Cerita ini hanya fiktif belaka murni hasil dari pengembangan fantasy semata tanpa ada keinginan untuk melecehkan dan atau merendahakan suku, ras, dan agama, diharapkan kebijakan dan kedewasaan pembaca, segala sesuatu yang terjadi kemudian diluar tanggung jawab penulis.

Cerita Sex Cita Rasa Beda Agama – Adrian, umunya masih 21 tahun, hasil pekerjaannya sebagai penjual pakaian memang tidak menentu. Namun dia memulainya dari 0, mungkin hal itulah yang membuat ayahku menerima lamarannya.

Karena ayah melihat watak pekerja keras pada adrian, sehingga seminggu kemudian ayah meminta dia membawa keluarganya jika memang ingin melanjutkan ke jenjang pernikahan. Awalnya aku ragu, namun setelah sholat malam entah kenapa ketika aku bangun ada rasa yang mendorong bahwa aku harus mengikuti kata ayah.

Hari pernikahanku kini sudah di depan mata, dan dia, adrian, pria yang sudah memberanikan dirinya mengucap ijab atas diriku. Kini adrian sudah sah menjadi suamiku, walaupun umurnya 3 tahun lebih muda dariku, aku tetap menghormatinya sebagai imam dalam rumah tanggaku.

Cerita Sex Cita Rasa Beda Agama
Cerita Sex Cita Rasa Beda Agama

Ngocoks Sebagai perempuan yang cukup taat beragama aku tahu, ketika dia mengucapkan ijab atas diriku maka pindahlah sudah kewajiban orang tuaku kepada imamku, kini semua kehidupanku ditanggung olehnya.

Malam pertama kami lalui dengan malu malu, hanya kecupan mesra dari uda di keningku. Begitulah aku memanggilnya sekarang, karena dia orang padang, malam itu untuk pertama kalinya aku tidur disamping seorang laki laki,dialah suamiku.

Dia memeluku dengan erat, aku sebenarnya agak bertanya tanya apakah uda mau melakukan hubungan intim atau tidak, jika iya aku harus segera melayaninya.

“kita tidur aja ya, aku tau kamu lelah”

“baiklah”

Hari itu mamang sungguh melelahkan, membuat kami tertidur cepat diatas kasur pengantin yang dihias indah untuk mereka. Esok harinya uda mengajaku untuk sedikit jalan jalan ke area pertanian, udaranya sangat sejuk sekali. Sore harinya kami menginap di vila yang sudah uda sewa.

“yang nanti malam kita jima yah”

“iya uda” jawabku malu malu

“yaudah, abis makan kamu mandi terus dandan yang cantik”

“iya”

“masyaallah cantik banget istri uda ini”

Menjelang maghrib aku segera mandi, rasanya itu mandi paling lama dalam hidupku, aku mandi sebersih bersihnya mandi, aku tidak ingin membuat suamiku kecewa. Kemudian, setelah mandi aku mengenakan pakaian terbaik yang aku bawa, pakaian serba putih, terlihat suamiku sangat terpesona dan hendak mencium keningku.

“uda”

“iya?”

“biar wudhu fitri gak batal jangan sentuhan dulu ya”

“oiya, nanti bedaknya ilang, yaudah, jaga jarak dulu ya”

“hehe makasih”

“aduh gatahan banget yang”

“sabar uda, uni kasih semua nanti”

“yaudah mari kita sholat maghrib dulu”

Setelah sholat maghrib berjamaah kami tadarus bersama sampai adzan iya berkumandang. Selama adzan berkumandang diluar kami hanya saling tatap tatapan sambil senyum, uda memandangiku penuh kasih. Setelah sholat sunnah dua rokaat aku iqomah dan kami melanjutkan sholat isya berjamaah.

“alhamdulillah, udah siap uni?”

“udah uda”

Suamiku memangku badanku ke atas ranjang, saat itu baru aku sadari bahwa badannya kuat sekali dan gagah. Hatiku berdebar debar tidak karuan membayangkan apa yang akan terjadi berikutnya, sekelebat pikiranku teringat beberapa saran temanku yang sudah menikah duluan, aku pikir aku bisa melakukannya.

Aku terbaring diatas kasur dengan pakaian serba putih, dia duduk disampingku sambil menatap wajahku. Hatiku berdebar debar namun juga merasa bahagia, kulihat kepalanya mulai mendekat ke arah wajahku, ketika bibirnya tidak 10cm dari mulutku aku memejamkan mataku, tanganku memegang sprei kasur erat.

Kemudian terasa hembusan nafas hangatnya menerpa bibirku disusul terasa kecupan hangat bibir uda di bibirku. Aku membalasnya, ciumannya terasa basah namun hangat, kami sama sama baru pertama kali melakukannya sehingga masih menerka nerka satu sama lain.

Lalu kurasakan lidah uda seperti ingin masuk ke dalam mulutku, aku membiarkannya. Lidah itu masuk ke dalam mulutku seperti mencari lidahku untuk saling menyapa, aku yang masih belum berpengalamanpun berimprovisasi sebisaku, kujulurkan juga lidahku dan aku cukup kaget karena uda menyedot lidahku masuk ke dalam mulutnya.

Getaran itu, getaran ciuman pertama yang membuat bibir sesara sedikit ngilu namun nikmat, inilah memon dimana aku belajar untuk melayani suamiku.

Kini kami duduk berdampingan, uda menyudahi ciuman itu untuk beberapa saat.

“uda mau apa?”

“kita foto dulu sayang”

“kenapa harus foto dulu?”

“mau aja, sini sayang deketan”

Cekrek

“masyaallah, cantik sekali istriku, makasih ya allah”

“alhamdulillah”

“ini foto uni masih perawan, hehe”

“ih dasar”

“sakiiiit ih cubitannya jahat”

“hihihi maafiin” aku manja kepadanya

“yaudah, ayok terusin”

“iya”

“sini sayang”

Suamiku duduk didepanku, tangannya dengan lembut menarik badanku ke dekapannya, beberapa saat kemudian ciuman kami kembali bertaut. Bibir kami mulai merasa terbiasa dengan ciuman itu, ciuman kami mulai menimbulkan suara clepak clepok suara bibir basah yang saling menyedot satu sama lain.

Kami saling memeluk, saling menghembuskan angin angin yang membuat api syahwat yanghalal. Kurasakan badanku terasa semakin hangat ketika kami semakin lama berpelukan dan berciuman.

Oh tuhan, rasanya candu sekali rasa ciuman itu, dalam hati aku bertanya tanya kapan uda akan menyudahi ciuman ini, karena kami sudah ciuman cukup lama sekali, mungkin sampai 10 menit dan lebih.

Namun aku hanya mengikuti apa kemauannya saja, bagiku ini adalah ladang pahala untuk melayani suami. Beberapa kali gigi kami saling beradu karena sudah sangat menikmati ciuman itu, sungguh rasanya manis sekali kurasakan.

Brrrrrgggh

Kurasakan tubuhku bergetar, antara geli dan kaget kurasakan kedua tangan udah mulai menyentuh pantatku. Kemudian tangannya meremas perlahan lahan, namun aku nikmati itu, rasanya semakin membuat tubuhku terasa hangat dan bergairah.

Bibir kami masih terus berciuman, tanpa terasa ada beberapa tetes ludah kami yang jatuh ke jilbab putihku. Semakin lama remasan tangannya semakin erat ke pantatku, sepertinya dia begitu gemas sampai terasa sedikit sakit.

Kemudian badanku terdorong dan kini aku terlentang diatas kasur dengan dia diatas tubuhku sedikit menindih, ini adalah momen intim pertama kami. Kini tangannya tidak lagi menjamah buIatan pantatku, namun beralih meremas lemak kenyal yang menggantung pada dadaku.

“boleh uda buka?” tanya suamiku

“tentu” jawabku

Uda menyibakan jilbabku yang memang lebar ke atas leherku, disana jarinya menukan resleting bajuku. Perlahan resleting itu turun perlahan sampai ke perut, perlahan tangan udah melebarkan gamisku yang setelah itu keluarlah bra yang aku gunakan berwarna hitam itu.

Dia menatapku sambil tersenyum, yang lucu adalah ketika uda membuka BH-ku dengan memotong titik tengah BH diantara kedua gunung kembarku dengan gunting.

“ih nakal”

“hehe maaf ya sayang”

Kemudian dibukalah tutup payudaraku, matanya terbelalak nafsu melihat kulit payudaraku yang putih dengan puting merah muda cerah.

“masyaallah sayang, punya kamu ternyata besar”

“uda suka?”

“suka banget sayang”

“sekarang ini punya uda”

“aduh gemes banget sayang”

“aaahhh geli uda” suamiku mulai meremas payudaraku.

Rasa geli itu berbeda dengan rasa geli yang pernah aku rasakan sebelumnya, rasa geli itu seperti menjalar ke seluruh tubuhku. Ketika kontraksi syaraf itu sampai ke area bawah tubuhku, rasanya justru terasa nikmat di area selangkanganku.

Rasa nikmat itu menjadi lebih dan lebih lagi ketika kurasakan lidah hangat uda membasahi puting susuku yang merah muda. Sunguh itu rasanya nikmat dan geli yang tidak karuan, puting susuku menjadi keras dan rasa hangat nikmat menjalar samoai ubun ubun.

Lima menit kemudian, celana inner dan celana dalamku sudah terlantar dia diatas lantai kamar kami. Aku hanya bisa mendesah dan pasrah membiarkan apa yang suamiku lakukan, aku sebenarnya melarangnya karena jijik, namun dia memaksa kalau dia suka melakukannya, kini area selangkanganku dibasahi oleh ciuman uda.

Kuliah juga jarinya mempermainkan cairan bening yang licin, cairan itu seperti lengket juga dia mainkan didepan wajahku seakan ingin menunjukan kalau itu sebuah keindahan.

Mataku terpejam, merasakan lincahnya lidah suamiku bergerak keatas dan kebawah. Tidak habis habisnya dia memuji kemaluanku, aku memang punya darah keturunan chines, neneku adalah seorang mualaf chinese dan yang dia wariskan

sangat membuat suami bahagia. Katanya, kemaluan orang indonesia rata rata berwarna merah gelap cenderung hitam, namun miliku putih dengan merah muda. Aku tidak tahu itu perasaan apa, tapi rasanya seperti ada sesuatu yang akan meledak dalam diriku, terasa di area selangkanganku, tepatnya kemaluanku, ada rasa sepeti menggeliat yang nikmat disana.

Tanganku meremas kepala suamiku agak kasar, badanku menegang beberapa saat, kumudian terasa ada cairan hangat sekalin mulai keluar sampai ke duburku.

Rupanya, itu adalah orgasme pertamaku. Rasanya lemas sekali setelah itu, tidak bisa aku gambarkan, seperti semua energi dalam tubuhku keluar bersama cairan hangat tadi.

Mungkin ada sampai lima menit sampai aku merasa ada tenaga lagi dalam diriku, selama itu uda berbaring disampingku sambil meremas remas pelan payudaraku, sementara kedua pahaku masih mengangkang lebar.

“udah enaknya?”

“aduh uda, fitri lemes banget tadi”

“tapi enak gak?”

“heehm, enak banget uda”

“yaudah, sekarang bukain celana uda ya”

“iya uda”

Memang ketika diluar dia sangat terlihat masih kekanak kanakan dan cenderung manja kepadaku karena aku lebih tua dan cocok jadi kakaknya. Tapi diatas ranjang, dia menjadi sangat dominan dan entah kenapa aku sangat menurutinya, apalagi ketika aku membuka perlahan celana dalam uda.

lni yang erni temanku katakan, ular kasur, namun aku merasa gambaran erni tidak terlalu benar, punya suamiku tidak sepanjang yang erni ceritakan. Mungkin hanya panjang sekitar 15cm saja dengan diameter 3cm, ya itukan punya suamiku bukan punya suami erni.

Padahal suamiku belum menyuruhnya saat itu, namun aku teringat pesan dari erni, kocok perlahan batangnya. Langsung saja aku pegang batang ular kasur suamiku dengan tangan kananku, mataku menatap matanya, dia tersenyum padaku.

“ayo cium” katanya

Aku hanya menggeleng tidak mau, walau sebenarnya aku sudah tahu kalau suaminya juga sering memintanya untuk mengulum batang suaminya.

“ayo sayang gapapa”

Waiau beberapa kali aku menolak, namun dalam hatiku juga terbesit perasaan penasaran bagaimana rasanya mencium batang kejantanan laki laki. Aku pikir aku harus memberanikan diri, lagi pula dia sudah halal menjadi suamiku juga.

Aku mulai menurunkan kepalaku dan perlahan mencium batang suamiku perlahan, rasana hangat sekali. Jika dilihat dari dekat, terlihat sekali urat urat yang ada

padanya, memang yang aku pelajari dulu kalau batang pada laki laki itu adalah urat dan tidak ada tulang padanya.

Jika digenggaman, rasanya hangat sekali dan terasa sangat keras seperti ada tulang, teksturnya sangat aneh di tanganku karena banyak sekali urat uratnya. Suamiku memintaku untuk mengulumnya, sungguh aku merasa tidak sanggup saat itu, namun suamiku tetap memaksaku.

Karena itu aku mencobanya beberapa saat, entah kenapa aku malah merasa mual dan mau muntah, suamikupun meminta maaf dan mengatakan ini terlalu cepat untuku.

Alhasil menu utama menjadi acara selanjutnya, suamiku mengarahkan batang merahnya ke arah kemaluanku yang merah muda cerah. Nampak kontras sekali perbedaan warna kulit kami disana, apalagi pada daerah selangkangan, namun itu tidak mengurangi rasa hormat dan cintaku padanya.

Uda adrian terlihat sudah sangat ingin memasukan batangnya ke dalam lubang nikmat yang ada pada diriku. Sungguh aku sudah sangat ikhlas menerima tusukan

pertamanya, aku mengucap basmallah agar semua berjalan lancar dan menjadi berkah karena ini adalah sunnah. Beberapa kali mencoba namun gagal karena lubangnikmatku serasa masih belum mau menerima tamu,namun setelah suamiku mengambil cairan licin dari vaginaku dan mengoleskan cairan licin itu ke kepala batangnya mulailah ada kemajuan.

Aku memejamkan mata dan menggigit bibir bawahku secara spontan, tanganku meremas kasur. Kurasakan ada sebuah benda masuk ke dalam diriku perlahan, uda adrian memasukan perlahan demi perlahan. Ketika aku membuka mata semua bagian batang uda sudah masuk ke dalam diriku, kami saling memandang lalu pandangan kami ke arah selangkangan.

Kulihat ada bercak darah ketika uda menarik batangnya, namun anehnya aku tidak merasa sakit, padahal kata erni sait sekali rasanya.

Uda mulai melakukan gerakan maju-mundur, mula mula rasanya perih, lama lama rasa perih itu hilang, rasanya berganti menjadi nikmatnya sekali. Rasa nikmatanya seperti ada pada bagian pintu masuk liang vaginaku, ketika batang uda masuk bagian itu seakan merasakan gesekan dari batang uda dan menimbulkan rasa nikmat.

Uda menindih badanku, tangannya ada dikepalaku mengelusnya, elusan tangannya dikepalaku seakan memberikan kenyamanan untuku. Bibir kami saling berciuman, sedangkan pinggang uda diatas tubuhku berjuang keras menggerakan badannya sehingga batang uda keluar masuk dalam liang nikmatku.

Mungkin 7 sampai 8 menit berlalu, bibir uda masih ada di bibirku mengenyot lidahku ke dalam mulutnya. Tusukan batangnya terasa semakin cepat, kurasakan hembusan nafasnya juga semakin tidak teratur dan bebera tusukan kemudian batangnya menusuk dalam dalam liang kemaluanku dan kurasakan ada semprotan hangat mengguyur.

Kami terdiam dalam posisi itu, cukup lama, lalu uda menarik batangnya perlahan lahan. Dia lalu terbaring disampingku dan tertidur meninggalkanku, rasanya masih ada kedutan nikmat pada kemaluanku. Aku mencoba menyentuh area sensitifku, entah kenapa rasanya geli nikmat, aku melihat uda, dia sudah tertidur.

Aku lanjutkan kembali menyentuh nyentuh vaginaku dan lama kelamaan rasanya semakin nikmat, akupun lepas kontrol dan semakin cepat mengucek-ngucek bagian itu dan alhasil aku gemetar dan mendapatkan orgasme kembali. Rasanya lemas sekali, tanpa sadar aku tertidur karena lelah sekali.

Bersambung…

1 2 3 4