Cerita Sex Remot Kontrol Ajaib – Selamat malam sobat Ngocokers tercinta. Arvin merupakan pemuda tanggung delapan belas tahun. Pulang dengan bangga karena telah memenangkan lomba sains di kotanya. Ia menang dengan alat ciptaannya yaitu remot yang bisa mengontrol tingkah laku katak dengan cara mentransmisikan gelombang radio melalui DNA katak.

Dede dan Dian, orangtua Arvin sangat bangga pada anaknya. Arvin mewarisi ketampanan ayahnya meski lebih tinggi. Dian sangat terlihat matang pada usianya yang ke empat puluh satu. Untuk merayakan kemenangan Arvin, mereka makan malam di tempat favorit Dede.

Abis ini kamu mau ngapain lagi nak? Arvin masih pingin ngembangin ini lagi yah. Agar lebih sempurna. Ayah rasa kamu mesti patenkan penemuanmu ini. Agar tak dibajak orang. Iya yah. Udah Arvin urus kok. Bagus. Kalau butuh bantuan, tinggal bilang saja sama ayah. Oke yah.

Cerita Sex Remot Kontrol Ajaib
Cerita Sex Remot Kontrol Ajaib

Ngocoks Esoknya aku memungut sehelai rambut mama dari sisir yang biasa dipakai oleh mamanya. Lalu ia masukah helaian rambut itu ke DNA separator. Beberapa menit kemudian ia berhasil mengisolasi variabel dari DNA mamanya dan memasukan ke frekuensi analiser.

Tak lupa ia setel analiser itu agar selaras. Setelah yakin, ia mulai mengaktifkan analisernya dan menghubungkan ke osciloskop untuk melihat frekuensi yang pas.

Beberapa jam kemudian.

Arvin mulai mengeset remotnya setelah menambahkan frekuensi dari rambut mamanya. Sekarang yang perlu dilakukan adalah mengetes remot itu. Ia mendengar mamanya memanggil menyuruh makan. Jadi ia letakkan remotnya di meja kerjanya. Lalu ia makan bareng keluarganya. Ia memperhatikan mamanya. Menurutnya mamanya adalah wanita tercantik di dunia.

Ia juga tahu papanya punya selingkuhan dan bahkan Arvin tahu bahwa mamanya juga tahu suaminya punya selingkuhan tapi tak merasa terganggu. Ia telah sering melihat para selingkuhan papanya. Hingga ia tiba pada satu kesimpulan, para simpanan papa tak seperti mamanya. Mereka selalu lebih seksi. Maka dari itu, Arvin berencana mengubah semuanya.

Andai idenya berhasil, papanya takkan pernah membutuhkan wanita lain lagi selain mamanya. Dan keluarganya akan kembali bahagia.

Tahu-tahu ia lagi menatap paras mamanya. Hhmm meskipun sudah berumur, tapi ia masih menganggap mamanya sangat cantik nan jelita.

Abis makan, Arvin cabut lagi ke kamarnya. Biasa, ngoprek mainannya lagi. abis ngoprek, Arvin keluar kamar. Ia heran liat papanya cepet cepet masuk kamar, biasanya selalu ngobrol lama sama mama kalo abis makan. Di sofa, Arvin liat mamanya lagi ngopi, kesedihan terpancar di raut muka mamanya. Seperti tersambar petir, tiba-tiba sebuah ide melintas di kepalanya.

Arvin ke kamar dan keluar lagi sambil memegang remot kontrol. Lalu remot itu ia arahkan ke mamanya. Ia tekan beberapa tombol. Efeknya

Mata mamanya melebar, seperti terkejut. Mama lalu berdiri. Tangan mama meraba tubuhnya sendiri, lalu mengusap susunya dan meremasnya. Arvin tak percaya ternyata mainannya bekerja. Arvin bisa melihat ada sesuatu di mata mamanya saat tangannya tetap meremas susunya sendiri.

Tak cukup hanya itu, mamanya tiba-tiba membuka bajunya hingga tinggal hanya memakai bh dan cd saja. Sungguh sangat menambah kecantikan sang mama di mata Arvin. Tangan mamanya menarik bh ke atas hingga terpampanglah susu mamanya. Begitu terkejutnya Arvin karena baru kali ini ia bisa melihat susu mamanya dengan sangat jelas.

Ternyata, mainannya lebih dahsyat dari yang ia perkirakan. Arvin tahu mengutak-atik DNA memang penuh misteri, tapi ia tak mengira efeknya sedahsyat ini.

Masih di depan matanya. Tangan mamanya yang satu mulai mengelus perutnya. Lalu turun ke selangkangan. Jarinya mulai mengelus-ngelus cdnya sendiri. Rasa-rasanya Arvin ingin kembali ke kamarnya saat itu juga dan mulai masturbasi. Tapi keinginan itu ia tahan sedemikian rupa.

Kedua tangan mama kembali beraksi menurunkan dan membuka cdnya. Pemandangan yang tersaji di depan matanya merupakan hal baru yang tak pernah Arvin lihat seumur hidupnya. Saat pintu kamar orangtuanya mengeluarkan bunyi, Arvin buru-buru mundur bersembunyi dalam kegelapan. Ternyata ayahnya keluar.

Mama.. apa-apaan ini?

Oh, pa. kok mama tiba-tiba terangsang gini ya?

Gimana kalau Arvin melihatnya mah?

Duh yah, mama pingin banget nih.

Secepat kilat, Arvin menekan beberapa tombol sambil mengarahkan remot kontrolnya ke mama.

Apa yang terjadi?

Gak tau pah. Tadi rasanya mama lagi ngopi, eh tau-tau papa ada di depan mama terus mama tiba-tiba telanjang lagi.

Ambil baju mama terus ke kamar ma. cepat!

Akhirnya, mama en papa kembali ke kamar. Setelah pintu kamar tertutup, Arvin tersenyum sendiri dan ikut kembali ke kamarnya. Tanpa basa-basi, ia langsung membuka celananya dan mulai masturbasi. Setelah ejakulasi, Arvin pun tidur dengan nyenyaknya.

Esoknya, sabtu, seperti biasa, ayahnya selalu punya alasan agar bisa ke kantor. Arvin pun sarapan di dapur ditemani mama. Kali ini, wajah mama terlihat bahagia, tak seperti kemarin.

Gimana tidurnya mah, nyenyak?

Tentu sayang. Kalau kamu nak?

Sama mah.

Hari ini kamu mau ngapain aja nak?

Gak tau mah, mungkin ngelanjutin proyek mainan biasa.

Sekali-kali kamu main dong sama teman-temanmu. Jangan di sibuk sendiri aja.

Iya mah. Kalo mama mau ngapain aja hari ini?

Mungkin renang aja di rumah. Mumpung lagi cerah.

Oh.

Mau temanin mama renang gak?

Oke deh mah. Tapi nanti ya, mama sendiri aja dulu.

Oke sayang.

Arvin kembali ke kamarnya. Beberapa menit berlalu. Ia kembali mengambil mainannya dan menuju ke ruang kerja ayahnya. Dari jendela di ruang kerja ayahnya, ia dapat melihat kolam renang dengan jelas. Terlihat mamanya memakai bikini biru. Mamanya jarang memakai pakaian seksi, kecuali memakain bikini saat renang.

Di sisi lain, Arvin melihat bang ucok (tukang kebun) lagi merawat tanaman deket kolam. Arvin jadi penasaran, jika dan hanya jika mainannya kembali dipencet dan diarahkan ke mamanya di saat di dekatnya ada orang lain, akankah mamanya kembali berlaku seperti malam tadi? Dengan sabar, Arvin menunggu hingga bang ucok mendekati mama yang sedang berjemur di kursi.

Saat itu juga, tangan mama mulai mendarat di susunya lagi. Arvin memperhatikan dengan seksama saat bang ucok menoleh ke arah mamanya. Pasti mamanya mengerang dan terdengar oleh bang ucok.

Tangan mama lalu menyibakna bikininya hingga susunya menyembul dan terlihat jelas. Jari-jari mama mulai memainkan putingnya. Satu tangan mulai diturunkan ke area bawahnya. Arvin tahu tangan mama sedang bergerilya di selangkangannya. Bang ucok berdiri tepat di depan kaki mama, hingga pasti bisa melihat keseluruhannya.

Perlahan, bang ucok melangkah mendekati mama. Terlihat selangkangannya membesar. Arvin terkejut melihat tiba-tiba bang ucok ditarik oleh kaki mama hingga mereka saling berdekapan. Arvin ingin mendekat, mendengar dan melihat apa yang terjadi, tapi ia masih bisa menahan diri demi proyeknya. Saat ia akan memijit tombol stop, ia lihat mamanya meremas selangkangan bang ucok.

Dari wajah bang ucok, Arvin menyimpulkan bahwa bang ucok sedang dilanda ketakutan sekaligus kenikmatan atas aksi mama. Arvin makin terkejut saat mama memasukan kontol bang ucok ke mulutnya. Sepertinya bang ucok terkejut karena tangannya mencoba mendorong kepala mama menjauh. Tapi mama tetap menyepong kontol bang ucok.

Akhirnya mama menghentikan aksinya. Bukan untuk berhenti tapi untuk membuka bikininya hingga mama telanjang dan berbaring. Mama tarik bang ucok hingga kepalanya ada di atas selangkangan mama. Sedangkan kontol bang ucok tepat berada di atas mulut mama. Mama kembali nyepong bang ucok. Tak lama kemudian, bang ucok seperti kejang.

Yang terjadi selanjutnya sungguh luar biasa.

Mama tersedak mencoba berteriak dan mendorong bang ucok. Bang ucok pun terkejut lalu lari meninggalkan mama berbaring dengan mulut penuh spermanya. Mama memuntahkan sperma dan mengelap mulut dengan tangannya. Tangan mama menutupi wajahnya lalu menangis. Tak lama kemudian mama mengambil bikininya dan lari masuk rumah.

Melihat mamanya lari, Arvin buru-buru keluar dari ruang kerja ayahnya dan kembali ke kamarnya. Terlintas di benaknya eksperimen selanjutnya. Tapi ia agak ragu-ragu menjalankannya. Ia tanggalkan pakaiannya hingga hanya memakai celana pendek. Remot kontrolnya ia sembunyikan dalam handuk. Ia berjalan ke kolam.

tok.. tok mah, mama di dalam? Katanya mau renang sama Arvin. Ayo mah!

Mama udah gak mood lagi nak. Kamu renang aja sendiri ya.

Ini kan ide mama. Sengaja Arvin gak ngerjain proyek agar bisa sama mama. Tapi kalau mama udah gak mood

Bukan gitu nak.

Ya udah. Arvin lanjutin proyek Arvin aja.

Jangan nak. Kamu perlu gerak, jangan di kamar mulu.

Mama pun membuka pintu kamar. Matanya terlihat merah, mungkin menangis terus. Pun tubuhnya hanya dibalut selimut.

Renang sendiri gak seru. Lebih seru renang berdua sama mama.

Kamu memang anak mama.

Jadi gimana mah? Mau renang gak?

Baiklah. Kamu tunggu mama di kolam ya.

Oke mah.

Arvin pun menunggu mama sambil berbaring di rumput dekat kolam. Mama datang dan duduk di sebelah Arvin. Mama memakai bikini yang lain. Mereka duduk sambil ngobrol basa-basi.

Nyebur yuk ma.

Duluan aja nak. Mama lagi pingin santai nih.

Hati-hati, tangan Arvin mulai masuk ke handuknya. Ia raih remot kontrolnya dan mulai memijit beberapa tombol lalu meluncur ke kolam. Saat ia melirik, ia lihat mamanya sedang memainkan tangan di tubuhnya sendiri. Bahkan erangan mama pun terdengar.

Ma, mau turun gak?

Gak ada jawaban. Arvin pun menepi. Ia panggil lagi mamanya tapi yang keluar dari mulut mama hanyalah erangan. Arvin pun naik. Ia lihat mamanya sedang asik sendiri. Satu tangan mama memainkan puting dan susunya. Sedang tangan satunya sibuk di selangkangan. Mulutnya tak berhenti mengerang. Matanya mengarah ke Arvin, tapi penglihatannya entah ke mana.

Perlahan, Arvin mengambil remot kontrol di handuknya. Oh tuhan, puting mama begitu besar, begitu seksi.

Mah. Mama kenapa mah?

Mamanya menjawab dengan erangan sambil tangannya tak henti bergerak. Arvin kembali memposisikan jarinya di remot kontrol lalu memencet tombol pause.

Mah, mama baik-baik saja?

Arvin? mama terkejut, mencoba terlihat tenang. Apa apa yang terjadi?.

Mama menyadari ia setengah telanjang dan tangannya ada di selangkangannya.

Apa

Tapi mama tak menyelesaikan ucapannya. Karena Arvin memencet tombol play di remot konrolnya. Mama terlihat kembali santai kembali beraksi.

Mah, mama gak apa-apa? Bisa Arvin bantu mah?

Unghh, nak, mama terengah, oohh, ya, tolong, mama melenguh, jarinya memainkan putingnya.

Oke mah, Arvin mesti ngapain mah?

Unggghh, mama melenguh. Oh, yes, tangannya aktif di selangkangannya.

Kayak gini?

Perlahan, Arvin menempelkan tangannya di tubuh mama. Diam tak bergerak.

Ohhhh, yes, mama mengejang saat tanganku menyentuhnya.

Saat mama mengangkat pinggulnya, langsung kupelorotkan cd mama hingga mama telanjang. Kutatap tubuh telanjang mama. Kakinya dilebarkan sedangkan tangannya sibuk bermain di memeknya sendiri. Kini baru kusadari ternyata memek mama bersih tanpa sehelai rambut pun. Jari-jari mama keluar masuk di memek mama.

Mah, mama kenapa?

Mama terlihat bingung dan terkejut.

Nak, apa lalu mama menyadari, ia berbaring telanjang, kedua jarinya di memeknya. Oh tuhan, mama kembali beraksi saat kutekan lagi tombol play.

Mama mengerang dan kembali memainkan jari di memeknya. Kunikmati adegan ini sambil kurasakan kontolku membesar.

Mah, mau aku bantu?

Oh, tuhan.

Mau kubantu mah?

Kupegang susu mama dengan tanganku.

Ya, itu. Oh.. mama melenguh saat tanganku menempel. Jarinya makin sibuk di memeknya.

Aku mesti ngapain mah?

Tanpa menjawab, tangan mama menyentuh kepalaku dan mengarahkan ke susunya. Kubuka mulutku dan kukenyot puting mama. Rasanya nikmat sekali. Sambil menikmati susu mama, kuelus-elus paha mama.

Tiadanya perlawanan membuatku semakin berani menaikan tanganku hingga menyentuh memek mama. Kurasakan jari-jari mama sibuk keluar masuk di memek mama.

Sejak awal tak kuhentikan mulutku di susu mama. Memek mama terasa hangat, basah. Kurasakan tangan mama mendorong kepalaku dan mengarahkannya ke memek mama hingga hidungku menyentuh sebelah atas memek mama.

Jilat nak. Jilat.

Saat lidahku menyentuh memeknya. Mama bergetar. Kusarakan asin yang baru kali ini kurasa. Tanpa jijik, kumainkan lidahku di memek mama. Kujilat dan kumasukan lidahku. Ternyata kontolku telah digenggam dari luar celana. Saat mama mencoba mengeluarkan kontolku dari celana, kujilat dan kuhisap itil mama hingga membuat mama mengerang lebih keras.

Ingin tetap bereksperimen, kuraih remot kontrolku dan kutekan pause sambil mengangkat wajahku dari memek mama.

Mama gak apa-apa? kurasakan kontolku diremas mama.

Oh nak, apa yang terjadi?

Mama terkejut, membeku diam sambil menggenggam kontolku.

Mama menyuruhku. Sambil kembali kujilat memek mama.

Tapi ini tak boleh nak! mama menangis, mencoba menjauh.

Kembali kutekan tombol play dan mama mengerang kembali. Mengangkat memeknya lebih tinggi. Sungguh enak rasanya cairan yang keluar dari memek mama. Tangan mama kembali meremas kontolku. Kujepit itil mama dengan bibirku dan kumainkan dengan lidahku. Erangan mama makin keras dan tubuhnya mulai mengejang.

Kutekan lagi tombol pause saat mulutku masih menikmati memek mama yang orgasme.

Oh, oh, oh, mama mengerang sambil menggenggam lebih erat kontolku. Kontolnya diangkat hingga menekan kepalaku.

Apa-tidak, tidak, jangan, mama menangis tapi tak melepaskanku.

Rasanya enak ma. Kujilat lagi memek mama.

Oh, nak, tidak, tidak ya, oh,

Kutekan lagi tombol play dan kutekan juga kepalaku ke memek mama. Akhirnya aku bangkit. Mama menarik kontolku dan mulai mendekatkannya ke bibir mama. Mama mulai menjilat kontolku. Lalu ia masukan dan menghisapnya. Bisa-bisa tak lama lagi aku orgasme. Saat kontolku sepenuhnya di mulut mama, kutekan lagi tombol pause.

Tidak, tidak, mama menyadari kontol yang di mulutnya adalah kontolku, anaknya.

Saat mama akan mencabutnya, kutekan lagi tombol play dan mama kembali memainkan kontolku di mulutnya sambil mengerang. Kurasakan orgasmeku semakin mendekat. Aku tak percaya mama sedang nyepong kontolku. Akhirnya kontolku menyemburkan lahar panas di mulut mama. mama menyedot semuanya dengan rakus.

Selesai orgasme, kutekan lagi tombol pause. Mata mama melebar menyadari apa yang terjadi tapi kali ini mama tak berhenti. Mama terus saja menghisap sperma di kontolku hingga tetes terakhir. Habis itu, mama melepaskan kontolku dari mulut dan tangannya. Mama terlihat bingung dan malu.

Nak, mama gak ngerti apa yang terjadi pada mama. terdapat tetesan sperma di wajah mama dan mengalir di dagu dari mulut mama. matanya meneteskan air mata.

Gak apa-apa mah. Lagian juga nikmat kok. Memek mama juga rasanya enak.

Tapi ini salah. Mama udah nikah, juga kamu anak mama.

Mama menangis.

Ya. Kita berdua juga tahu gimana papa. Arvin sayang mama. mama juga sayang Arvin kan? Papa gakkan tahu apa yang dia lewatkan.

Mama mesti dibaju. Matanya mencari bikininya. Singkirkan itu! sambil menunjuk kontolku. Siapa tahu papamu datang.

Mama juga tahu kan papa jarang pulang jam segini.

Kupakai kembali celanaku. Kupungut cd mama.

Sini! tangan mama meminta cdnya.

Biar Arvin nikmati sekali lagi.

Kuhisap cd mama di depan matanya.

hentikan nak!

Pipinya memerah saat mama duduk telanjang di depanku. Kuraih kembali remot kontrol dan kutekan tombol play.

Oh nak, mama mengerang saat kubaringkan mama dan kudekatkan kepalaku ke memek mama. rambutku dipegang mama saat kujilat memek mama lagi. akhirnya kutekan tombol stop saat kuhisap memek mama.

Hentikan nak. Sudah. Mama mengangkat kepalaku dari memeknya.

Apa mama gak menyukainya? mulutku belepotan cairan mama.

Bukan itu maksudnya. Kamu anakku.

Arvin suka memek mama. Arvin juga suka saat mama nyepong kontol Arvin.

Mama pergi sekarang.

Mama bangkit dan mengambil pakaiannya. Aku tersenyum melihat mama masuk rumah. Remot kontrolku bekerja diluar imajinasiku rupanya. Aku kembali ke kamarku. Ternyata remotku bisa juga dipake ke orang lain. Tinggal sedikit kuoprek. Akhirnya, ada seseorang yang akan ku test.

Lelah. Aku tidur. Ketukan di pintu membangunkanku. Kulihat jam ternyata aku ketiduran beberapa jam.

Makan dulu nak! mama memanggil dari belakang pintu.

Ayah ada?

belum pulang.

Pintunya gak dikunci kok mah.

Aku menunggu. Akankah mama masuk? Aku berbaring memakai kimono mandiku. Kupegang kontolku. Tak lama kemudian, pintu membuka perlahan-lahan. Muncullah mama di daun pintu. Juga memakai kimono mandi.

Matanya melihat ke kontolku yang menyembul dari kimonoku. Kumasukan tanganku dan menggenggam kontolku. Sedang tanganku yang lain memegang remot kontrol.

Jangan gitu nak! tapi mata mama tak berpaling.

Masuk aja mah. Sini bantu Arvin.

Saat kukeluarkan kontolku saat itu juga kutekan tombol di remot kontrolku. Mama melangkah mendekati ranjang. Kulihat di balik kimono, mama gak memakai apa-apa. Mama lalu memposisikan kepalanya hingga ada di atas kontolku. Mama mulai menyepong kontolku. Setelah beberapa saat, kuangkat kepala mama dan kubuka kimononya hingga berdiri telanjang.

Kembali kuposisikan mama di ranjang hingga kami bergaya enam sembilan. Mulut kami sibuk. Terus kumainkan itil mama agar cepat orgasme. Benar saja. Mama menekan lebih dalam memeknya saat mengejang orgasme. Kuhirup semua cairan yang keluar dari memek mama. setelah itu kuposisikan mama mendindih di atasku hingga susunya menindih dadaku.

Mulut mama mencari mulutku. Kami berciuman cukup lama. Lidah dan mulut beradu saling serang dan hisap. Kurasakan kontolku menekan memek mama.

Oh nak entot mama, nak. Entot mama!

Sambil ciuman, tangan mama meraih kontolku dan mengarahkannya ke memek mama.

Masukan mah. Entot Arvin.

Kucari puting mama dan kumainkan serta kupijit dan kupelintir. Mama mengerang saat menangkat pantatnya dan menurunkannya kembali. Akhirnya tangan mama mengarahkan kontolku ke memeknya. Lalu ia tekan perlahan-lahan. Kulihat bagainama kontolku masuk mili demi mili ke memek mama hingga akhinya masuk semua.

Rasanya sungguh nikmat. Mama mendiamkan memeknya. Lalu mama mulai menggoyang pinggulnya membuat kontolku keenakan. Mama ngentot sambil mendudukiku. Susunya gerak-gerak tak bisa diam. Sungguh enak hingga rasanya bentar lagi aku mau orgasme. Kuraih itil mama dan kumainkan dengan jariku saat mama menggoyang pantatnya.

Erangan mama makin tak karuan. Otot memek mama makin mencengkram. Saat spermaku akan memuncrat, kuraih remot dan kutekan tombol pause. Mata mama membesar menyadari kontol anaknya menyembur di memeknya saat ia dalam posisi women on top. Mama mencoba bangkit tapi kupegang pinggulnya saat aku orgasme.

Arvin! Hentikan nak! Jangan, oh oh oh

Semburan spermaku di memek mama membuat mama juga orgasme. Mama mengejang lalu menangis. Di wajahnya terlihat rasa malu. Mama mencoba bangkit tapi kucengkram pinggulnya.

Duh mah. Memek mama enak. Mama suka kontol Arvin gak?

Kutekan lagi tombol play.

Iya nak. Mama suka kontol kamu. Sungguh besar dan panjang.

Mama mengerang merasakan semburan spermaku. Kulepasakn cengkramanku.

Hisap kontol Arvin ma!

Iya. Iya nak.

Mama bangkit. Lalu memegang kontolku dan mulai menjilatinya.

Kontolmu nikmat nak.

Mama menghisap kontolku membersihkan sisa-sisa spermaku. Saat mama akan selesai, kutekan tombol stop. mama kembali terkjut saat menyadari sedang menghisap kontol anaknya dan di mulutnya ada sisa-sisa orgasem anaknya dan dirinya. Mama mengangkat kepala dan menatapku, tapi tetap memegang kontolku.

Oh nak. Mama gak tau kenapa bisa begini.

Gak apa-apa mah. Arvin suka kok ngewe sama mama.

Tapi mama gak tau apa yang terjadi?

Air matanya jatuh tak tertahankan. mama hanya masuk ngajak makan lalu mama ngentot Arvin hingga kita keluar. Sungguh nikmat mah. Arvin menyukainya. Lalu mama membersihkan kontol Arvin.

Aku tersenyum sambil menatap mama.

Tapi mama gak sadar apa yang mama lakuin.

Meski begitu, teruskan dong ma. kontol Arvin tegang lagi tuh. Boleh Arvin ngewe mama lagi gak?

Apa? mama terkejut menyadari tangannya masih menggenggam kontolku.

Ayolah ma. Arvin pingin kita ngewe sekali lagi sebelum papa datang.

Kita mesti hentikan ini. Mama melepaskan genggamannya lalu bangkit.

Yakin ma? kutekan lagi tombol di remot.

Iya dong nak. Ayo entot mama lagi.

Mulut mama membuka dan mulai menghisap kontolku lagi.

Ya kalau mama maksa sih

Aku tersenyum melihat kontolku terbenam di mulut mama. beberapa menit kemudian, kuangkat kepala mama. kusuruh mama nungging. Kuewe mama pake gaya anjing. Nikmat sekali. Mama makin meracau gak karuan. Beberapa kali kumainkan tombol pause dan play mencoba mencari tahu reaksi mama. makin lama kesadaran mama pun semakin lama.

Oh nak. Apa yang terjadi sama mama? tanya mama. tapi mulutnya tetap menghisap dan menjilati kontolku.

Arvin suka sepongan mama. mama juga suka kan nyepong Arvin?

Ini gak boleh nak. Kata mama sambil tetap menghisap kontolku. Mama gak ngerti.

Arvin gak peduli. Sudah mah, bentar lagi papa pulang.

Oh tuhan. Ayahmu. Mama melepaskan kontolku. Apa yang mesti mama bilang?

Kenapa mesti bilang? Papa selalu ngewe wanita lain. Kenapa mama gak cari kesenangan juga?

Apa yang akan mama lakukan?

Mama terlihat panic.

Saat pulang, papa selalu langsung ganti baju kan. Nah saat itu, langsung mama entot papa. Mungkin cara itu bisa mengembalikan papa ke mama.

Dimana kamu belajar mikir dan ngomong kasar kayak gini?

Mama bicara sambil kembali memakai pakaiannya.

Pergilah mah. Tenang, gakkan ada apa-apa kok. Kataku sambil menyentuh bahu mama dan tangan satunya mencolek memek mama.

Hentikan nak. Mama menjauh

Esok pagi saat papa pergi. Arvin temuin mama sebelum sekolah.

Apa maksudmu? mama terlihat malu.

Ah, kayak gak ngerti aja?

Kutekan kembali beberapa tombol remot. Kubiarkan beberapa saat hingga lutut mama melemas. Kudengar mobil papa datang.

Cepat ke kamar mah!

Oh tuhan.

Lakukan saja seperti tadi sama Arvin. Pasti aman.

Beberapa menit kemudian, aku melangkah mendekati pintu kamar ayah ibu. Menguping. Kudengar ranjang berdecit tak karuan. Aman rupanya.

Malam itu kami makan bersama. Ayah dan mama terdiam. Tak seperti biasanya. Biasanya setelah makan ayah langsung ke ruang kerjanya. Tapi kali ini ayah langsung ke kamar. Ibu mengikutinya. Aku pun kembali ke kamar.

Esoknya kudengar mobil ayah pergi. Kuambil remot kontrol dan kuketuk kamar ibu.

Ya. Ada apa? ibu terdengar masih mengantuk.

ini Arvin mah. Boleh masuk gak?

Mau apa?

Hanya ingin liat mama.

Oh. Masuk saja.

Aku pun membuka pintu dan masuk.

Arvin penasaran mah. Gimana malam tadi mah?

Sempurna. Makasih.

Apa papa ngewe mama?

Arvin. Jaga ucapanmu! mama membentak.

Kita lihat.

Kusingkapkan selimut yang menutupi mama. ternyata mama telanjang.

Apa yang kamu lakukan? mama terlihat marah dan mencoba menutupi kembali tubuhnya.

Bersambung…

1 2