tuh orang.” kata ayah sambil membuka kulkas, mengambil minumannya. Setelah itu ayah ikut duduk di sofa.

    “Coba dengar ide Atha yah, kalau ayah bantu paman, sekalian saja ambil sertifikat rumahnya. Juga suruh Tante tinggal di sini sampai hutang paman lunas.”

    Ayah tiba – tiba tersenyum sambil menatapku. “Bener – bener anak ayah. Idemu sungguh orisinil.”

    “Tapi jangan langsung ayah kasih. Bilang aja mau ayah pikirkan dulu. Trust tanya buat apaan uangnya.”

    Ayah tak menjawab, namun pergi. Mungkin mandi. Aku ke kulkas, mengambil mentimun dan menyerahkan ke mama. Mama mengambil dan langsung mencoba memasukan itu ke memeknya. Namun ternyata susah karena ketatnya korset.

    “Tolong bantu mama masukin dong Atha.”

    “Siap. Nungging dulu dong.”

    Mama langsung nungging kayak anjing. Kumasukan timun itu ke memek mama. Mama kembali bangkit lalu melanjutkan memasak. Aku berjalan ke kamar. Di kamar kusiapkan webcam untuk nanti. Saat aku keluar kamar, kudengar bel berbunyi. Aku pun ke dapur.

    “Aisah, coba liat siapa yang datang.”

    Saat kulihat mama berjalan menuju pintu, kusadari betapa mama terlihat sangat nakal. Susu mama seperti tak muat dalam kaos. Cara jalannya pun unik karena adanya timun. Saat mama membuka pintu, Tante dan Paman berdiri lalu menatap mama. Tante memeluk mama lalu berjalan masuk melewatiku. Kulihat Paman juga memeluk mama.

    Bersambung…

    1 2 3 4 5 6
  • Saudara Ipar

    Saudara Ipar

    Cerita Sex Saudara Ipar – Halo sobat Ngocokers perkenalkan namaku Chandra (25 tahun) tinggiku 170cm berat badan ku 65kg aku sangat menjaga bentuk tubuhku dan aku juga sering ngegym aku bekerja di instansi pemerintah.

    Istriku bernama Nisa (26 tahun)  ibu rumah tangga, tinggi 155cm berat badan 36kg bentuk tubuh istriku kurus payudaranya pun datar sehingga ketika berhubungan sex aku sering kali kurang puas dengan tubuh istriku.

    Kakak istriku : Teh Gina (35 tahun) seorang 9uru SD, tinggi 160cm berat badan 50kg bentuk tubuhnya sangat bagus dan ideal dengan volume payudara yang pas terlihat sintal dan kenyal sekali begitupun dengan pantat nya wkwkwk.

    Suami Teh Gina : Mas Robi (36 tahun) tinggi 168cm berat badan 55kg pekerjaannya buruh pabrik. Anak teh Gina dan mas roni bernama Farah (8 tahun).

    Cerita Sex Saudara Ipar
    Cerita Sex Saudara Ipar

    Ngocoks Pagi hari pukul 07.30 aku bersiap berangkat ke kantor, seperti biasa aku berpamitan pada istri ku dan mertuaku, aku dan istriku masih tinggal bersama mertua ku atau orang tua istriku sedangkan teh Gina dia sudah mempunyai rumah sendiri tetapi masih bertetangga dengan kami rumahnya pun hanya terhalang 1 rumah dengan rumah mertuaku

    Setelah berpamitan dengan istri dan mertuaku aku lanjut berpamitan dengan teh Gina, akupun berjalan ke rumah teh Gina, pada saat itu di rumah suami teh Gina sudah berangkat kerja karena saat itu dia masuk shift 1 jadi jam kerjanya di mulai jam 6.00 pagi.

    Sedangkan anaknya sudah berangkat sekolah, jadi di rumah itu hanya ada teh Gina saja, sesampai di rumahnya kulihat pintu nya terbuka jadi aku langsung masuk saja tanpa mengetuk pintu karena sudah biasa juga seperti itu.

    Saat aku melihat ke kamarnya betapa terkejutnya aku melihat teh Gina ternyata baru saja selesai mandi dan masih mencari pakaian yang akan di pakaiannya kesekolah tanpa mengenakan handuk alias telanjang bulat, Sungguh pemandangan yang sangat indah lagi aku saksikan seakan aku tak mau ini semua berakhir.

    Dia tidak sadar akan kehadiran ku karena sedang fokus mencari baju, karena aku takut teh Gina sadar akan kahadiran aku cepat cepat mundur lagi ke ruang tamu dan memanggil teh Gina dari ruang tamu.

    Aku : Tehhh… Teh Gina. Panggil ku

    Teh Gina : iya om. Jawab teh Gina

    Teh Gina memang biasa memanggilku om dari mulai anaknya kecil agar anaknya biasa memanggilku begitu juga.

    Aku : Ini mau pamit berangkat kerja teh. Jawabku

    Teh Gina : Oh iya om sini aja masuk. Jawab teh Gina

    Dalam hatiku aku merasa sangat senang akankah aku akan melihat pemandangan indah itu sekali lagi. Akupun berjalan menuju kamarnya dan ternyata dia sudah memakai handuknya lalu akupun berpamitan.

    Aku : Berangkat dulu teh. Kataku sambil saliman dan mencium tangannya

    Teh Gina : iya hati-hati di jalannya om. Jawabnya sambil tersenyum.

    Akupun berangkat ke kantor seperti biasa, akan tetapi dalam kepala ku selalu terbayang bayang pemandangan tadi pagi yang membuatku tidak bisa fokus dengan pekerjaan ku.

    Lalu beberapa hari setelah kejadian itu teh Gina dan anaknya menginap di rumahku karena mas roni bagian shift 3 (jam 21.00 – 6.00).

    Lalu tiba tiba istriku ingin tidur di ruang tengah dimana teh Gina dan anaknya pun tidur disitu.

    Nisa : Mas aku tidur di ruang tengah yah sama teh Gina sama Farah, kalo kamu mau tidur di kamar gapapa ko.

    Aku : Nggak ah, gak enak masa yang lain tidur di luar aku tidur di kamar. Jawabku

    Tibalah saat kami akan tidur, posisinya adalah (aku, istriku, Farah, teh Gina) jadi aku dan teh Gina sama-sama di ujung sebelah kanan dan kiri. Oh ya mertua ku tidur di kamar ya maklum udah tua takut masuk angin kalo ikut tidur di ruang tengah :).

    Sekitar pukul 01.00 disaat semua sudah tertidur lelap aku terbangun karena ingin kencing, aku langsung bergegas ke kamar mandi, saat aku kencing kembali terbayang kejadian waktu itu dimana aku menyaksikan tubuh mulus teh Gina yang membuatku birahi ku kembali naik.

    Setelah selesai aku kembali ke ruang tengah untuk kembali tidur, tetapi saat aku sampai di ruang tengah aku melihat teh Gina tertidur memakai daster tipis yang agak terbuka di bagian leher sehingga aku bisa melihat belahan payudaranya yang begitu putih da berisi itu.

    Di tambah lagi bagian bawah daster nya tersingkap sampe ke bagian atas paha sehingga aku bisa melihat pahanya yang begitu putih dan mulus itu, pikiranku mulai kacau aku yakin jika aku kembali merebahkan badan ku pun aku tidak akan bisa tidur.

    Entah dari mana ide bejad ini timbul aku berniat untuk mencoba memegang payudara teh Gina, setelah ku bulatkan tekadku aku perlahan-lahan merebahkan diri di sebelah teh Gina dengan posisi di belakangnya dan tubuhku miring menghapnya lalu aku mencoba untuk menyentuh bagian payudara teh Gina.

    Aku menyadari kalau teh Gina tidak memakai bra/bh jadi aku langsung bisa menyentuh bagian payudaranya, karena tidak ada reaksi aku semakin nekat lalu ke masukan tanganku ke dalam bajunya dan mencoba menggapai puting payudara teh Gina sambil aku menempelkan penis ku di pantat teh Gina.

    Tapi tetap saja teh Gina tidak beraksi apapun dengan apa yang sudah aku lakukan, aku tidak tahu apakah dia benar benar pulas tertidur atau dia memang sengaja tidak beraksi apapun.

    Setelah itu aku tidak tahan lagi dan menyudahi mengerayangi teh Gina dan kembali pergi ke toilet dan melakukan coli disana. Setelah itu akupun kembali tertidur di samping istriku.

    Aku terbangun pukul 6.00 tidak ada yang berubah semua berjalan seperti biasanya aku pun seperti biasa pergi mandi lalu setelah itu bersiap berangkat ke kantor dan seperti biasa aku pun berpamitan pada semua orang yang ada di rumah, aku juga berpamitan dengan teh Gina yang sedang berada di rumahnya.

    Lalu aku pergi ke rumah teh Gina dengan perasaan tidak karuan aku takut kalau semalam dia menyadari apa yang aku lakukan padanya, lalu aku sampai di rumah teh Gina dan ternyata teh Gina juga sudah siap untuk berangkat ke sekolah dengan mengenakan baju batik ketat dan rok hitam membuatnya terlihat begitu cantik dan indah di pandang, akupun memberanikan diri untuk memulai pembicaraan.

    Aku : Tumben teh pagi pagi udah siap ?. Tanyaku

    Teh Gina : Eh iya om mau ada rapat soalnya jadi harus pagi pagi hehehe. Jawab teh Gina

    Dirasa tidak ada yang berubah dengan sikap teh Gina akupun merasa lega dan aku segera berpamitan dengannya.

    Aku : Teh aku pamit berangkat dulu. Eh mas roni udah tidur apa belum teh?. Tanyaku

    Teh Gina : udah om baru aja tidur, pas pulang langsung tidur, kenapa emang om? Tanya teh Gina

    Aku : Enggak teh tadinya kalo belum tidur mau sekalian pamitan ke mas roni juga. Jawabku

    Teh Gina : Oh, udah enggak usah gapapa. Jawab teh Gina.

    Aku : Yaudah teh aku berangkat ya. Kataku sambil saliman dan mencium tangan teh Gina.

    Teh Gina : Iya om hati-hati, yang semalem jangan di pikirin. Kata teh Gina sambil berbisik padaku

    Aku merasa tersambar petir di pagi hari, ternyata teh Gina menyadari apa yang aku lakukan kemarin malam, tapi ada pertanyaan di dalam otakku, kalu dia menyadarinya mengapa dia tidak bereaksi dan hanya diam saja atau mungkin dia juga menikmatinya pikir ku.

    Aku : Hah maksudnya teh?. Tanyaku sambil pura pura bingung.

    Teh Gina : Eh enggak ko, udah cepet berangkat nanti kesiangan loh. Ucapnya sambil tersenyum yang membuatku semakin panas dingin sekujur tubuh.

    Hari berlalu aku sudah pulang dari kantor dan waktu menunjukan jam 19.00 lalu istriku menerima pesan WA dari teh Gina, aku langsung kaget aku takut teh Gina mengadu pada istriku kejadian kemarin malam, tanpa melihat WA itu aku pun langsung pergi ke kamar mandi untuk menenangkan diri,

    Setelah beberapa saat aku kembali ke kamar aku melihat istriku sedang bermain HP lalu aku tiduran di sampingnya. Lalu istriku bertanya padaku.

    Nisa : Mas aku mau ngomong sesuatu boleh?. Tanya istriku

    Aku semakin tidak karuan pikiran ku kacau.

    Aku : iya boleh mau ngomong apa emang?. Tanyaku balik sambil menyiapkan penjelasan yang akan aku katakan pada Nisa

    Nisa : Itu Teh Gina minta gantian buat kita nginep di rumahnya, kamu mau enggak ?. Tanya Nisa istriku

    Aku : Oh yaudah gapapa lagian udah lama kita gak nginep di rumah teh Gina, jadi gapapa sekali kali kita nginep disana. Ucapku dengan perasaan tenang karena ternyata teh Gina tidak membocorkan kejadian semalam ke istriku.

    Nisa : Beneran mas ? Kalau gitu nanti kita kesana setelah mas roni berangkat kerja mas. Ucap istriku Nisa

    Aku : Oke siap sayang. Ucapku

    Pukul 21.30 aku dan istriku pergi ke rumah teh Gina untuk menginap, sesampainya disana ternyata benar mas roni sudah berangkat ke pabrik dan hanya ada teh Gina dan Farah saja yang sedang tertidur di kamar.

    Lalu teh Gina memanggil aku dan istriku untuk tidur di kamar bersama-sama.

    Teh Gina : Nis sini tidur nya di sini sama si om nya juga ajak disini tidurnya. Ucap teh Gina

    Aku : Eh enggak usah teh aku tidur di depan aja di sofa teh. Jawabku

    Nisa : Gapapa mas disini aja kalo di sofa nanti sakit leher loh. Ucap istriku

    Aku : Enggak ko udah biasa dulu masih bujangan juga aku sering tidur di sofa dari pada di kamar. Ucapku

    Nisa : Beneran gapapa mas? Tanya Nisa

    Aku : Iya gapapa. Ucapkan sambil berjalan ke ruang tamu.

    Sekitar jam 1 malam aku kembali terbangun karena aku merasa haus akupun ke dapur menuju kulkas untuk mengambil air, aku melihat teh Gina pun sedang menuju dapur dengan sempoyongan mungkin baru bangun tidur.

    Aku : Kebangun juga teh. Sapaku

    Teh Gina : Eh iya om pengen ke toilet. Jawab teh Gina sambil sedikit kaget melihatku, mungkin dia tidak melihatku di dapur. Setelah minum aku kembali tiduran di sofa. Tiba-tiba aku kaget melihat teh Gina sudah ada di depan ku.

    Teh Gina : Belum tidur om?. Tanya Teh Gina

    Aku : Eh iya teh biasa kalau udah kebangun pasti susah lagi tidur nya. Ucapku sambil mengubah posisi menjadi duduk.

    Teh Gina : Iya sama teteh juga kalo udah kebangun susah lagi tidurnya. Ucapnya sambil duduk di sebelahku.

    Setelah itu aku pun mengobrol dengan teh Gina dari hal biasa sampai mulai menjurus ke masalah ranjang.

    Teh Gina : gimana om sama Nisa sering gituan nggak?. Tanyanya padaku sambil tersenyum

    Aku : hehehe lumayan teh kadang seminggu 3x atau 4 kali teh. Jawabku sedikit malu

    Teh Gina : Wah lumayan sering juga yah, eh si Nisa kuat berapa ronde om?. Tanyanya lagi sedikit memancing

    Aku : ya paling maksimal 2 ronde teh itu juga kalau ronde kedua Nisa nya udah males malesan capek katanya.

    Teh Gina : Yah kalo teteh sih boro boro mas roni itu udah jarang ngajak sex kalau sex sebulan paling 3 atau 4x aja terus paling kuat 1 ronde doang. Ucap teh Gina

    Aku : Hah emang gak kurang teh cuma sebulan 4x kalau aku sih gak bakalan kuat teh hehehe. Ucapku, dan tak terasa penisku mulai tegang dengan pembicaraan ini.

    Teh Gina : Ya jelas kurang lah tapi mau gimana lagi mas roni nya nggak mau. Ucap teh Gina dengan muka bete.

    Lalu teh Gina melihat ke selangkanganku mungkin karena merasa ada yang menonjol di bagian situ. Waktu itu aku yang memakai celana pendak tipis sehingga ketika penisku tegak akan sangat terlihat jelas.

    Teh Gina : Ada yang bangun tuh om hehe. Ucap teh Gina sambil senyum

    Aku : Eh iya maaf maaf teh kebawa suasana hehehe. Ucapku

    Lalu teh Gina tangan teh Gina tanpa kusadari sudah memegang penis ku yang sedang tegak itu.

    Teh Gina : Wah gede juga punya om. Ucap teh Gina sambil tersenyum dan wajah mupeng.

    Aku : Enggak ah teh biasa aja normal ko sama kayak yang lain. Ucapku

    Teh Gina : Enggak ah punya mas roni nggak segede ini. Ucapnya sambil mukanya sudah sangat mupeng sekali

    Aku : Kalo Teh Gina mau, coba aja teh aku siap ko muasin teteh. Aku berbisik ke telinga teh Gina sambil mencium leher nya.

    Teh Gina mulai terangsang dengan perlakuanku dia mulai mengosok gosok penisku dengan tangannya.

    Teh Gina : om boleh di buka gak celananya teteh pengen liat. Pintanya

    Aku : Pengen liat apa teh yang jelas coba ngomong nya?. Tanyaku memancing

    Teh Gina : Pengen liat kontol si om, boleh yah di buka?. Tanya teh Gina

    Aku : Boleh ko teh asal teteh buka sendiri ya. Ucapku sambil mulai menikmati gosokan tangan teh Gina yang semakin lama semakin kencang dan semakin menekan penisku. ceritasex.site

    Lalu teh Gina langsung membuka celanaku dan langsung memainkan penisku dengan tangannya yang lembut itu. Lalu aku pun mulai memasukan tangan ku ke dalam daster teh Gina dan mulai meraba payudaranya, dan memainkan puting nya yang sudah mengeras itu, teh Gina pun sesekali mengeluarkan suara desahannya saat puting nya aku mainkan.

    Teh Gina : sssstttttt aahhhh geli om, tapi enak sih teerruusss om aaahhhh. Teh Gina mulai meracau.

    Melihat teh Gina yang semakin terangsang aku pun jadi makin berani, aku terus meremas remas payudaranya sambil sesekali ku sentil puting nya, teh Gina pun di buat ke enakan oleh perlakuanku, dan tanpa basa basi denganku teh Gina langsung menyepong penis ku dengan sangat lahap, aku pun ke enakan.

    Aku : aaahhhh teh ko gak bilang bilang kalau mau nyepong?. Tanyaku

    Tanpa memperdulikan perkataanku dia terus saja menyepong penisku dengan sangat agresif. Aku mulai meraba ke bagian pantat teh Gina ku tarik daster bagian bawah teh Gina sehingga aku bisa melihat cd teh Gina yang sudah sangat basah oleh air kewanitaannya, itu artinya memang teh Gina sudah benar benar sange sekarang.

    Kemudian aku tarik kepala teh Gina sehingga terlepaslah mulutnya dari penisku. Lalu aku buka cd nya dan akhirnya aku bisa melihat vagina yang sudah lama aku ingin kan itu, vaginanya sangat bersih dan di hiasi bulu bulu tipis yang membuatku semakin sange, setelah itu aku tiduran di sofa dengan teh Gina berada di atas ku kami pun membuat posisi 69 sehingga kami sama-sama mengjilat kemaluan satu sama lain.

    Teh Gina : aaahhhhh oommm eeennaakkk baaanggeettt tteeerrruuuussss oooommmm. Desahan teh Gina.

    Aku dengan sangat agresif melumat habis vagina teh Gina hingga cairan kewanitaannya mengalir deras keluar.

    Teh Gina : aaaaahhhhhhhh teteh keluar aahhhhhhh. Teriaknya

    Aku : Gimana teh puas nggak sama permainanku?. Tanyaku dengan penuh keyakinan

    Teh Gina : Puas banget om, ayo masukin om teteh udah ga tahap pengen di entot sama kamu. Pintarnya sambil mengambil posisi menungging.

    Aku : Aku masukin ya teh. Ucapku sambil perlahan memasukan penisku ke Lubang vagina teh Gina.

    Teh Gina : uuuhhhh pelan pelan om, memek teteh belum terbiasa sama yang gede kayak gini. Ucap teh Gina.

    Aku : Waahhh sempit banget memek teteh, walaupun udah ngelahirin memek teteh masih kayak perawan. Ucapku memuji teh Gina.

    Teh Gina : Ahhhh si om bisa aja, aku jadi malu di puji gitu. Jawabnya sambil tersenyum malu.

    Blesssssss akhirnya penisku masuk semua ke Lubang vagina teh Gina

    Teh Gina : aahhhhhh saakiitt ooomm. Teh Gina sidikit merintih sambil menggigit bibir bawahnya.

    Aku : aaahhhhh tahan teh nanti juga enak. Ucapku sambil menggenjot perlahan.

    Teh Gina : aaahhhhh aaahhhhh eennnaakk tteeerruuussss genjot lagi om. Pintanya

    Semakin lama semakin ku percepat genjotan ku.

    Teh Gina : aaahhhh uuuhhhhh eennaakkk, teteh udah gak kuat mau keluar om ahhhhh. Ucapnya sambil seluruh tubuhnya bergetar.

    Mendengar itu aku semakin mempercepat lagi genjotanku dan akhirnya teh Gina mengerang keenakan dan menyemprotkan cairan kewanitaannya dengan sangat deras (squirting).

    Setelah itu teh Gina langsung terduduk kelelahan karena sudah 2x klimaks

    Lalu aku mengangkat tubuh teh Gina lalu merebahkannya di atas sofa. Lalu ku arahkan penis ku ke lubang vagina teh Gina dan berniat menggenjotnya lagi.

    Teh Gina : aaammppuunn om teteh udah lemes banget loh ini. Ucapnya meminta ampun

    Aku : Tenang aja teh udah ini teteh akan merasakan kenikmatan yang luar biasa yang tidak pernah teteh bayangkan sebelumnya. Ucapku

    Lalu aku langsung memasukan penis ku ke lubang vaginanya da langsung aku genjot dengan sangat agresif, sementara itu juga kami berdua beradu mulut atau ciuman.

    Teh Gina : aaaaahhhhhh aaaahhhhh eennnaakkk om, teteh mau kontol kamu teteh suka kontol kamu aahhhhh ennnaakkk banget. Ucap teh Gina sambil matanya sudah putih semua, mungkin karena keenakan sama kontol ku wkwkwk.

    Aku : Aku mau keluar teh aahhhhhhh. Ucapku

    Teh Gina : aaaaahhhhhhh teteh juga mau keluar om, ayo keluarin bareng. Ucap teh Gina

    Lalu aku sedikit mengangkat pinggangnya sambil ku percepat lagi genjotanku

    Teh Gina : aaaaaahhhhhhh om teteh keluarr nihh aahhhhhh.

    Aku : aaahhhhh aaaaahhhh aku juga keluar teh aahhhhhhh. Dan kami pun bersama sama mencapai klimaks, dan aku menyemprotkan sperma ku di dalam rahim teh Gina, bahkan saking banyaknya spermaku rahim teh Gina tidak sanggup menahannya dan berceceran keluar.

    Setelah itu teh Gina hanya terbaring lemah di sofa , aku juga sama aku menindihnya sambil kontolku masih tertancap di memeknya. sumber Ngocoks.com

    Aku : Teh kapan kapan ngentot lagi yah. Ucapku berbisik

    Teh Gina : Iya om teteh juga pengen terus di entot sama om soalnya kontol om enak banget, makasih yah udah muasin teteh pokok nya teteh sayang om. Ucapnya

    Aku : Iya teh memek teteh juga yang paling enak, udah sempit bisa mijit juga rasanya aku gak mau lepas sama memek ini. Ucapku

    Teh Gina : Sekarang memek ini jadi milik om, memek ini udah gak bisa lagi puas sama mas roni memek ini cuma bisa puas kalau di entot sama kontol om.

    Setelah itu kami pun kembali berciuman beberapa menit, lalu kami kembali bangkit dan membereskan pakaian kami dan membersihkan semua sperma dan cairan memek teh Gina yang berceceran.

    Lalu setelah semuanya beres dan kami sudah memakai pakaian kami teh Gina kembali ke kamar dan akupun kembali rebahan di sofa yang menjadi saksi bisu berbuatan aku dan kakak iparku itu.

    Cerita Sex Wanita Dambaan Lelaki

    Pada pagi harinya semua berjalan seperti biasa aku dan teh Gina bersikap biasa seolah tidak terjadi apa apa semalam, aku pun akan berangkat kerja dan berpamitan ke semua orang di rumah lalu seperti biasa aku juga berpamitan kepada teh Gina di rumahnya.

    Tetapi sekarang aku tidak hanya mencium tangannya saja tetapi kami berciuman dulu sebelum aku berangkat, dan mas roni tidak mengetahui nya karena dia sudah tertidur lelap karena kecapean baru pulang shif malam.

    Setelah kejadian malam itu aku jadi sering berhubungan sex dengan teh Gina, setiap kali mas roni berangkat shift malam pasti aku dan istriku menginap di rumah teh Gina dan kami pun selalu melakukan hubungan sex.

    Bahkan sampai saat ini aku menulis cerita ini aku masih melanjutkan perbuatan itu dengan teh Gina dan sekarang teh Gina sedang hamil, aku tidak tahu itu anak ku atau anaknya mas roni.

  • Tebar Pesona

    Tebar Pesona

    Cerita Sex Tebar Pesona – Perkenalkan namaku Bella umur ku 23 tahun aku adalah seorang ibu rumah tangga tinggi ku 157cm dan berat badan ku 48kg bentuk tubuhku bisa di bilang bagus karena aku juga sering berolahraga untuk menjaganya dengan ukuran payudara ku 32C.

    Aku mempunyai suami bernama Indra umurnya 28 tahun suami ku bekerja di suatu perusahaan besar di kota ku, usia pernikahan kami sudah menginjak 2 tahun namun sampai saat ini kami belum juga mempunyai keturunan.

    Cerita dimulai ketika aku dan suami baru pindah ke suatu perumahan baru memang pembangunan perumahan tersebut sudah selesai akan tetapi tidak banyak orang yang berminat sehingga walaupun kawasan perumahan itu luas tapi penduduk di dalam nya tidak begitu banyak hanya setengahnya saja yang sudah ada penghuninya.

    Cerita Sex Tebar Pesona
    Cerita Sex Tebar Pesona

    Ngocoks Mungkin karena perumahan kami termasuk perumahan yang bagus karena di dalam nya sudah ada sekolah dari TK sampai SMA jadi untuk biaya perbulannya pun cukup mahal oleh karena itu tidak semua orang sanggup untuk mengambil rumah di sini.

    Pada suatu malam aku dan suami sedang berhubungan sex.

    Mas indra : De… , mas sayang banget sama kamu aaahhhhh aaahhhh. Ucapnya sambil menggenjot ku

    Aku : aaahhhh ennakkk mas, ade juga sayang banget sama mas indra, teerruuss mas lebih kenceng lagi aaahhhh. Ucapku sambil keenakan

    Mas indra : Aku merasa sangat beruntung mempunyai istri yang cantik dan sexy seperti kamu de. Ucapnya

    Aku : aaahhhh aaaahhhh mas indra bisa aja aku jadi malu. Ucap ku

    Mas indra : aaaahhhhh memek kamu masih sempit aja de aaaahhhhh mas mau keluar nih. Ucap mas indra

    Aku : aaaahhhhh maassss aku juga udah mau keluar nih ayo keluar bareng mas eennaakkk aaahhh. Aku mendesah panjang

    Dan CCRROOTT CCRROOTT kami berdua mencapai klimaks bersamaan.

    Setelah selesai berhubungan sex kami pun mengobrol.

    Mas indra : De, kamu bahagia ga nikah sama mas?. Tanya mas indra padaku

    Aku : ihh, mas ngomong apa sih? Kalau aku nggak bahagia mas udah aku tinggalin tau. Jawab ku

    Mas indra : Aku cuma ngerasa belum bisa bahagiain kamu de. Ucap mas indra

    Aku : Mas, aku nikah sama kamu aja itu udah kebahagiaan yang nggak ada tandingannya buatku. Jawabku

    Mas indra : Makasih ya de kamu udah setia dan sayang sama mas. Ucap mas indra

    Aku : Iya mas sama-sama. Jawab ku

    Lalu kami berdua pun tertidur. Seperti yang kalian lihat masalah ranjang aku tidak ada masalah dengan mas indra kami sama sama bisa memuaskan satu sama lain.

    Pagi itu mas indra sedang mandi dan aku sedang menyiapkan baju untuk nya bekerja dan menyiapkan sarapan setelah itu aku pergi untuk menyapu di luar, setelah selesai mandi dia pun memakai baju yang aku siapkan dan memakan sarapannya lalu bersiap berangkat.

    Mas indra : De… De, kamu dimana?. Mas indra mencariku

    Aku : Di depan mas aku lagi nyapu, kenapa?. Tanyaku

    Oh iya saat itu aku memakai daster tipis panjangnya selutut tanpa memakai bh hanya memakai cd saja.

    Mas indra : Oh kamu lagi nyapu toh. Ucap mas indra

    Aku : Iya mas soalnya kotor banget ini. Ucap ku

    Mas indra menghampiri ku dan menyadari bahwa aku tidak pakai bh saat itu.

    Mas indra : Kebiasaan yah kamu de kalo udah ngasih jatah suka males pake bh. Ucapnya sambil senyum dan mencubit mesra pipi ku.

    Aku : hehehe iya udah kebiasaan mas gapapa kan?. Tanyaku sambil tersenyum

    Nampak dari arah belakang rumah ku ada 3 orang anak SMA sedang berjalan menuju ke sekolah, jadi posisi rumah ku itu ada di pinggir jalan sedangkan rumah meraka berapa agak dalam sehingga jika mereka ingin pergi ke sekolah mereka pasti melawati rumah ku dulu. Anak anak itu bernama Ibnu, Dani, dan Dio mereka kelas 2 SMA.

    Mas indra : De kalo kamu pake baju SMA kayaknya kamu masih pantes deh. Ucap mas indra

    Aku : Ah mas indra bisa aja, mana ada masih pantes, nanti malah di kira ibu kantin lagi. Ucapku

    Mas indra : Beneran ko orang muka kamu masih muda, cantik terus sexy lagi, kalau ibu kantinnya kayak kamu nanti yang jajan anak laki-laki semua sambil godain kamu. Ucap mas indra sambil sedikit terseyum

    Aku : Udah ah kamu tuh ngomongnya ko ngelantur gitu. Ucapku

    Mas indra : Aku yakin 3 anak itu pun pasti suka sama kamu de kalau kamu TP TP (tebar pesona) sama mereka. Ucap mas indra menantang.

    Aku : TP TP gimana ah mas?. Tanyaku sedikit curiga.

    Tiba tiba mas indra meraih kancing daster ku dan membuka 2 kancing sehingga belahan payudara ku sangat jelas terlihat apalagi kalau aku membungkuk sudah pasti bisa melihat seluruh payudara kan bahkan bisa melihat sampai ke cd ku.

    Aku : Ih apa apain sih mas?. Tanya ku sedikit marah

    Mas indra : kamu mau bukti kan kalau mereka juga bisa terpesona liat kamu? Udah sekarang kamu nyapu nya ke arah jalan itu. Ucap mas indra

    Aku : Nggak ah mas malu aku kan lagi nggak pake bh mas nanti mereka bisa lihat tt ku. Ucapku agak risih

    Mas indra : Memang itu tujuanku coba nanti kamu liat reaksi mereka pasti pada melongo. Ucap mas indra meyakinkan ku

    Aku : Tapi mas.

    Mas indra : Udah nurut aja sama mas lagian ada mas juga disini. Ucap mas indra kembali meyakinkan ku

    Aku : Yaudah terserah mas aja deh. Ucapku pasrah.

    Lalu tibalah mereka bertiga melewati rumah ku seperti yang di katakan mas indra aku menyapu mengahadap jalan dan sedikit membungkuk, dan benar saja mereka bertiga tidak berkedik sama sekali saat melihat ke arah ku, dalam hatiku aku merasa senang ternyata tubuhku ini masih bisa memikat anak muda seperti mereka,

    Entah apa yang aku rasakan tapi aku merasa sangat bergairah saat mereka melihatku dengan penuh nafsu. Lalu setelah mereka lewat ternyata mas indra dari tadi sudah masuk ke dalam rumah dan aku tidak menyadarinya, berarti saat 3 anak itu melihatku tidak ada mas indra di belakang ku.

    Pantas aja mereka sama sekali tidak sedikitpun memalingkan pandangannya padaku karena memang aku hanya sendirian, aku langsung buru buru masuk kerumah dan menghampiri mas indra yang sedang menyaksikan kejadian itu di dalam rumah.

    Aku : Mas ko kamu masuk sih kan aku jadi sendirian tadi. Ucapku kesal

    Mas indra : Hehehe kalo mas ada di situ mereka nggak akan berani mandang kamu de. Ucapnya sambil tersenyum santai.

    Aku : Tapi kan aku malu mas. Ucapku

    Lalu mas indra dengan tiba tiba memegang vaginaku

    Mas indra : Ah masa ko yang di bawah sini enggak malu malah seneng. Ucapnya sambil tersenyum menggoda

    Vagina ku basah karena rangsangan yang tadi aku rasakan saat 3 anak itu melihatku dengan penuh nafsu.

    Aku : Emmm itu tadi aku abis kencing pas nyiram ke cd ku. Jawab ku malu

    Mas indra : Udah kamu gak usah bohong sama mas. Ucapnya sambil tersenyum jahat

    Aku : Udah ah mas cepet berangkat nanti kesiangan. Perintah ku

    Mas indra : Yaudah mas berangkat dulu yah, awas kamu jangan colmek yah nanti malem aja mas puasin hehehe. Ucapnya sambil salaman lalu mencium kening ku.

    Aku : Ih apaan sorry yah malam ini tidak ada jatah buat mas, yaudah hati-hati mas. Ucapku sambil tersenyum

    Mas indra hanya tersenyum lalu memarkirkan mobilnya dan berangkat ke kantor.

    Setelah mas indra pergi aku masuk ke kamar untuk beristirahat sambil tiduran, akan tetapi di dalam pikiran ku masih saja terbayang kejadian yang barusan aku alami aku tidak mengerti kenapa aku jadi begini, birahiku kembali naik saat aku ingat kejadian itu.

    Tanpa aku sadari aku melepas cd ku dan mulai melakukan colmek sambil membayangkan anak anak itu sedang memperhatikan ku sekarang, oh ya aku akan sedikit memberi gambaran tentang perawakan 3 anak itu.

    Untuk tinggi badan Dio dan Dani hampir sama dan berkulit putih cuma beda nya kalau Dio memiliki tubuh agak berisi sedangkan Dani kurus, sedangkan Ibnu dia agak sedikit tinggi, kulitnya sedikit gelap dan berbadan sedang, muka Ibnu juga sedikit ke Arab araban mungkin juga dia masih ada keturan Arab.

    Aku : aaaahhhh aaaahhhh. Tak terasa perlahan-lahan aku mulai mendesah dan akhirnya aku melepas semua birahiku dengan cara masturbasi, setelah selesai masturbasi akupun tertidur karena kelelahan.

    Tiba – tiba aku terbangun karena mendengar ada orang yang mengetuk pintu rumahku, saat aku melihat jam dinding ternyata sekarang sudah jam 11 siang sedangkan yang aku ingat ketika aku masturbasi masih jam 8.30 berarti aku tidur cukup lama juga pikirku.

    Aku pun bangun lama mencuci muka setelah itu aku membuka pintu. Dan ternyata itu ada pak RT.

    Aku : Oalah pak dhe kirain siapa? Ada apa pak?. Semua orang disini memang memanggil nya pak dhe di karena kan dia sudah berumur jadi kita memanggilnya seperti itu umur pak dhe sekitar 61 tahun perawakannya berbadan kurus seperti kakek kakek pada umumnya, dan dia memakai baju kaos dan bagian bawah nya memakai sarung.

    Pak RT : Hehe iya neng bella ini pak dhe mau minta uang sampah sama uang keamanan. Jawab pak dhe dengan matanya yang melihat ke seluruh tubuhku.

    Aku baru menyadari bahwa sekarang aku tidak pakai BH dan CD aku hanya memakai daster tipis saja dengan panjang selutut.

    Pak RT : Aduuuhhh neng bella makin cantik aja ya hehehe. Sambungnya, memang pak dhe ini sedikit genit ke wanita apalagi wanita muda, maklum dia seorang duda, istrinya meninggal 8 tahun yang lalu.

    Aku : Ah pak dhe bisa aja, mulai nih genitnya keluar hehe. Jawab ku santai

    Pak RT : Maklum neng pak dhe kan udah lama menduda hehehe. Ucapnya sambil tersenyum dan masih saja melihat ke arah tt ku

    Aneh nya walaupun aku tau sekarang aku tidak memakai bh dan pak dhe sekarang sedang melihat tonjolan puting tt ku, aku tidak merasa risih, malahan aku menjadi tertantang untuk mengodanya.

    Aku : Yaudah sini masuk pak dhe. Ajakku

    Setelah ku persilahkan kemudian pak dhe masuk dan duduk di ruang tamu.

    Aku : Mau minum apa pak dhe, kopi, teh atau apa?. Tanyaku sambil membungkukan badan, sengaja memancing reaksi pak dhe.

    Pak RT : Mau susu aja neng bella hehehe. Sambil melihat ke arah payudara ku, aku yakin sekali pak dhe pasti melihat keseluruhan payudara lewat kerah daster yang terbuka itu.

    Aku : Kalau susu saya gak punya pak dhe. Ucapku sambil tersenyum memancing.

    Pak RT : Iya yang nempel juga gapapa neng hehehe. Ucap pak dhe sambil tersenyum.

    Aku : Ih ini punya mas indra pak dhe gak boleh, kopi aja ya. Jawabku lalu berjalan ke arah dapur.

    Lalu akupun membuatkan kopi untuk pak dhe sedangkan pak dhe hanya terduduk menunggu saja di ruang tamu, aku sesekali melihat ke ruang tamu ternyata tangan pak dhe sedang menggosok gosok lembut penisnya, ternyata dia benar benar terangsang oleh ku. Setelah selesai membuat kopi aku kembali ke ruang tamu dan menyuguhkan kopi itu ke pak dhe.

    Aku : Ini pak dhe kopi nya, awas masih panas. Ucapku sambil menaruh kopi itu di meja, dan kembali pandangan pak dhe selalu tertuju pada payudara ku, aku bersikap cuek aja dan tidak merasa risih.

    Pak RT : Terima kasih neng bella, jadi ngerepotin. Ucapnya

    Aku melihat ada tonjolan di bagian selangkangan pak dhe, terlihat begitu jelas mungkin dia juga hanya memakai sarung saja tanpa celana maupun cd, sepertinya dia sudah sangat sange sekali karena beberapa kali melihat payudara ku.

    Aku : Itu apa pak dhe ko ada tonjolan? . Ucapku tersenyum sambil melihat ke sarung pak dhe.

    Pak RT : Eh iya neng bella maaf pak dhe sange liat tt neng bella hehehe. Jawabnya malu

    Aku : Iiihh pak dhe ngintip. Ucapku sambil tersenyum

    Pak RT : Bukan ngintip neng tapi neng kasih liat pak dhe hehehe, mana gak pake bh neng jadi keliatan putingnya. Ucap pak dhe

    Aku : hhuuuhhh bisa aja ngeles nya. Jawabku

    Pak RT : Neng pak dhe sange nih boleh gak kalo megang dikit?  Tanya pak dhe berharap.

    Aku : Enggak boleh kan aku udah bilang ini punya mas indra. Jawabku agak tegas.

    Pak RT : Kalo liat aja boleh gak neng?. Tanya pak dhe

    Aku : Hmmm gimana ya?. Jawabku mempertimbangkan

    Pak RT : Boleh ya neng cuma liat aja ko pak dhe janji gak bakal megang, pak dhe udah sange banget nih pengen coli neng. Ucap pak dhe meyakinkan ku.

    Aku : Yaudah deh tapi liat aja ya terus aku sebelah sini ya. Ucapku sambil duduk agak jauh dari pak dhe.

    Pak RT : Wahh beneran neng, iya gapapa neng liat aja sudah cukup. Ucap pak dhe.

    Lalu aku membuka kancing daster ku sehingga sekarang payudara terpampang jelas tanpa tertutup apapun lagi. Lalu pak dhe langsung menyingkapkan sarungnya ternyata benar dugaanku dia tidak memakai celana ataupun cd, lalu dia langsung mengocok penisnya sambil melihat payudaraku.

    Pak RT : Waahh putih sekali tt neng bella dan puting nya juga pink.

    Aku yang melihat pak dhe sedang coli sambil melihat payudaraku birahiku pun ikut naik, aku bisa merasakan memek ku mulai basah sekarang.

    Aku : Udah belum pak dhe, cepetan nanti ada yang liat. Ucapku

    Pak RT : aaahhhh bentar lagi neng bella sabar. Ucap pak dhe sambil sedikit mendesah.

    Aku mencoba menahan nafsu ku aku tidak mau terjadi hal yang lebih antara aku dan pak dhe.

    Pak RT : Neng bella pak dhe punya satu permintaan lagi boleh gak biar pak dhe cepet crot. Ucap pak dhe.

    Aku : Emang pak dhe mau apa? Tanyaku

    Pak RT : Tolong kocokin kontol pak dhe dong, siapa tau kalau neng bella yang kocokin bisa cepet keluar. Ucap pak dhe.

    Aku kaget dengan permintaannya itu di satu sisi aku harus menjaga agar tidak terbawa suasana tapi di sisi lain aku harus mempercepat ini semua agar cepat selesai. sumber Ngocoks.com

    Aku : Yaudah tapi janji pak dhe gak boleh macem macem gak boleh pegang apapun dan ini permintaan yang terakhir. Ucapku tegas.

    Pak RT : Iya pak dhe janji ko. Ucap pak dhe

    Lalu aku duduk di samping pak dhe dan langsung memegang penis pak dhe yang sudah keriput karena usia, dan aku langsung mengocok penis pak dhe.

    Aku : Gimana pak dhe enak gak kocokan ku. Tanya ku sambil tersenyum.

    Pak RT : aaaaahhhh ennaaakk sekali neng bella ooohhhh.

    Dan benar saja baru sebentar aku mengocok penisnya akhir pak dhe mau crot.

    Pak RT : aaaaahhhhh pak dhe mau keluar, dimana keluarin nya ini neng bella?. Tanya pak dhe.

    Aku : Keluarin di bajuku aja pak dhe. Jawabku

    Dan akhirnya Crrootttt….. Crrootttt….. Crrooott pak dhe mengeluarkan air mani nya di dasterku.

    Pak RT : aaaahhhh enak sekali neng, Terima kasih ya sudah mau bantu pak dhe. Ucapnya sambil terengah-engah.

    Aku : Iya sama-sama pak dhe tapi jangan bilang siapa-siapa yah. Ucapku

    Pak RT : Tenang aja aman neng. Ucapnya

    Setelah itu aku masuk ke kamar untuk mengambil uang.

    Aku : Pak dhe ini uang sampah sama uang keamanan nya. Ucapku sambil memberikan uang tersebut.

    Pak RT : Oh iya Terima kasih neng bella, kalau begitu pak dhe pamit dulu yah, dan Terima kasih juga buat yang tadi pak dhe puas banget hehehe. Ucapnya sambil tersenyum merayu.

    Aku : Iya sama-sama pak dhe. Jawabku

    Setelah itu pak dhe pergi pulang dan aku buru buru mencuci pakaian ku takut nanti ketahuan mas indra.

    Bersambung…

    1 2 3
  • Petualangan Keluarga

    Petualangan Keluarga

    Cerita Sex Petualangan Keluarga – Inilah kisah hidupku. Namaku Ari. Nama Ibuku Irma dan Ayahku Asep. Ini adalah cerita mengenai hubungan kami yang berawal dari hubungan biasa ibu dan anak, yang berkembang menjadi sahabat, lalu tak direncanakan menjadi lebih dalam lagi dari itu.

    Aku dilahirkan di keluarga berada. Ayahku adalah seorang koki yang bekerja di kapal pesiar di daerah Eropa. Itulah kenapa Ayahku jarang sekali pulang. Ayah pulang sekali setahun, biasanya untuk dua atau tiga bulan, untuk selanjutnya akan bertugas kembali ke kapal pesiar itu.

    Namun dari pekerjaan yang digelutinya selama 15 tahun itu, kami sudah mempunyai rumah ukuran 45/120 dan juga sebuah mobil sedan.

    Ayah dan Ibu menikah 17 tahun yang lalu, ketika ayah berusia 20 tahun dan ibu berusia 17 tahun. Sekarang usiaku 16 tahun. Aku akan memulai kisah ini saat aku berusia 13 tahun. Saat aku baru saja setahun memasuki pubertas dan baru masuk SMP.

    Cerita Sex Petualangan Keluarga
    Cerita Sex Petualangan Keluarga

    Ngocoks Sedari kecil aku sudah dekat dengan ibu. Dikarenakan ayah jarang pulang, kami berdua menjadi sangat dekat. Ibu dan aku sudah seperti sahabat. Kemana-mana kami selalu bersama. Sedari kecil, aku tidur bersama ibu, kecuali bila ayah pulang dan aku harus tidur di kamarku sendiri.

    Lama-kelamaan, kami bagaikan kawan seumur. Kami sering bercanda dengan menggelitik satu sama lain, atau saling mencubit. Terkadang pula kami bergulat seperti Smack Down, tentu saja tidak beneran.

    Semua berubah ketika aku sudah SMP. Sebelumya, bagiku ibu adalah seorang yang merawatku dan menyayangiku sepenuh hati, dan akupun menyayanginya sebagai anak. Namun, kala teman-teman SMPku datang ke rumah, mereka selalu berkomentar bahwa ibuku adalah perempuan yang cantik dan seksi.

    Pertama-tama aku marah terhadap mereka, karena menurutku mereka sangat tidak sopan terhadap ibuku. Namun, lama-kelamaan aku menyadari juga ibuku adalah wanita yang cantik dan seksi.

    Teman-temanku memperkenalkan aku video bokep, majalah dewasa, pornografi di internet dan berbagai hal yang membuka mataku mengenai perempuan. Akhirnya, aku membandingkan para wanita yang ada di video atau di majalah itu dengan ibuku sendiri. Dan menurutku, ibuku tidak kalah cantiknya.

    Setelah pencerahan dari teman-temanku itu, aku menjadi melek mata mengenai keseksian ibuku. Ibuku memiliki tubuh yang seksi. Tingginya sekitar 165 senti. Pinggulnya agak lebar, bekas mengandung aku. Tubuhnya tidak kurus, namun berisi.

    Bukan pula gemuk, walau perutnya tidak rata, hanya sedikit menonjol tanda bahwa pernah melahirkanku. Dada ibu cukup besar, aku mengetahui dari BH nya yang pernah kulihat di lemari pakaian bahwa ia memiliki ukuran 36 B. lengannya sedikit gemuk, mungkin akibat pil KB. Namun secara keseluruhan, tubuh ibuku memancarkan keseksian wanita yang matang.

    Selain tubuhnya yang seksi, wajah ibu juga cantik. Hidungnya mancung dan tipis, dengan bibir yang agak tebal, mata yang lentik dan rambut yang dibiarkan tergerai sebahu, kulit ibu putih namun tidak pucat, seakan ada kilau yang memancar dari kulitnya.

    Rahang ibu tinggi sehingga tampak seperti peragawati di tivi. Apalagi suara ibu, yang sedikit berat untuk ukuran wanita, seakan bila ia bicara, ia menggoda pria yang diajaknya bicara.

    Tetangga-tetangga kami yang pria, tampak senang sekali bila berbicara dengan ibu walau sebentar. Dari mata mereka, aku dapat melihat nafsu kelelakian mereka membayang.

    Semenjak aku kelas 1 SMP, akibat bergaul dengan teman-temanku, aku mulai terangsang tiap kali ibu dan aku bermain-main di rumah. Entah waktu kami saling menggelitik satu sama lain, terlebih bila kami berantem-beranteman ala Smack Down.

    Dan untungnya, ibu tampak tidak sadar bila aku sedang ngaceng dan kala kami bergumul terkadang batangku yang keras menempel badannya. Atau mungkin juga, ibu memang tidak memikirkan sama sekali mengenai hal itu.

    Aku sangat tersiksa bila sudah bermain-main dengan ibu, kala kami berkeringat waktu bergumul satu sama lain, karena bau tubuh ibu jadi semakin jelas tercium olehku, membuat aku pusing tujuh keliling. Batangku sudah menjadi sangat keras minta disalurkan birahinya.

    Biasanya setelah merasa tidak kuat aku berteriak menyerah, ibu akan kegirangan dan meledek diriku. Aku hanya bilang bahwa aku sudah capek dan minta diri untuk mandi karena keringetan. Setelah itu aku ke kamar mandi, untuk masturbasi sehingga pejuku keluar, lalu baru benar-benar mandi.

    Di rumah, ibu biasanya mengenakan daster atau baju kaos you can see dengan celana super pendek, memperlihatkan kulitnya yang kuning langsat. Ia tampaknya tidak sadar bahwa anaknya sudah mulai besar dan mengetahui mengenai seks. Ia masih menganggapku adalah anaknya yang kecil.

    Karena kami sangat dekat, maka setiap kali aku bangun pagi dan menemui ibu di kamar makan, aku akan mencium kedua pipinya. Begitu pula setiap aku berangkat dan pulang sekolah. Bila aku ulang tahun, ibu akan mencium kedua pipiku dan kemudian mencium bibirku.

    Ciuman itu hanya ciuman sayang orangtua kepada anak. Begitu pula bila ibu ulang tahun, aku akan mencium kedua pipinya dan kemudian bibirnya.

    Maka, ketika aku SMP itu, aku mulai ingin lebih dari ibuku. Ketika aku berulang tahun, aku sudah menyiapkan strategi matang. Pagi itu, aku bangun dan setelah gosok gigi, aku ke ruang makan dan melihat ibu sudah ada di sana.

    “Wuiiih… yang ultah baru bangun jam segini mentang-mentang hari Sabtu…. Sini…” kata ibuku membuka tangannya untuk memelukku.

    Ibu memelukku lalu mencium kedua pipiku dan bibirku. Setiap kali mencium ia akan menambahkan kata “muaah….” Dan ciumannya agak lebih keras karena ini hari spesialku.

    Ibu memakai gaun tidur dengan tali di pundak berwarna hitam model dua potong. Dengan rok yang selutut. Aku yang sudah mulai horny menjadi tegang karena mendapatkan ciuman darinya.

    Setelah ibu melepaskanku untuk menyiapkan sarapan, aku bergegas bertanya, berusaha membuat suaraku wajar-wajar saja.

    “Bu, kok kalau ulang tahun saja, ibu mencium kedua pipi dan bibir Ari?”

    “Karena hari ini special. Kamu kan ulang tahun.” Ibu menjawab tanpa berpikir karena pikirannya sedang dipenuhi untuk mempersiapkan makanan.

    “oh, jadi kalau cium di bibir itu special ya?”

    “Iya, menandakan bahwa ibu sayang sama Ari.”

    “Oh, jadi Ibu Cuma sayang kalau hari Ulang tahun aja ya?”

    Aku sudah duduk di meja makan. Ibu sedang mengoles roti sambil duduk. Ia menghentikan pekerjaannya lalu menatapku. Katanya,

    “Ya tiap hari dong sayangnya. Emang kenapa sih?”

    “Artinya harusnya tiap hari juga dong dicium bibirnya. Ya nggak?”

    Ibu tertawa. Aku senang melihat bahwa ibu tidak curiga apa-apa.

    “Ya udah. Kamu mau dicium bibir tiap hari? Boleh, kok. Wong kamu sendiri yang ga mau dicium bibir waktu kelas 3 SD. Kata kamu udah besar, ga boleh dicium bibirnya kayak anak kecil. Malu, kata kamu.”

    Aku sedikit terkejut karena baru ingat hal  ini. Namun aku segera menjawab agar tidak ketahuan ada mau yang lain,

    “Ya maksudnya sih jangan di depan teman-teman. Kan malu. Tapi kan kalau di rumah lain ceritanya.”

    Ibu menyerahkan roti di tangannya kepadaku, lalu berjalan ke sampingku. Tiba-tiba ia mencium bibirku sambil tetap berdiri.

    “Muaaaah….. ini roti untuk anakku.”

    Lalu ia bergegas ke tempat cucian untuk mencuci perabot yang kemarin malam belum dicuci. Aku buru-buru melahap roti dan bergegas mandi, untuk melepaskan nafsuku yang sudah di ubun-ubun.

    Kami melakukan banyak hal untuk merayakan hari ulang tahunku saat itu, yang tidaklah perlu kuceritakan. Yang jelas aku sangat Bahagia hari itu mendapatkan kasih sayang ibuku. Malamnya sebelum tidur dan setelah gosok gigi, aku mendatangi ibuku yang sedang beres-beres di dapur.

    “Bu, makasih ya. hari ini Ari senaaaanggg sekali. Jalan-jalan sama ibu dan senang-senang.”

    Ibu yang sedang memegang piring kotor hanya tersenyum. Aku mendekati ibu, memeluk dengan tangan kananku di pinggangnya, lalu jinjit, berhubung ibu masih ada hampir sepuluh senti lebih tinggi dariku, dan memberikan ibu ciuman di bibir agak lama.

    “Muaaaah…. Ari sayang sama Ibu.”

    Ibu hanya tersenyum lalu berkata,

    “Ya udah… tidur sana…..”

    Mulai saat itu, kini setiap aku bangun atau mau tidur, berangkat atau pulang sekolah, aku mencium bibir ibu. Bukan hanya itu saja yang menjadi rencanaku. Seperti kataku sebelumnya, kami suka saling saling menggelitik.

    Yang paling seru adalah, ketika Ayah telpon dari luar negeri, kami suka saling menggelitik. Dimulai ketika aku masih di SD. Suatu ketika aku ingin dibelikan mainan yang tidak ada di Indonesia, maka aku ingin bicara dengan ayah di telpon, namun Ibu sengaja tidak mau memberikan telponnya, maka aku segera menggelitiki ibu.

    Akhirnya setelah beberapa saat ibu memberikan telpon padaku, giliranku yang bicara, ibu balas menggelitik. Ayah yang mendengar suara kami hanya tertawa saja. Ia senang bahwa di rumah isteri dan anaknya begitu akur dan harmonis.

    Ayah terkadang menelpon seminggu tiga kali. Kadang dua kali. Sehingga kami sering berkomunikasi dengannya. Nah, kini aku juga berencana untuk menggunakan saat itu untuk memperjauh perhubungan antara aku dan ibuku. Ayah menelpon sehari setelah aku ulang tahun.

    Berhubung di Eropa terlambat sehari dari Indonesia, ayah lupa bahwa aku di Indonesia sudah ulang tahun sehingga baru menelpon. Aku saat itu sengaja hanya memakai celana pendek dengan alasan gerah. Pertama ibu berbicara dengan ayah, aku belagak ga sabar dan minta telponnya.

    “Belum beli, Yah. belum sempet……” saat itu aku memberi kode ibu untuk memberikan telpon kepadaku,” Iya… sebentar dulu… Ibu ngomong sama Ayah dulu nih….”

    Beberapa saat ibu masih berbicara dengan ayah di telpon. Aku berusaha menjangkau telponnya.

    “Ari, tar dulu ah……” kata ibu menghindar tanganku,” Ibu belum selesai ngomong sama ayah……”

    Lalu ibu melanjutkan pembicaraannya. Saat itulah aku mulai duduk di sebelah ibu di sofa, lalu perlahan tanganku menggelitik pinggang ibu perlahan. Ibu mengikik pelan.

    “Kenapa, Yah?” Kata ibu di telpon kepada ayah,” Oh, Si Ari ga sabar ngomong sama Ayah, jadi mulai deh ngelitikin Mamanya seperti biasa.” Ibu kemudian menatapku lalu berkata, “Kata ayah kamu jangan bandel.”

    “Oke deh. Setelah ada perintah dari Si Boss,” kataku dan kemudian mulai kembali mengelitiki pinggang ibu yang kenyal.

    “Udah ah. Ibu mau ngomong nih.” Ibu tertawa, posisi saat itu ibu duduk sebelah kiri sofa, telepon di tangan kirinya yang menyandar lengan sofa, aku di sebelah kanannya, karena aku menghadap ibu, maka aku mengelitikinya dengan tangan kanan.

    Agar aku berhenti mengelitik, dengan tangan kanan ibu yang bebas ia memegang tanganku lalu menariknya sehingga tangan kananku melingkari perutnya ke pinggang kiri, lalu aku segera melingkari tangan kiriku yang satunya ke belakang ibu.

    Kini aku memeluk ibu dari samping. Tubuh ibu memancarkan bau wangi yang sangat ku suka. Aku menaruh kepalaku di pundak kanannya. Dengan tangan kanan ibu menindih tangan kananku.

    Aku menyukai posisi ini, tapi agar tidak mencurigakan, aku berkata,

    “lama banget sih….”

    Ibu hanya berdesis menyuruhku diam lalu kemudian kembali konsen ke telefon.

    Aku pura-pura bosan namun menikmati pelukanku ke ibu. Lengan kananku merasakan bagian bawah tetek ibu yang lembut dan kenyal. Tapi tetap saja ibu berbicara dengan ayah. Lapat-lapat aku mendengar bahwa mereka membicarakan saudara ayah yang sedang dirundung masalah keluarga. Tapi aku tidak terlalu konsen.

    Aku membisiki ibu,

    “gantian donk….”

    Tapi ibu tetap cuek dan asyik berbicara, mungkin karena lama tak berbicara dengan ayahku. Aku tahu ibuku gelian, terutama di leher, ketiak dan pinggang.

    Maka aku mulai meniupi lehernya yang sedikit doyong ke kiri karena sedang mendengarkan telpon, sehingga leher bagian kanan terbuka. Ibu hanya mendecakkan lidah walaupun dia sedikit merinding kegelian yang ditunjukkan dengan bahunya yang diangkat ketika lehernya kutiup.

    Kudekati lehernya sehingga aroma tubuh ibu begitu dekat dihidungku lalu aku tiup perlahan. Ibu mengangkat tangan kanannya lalu mendorong kepalaku sambil mendelik melotot. Tapi wajahnya tidak marah.

    Ia terus berbicara. Aku kembali meniupi lehernya. Ibu mendorong kepalaku lagi. Aku kembali meniupi lehernya. Kali ini ibu meraih ke belakang kepalaku dengan tangan kanannya melewati kepalaku sehingga melingkari leherku sementara telapaknya menutup mulutku. Ia setengah memitingku sambil membekap mulutku.

    Melihat kesempatan terbuka, aku menggunakan bagian kiri kepalaku untuk menekan ketiaknya yang terbuka  untuk mengelitik pangkal lengannya itu. Kupingku dapat merasakan bulu-bulu halus ketiak ibu yang agak lembab. Bau tubuh ibu terpancar kuat dari sana.

    “Ya udah, deh Yah… ini Si Ari ga sabaran banget mau ngomong sama ayah.” Lalu ibu memberikan telpon itu kepadaku. Aku belagak senang dapat bicara dengan ayah, namun dalam hatiku aku sebel juga, belum cukup rasanya merasakan tubuh molek ibu.

    Mulai dari saat itu pula, setiap kali ibu bicara dengan ayah, aku akan selalu menggoda ibu dengan menggelitik, atau meniup lehernya, atau memeluknya sambil mengganggu pembicaraan ibu, untuk berpura-pura ingin ngobrol dengan ayah.

    Dari dua aktivitas ini, aku berharap dapat mencapai sesuatu yang lebih dengan ibuku. Namun, berhubung aku tidak tahu reaksi ibu bila aku terlalu memaksa, maka yang kulakukan adalah bertahap tapi tidak terlalu mencolok.

    Dua bulan pertama aku mencium pipi dan bibir ibu kala berangkat sekolah, pulang sekolah, bangun tidur maupun berangkat tidur. Bulan ketiga aku mencium satu pipi yang dekat denganku, lalu kucium bibir ibu dua kali.

    “Kok dicium dua kali bibirnya?”

    “abis pipi yang satu jauh. Ibu lebih tinggi dari Ari, jadi Ari pegel. Cium di bibir dua kali, yang satu tolong sampaikan ke pipi yang sebelah lagi, ya bu?”

    Ibuku hanya tertawa saja.

    Untuk menggelitik waktu telpon pun, dua bulan pertama masih sama seperti sebelumnya, namun bulan ketiga aku langsung memeluk ibu dan meniupi telinganya. Alasanku agar bisa lebih cepat ngomong ke ayah.

    Ibu hanya geleng-geleng saja sambil tersenyum. Namun, mungkin karena kebiasaan, jadi setelah lima bulan, ibu dapat menahan gelinya di leher dan tampak tidak terlalu terganggu. Pada bulan keenam, aku menggunakan kumis yang baru tumbuh namun jarang dan mulai menggesekkan kumisku ke leher ibu. Ibu sontak kegelian dan tertawa.

    “Ini nih… Ari ngelitikin Ibu lagi. Ya udah, ngomong sama anaknya deh. Udah ga sabar tuh…..”

    Lalu aku mulai bicara pada ayah dengan Bahagia. Karena saat itu aku mulai berani menyentuh ibu dengan bagian dari bibirku. Yah kemajuan walau sedikit.

    Bulan kedelapan aku mencium bibir ibu tiga kali dengan dalih menghemat waktu. Dan tolong sampaikan pada kedua pipi ibu yang lain. Ibu hanya mendorong kepalaku pelan sambil berkata, “gelo!”

    Ibu makin lama berbicara di telpon. Biasanya hanya sepuluh menit, dengan aku mendapat jatah dua atau tiga menit terakhir. Namun semakin lama ibu berbicara makin lama. Bisa sampai dua puluh menit, sementara aku tetap saja dijatah sebentar.

    Aku  biasanya langsung memeluk ibu dari samping dan menggelitik lehernya dengan kumis. Pada bulan ke delapan, aku terkadang menggeseki leher ibu dengan bibirku juga. Pertama-tama hanya sebentaran saja. Ibu langsung menghela nafas.  Lama-kelamaan aku berani menggeseki leher ibu dengan bibir selama beberapa detik.

    “Hmmmm………”kata ibu tak sadar masih bicara di telpon” kenapa, yah? Oh…. Ini…. Ee….. leherku pegal, Ari lagi mijitin leherku……”

    Tepat setahun, waktu aku sudah berusia 14 tahun, di saat telpon, aku memeluk ibu di samping sambil mengelitik leher ibu dengan kumisku yang jarang. Ibu tampaknya senang. Ia terlihat kegelian dan kadang badannya menggelinjang dan tangannya sesekali mendorong kepalaku kalau kegelian.

    Ibu saat itu memakai gaun tidur warna krem tanpa bra. Gaun tidur itu terbuka bagian setengah dada ibu, sementara bagian punggung terbuka sejajar dengan bagian depannya, gaun itu juga memiliki tali bahu yang tipis, sehingga memamerkan pundak dan leher ibu.

    Sudah beberapa minggu ia jarang pakai bra kalau sudah malam. Pertama kali aku lihat pentilnya menyembul di baju malamnya, sontak aku horny dan senang sekali.

    Sesekali aku menggeseki lehernya yang jenjang dengan bibirku. Setahun ini, tidak hanya leher sebelah kanan yang telah aku garap. Kadang ibu duduk di kanan sehingga aku dapat menggarap yang sebelah.

    Saat itu, aku tak tahan dan kukecup leher ibu.

    “ssshhhhhh…….. kenapa, yah? Oh ini badanku nyeri mungkin kecapekan…….. pembantu? Ah, nanti Ibu males di rumah…….”

    Kemudian aku buka bibirku dan aku geseki leher ibu. Kedua bibirku yang terbuka itu ku tutup sambil terus ku tahan di leher ibu. Beberapa saat aku asyik mengatupi bibirku dileher ibu seakan ingin memakan leher itu, tak sadar aku mengeluarkan lidahku sehingga menjilat leher ibu yang jenjang itu.

    “Ohhhhh…… kenapa, yah? Oh, enggak… ibu Cuma bilang Oh… begitu….”

    Tahu-tahu ibu mendorong kepalaku, aku sedikit kecewa, namun ibu memindahkan telpon wireless itu ke kuping kanannya, lalu ibu ganti menelekan kepala ke kanan sehingga kini leher kirinya yang terekspos.

    Aku memposisikan diriku tepat di belakang ibu sambil terus memeluknya, kalau tadi dari samping, sekarang dari belakang tubuhnya, memaksa ibu agak maju duduknya. Dengan hanya bercelana pendek, karena selama ini aku tak pernah memakai baju ketika ibu terima telpon.

    Selama setahun aku telah bertambah tinggi. Walaupun aku belum setinggi ibu, namun kini kepalaku sudah seleher ibu kalau duduk begini. Batangku yang keras kini berada di antara kedua pantat ibuku. sumber Ngocoks.com

    Aku mulai melumati lehernya seperti tadi, dan dengan mengumpulkan keberanian, aku menjilat leher ibu secara cepat. Tubuh ibu mendadak doyong ke kanan sehingga perlahan tubuh kami rebah ke samping.

    Tangan kanan ibu membentuk siku untuk menahan kepala dan telpon, namun lehernya tetap terbuka. Gerakan ini tahu-tahu membuat kedua tanganku yang tadi melingkari perut ibu, kini memegang kedua dadanya yang masih terbungkus baju tidurnya yang tipis. Sementara wajahku menekan leher sebelah kiri ibu.

    Nafas ibu tertahan, begitu juga denganku. Payudara ibu begitu besar sehingga tangan remajaku tak mampu menutupi semua lekuk bulat dada indah ibu. Aku memegang dada ibu dari arah agak bawah sehingga jemari telunjuk dan tengahku menempel pada pentil ibu yang mencuat.

    Tiba-tiba saja aku sadari bahwa kami berdua mulai bernafas agak berat. Dada ibu terlihat bernafas sedikit tersengal, mungkin karena kedua telapakku memegang kedua payudara ibu dari arah bawah dan telunjuk dan jari tengah kedua tanganku menekan kedua pentil ibu.

    Aku tak berani menggerakkan tanganku, takut kalau saja ibu marah bila kuusap kedua putingnya, bahkan aku tak bergerak sama sekali. Ibu tampak terdiam beberapa saat.

    Demikian juga aku, namun, wajahku saat itu sedang menempel di leher ibu, terutama hidungku. Aku dapat mencium sisa bau parfum ibu yang disemprotkan pada pagi hari namun masih mengeluarkan wewangian halus, di tambah dengan bau tubuh ibu sendiri yang sekarang tiba-tiba saja kurasakan melembab.

    “Kenapa?….. oh, ibu lagi ngelamun mikirin cucian yang belum dimasukkin, yah….. sori deh….. jadi ga konsen…..” kata ibu pada ayah di telpon setelah beberapa saat terdiam. Lalu ibu mulai berbicara normal lagi. Tidak ada tanda-tanda kemarahan dari ibu. Aku menjadi bersemangat lagi.

    Kukecup perlahan leher jenjang ibu. Tubuh ibu kurasakan membeku, namun ia masih berbicara dengan ayah walau suaranya sedikit bergetar. Kukecup lagi perlahan lehernya, kali ini ibu tidak membeku karena sepertinya sudah mengantisipasi.

    Bersambung…

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13