Cerita Sex Mencoba Hal Baru – Eksibisionisme atau eksibisionis (sebutan bagi pelakunya) itu adalah perilaku kelainan seksual dimana seseorang doyan/hobi/gemar/demen/suka untuk memamerkan organ pribadi kepada lawan jenis dengan tujuan mendapatkan kepuasaan pribadi.

Apa sih organ pribadi yang biasa dipamerkan? Biasanya, jika eksibisionis tersebut seorang pria, dia akan memamerkan penisnya, walau tak munutup kemungkinan jika ia juga bakal memamerkan organ tubuh lainnya. Dan jika eksibisionis nya seorang wanita, dia akan memamerkan payudara, pantat, kaki, celana dalam dan vaginanya.

Okelah, siapa pun mungkin memiliki sifat suka pamer seperti ini. Tapi bagaimana jadinya jika sifat suka memamerkan ini sedikit lebih parah? Seperti suka memamerkan pasangannya kepada orang lain?  Atau ingin melihat orang lain manatap pasangannya ketika pasangannya sedang bertelanjang badan?

Mungkin ini hanyalah sekedar pertanyaan yang sangat simple. Namun bukan berarti, dari pertanyaan simple, jawabannya juga bakal sesimple itu.

Cerita Sex Mencoba Hal Baru
Cerita Sex Mencoba Hal Baru

Ngocoks “Makasih ya Mi… kamu udah bisa ngabulin semua permintaan anehku ini…” ujar Rudi, mantan pacarku dulu. Dengan peluh yang masih bercucuran, Rudi kemudian mencabut batang penisnya keluar dari lubang pantatku.

“PLOP”.

Suara cabutan batang penisnya dari lubang anusku yang kemudian disertai dengan gumpalan lendir panas berwarna putih keruh, langsung turut keluar dan mengalir ke arah paha dalamku.

YUP. Lubang pantatku.

Sebenarnya, sebelum acara persetubuhan anal pagi ini, Rudi sudah berulang kali meminta padaku untuk dapat melakukan seks anal. Namun, walau aku sudah sering melakukan seks anal, aku tak langsung mengabulkan permintaan anehnya itu.

Aku hanya ingin tahu, sejauh mana pengorbanan yang bakal ia lakukan demi mendapatkan persetujuanku supaya bisa bermain anal.  Dan, ternyata ia benar-benar mampu berkorban lebih. Terbukti dari adanya kalung yang melingkar manis dengan inisial “MIA” di leherku.

Limbung, lemas, tak bertenaga. Rudi yang walau memiliki badan ekstra besar, tak mampu juga mempertahankan posisi doggynya. Dia jatuh terlentang tak berdaya di samping tubuhku yang masih dalam posisi nungging. Dengan mata sayu, dan senyum mengembang di wajah, ia hanya bisa terdiam sambil terus membayangkan kenikmatan yang baru saja ia rasakan dariku.

Seperti orang yang baru terkena tenung, sihir, hipnortis, atau entah apapun itu namanya. Ia hanya menatap diam kelangit-langit kamar hotel ini.

Aku beranjak dari posisi nunggingku, berjalan kearah meja kecil di samping tempat tidurku dan mengambil beberapa lembar tissue. Kubersihkan vagina dan lubang anusku dari sperma hangatnya yang masih saja mengalir keluar.

“Maenmu kali ini gak seperti biasanya say… seperti kesetanan…” kataku sambil melempar gumpalan-gumpalan tissue bekas yang basah oleh sperma itu kearahnya.
“ENAAAAAK…” jawab Rudi singkat sambil masih menatap langit-langit kamar hotel.
“Makasieee…”

Setelah vagina dan anusku terbebas dari segala macam lendir, kulangkahkan kaki jenjangku ke arah dapur. Dan dengan masih dalam keadaan telanjang bulat, aku berjalan kearah kulkas lalu mengambil sekotak susu kegemaranku.

Tak lama, kubuka korden dan pintu balkon, lalu kulangkahkan kakiku berjalan keteras kembali ke arah balkon. Hembusan angin sejuk langsung menerpa wajah dan tubuh telanjangku, seolah membebaskan penat di dada.

Kutarik kursi balkon mendekat kearah pagar, dan langsung kuhempaskan tubuhku diatasnya. Kulihat jam yang masih melingkar di pergelangan tanganku sudah menunjukkan pukul 09.30 pagi.

“Yah… terpaksa membolos sekolah lagi nih ceritanya… dan sepertinya, ini bakal jadi hari yang melelahkan…” ucapku dalam hati sambil menyeruput cairan manis berwarna coklat dari kemasan kotak yang aku ambil tadi. Ngocoks.com

***

“Sayang… aku pengen deh ngelihat kamu dipake orang laen…” ujarny santai.

DEG…

Mendengar kalimat mantan pacarku itu, jantungku serasa berhenti.
“Maksud kamu…..?” tanyaku heran.
“Iya… aku pengen ngeliat kamu dientotin ama cowok laen…”

“Apaan sih…? Kok kamu mintanya aneh-aneh gitu…?”
“Nggak tahu Mia… darimana datangnya ide aneh seperti itu…. Yang jelas, setiap kali ada cowok yang melirik kearahmu dengan pandangan nafsu, kontolku mendadak mengeras Mia…”

“Lalu…?”
“Ya gitu Mia… aku jadi penasaran, gimana sensasinya ketika melihat kamu sedang dientot ama cowok laen…”
“Gila kamu say… Kamu bener-bener gila…”

***

Hari demi hari telah berlalu. Hari berganti minggu, dan minggu berganti bulan.

“Janji ya…? Kalo Mia turutin semua permintaan anehmu, Mia dapet semua yang Mia mau…?” tanyaku sambil menggelayut manja di dekapan Rudi.
“Suer Mia… kamu bisa percaya ama aku…”

Sebenarnya, aku sama sekali tak pernah memimpikan hal seperti ini, namun karena rasa penasaran yang setiap kali Rudi mengajukan ide melihatku disetubuhi orang lain, entah kenapa ada perasaan aneh yang juga sangat menggebu, hingga  pada akhirnya aku berpikir “Apa salahnya sih buat mencoba hal baru… selama tak ada yang saling dirugikan…”

Terlebih lagi setelah aku pikir-pikir, kapan lagi aku bisa bersetubuh dengan orang asing di depan pasanganku. Dan singkat cerita, kami berdua setuju untuk mencoba petualangan aneh ini .

***

Di suatu weekend yang cukup cerah, Rudi mengajakku menginap di sebuah hotel di luar kota. Kami berdua sengaja memilih cottage, karena disana memiliki privasi yang cukup tinggi dan jauh dari orang yang kami kenal. Selain itu, alasan kenapa kami lebih memilih hotel, adalah supaya Rudi dapat mengeksplor keinginan anehnya itu padaku lebih jauh lagi.

Setelah beberapa kali mensurvey lokasi, kami berdua memilih sebuah hotel yang memiliki parkir mobil di dalam area hotel. Lebih tepatnya, di halaman kamar, tempat kami tidur.

Kami memilih kamar hotel yang memiliki jendela super besar yang menghadap tepat ke arah parkiran kendaraan. Tujuan kami memilih kamar dengan jendela lebar, adalah supaya kami bisa dengan bebas melihat siapa saja orang yang ada halaman parkir ataupun orang yang ada di kamar seberang.

Setelah kami selesai melakukan checkin, kami segera saja melakukan rencana yang telah Rudi persiapkan semenjak beberapa waktu lalu.

Begitu kami selesai meletakkan barang bawaan di dalam lemari, Rudi buru-buru menarik tirai hingga terbuka lebar, dan sambil menyeringai dia membuka tas bawaannya dan mengeluarkan sebuah lingerie transparan lalu memberikannya padaku

“Sayang… aku punya sebuah hadiah yang bisa membuatmu tampak lebih sexy…. Coba pakai donk …”
“Hahaha… Astaga….” Aku tertawa, “Baju tidur ini sepertinya tak akan mampu menutup seluruh aurat tubuhku… Transparan banget sayang….”

“Khan memang itu tujuannya Mia… memamerkan tubuhmu kepada orang lain…” senyum Rudi sambil sesekali menaik-naikkan alis tebalnya

“Sumpah… hal ini kok sepertinya makin ga bener ini…hahaha ”
“Dan yang pasti… akan menjadi kejadian yang amat sangat seksi,” tawa Rudi sambil sesekali melongok kearah luar jendela untuk melihat apakah ada orang sekitar kamar kami.

Memang sih, baju tidur pilihan Rudi membuat tubuhku terlihat sangat seksi, dan meskipun aku berkata jika apa yang kami akan lakukan saat itu adalah hal yang kurang benar, aku sama sekali tidak memiliki keraguan sama sekali. Bahkan sekilas, ada niatan dalam hati untuk semakin melangkah dalam kegilaan bersama Rudi lebih jauh lagi.

“Ayo buruan dipake kadoku donk sayang….” Pinta Rudi ga sabaran.
“Tunggu bentar ya…” jawabku sambil membawa baju tidur transparan itu ke kamar mandi.
“Hei… kamu mau kemana Mia…?”
“Lah.. tadi kamu minta mia pake baju ini…”

“Buat apa ke kamar mandi…? Lebih seru kalo kamu ganti disini aja…” tambah Rudi sambil kembali membuka tirai penutup jendela kamar kami lebar-lebar.
“Haaaa….. ganti baju disini… dengan korden terbuka gitu….?”

Memang sih, Rudi sudah sering melihatku telanjang di depan matanya, tapi khan saat ini, aku berdiri tepat di samping jendela besar yang juga menghadap ke parkiran. Area umum yang jika aku ganti baju disini, orang dari luar kamar bisa melihat tubuhku dengan jelas.

“Yup… khan memang itu tujuan kita kesini…? Aku pengen  memamerkan kemolekan tubuhmu… hehehe” tawa Rudi licik.
“Hhhhhhh….. tapi inget loh janjinya….” Jawabku mengiyakan permintaan aneh mantan pacarku itu.

Takut, khawatir sekaligus penasaran. Tanganku mendadak gemetar ketika mulai melepaskan pakaian yang melekat ditubuhku.

Merinding, itu kesan pertama ketika aku membuka blouse yang kukenakan saat itu. Aku tak mengira, dinginnya hembusan AC ditambah sensasi striptease di dekat jendela kamar membuat bulu kudukku mendadak berdiri.

Jantungku pun merasakan was-was, karena setiap kali ada suara yang terdengar, denyutnya semakin cepat, mengantar setiap getaran aneh yang ada di setiap mili darahku ke sekujur tubuh.

“KREK…” tiba-tiba terdengar suara dari arah luar kamar. Dengan buru-buru aku menengok lalu  mencari darimana arah suara itu berasal.

“Ga ada orang kok sayang…” suara Rudi menenangkanku.
“Hal ini bisa membuatku gila… jantungku benar-benar berdebar kencang…” kataku ke Rudi.
“Tapi kamu seneng khan kalo ada orang yang bisa lihat ketelanjanganmu… Hayo jujur….”

Aku sama sekali tak menjawab pertanyaan mantan pacarku itu, yang bisa kulakukan hanyalah tersenyum malu sambil beberapa kali menganggukkan kepalaku.

Selanjutnya kuturunkan ritsleting rokku dan membiarkannya jatuh ke lantai. Kali ini, apa yang aku kenakan saat itu hanyalah tingga bra dan celana dalam.

Aku menatap jendela yang terbuka lebar dan melihat keluar di seluruh area parkir di luar. “Oh Sayang,” desahku sensual ke Rudi, “aku pikir… aku bakal mati karena malu kali tiba-tiba ada seseorang yang lewat depan jendela ini…”

“Hehehe… kenapa harus malu…? Toh kamu punya badan yang bagus khan…?” rayunya. “Ayo… sekarang buruan lepas bra dan celana dalam kamu…”

Untuk kesekian kalinya, aku kembali menatap kearah jendela kamar kami. Walau aku berharap tak ada seorangpun yang mendekat, tapi entah kenapa aku menginginkan ada mata yang melotot menatap ketelanjanganku.

Kulepas kait bra yang ada di belakang punggungku dan kembali aku biarkan mangkok bra yang menampung gumpalan daging didepan dadaku jatuh kebawah. Dan seiring dengan lepasnya bra dari tubuhku, payudaraku seolah langsung ikut loncat, terjun bebas menggelantung dan memamerkan putting coklat mudaku dengan riangnya.

Lagi-lagi, merinding itu aku rasakan. Namun bedanya, kali ini yang berdiri tak hanya bulu kudukku, melainkan putting payudaraku yang sudah mengeras dan menjulang tinggi.

“Sayang… tahu nggak? Apa yang membuatku selalu tergila-gila denganmu?”
“Apa…?”
“Tetek besarmu itu loh…. Tetek itu yang selalu membuatku bangga bisa memiliki dirimu seutuhnya… dan karena tetek itu pula, aku pengen membuat banyak lelaki iri padaku….”

Walau kalimat yang baru saja Rudi ucapkan sudah terlalu sering aku dengar, tapi entah kenapa, aku selalu melayang dibuatnya.

“Sekarang… ayo tinggal satu pakaian lagi… lepas celana dalammu…” Seru Rudi.

“Saatnya pertunjukkan utama…” batinku sambil kembali melihat kea rah jendela, khawatir jika saat itu benar-benar ada orang yang melihat kea rah kamar kami.

Kupilin tepi celana dalamku dan segera kuturunkan lepas. Lagi-lagi, udara dingin AC langsung menyerbu bongkahan pantat bulatku dan langsung membuatku merinding.

“Bagus sekali tubuhmu sayang…” desah Rudi sambil memeluk tubuhku dari belakang.
“Sekarang kamu pakai ya baju tidur ini….”

Satu hal yang aku suka dari mantanku ini adalah, ia selalu memakaikan segala macam pakaianku seperti seorang ayah memakaikan baju kepada anak perempuan kecilnya. Pertama ia menyerahkan lubang lengan dress sebelah kanan ke tangan kananku, dan begitu tangan kananku sudah masuk, ia membantuku memasukkan lubang lengan dress sebelah kiri ke tangan kiriku.

Begitupun dengan ketika memasangkan celana dalamku. Ia berjongkok di depan lututku supaya aku bisa berpegangan pada bahunya. Kemudian, Rudi memintaku mengangkat kaki kanan dan kiriku secara bergantian supaya ia dapat memakaikan celana dalamku di selangkangan.

Benar-benar seperti seorang ayah.

Namun ketika Rudi sedang keasyikan memakaikan celana transparan itu pada pada tubuhku, Ia mendadak heran akan sesuatu yang terjadi pada vaginaku. Ceritasex.site

“Mia… kok memek kamu udah basah…?” Aku kaget dan buru-buru aku meraba bibir vaginaku.

“Kamu pasti sange ya…. Hayooo… ngaku….” Goda Rudi sambil mengusap-usap celah kemaluanku dengan jari tengahnya.
“Ahhh… enggak kok…. “bohongku.

Bersambung…

1 2 3